SEKTE PEMUJA SETAN
.
Hukuman apa yg pantas untukku ?
.
@bacahorror @bagihorror @IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror #HorrorThread
#ceritaht #threadhorror
(gmbr hanya sbg ilustrasi)

Pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang "SEKTE PEMUJA SETAN". Thread ini saya angkat dari cerita Nenek saya.
Saya akan bercerita melalui sudut pandang orang pertama.
Hati - hati dalam membaca, mereka tidak hanya ada didalam cerita, tapi berdampingan dengan kita.
Dulu untuk melanjutkan pendidikan ke SMP orang tua saya tidak menyanggupinya dengan alasan pengeluaran keluarga sangat besar.
Dengan keadaan ini membuat saya kepikiran untuk merantau, mengadu nasib dikota dengan harapan bisa menyekolahkan adik saya nantinya.
"Bu..., Pak... Aku mau ngomong"
Kataku dengan suara pelan
"Mau ngomong apa ?"
Sahut Bapakku yang berada dibelakang ibuku yang sedang memarut kelapa.
Ucapku pelan.
"Apa yang kamu omongin Kak"
"Kamu itu anak perempuan"
"Di kota sana berbahaya"
Kata Ibuku seperti tidak setuju.
"Kalau merantau mau kmn ?"
"Kamu mau tinggal dmn Kak ?"
"Tinggal sama siapa ?"
Tambah Bapakku
Ada benarnya juga, tapi aku harus hidup begini turus ? Kapan aku bisa hidup lebih baik kalau dikampung ini terus. Gmn kehidupan kedepan nantinya ?
Badan yang sudah letih, keringat yang sudah yang bercucuran begitu juga dengan perut yang sudah keroncongan.
"Mak Lina, makan dulu ke pondok"
Teriak ibuku, sekitar 10 m dari ibunya Lina
"Coba aku ajak Lina saja, siapa tahu dia mau"
Gumamku dalam hati, sambil memikirkan bagaimana cara mengajak Lina.
"Lin, kamu cape ga kerja begini terus?"
Kataku sambil menatap jauh sekitarku.
Tanyaku langsung pada intinya ke Lina
"Aku mau sih, tapi dikota kerja apa ti ?"
Kelihatan seperti tertarik, aku mengajak Lina nanti malam untuk bertemu. Sekarang kita melanjutkan kerjaan kita dulu.
Panggilku sesampai didepan rumah Lina
"Eh, dek Tiora" "Masuk dek"
Kata Ibu Lina mempersilahkanku
"Iya tan, Linanya ada ?"
Tanyaku sebelum masuk
"Ada itu di dapur lagi masak, mari mari"
Kata Ibu Lina kepadaku.
"Diminum dek"
Kata Ibu Lina sambil menyodorkan minuman kepadaku.
"Lin, jadi gmn ? Kamu mau ikut ke kota ?"
Tanyaku pada Lina penuh harapan.
"Tapi bagaimana ngomong ke Ibuku ?"
"Ayahku juga pasti tidak setuju"
"Apalagi kita ini perempuan"
"Susah jauh dari keluarga Ti"
Kata Lina yg berharap tapi blm menemukan alasan yang tepat untuk diberikan kepada orang tuanya.
Sembari pamit dengan Lina, Lina mengantarkanku kedepan.
"Pakkkk"
Sapakuu.
"Kamu dari mana Kak?"
"Sudah makan belum?"
"Makan dulu sana"
Sambut bapakku dengan pertanyaan beruntun.
"Iya pak, ini mau makan dulu"
Kataku sambil masuk kerumah dan meninggalkan bapakku di teras depan.
"Linn, aku sudah tau gmn caranya"
Kataku kepada Lina
"Bagaimana, Ti?"
Tanya Lina
"Jadi begini..."
Bisikku pada Lina pelan.
Malam ini juga aku mengajak Lina kerumahku untuk membicarakannya kepada orang tuaku terlebih dahulu.
