My Authors
Read all threads
-----------A Thread------------
SEKTE PEMUJA SETAN
.
Hukuman apa yg pantas untukku ?
.
@bacahorror @bagihorror @IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror #HorrorThread
#ceritaht #threadhorror
(gmbr hanya sbg ilustrasi)
17.00 Thread ini bakal gua mulai, sembari menunggu buka puasa kita ngabuburit sambil membaca thread ini. Thread ini cukup panjang jadi harap bersabar.
Halo semuanya,

Pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang "SEKTE PEMUJA SETAN". Thread ini saya angkat dari cerita Nenek saya.

Saya akan bercerita melalui sudut pandang orang pertama.
Ingat! Ini sebagai sebuah pelajaran. Menjauhkan kita dari hal haram ini, bukan untuk di dalami dan di pelajari.

Hati - hati dalam membaca, mereka tidak hanya ada didalam cerita, tapi berdampingan dengan kita.
1. Sebagai lulusan SD, sangat sulit untuk mencari, pekerjaan dikampung halaman. Sebelum untuk memutuskan pergi ke kota, saya hanya bisa membantu orang tua saya berkebun.
2. Penghasilan yang dihasilkan dikebun juga tidak seberapa, menutupi kebutuhan sehari - hari saja sudah syukur.

Dulu untuk melanjutkan pendidikan ke SMP orang tua saya tidak menyanggupinya dengan alasan pengeluaran keluarga sangat besar.
3. Saya pun memutuskan untuk berhenti sekolah, membantu orang tua berkebun setiap hari. Kadang bekerja dikebun orang, dengan upah kerja Rp. 3000 per hari.
4. Harga bahan - bahan sembako sangat mahal, hasil bekerja seharian di kebun orang hanya bisa membeli beras 1 Kg, belum lagi lauk pauk dan kebutuhan lainnya yang harus dipikirkan.
5. Sampingan yg saya kerjakan membelah cangkang buah kemiri setiap malam. Satu karung besar bisa saya selesaikan 2 - 3 malam dengan upah Rp. 2000.
6. Saya anak ke-2 dari 5 bersaudara, kakak saya anak pertama tidak bisa bekerja berat karena memiliki kekurangan. Setiap hari dia hanya bisa membantu membelah cangkang buah kemiri.
7. Anak ke-3 juga tidak dapat berbuat banyak bahkan karena sering menunggak uang sekolah, akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah dan sekarang sudah bekerja di salah satu warung nasi kecil sebagai pencuci piring.
8. Anak ke-4 dan ke-5 kembar dan masih sangat kecil. Masih harus dipenuhi kebutuhan gizi mereka agar bisa tumbuh normal seperti orang biasanya. Karena ketika lahir adik saya yang kembar ini seperti busung lapar.
9. Dari anak pertama dan ketiga, tidak ada yang berhasil didunia pendidikan karna terbatas biaya begitu juga dengan saya.

Dengan keadaan ini membuat saya kepikiran untuk merantau, mengadu nasib dikota dengan harapan bisa menyekolahkan adik saya nantinya.
10. Pada malam sabtu,

"Bu..., Pak... Aku mau ngomong"

Kataku dengan suara pelan

"Mau ngomong apa ?"

Sahut Bapakku yang berada dibelakang ibuku yang sedang memarut kelapa.
11. "Aku mau ngerantau ke Kota"

Ucapku pelan.

"Apa yang kamu omongin Kak"

"Kamu itu anak perempuan"

"Di kota sana berbahaya"

Kata Ibuku seperti tidak setuju.

"Kalau merantau mau kmn ?"

"Kamu mau tinggal dmn Kak ?"

"Tinggal sama siapa ?"

Tambah Bapakku
12. Aku pun terdiam dengan perkataan mereka.

Ada benarnya juga, tapi aku harus hidup begini turus ? Kapan aku bisa hidup lebih baik kalau dikampung ini terus. Gmn kehidupan kedepan nantinya ?
13. Keesok harinya seperti biasa, aku dan ibuku bekerja di kebun orang. Sedangkan bapakku bekerja dikebun kami, membersihkan rumput pada sayuran yg sudah berumur seminggu.
14. Dikebun aku bertemu dengan Lina sahabatku mulai kecil. Kami seumuran dan senasib di dunia pendidikan karena ekonomi yg tidak memadai. Lina datang dengan ibunya, bekerja juga sama seperti aku dan ibuku membersihkan kebun ini.
15. Hari sudah mulai siang,

Badan yang sudah letih, keringat yang sudah yang bercucuran begitu juga dengan perut yang sudah keroncongan.