Singkat cerita setelah sampai di rumahku, aku dan Lina mengajak ibu dan bapakku untuk berdiskusi di teras depan.
"Lina ini punya saudara di Kota"
"Kalau pergi ke kota, kita sudah diizinkan untuk tinggal sementara waktu di rumah saudara Lina"
Kataku menjelaskan kepada Ibu dan Bapakku.
"Sebelumnya jg saudara saya sudah mengajak untuk tinggal dikota, mencari pekerjaan yang lebih layak"
"Saudara saya ini kebetulan saudara dekat dari keluarga Ibu saya, orangnya baik dan suka membantu keluarga saya"
Sambung Lina meyakinkan Ibu dan Bapakku.
Kata Ibuku berpengharapan kepada anak perempuannya ini.
Kata Bapakku memberikan tanggapannya.
"Apa itu pak?"
Katakuu penasaran dengan syaratnya.
Kita break dulu sampe 18.00
Kata Bapakku
"Iya, Pak"
Jawabku legaa
Tanya Ibuku.
"Besok pagi Buk"
Jawabkuu mau meneteskan air mata
"Yowes kalau gitu, Lina sudah izin nak dengan orang tua ?"
Tanyaa Bapakku kepada sahabat kecilku itu.
Kata Lina terputus seperti gugup
"Bener ?"
Tanya Bapakku yg ingin mendapatkan jawaban yakin dari Lina.
"Iya Pak"
Jawab Lina
Aku dan Lina diantar oleh Bapakku ke terminal. Kami dibekali sedikit uang dan cemilan yang dibungkus daun pisang untuk menghemat uang di perjalanan.
"Ti, nanti kita tidur dmn ?"
Tanya Lina tiba - tiba ketika makan
Jawabku sambil mengalihkan.
Aku dibangunkan oleh Lina yang sudah terbangun duluan.
"Tiora kita sudah sampai"
Aku terbangun dan segera berjalan menuju pintu keluar. Membayar ongkos kami dan berterima kasih kepada pak supir lalu pergi ke pinggiran terminal.
"Ayo dekkk, pasar 1 pasar 1"
Kata supir angkot meneriaki kami
"Tegal Jeruk, Tegal Jeruk"
Teriak supir angkot kainnya
Perut sudah lapar, akhirnya Aku dan Lina memutuskan untuk mencari tempat makan dulu. Ketemulah warteg dipinggir jalan yg sudah jauh dari terminal.
"Ini dek makannya"
Ibu warteg datang sambil membawakan 2 piring dan 2 gelas es teh manis.
Tanya ibu warteg
"Bukan buk, kami dari desa A"
Jawab Lina
"Wah kebetulan, itu kampung suami saya"
"Kalian mau kmn ?"
Tanya ibu warteg lagi penasaran
Jawabku dengan muka memelas.
"Kalian sudah tahu mau tinggal dmn ?"
"Atau bakal dijemput keluarga yg disini ?"
Tanya Ibu warteg sepertinya kasihan.
"Belum buk"
Sahutku pelan
Tambah Lina
"Kalau begitu kalian tinggal di kontrakan Ibu dulu. Nanti Ibu kenalkan sama suami Ibu"
Kata Ibu Warteg merasa iba.
"Terima kasih buk"
Kataku dan Lina merasa lega.
"Sudah sini masuk"
Ajak Ibu Marni knp kami berdua.
"Pakk.. pakkkk.. pakk"
Panggil Ibu Marni, memanggil suaminya.
Sambut Pak Supratno.
Sembari kami berkenalan, dan menceritakan tujuan kami ke kota, Pak Supratno pun merasa iba melihat kami. Mengingat pengalamannya yang sama seperti kami merantau ke kota untuk mengadu nasib.
"Ini kunci rumah sebelah kalian bisa tinggal dulu disitu untuk sementara"
Kata pak Supratno
Kata Ibu Marni sambil menyodorkan teko dan gelas kepada Lina.