"Mak Lina, makan dulu ke pondok"

Teriak ibuku, sekitar 10 m dari ibunya Lina
16. Kalau sudah ada teriakan seperti ini biasanya aku dan Lina langsung mengikut ke pondok. Makan siang seadanya dengan lauk tahu tempe goreng sangat enak ketika sudah lelah.
17. Menambah nasiku dan sambal buatan ibunya Lina. Keluarga kita sudah dekat, hampir setiap hari bekerja bersama di kebun orang. Jadi tidak malu - malu lagi ketika saling berbagi makan. Sudah tau sama tauu.
18. Setelah makan siang, terlintas di pikiranku ttng merantau ke kota.

"Coba aku ajak Lina saja, siapa tahu dia mau"

Gumamku dalam hati, sambil memikirkan bagaimana cara mengajak Lina.
19. Setelah itu, Ibuku dan Ibu Lina melanjutkan pekerjaan. Aku dengan alasan masih kekenyangan mengajak Lina untuk tetap di pondok dulu.

"Lin, kamu cape ga kerja begini terus?"

Kataku sambil menatap jauh sekitarku.
20. "Lin, kamu mau ga nyari kerja ke kota?"

Tanyaku langsung pada intinya ke Lina

"Aku mau sih, tapi dikota kerja apa ti ?"

Kelihatan seperti tertarik, aku mengajak Lina nanti malam untuk bertemu. Sekarang kita melanjutkan kerjaan kita dulu.
21. Sepulang dari kebun aku langsung bergegas mandi. Aku izin ke ibuku terlebih dahulu kalau hari ini tidak bisa membantunya masak, karena ada yang mau diomongin dengan Lina tentang pekerjaan.
22. Ibuku pun mempersilahkanku pergi, tapi mengingatkanku untuk tidak terlalu lama pulang, karena sebentar lagi makan malam.
23. "Linaaa, Linaaaa"

Panggilku sesampai didepan rumah Lina

"Eh, dek Tiora" "Masuk dek"

Kata Ibu Lina mempersilahkanku

"Iya tan, Linanya ada ?"

Tanyaku sebelum masuk

"Ada itu di dapur lagi masak, mari mari"

Kata Ibu Lina kepadaku.
24. Sembari membawaku ke dapur, Ibu Lina membuatkan teh hangat untukku.

"Diminum dek"

Kata Ibu Lina sambil menyodorkan minuman kepadaku.
25. Sembari memasak aku berbincang dengan Lina, keluh kesah kita berdua keluar pada malam itu. Dari masalah pendidikan yg minim hingga masalah ekonomi kita bahas.

"Lin, jadi gmn ? Kamu mau ikut ke kota ?"

Tanyaku pada Lina penuh harapan.
26. "Aku tuh mau banget Ti"

"Tapi bagaimana ngomong ke Ibuku ?"

"Ayahku juga pasti tidak setuju"

"Apalagi kita ini perempuan"

"Susah jauh dari keluarga Ti"

Kata Lina yg berharap tapi blm menemukan alasan yang tepat untuk diberikan kepada orang tuanya.
27. "Malam ini aku pikirin dulu alasan dan caranya gmn Lin. Besok kamu saya kabarin lagi ya, udh malam juga saya mau pulang dulu"

Sembari pamit dengan Lina, Lina mengantarkanku kedepan.
28. Bagaimana pun caranya aku harus bisa pergi ke kota, hidup aku ga bisa begini terus, aku mau bangkit dari semua masalah ini. Tekat dan niatku sudah bulat. Bagaimana pun caranya aku harus ke kota.
29. Sampai di teras depan rumah, sudah ada bapakku yang menunggu aku dengan segelas kopi dan sebatang rokoknya.

"Pakkkk"

Sapakuu.

"Kamu dari mana Kak?"

"Sudah makan belum?"

"Makan dulu sana"

Sambut bapakku dengan pertanyaan beruntun.
30. "Dari rumah Lina pak"

"Iya pak, ini mau makan dulu"

Kataku sambil masuk kerumah dan meninggalkan bapakku di teras depan.
31. Setelah kupikirkan caranya bagaimana, keesokan harinya setelah pulang dari kebun langsung ku temui Lina di rumahnya.

"Linn, aku sudah tau gmn caranya"

Kataku kepada Lina

"Bagaimana, Ti?"

Tanya Lina

"Jadi begini..."

Bisikku pada Lina pelan.
32. Setelah berbicara panjang, akhirnya Lina pun setuju dengan caraku karena memang tidak ada cara lain selain begitu.

Malam ini juga aku mengajak Lina kerumahku untuk membicarakannya kepada orang tuaku terlebih dahulu.
33. Aku juga berpikir, aku coba dulu pada keluargaku cara ini, kalau berhasil baru lanjut ke keluarga Lina.

Singkat cerita setelah sampai di rumahku, aku dan Lina mengajak ibu dan bapakku untuk berdiskusi di teras depan.
34. "Jadi begini Buk, Pak"

"Lina ini punya saudara di Kota"

"Kalau pergi ke kota, kita sudah diizinkan untuk tinggal sementara waktu di rumah saudara Lina"

Kataku menjelaskan kepada Ibu dan Bapakku.
35. "Iya, Buk.. Pak.."

"Sebelumnya jg saudara saya sudah mengajak untuk tinggal dikota, mencari pekerjaan yang lebih layak"

"Saudara saya ini kebetulan saudara dekat dari keluarga Ibu saya, orangnya baik dan suka membantu keluarga saya"

Sambung Lina meyakinkan Ibu dan Bapakku.
36. Tak bisa mengelakkan, Ibu dan Bapakku melihat kami seperti sudah mengumpulkan informasi yang banyak dan dengan tekat dan niat yang bulat sudah siap untuk berangkat.
37. "Kalau sudah ada tawarin begitu kak, Ibu tak apa - apa kalau kamu mau pergi ke kota. Syukur kalau kamu mau membantu keluarga kita, tapi ingat kamu juga harus jaga diri dikota"

Kata Ibuku berpengharapan kepada anak perempuannya ini.
38. "Yo kalau Ibu sudah mengizinkan dan ada yang mau menolong kalian berdua di kota syukur kalau begitu, tapi bapak ada syarat"

Kata Bapakku memberikan tanggapannya.

"Apa itu pak?"

Katakuu penasaran dengan syaratnya.
---Selamat Berbuka Puasa---
Kita break dulu sampe 18.00
39. "Ingat keluarga dikampung, kalau kamu ada masalah dikota cepat pulang, biar bapak bantu kamu nyelesain masalahnya. Jangan dipendem sendiri ya kak"

Kata Bapakku

"Iya, Pak"

Jawabku legaa
40. "Kapan toh kalian berangkat kak ?"

Tanya Ibuku.

"Besok pagi Buk"

Jawabkuu mau meneteskan air mata

"Yowes kalau gitu, Lina sudah izin nak dengan orang tua ?"

Tanyaa Bapakku kepada sahabat kecilku itu.
41. "Sudah pak, sudah diizinkan"

Kata Lina terputus seperti gugup

"Bener ?"

Tanya Bapakku yg ingin mendapatkan jawaban yakin dari Lina.

"Iya Pak"

Jawab Lina
42. Untungnya saja Bapakku tidak bertanya terlalu mendalam, bisa bisa Lina salah bicara membuat kami ketahuan dengan kebohongan ini.
43. Akhirnya diskusi dengan orang tuaku selesai. Aku dan Lina langsung bergegas kerumah Lina untuk meminta izin kepada orang tuanya mengingat juga hari sudah semakin malam.
44. Trik kami masih sama, sekarang aku yang mempunyai saudara dan saudaraku itu yang punya rumah dikota dan menawarkan kami untuk tinggal dirumahnya sblm mendapatkan pekerjaan.
45. Jawaban orang tuaku dan orang tua Lina hampir sama. Kita berdua diizinkan dengan syarat harus berhati - hati dikota dan ingat masih ada keluarga dikampung.
46. Singkat cerita,

Aku dan Lina diantar oleh Bapakku ke terminal. Kami dibekali sedikit uang dan cemilan yang dibungkus daun pisang untuk menghemat uang di perjalanan.
47. Perjalan ke kota sekitar 10 jam dengan ongkos Rp.2500. Setelah sampai di persinggahan aku sudah mulai lapar. Membangunkan Lina yg sudah tertidur lama untuk makan cemilan dulu.