"Terima Kasih banyak Pak, Buk. Kita jadi merepotkan"
Kataku pelan yg sudah kelelahan
"Maaf ya dek,cuma ada kasur saja"
Kata Pak Supratno
"Tidak apa - apa pak, ini sudah cukup kok"
Jawabku penuh terima kasih
Kerja kantoran yang pergi pagi dan pulang hampir tengah malam, seperti itu setiap hari.
Sering sekali ibu Ana menawarkan makanan dan dikala waktu luang membawakan cemilan kerumah ketika aku menjaga Seno dan Reno.
"Dek, gajimu berapa sih ?"
Tanya Ibu Ana
Aku tak menjawabnya, hanya memberikan senyuman kecil.
Tiba - tiba Ibu Ana menawarkanku 3 kali lebih besar dari gaji yg diberikan majikanku.
Pekerjaanku kusuruh digantikan oleh Lina yg kebetulan gajinya lebih besar dibanding sbg cleaning servis dan Lina pun menyetujuinya.
Kemudian aku dibawa ke suatu tempat yang lumayan jauh dari perkotaan.
Sebelum sampai rumah itu,
aku melihat banyak bangkai
anjing dipinggir jalan.
Bisikku pada Ibu Ana
"Ini rumah ibadah nak"
Kata Ibu Ana meyakinkanku
Aku masih didalam kebingungan, knp bisa ada rumah ibadah disini.
Sapa laki - laki menggunakan jubah itu
"Halo tuan muda"
Jawab Ibu Ana
Kelihatan seperti orang baik, laki - laki itu ramah, dan menyambutnya pun sopan.
"Halooo"
Sapa Laki - laki itu padaku
"Halo, Tiora"
Sapaku balik sambil memperkenalkan diri.
"Tuan, ini anak saya namanya Tiora"
Kata Ibu Ana memperkenalkanku sembari menundukan kepalanya.
Kata laki - laki yang bertubuh besar, dan berdiri paling tengah diantar mereka.
Kata lelaki berjubah itu padaku.
"Aa.. !? Aa.. !? Siap "
Jawabku yang tidak tahu apa - apa.
Seluruh tubuhnya berbulu basah dan bau bangkai, dan pada ujung ekornya sangat runcing dan terbakar.
"Huaaaahahahahahhah"
"Huahahahahahahahah"
Makhluk besar itu tertawa besar
Tread ini bakalan gua lanjut agak malaman 19.30 saya ada kelas online 🙏
Kalau kalian suka tinggalkan Lovenya, jangan lupa RT biar
temen - temen yang lain tahu
dan bisa belajar dari thread ini.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Okay see u on the story
"Paduka raja, ini yang kau inginkan"
Kata laki - laki berjubah itu sambil menyerahkanku.
Tak tahu knp, sepertinya aku sudah dalam kendali kekuatan gelap mereka. Aku mengikuti tanpa ada perlawanan sama sekali.
Bibir makhluk itu berjalan mencium tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kakiku.
"Muahhh "Muahhh" "Muahh"
Ciumnya penuh nafsu.
Mulai dari gaun yang aku pakai, ditanggalkan semuanya sampai pakaian dalamku.
Dari bibir, ke buah dada, sampai kemaluanku dicumbunya terus menerus sampai seluruh tubuhku basah dan bau air liurnya.
"Ini benar benar Kesenanganku"
"Darah kekasihku, Darah segar"
Kata makhluk besar itu teriakk dan tertawa besar.
"Rasakan nikmatnya ini"
"Hahahahahahahahaha"
Tawa makhluk itu senang.
Kemaluannya dimasukkan kedalam kemaluanku. Karena begitu besar, hampir mengoyak kemaluanku. Rasanya begitu sakit.
Setelah itu, keluarlah darah.
Darah perawanan.
Mengangkat bokongku, kemudian meletakkan persis dibawah kemaluanku, hingga darahnya menetes ke talam itu.
Aku sudah hancur, patah, rusak sampai saat ini. Menangis sekuat mungkin didalam hati. Tubuhku sudah kotor. Tak layak untuk hidup, bahkan tak layak bertaubat.