"Ti, nanti kita tidur dmn ?"

Tanya Lina tiba - tiba ketika makan
48. "Sudah - sudah tak usah dipikirkan, makan dulu. Habis ini aku mau beli minum ke warung depan. Minuman kita sudah habis"

Jawabku sambil mengalihkan.
49. Penumpang yang lain sudah selesai dari toilet, makan minum, dan istirahat. Pak supir pun membunyikan klaksonnya pertanda akan berangkat melanjutkan perjalanan.
50. Sekitar 3 - 4 jam setelah melanjutkan perjalan kita sampai di terminal kota.
Aku dibangunkan oleh Lina yang sudah terbangun duluan.

"Tiora kita sudah sampai"
51. "Hemmmmmm, nyenyaknyaaaa"

Aku terbangun dan segera berjalan menuju pintu keluar. Membayar ongkos kami dan berterima kasih kepada pak supir lalu pergi ke pinggiran terminal.
52. Dengan kebingungan, Aku dan Lina tidak tahu pergi kemana. Kita berjalan keluar dari terminal, dengan pikiran kosong dan melonglong.

"Ayo dekkk, pasar 1 pasar 1"

Kata supir angkot meneriaki kami

"Tegal Jeruk, Tegal Jeruk"

Teriak supir angkot kainnya
53. Kita tak tahu arah tujuan mau kemana, hanya bisa berjalan kaki sampai letih.

Perut sudah lapar, akhirnya Aku dan Lina memutuskan untuk mencari tempat makan dulu. Ketemulah warteg dipinggir jalan yg sudah jauh dari terminal.
54. Memasan makan, nasi telur dan tempe orek dan es teh manis. Melihatnya saja kita hampir meneteskan air liur. Apalagi kalau langsung menyantapnya.

"Ini dek makannya"

Ibu warteg datang sambil membawakan 2 piring dan 2 gelas es teh manis.
55. Begitu lahap kita makan, sepertinya dari tingkah makan kami terlihat kalau kami sudah sangat kelaparan. Ya begitulah, karna siang tadi kami hanya makan cemilan bekal dari Bapakku.
56. "Kalian bukan orang sini ya dek ?"

Tanya ibu warteg

"Bukan buk, kami dari desa A"

Jawab Lina

"Wah kebetulan, itu kampung suami saya"

"Kalian mau kmn ?"

Tanya ibu warteg lagi penasaran
57. "Tidak tahu mau kmn buk, kita ke kota mau mengadu nasib. Mau cari pekerjaan dikota"

Jawabku dengan muka memelas.

"Kalian sudah tahu mau tinggal dmn ?"

"Atau bakal dijemput keluarga yg disini ?"

Tanya Ibu warteg sepertinya kasihan.

"Belum buk"

Sahutku pelan
58. "Kita jg ga punya keluarga disini"

Tambah Lina

"Kalau begitu kalian tinggal di kontrakan Ibu dulu. Nanti Ibu kenalkan sama suami Ibu"

Kata Ibu Warteg merasa iba.

"Terima kasih buk"

Kataku dan Lina merasa lega.
59. Tidak tahu mereka seberuntung apa mereka, mereka bisa bertemu satu kampung mereka dikota ini. Hingga akhirnya Ibu warteg menutup Wartegnya. Dibantu Lina dan Aku untuk mencuci piring dan membersihkan kolong meja dan kursi agar mempercepat pekerjaan Ibu warteg.
60. Aku, Lina dan Ibu warteg menuju rumahnya. Kami lupa belum berkenalan dengan Ibu warteg itu. Sembari berjalan kami pun berkenalan. Nama ibu warteg itu buk Marni. Begitu juga Ibu Marni mengenalkan suaminya pak Supratno. Tak terasa sudah sampai di depan rumah ibu Marni.
61. Kami malu - malu untuk masuk ke dalam rumah. Menunggu didepan teras cukup lama sampai ibu Marni menegur kami.

"Sudah sini masuk"

Ajak Ibu Marni knp kami berdua.

"Pakk.. pakkkk.. pakk"

Panggil Ibu Marni, memanggil suaminya.
"Wahh, ada tamu toh"

Sambut Pak Supratno.

Sembari kami berkenalan, dan menceritakan tujuan kami ke kota, Pak Supratno pun merasa iba melihat kami. Mengingat pengalamannya yang sama seperti kami merantau ke kota untuk mengadu nasib.
63. Hampir tengah malam, pak Supratno mengambilkan 2 buah sarung dan kunci begitu juga dengan Ibu Marni membawakan Seteko air dan 2 buah gelas.

"Ini kunci rumah sebelah kalian bisa tinggal dulu disitu untuk sementara"

Kata pak Supratno
64. "Dek, ini air putih buat kalian. Siapa tahu haus tengah malam"

Kata Ibu Marni sambil menyodorkan teko dan gelas kepada Lina.

"Terima Kasih banyak Pak, Buk. Kita jadi merepotkan"

Kataku pelan yg sudah kelelahan
65. Kami diantarkan pak Supratno kerumah sebelah, beliau menghidupkan lampu tengah dan teras depan. Kebetulan kontrakan ini kosong belum ada yang mengisi

"Maaf ya dek,cuma ada kasur saja"

Kata Pak Supratno

"Tidak apa - apa pak, ini sudah cukup kok"

Jawabku penuh terima kasih
66. Singkat cerita, setelah hampir seminggu tinggal di kontrakan Pak Supratno dan Buk Marni kami sudah mendapat pekerjaan.
67. Lina yang bekerja sebagai Cleaning Servis dikantor berkat tawaran dari orang - orang yg makan di warteg Buk Marni. Begitu juga dengan Aku sudah mendapat kerjaan sebagai pembantu rumah tangga yang lumayan jauh dari rumah buk Marni.
68. Lina dengan kesibukannya masih ttp tinggal dan sudah mampu membayar kontrakan buk Marni, beda dengan aku yg harus tinggal di rumah majikanku karena harus mengurus anaknya juga.
69. Anak majikanku bernama Seno 3 tahun dan Reno masih 3 bulan. Dan harus kuurus 24 jam karena majikanku sangat sibuk.

Kerja kantoran yang pergi pagi dan pulang hampir tengah malam, seperti itu setiap hari.
70. Karena bakatku dulunya mengurus adik - adikku dan sudah belajar memasak sejak dulu dari Ibuku sehingga membuat majikanku percaya penuh kepadaku.
71. Sebagai pembantu rumah tangga sekaligus aku mempunyai banyak teman. Teman - teman PRT dan Ibu - Ibu lainnya yg sering bergosip denganku ketika belanja sayur mayur di tempat Pak Ujang.
72. Hampir satu bulan aku bekerja, aku sering banget bergosip dengan Ibu Ana yang rumahnya didekat majikanku.

Sering sekali ibu Ana menawarkan makanan dan dikala waktu luang membawakan cemilan kerumah ketika aku menjaga Seno dan Reno.
73. Sampai suatu ketika Ibu Ana menanyakan brp sih gajiku diberikan oleh majikanku.

"Dek, gajimu berapa sih ?"

Tanya Ibu Ana

Aku tak menjawabnya, hanya memberikan senyuman kecil.

Tiba - tiba Ibu Ana menawarkanku 3 kali lebih besar dari gaji yg diberikan majikanku.
74. Siapa coba yang tidak tergoda ? Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja dengan Ibu Ana.