Hingga aku sudah terbangun dipagi hari. Melihatku sudah dikamar rumah Ibu Ana. Kuangkat selimutku, aku masih dalam keadaan telanjang.
Aku ingat, apa yg telah terjadi semalam. Tapi aku tak bisa berbuat apa - apa.
Karena haus akan uang 3x lipat, sampai jatuh ke dalam dosa yang sangat besar.
"Dek, ini makan dulu"
Sembari membawakan makanan dan minum diletakkan di depan hadapanku.
"Ini gaji kamu, Ibu kasi 10 kali lipat"
Totalnya sekitar 3 Jtan. Ditaruh diatas lemari dibawah lampu tidur.
Aku hanyut, aku hanyut dalam kegelapan duniawi. Aku ingin jadi orang kaya.
"Buk, kapan kita kerumah ibadah itu lagi ?"
Tanyaku yang sudah gelap kepada Buk Ana.
Jelas Bu Ana kepadaku
"Aku mau kesana Bu"
Kataku kepada Bu Ana
Jadi diriku sekarang ini bukanlah yang dulu, aku sekarang sudah gelap akan nikmatnya duniawi. Hati kecilku sudah dibutakan oleh uang. Karena sakitnya hidupku dulu yang kurasakan.
Mungkin kelelahan sehabis bersetubuh dengan makhluk
semalam hingga semua energiku habis.
Setelah makan aku mandi lalu berdandan.
Layaknya wanita tak punya harga diri, aku sudah bodo amat.
Disambut oleh laki - laki berjubah dan dibawa masuk ke kamar yang lilinnya belum menyala. Ketika sudah masuk ke kamar, baru lilin itu menyala. Menyala dengan sendirinya, bukan dinyalakan oleh orang orang disini.
"Katakan tujuanmu kemari"
Kata laki - laki paling tengah.
"Aku mau bergabung"
Kataku pelan
"Hahahahahahah Hhahahahahah"
"Baiklah kalau begitu"
Tawa besar laki laki itu
Aku seperti dibabtis.
Keningku di oleskan darah anjing itu berlambangkan salib terbalik. Kemudian aku disuruh meminum sisa darah dalam gelas itu.
Seperti orang kehausan aku meminumnya dengan cepat.
Orang yang menyetubuhi aku diyakini sebagai Tuhan disini.
Kemudian aku diberikan beberapa peraturan dan kewajiban.
1. Jangan pernah membawa orang lain kecuali salah satu dari keluargamu
2. Jangan pernah memberitakan kepada orang lain tentang tempat ini
3. Jangan pernah ceritakan apa yang sudah kamu dapatkan dari tempat ini
1. Minum darah segar anjing setiap malam senin
2. Bersetubuh dengan anggota sekte setiap malam jumat
3. Memberikan tumbal, darah perawan, anak kecil. Tumbal tidak dapat digantikan. Dalam setahun tidak akan dapat memberikan tumbal maka nyawaku gantinya
Tuhan
Tuhannya di sekte ini adalah Iblis
1 Tuan Muda
Tuan Muda adalah pendiri sekte ini
3 Panglima
3 Orang yg berada disetiap kamar dan mampu menggadakan dirinya. Dan biasanya orang inilah yang melakukan ritual bersama dengan Tuhannya disini dan bakal calon yg ditumbalkan atau menerima orang yang bergabung.
Pelayan Tuan Muda cukup banyak, pelayan ini adalah wanita - wanita cantik. Setiap hari Tuan Muda ini melakukan persetubuhan kepada salah satu diantara mereka.
Anggota sekte seperti aku yang baru masuk, biasanya harus melayani 3 Panglima selama 1 bulan penuh.
Beda dengan Ibu Ana yang sudah lama, dihanya melakukan kewajiban yang diberikan tadi.
1. Bersetubuh dengan semua anggota sekte
2. Memberikan tumbal anak kecil
3. Memberikan darah perawan
Jika salah satu syarat sudah diberikan, maka sepertiganya yang diminta akan diberikan.
Aku bersetubuh bukan one by one.
Melainkan gangbang, atau sekali 3.
Ada menyetubuhi mulutku, kemaluanku, duburku.
Ibu Ana.
Penjualnya sudah tahu, anjing dipotong darahnya dipisah. Dan biasanya dagingnya kita buang. Karna yg diperlukan hanya darahnya
"Sabaabalalalalala sabalala"
"Sabalahdhekakas balalaaa"
Hanya orang - orang sekte ini yang mengerti bahasa ini. Selanjutnya kita minum darah segar anjing.
Dan terakhir bersetubuh.
Aku minta kekayaan yang tiada habisnya. Dengan syarat yang harus aku jalanin.
mau makan dulu 🙏
Bersetubuh dengan seluruh
anggota sekte. Setiap hari aku merasakan nikmatnya seks. Karena sudah dilatih selama 1 bulan melayani panglima aku sekarang menjadi lebih gila seks. Tidak hanya sekali, kali ini aku bisa melakukan
9 - 12 kali sehari.
"Tioraaaa, Tioraaaa"
Teriak Ibu Ana membangunkanku
Akupun terkejut dan terbangun
"Hahahahahaha, Aku kaya"
Aku senang sekali, sekarang aku sudah punya banyak uang. Sebagian dari uang itu aku belanjakan rumah, mobil, perhiasan.
"Lin aku sudah kaya Lin"
Sapaku gembira
"Wahh, kamu tuh sekarang udh cantik, putih, bersih dan banyak perhiasan"
Lina kagum kepadaku
"Kamu dapet dari mana semua ini Ti ? Kamu kerja apa ?"
Tanya lina kepadaku penasaran
Dulunya aku ditawarin Bu Ana bekerja dengannya, tapi hanya sebagai teman curhat dan menemaninya, karena sayang padaku -
Ceritaku bohong pada Lina
"Wah beruntung toh kamu, tak sia - sia kamu pergi ke kota. Kamu sekarang sudah jadi orang kaya"
Jawab Lina lemes sambil mengingat dia hanya sbg PRT
Kataku pada Lina,
Kata Lina sembari memberikan uang tabungannya didalam
amplop coklat.
Kataku
Sembari meneteskan air mata, Lina memelukku erat.
Mereka penasaran siapa pejabat yang datang ke desa ini.
Mobilku sampai didepan rumah orang tuaku. Begitu juga orang ramai sudah ikut sampai depan halaman rumahku.
Ayah dan Ibuku terkejut melihatnya.
Mereka tak mengira kalau itu adalah putrinya yg sudah lama merantau dikota.
"Anak kita pak, sudah pulang"
Kata ibuku pada ayahku yg terlihat bangga padaku
Dari Bapak, Ibu, Kakak Pertama, Adik Ketika dan Adik kembarku kupeluk satu persatu.
Ayah dan Ibuku meteskan air mata haru, melihat anaknya sudah sukses dikota.
Kata ibu Lina berharap anaknya jg ikut pulang kampung
"Iya tante"
Jawabku
Seperti pesan yang disampaikan Lina, aku menyapaikan pesannya kalau Lina baik - baik saja dikota.
Lina sedang sibuk bekerja dikota dan belum sempat pulang kampung
"Tante, ini ada sedikit uang titip dari Lina. Lina baik - baik dikota dan sedang bekerja, nanti kalau ada waktu Lina bakalan pulang kampung"
"Terima kasih dek Tiora"
Kata Ibu Lina kepadaku
Orang - orang desa pun senang, mengantri dengan tertib dan setelah menerima mereka berterima kasih dan mendoakanku
Aku mengajak Bapak dan Ibuku untuk berbicara.
"Pak, Buk aku mau ngomong"
Kataku pada Bapak dan Ibuku
Bapak dan Ibuku segera mendekat dan melihatku
Kata ibuku
"Kamu kerja apa dikota Kak ?"