Pekerjaanku kusuruh digantikan oleh Lina yg kebetulan gajinya lebih besar dibanding sbg cleaning servis dan Lina pun menyetujuinya.
75. Hampir seminggu aku hanya tidak tahu apa pekerjaanku. Semua pekerjaan PRT dikerjakan oleh Ibu Ana. Bahkan mencuci pakaianku pun bukan aku, tetapi Ibu Ana. Membersihkan rumah juga sama. Aku hanya tinggal seperti pemilik rumah layaknya seorang Ratu.
76. Aku dimnjakan ibu Ana, di belikan baju bagus, alat kecantikan dan sepatu sepatu model terbaru. Aku ditata secantik mungkin. Aku di rawat seperti seorang gadisnya.
78. Anak Ibu Ana sudah lama meninggal dan suaminya sudah lama meninggalkanya, Ibu Anak sudah lama menjanda dan hidup sendiri. Begitulah gosip yang kudengar dari ibu - ibu ketika berbelanja sayur di tempat Pak Ujang.
79. Mungkin karena Ibu Ana merindukan anaknya, maka aku diperlakukan baik seperti ini pikirku positif thinking. Dan karena sudah lama sendirian, mungkin dia butuh teman, teman buat curhat, atau melakukan pekerjaan dirumah.
80. Pada hari ke-13, aku disuruh berdandan cantik oleh Ibu Ana. Sepertinya ada acara nikahan atau ada acara penting pikirku yang masih positif thinking.
81. Setelah berdandan, Ibu Ana memberikanku gaun putih. Gaun itu sangat minim. Ketika aku menggunakannya begitu terlihat sangat seksi. Bokongku menjiplak, begitu juga buah dadaku menonjol keluar.

Kemudian aku dibawa ke suatu tempat yang lumayan jauh dari perkotaan.
82. Kami berhenti tepat didepan sebuah rumah. Rumah itu sendiri, tidak ada tetangga disekitarnya. Keadaan rumah itu juga seperti bangunan tua. Catnya gelap dan diluarnya banyak burung gagak.
Sebelum sampai rumah itu,
aku melihat banyak bangkai
anjing dipinggir jalan.
83. Sampai dirumah itu, kami disambut laki - laki yang menggunakan jubah. Seperti soerang pastor tapi jubah yg digunakan berlambang salib terbalik di dadanya, menggunakan anting merah dan banyak sekali gelang yg terbuat dari akar pohon menghiasi kedua tangannya.
84. "Bu, kita ada dmn ?"

Bisikku pada Ibu Ana

"Ini rumah ibadah nak"

Kata Ibu Ana meyakinkanku

Aku masih didalam kebingungan, knp bisa ada rumah ibadah disini.
85. Bentuknya juga aneh, tidak seperti kuil, tidak seperti geraja atau seperti masjid. Di depan terdapat gapura bertulisan satanis, setiap sudut luar rumah ini terdapat salib yg terbalik. Begitu juga ukiran rumah itu, seperti terukir wajah malaikat tapi bertanduk dan berekor.
86. "Haloo Ibu Ana"

Sapa laki - laki menggunakan jubah itu

"Halo tuan muda"

Jawab Ibu Ana

Kelihatan seperti orang baik, laki - laki itu ramah, dan menyambutnya pun sopan.

"Halooo"

Sapa Laki - laki itu padaku

"Halo, Tiora"

Sapaku balik sambil memperkenalkan diri.
87. Ini mmng orang baik, mungkin ini agama baru atau agama adat pikirku. Karena dari pedesaan hanya tamatan SD begitu juga aku anaknya yg tidak terlalu Agamais, kurang paham dengan hal seperti ini.
88. Sampai didalam, ternyatanya banyak orang. Bangunan ini seperti hotel banyak kamar - kamarnya, penampakan dari luar sama semua cat rumah ini gelap. Dan lampunya kuning redup. Ukiran rumahnya dari depan ke dalam pun sama. Banyak ukiran malikat yang bertanduk.
89. Aku dan Ibu Ana dibawa oleh laki - laki berjubah ini naik kelantai 2. Seluruh ruangan ada simbol salib terbalik dan didepan kamar ada lilin yang menyala, ada juga beberapa kamar lilin tidak menyala.
90. Kami masuk ke kamar yang lilinnya belum menyala, sampai didalam kamar ada 3 orang laki - laki yang menggunakan jubah. Jubah ini hitam gelap dan di dadanya terdapat lambang salib terbalik yang menyala seperti glow in the dark tapi warnanya merah menyala.
91. Aku dikenalkan ibu Ana kepada para lelaki berjubah itu.