"Sampai kamu sudah bisa membeli mobil dan bisa bagi - bagi uang ke orang desa"
Tambah Bapakku
Aku berbohong knp orang tuaku, kalau Ibu Ana yang kaya raya mengangkatku sebagai Anaknya.
Mewariskn semua kekayaannya dan begitu juga dengan perusahan
besar yg diberikat kepadaku, dan bekerja di situ
Kata Ibuku
"Mungkin ini memng sudah nasib kita, kamu baik baik dikota. Karena sudab diberi kepercayaan sama Ibu Ana"
Tambah Bapakku
"Kalau begitu mari kita makan dulu"
Ajak Ibuku dan memang sudah menjelang malam
Uang itu bisa untuk, mengobati Kakak Pertamaku, melanjutkan sekolah adik ketigaku, dan untuk uang susu adik kembarku.
Aku juga memberikan uang diamplop berbeda, uang ini untuk bangun rumah.
Karena urusan kantor masih banyak yang harus diselesaikan. Bohongku pada orang tua lagi, padahal aku mau melanjutkan 2 syarat lagi agar menjadi tambah kaya.
Tanpa curiga dengan kejadian ini, Bapak dan Ibuku tidak tersadar kalau anaknya sudah melakukan dosa besar.
Dan kutitipkan pesan, agara menyekolahkan adik ketigaku begitu juga dengan adik kembarku.
Aku berpamitan diikuti dengan isak tangis keluargamu melihat aku yg harus kembali lagi ke kota.
Singkat cerita, setibanya dirumah aku masih memikirkan jawaban, perusahan mana ? Aku ga punya perusahaan.
Malamnya aku berkunjung, menanyakan perusahaannya apa dan posisinya dmn.
Dengan bantuan Ibu Ana keesokkan harinya aku menuju perusahan.
"Kamu selesaikan syarat ke-2 saja"
Kata Ibu Ana kepadaku yg bingung
Aku baru ingat, kalau pernah melihat sebuah panti asuhan. Mudah - mudahan ada anak umur dibawah lima tahun disana.
Dengan harapan menemukan balita disana ternyata tidak ada. Kemudian aku memutuskan mencari kepanti asuhan lain.
Jawaban pemilik panti asuhan juga sama. Tidak ada anak balita.
Niatku tak berhenti disitu, aku mencari sampai keluar dari kotaku sampai keperkampungan lainnya.
Jawabnnya juga sama tidak ada.
Aku bingung, kemana lagi aku harus mencari dan menyelesaikan syarat kedua ini.
Sebelum pulang kerumah, hari ini aku harus minum darah anjing segar. Aku singgah di tempat aku biasa membeli daging anjing.
Supirku bingung.
"Loh dagingnya mau dibuang buk?"
"Mending buat saya untuk lauk di rumah"
Supirku yang kebetulan Kristen meminta dagingnya,.
"Ibu kok cuma butuh darahnya saja?"
Tanya supirku kepadaku
"Iya mau dicampur sama masakan sayur sebagai kuah biar kental"
Jawabku bohong pada supirku.
Setelah itu dia tanpa ada rasa curiga melanjutkan perjalanan pulang ke rumahku
Setelah melakukan ritual,
"Kamu belum menemukan balitanya ?"
Tanya Ibu Ana padaku
"Belum bu, sdh semua panti aku jalanin dan semua tidak ada"
Jawabku lesu
Kata Ibu Ana
"Teman yang mana ?"
Tanyaku balik bingung
"Masa kamu ga nangkep sih ?"
Kata Ibu Anaa
"Haaahhh ?"
Aku masih bingung
Akhirnya Ibu Ana menjelaskan dan menjawab semua kebingunganku itu.
Sekali dayung, dua pulau terlewati.
"Hahahahahahahahahahahahaha"
Aku tertawa bagaikan Iblis yang akan menemukan mangsaku
"Linaaaa, Linaaaa"
Panggilku, agar Lina mmbuka pintu
"Wah, Tiora sahabatku sudah pulang dari kampung"
Kata Lina senang
Kataku menjawab Lina
Aku menceritakan kalau keluarganya senang sekali menerima uang yg aku berikan, begitu juga orang tua Lina menyampaikan salam.
"Orang tua kamu, rindu kamu Lin"
Kataku sembari mau menjalankan rencanaku
"Bapak masih sibuk dikantor, Ibu juga sama masih sibuk dengan pekerjaannya"
"Kalau cari pengganti aku juga tidak enak Lin, nanti aku kerja apalagi"
Kata Lina sedih mendengar kabar kerinduan dari orang tuanya dikampung.
"Sudah Lin gausah sedih"
Kataku menjalankan plan ke dua
"Lin gmn kalau kita keluar ? Kebetulan deket sini ada tempat rekreasi yang baru buka"
Ajakku kepada Lina
Jawab Lina
"Kitakan tempat rekreasi, ada juga kok tempat main buat anak - anak disana"
Kataku meyakinkan Lina
Lina pun setuju akhirnya.
"Bentar, tak izin dulu ke bapak sama ibu ya Ti mau ngajak anak - anak keluar"
Potongku langsung ketika Lina berbicara
Tanpa rasa curiga dan percaya penuh dengan sahabatnya sedari kecil akhirnya Lina mau pergi kuajak ketempat rekreasi.
Kataku pada Lina
Aku langsung bergegas ke rumah, dengan perasaan senang kalau ini adalah saat, aku akan menjadi kaya raya.
"Hhahahahahahahaha"
Tawaku gembira
Sampai di tempat Lina, ternyata dia dan anak anak sudah bersiap - siap.
Menunggu kami di depan pintu rumah dan sangat senang karena akan ke tempat rekereasi
Diperjalanan yang lumayan, Ibu Ana menghibur Seno mnegajarkan lagu - lagu anak kecil. Begitu juga dengan Lina menidurkan Reno.
"Lin, haus ga ? Nih minuman biar seger"
Kataku sembari minuman yg sudah kucampurkan obat tidur
Kata Lina yg begitu senang
"Hahahaha, kamu ini apa toh lin. Kita sudah lama kenal kamu masih ngomong seperti itu"
Jawabku sambil tertawa kecil
Tak lama mereka bercerita Lina sudah tertidur. Melihat Lina yg tertidur langsung ku kebut
menuju sekte.
Seperti biasa, Tuan Muda menyambut kami.
Kupanggil, beberapa orang yang penuh nafsu di sekre untuk mengangkat Lina ke kamar kosong untuk disekap.
Ibu Ana dan Seno menunggu dibawah sembari menenangkan Seno yang ketakuan.
Sampai dikamar aku langsung disambut.
"Perkembanganmu begitu cepat"
Ketawa panglima paling tengah
Tak banyak bicara, aku dibawa ke dalam kamar yang sudah ada lilin menyala bergambar salib terbalik.
6 kali keliling sambil memanggil Tuhan kami, diputaran terakhir muncullah Tuhan kami
"Hahahahahahahaahahahaha"
"Kamu tau kesukaanku anakku"
Kata iblis itu kepadaku
Kita melanjutkan ritual syarat kedua. Reno aku persembahkan untuk iblis itu, Reno diambil dari tanganku. Karena ketakutan Reno menangis.
Leher Reno langsung digigit iblis itu, darahnya dihisap, matanya dicongkel lalu dimakan. Dengan sekali hap, kepala Reno sudah tidak ada, sudah masuk kedalam mulut iblis itu. Begitu juga satu persatu dengan anggota tubuh Reno.
Selanjutnya dengan tangan kiri, tangan kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Selanjutnya perut Reno yang disobek iblis itu mengeluarkan isi perutnya. Memakan ususnya seperti menyeruput mie
Sudah selesai makan, iblis itu menghapus sisa sisa darah dan daging yang menempel sekitaran mulutnya. Lalu dia menghilang.
apa yang kumau. Kekayaanku akan bertambah, aku akan membeli perusahaan itu, rumah baru, dan apa saja yang aku inginkan.
"Hahahahahahahahahahahahahah"
Ketawaku bagaikan iblis.
Menggunakan perawan sahabatku Lina yang sudah ku sekap.
Seno kutitipkan pada salah satu anggota sekte, jangan sampai lepas bila perlu kurung Seno di ruangan.
Perintahku pada salah satu anggota sekte itu.
Masuk ke kamar seperti biasa, mengelilingi 6x lilin yang menyala bergambar salib terbalik.
Lina kuserahkan kepada iblis itu, tak banyak berbicara iblis itu langsung menyetubuhi Lina.
Dari bibir dicium mesraa begitu banyak liur iblis itu membasahi bibir Lina. Menghisap buah dada Lina yang lumayan besar.
Sampai akhirnya Lina diletakkan dilantai, panglima mengambil talam dan meletakkan dibawah kemaluan Lina. Iblis itu memasukkan kemaluannya yang besar ke dalam
Meskipun Lina terbangun dia tidak bisa teriak, jiwanya sudah ditahan iblis itu dan raganya tidak bisa digerakkan Lina
Melihat kejadian itu, membuat birahiku naik. Akhirnya aku mengobok ngobok kemaluanku, mulai bermanja kepada panglima.
Dari mulutku, buah dadaku, kemaluanku dan lubang duburku disetubuhi oleh mereka dengan penuh nafsu.
Talamnya diambil dan darah lada talam itu dimasukkan kedalam gelas.
Setelah itu aku dan beberapa anggota sekte mengangkat Lina keluar dari kamar itu dan memaksukan Lina ke kamar
kosong untuk disekap tangan Lina diikat diujung tempat tidur.
Hari sudah malam aku harus menunggu kabar dari Ibu Ana.
Banyak panggilan masuk ke ponsel Lina, tapi ponselnya aku matikan dan kubuang.
Orang tua Reno dan Seno sudah panik melapor ke pak satpam yang ada dikomplek.
Supirku pun melaporkan kejadian sebenarnya, kalau Ibu Ana dan Aku membawa Lina dan anak - anak.
"Saya tidak ikut pak, saya cuma disuruh menjaga rumah"
Kata supirku
Ibu Ana langsung dibawa ke kantor polisi terdekat. Polisi meminta keterangan.
Ibu Ana mengaku membawa Lina, Seno dan Reno, dan dibawa ke suatu tempat bersamaku.
Hingga dipukul dibanti dan disiksa Ibu Lina tidak dapat berbicara.
Karena takut tempat ini terbongkar, maka kami orang disekte lakukan ritual untuk membunuh Ibu Ana.
Nasib Seno sama seperti nasib adiknya Reno. Mati mengenaskan habis dimakan oleh Iblis.
Dan dengan kuasa Iblis, Ibu Ana di temukan mati oleh polisi.
Kasus ini menjadi panjang, aku menjadi salah satu tersangka.
Sampai ujung dunia, polisi tidak bisa menemui aku. Aku tidak pernah pulang kerumah. Tidak pernah pulang kampung.
"Memberi Perawan Setiap Tahun"
Karena tidak pernah keluar dari sekre dan aku tidak berani, akhirnya aku juga mati mengenaskan dimakan iblis.
Hanya berniat nafsu dari awal, ingin kenikmatan duniawi secara instan tanpa memikirkan resikonya.
Begitu juga dengan keluargu dan keluarga Lina, dikucilkan didesa karena anak seorang penculik.
Hukuman apa yg pantas untukku ?
SEKTE PEMUJA SETAN
Mudah - mudahan pada zaman ini tidak ada lagi orang - orang seperti Tiora, yang haus akan harta dan kenikmatan duniawi.
Selamat berpuasa!
Jangan sampai iblis mengganggu puasamu dan ibadahmu.
Saya deff, pamit undur diri
💞💞💞💞💞💞💞💞💞