"Tuan, ini anak saya namanya Tiora"

Kata Ibu Ana memperkenalkanku sembari menundukan kepalanya.
92. Aku hanya bisa terdiam, tidak tahu apa yang mau aku perbuat. Melihat penampilan mereka saja sudah membuatku ketakutan apalagi mau berkenalan atau menyapa.
93. "Hampir semua syarat sudah kamu penuhi, tinggal syarat terakhir"

Kata laki - laki yang bertubuh besar, dan berdiri paling tengah diantar mereka.
94. Jikalau menurut pandanganku, mungkin dia adalah pemimpin mereka. Karena salib terbalik yang ada didadanyalah yang paling menyala.
95. Setelah itu, aku disuruh mengikuti pemimpin laki laki berjubah itu ke dalam sebuah kamar yang lebih dalam. Jadi terdapat kamar didalam kamar. Didalam kamar itu terdapat lilin yang menyala membentuk lambang salib terbalik. Hanya aku dan pemimpinnya tadi yang masuk.
96. Ibu Ana menunggu diluar bersama laki - laki berjubah yang menyambut kami sejak pertama sampai. Sedangkan 2 lagi, menjaga pintu kamar itu.
97. "Kamu sudah siap ?"

Kata lelaki berjubah itu padaku.

"Aa.. !? Aa.. !? Siap "

Jawabku yang tidak tahu apa - apa.
98. Lelaki berjubah itu menggemgam tanganku, berjalan mengelilingin lilin sebanyak 6 kali. Berputar berlawanan dengan arah jarum jam, setiap diangka 6, 9, 12, 3 seperti yang ada pada jam, lelaki itu memanggil seseorang.
99. Setelah 6 kali mengelilingi lilin itu, munculah sosok makhluk bertubuh besar, matanya merah, bertanduk dan berekor panjang.
Seluruh tubuhnya berbulu basah dan bau bangkai, dan pada ujung ekornya sangat runcing dan terbakar.
100. "Huaaaaaaahaahahaha"

"Huaaaahahahahahhah"

"Huahahahahahahahah"

Makhluk besar itu tertawa besar
--- Mohon Maaf
Tread ini bakalan gua lanjut agak malaman 19.30 saya ada kelas online 🙏

Kalau kalian suka tinggalkan Lovenya, jangan lupa RT biar
temen - temen yang lain tahu
dan bisa belajar dari thread ini.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Pagi guys, gua bakalan lanjutitn threadnya sekarang. Maaf banget, gua ketiduran semalem.

Okay see u on the story
101. Kemudian, aku diserahkan kepada makhluk besar itu.

"Paduka raja, ini yang kau inginkan"

Kata laki - laki berjubah itu sambil menyerahkanku.

Tak tahu knp, sepertinya aku sudah dalam kendali kekuatan gelap mereka. Aku mengikuti tanpa ada perlawanan sama sekali.
102. Aku sadar, tapi aku tidak bisa berontak. Seakan jiwaku tertahan tidak bisa menggerakkan ragaku.

Bibir makhluk itu berjalan mencium tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kakiku.

"Muahhh "Muahhh" "Muahh"

Ciumnya penuh nafsu.
103. Hatiku menangis, ternyata Ibu Ana sudah mempersembahkanku kepada Iblis.

Mulai dari gaun yang aku pakai, ditanggalkan semuanya sampai pakaian dalamku.

Dari bibir, ke buah dada, sampai kemaluanku dicumbunya terus menerus sampai seluruh tubuhku basah dan bau air liurnya.
104. "Hahahahahahahahahahah"

"Ini benar benar Kesenanganku"

"Darah kekasihku, Darah segar"

Kata makhluk besar itu teriakk dan tertawa besar.
105. Setelah mencium seluruh tubuhku, aksinya tak berhenti sampai disitu. Aku dijatuhkan ke lantai, dengan posisi terlentang dan kaki terbuka.

"Rasakan nikmatnya ini"

"Hahahahahahahahaha"

Tawa makhluk itu senang.
106. Sekarang sudah saatnya. Mahkotaku harus hilang oleh bukan suamiku, bukan pacar, bukan temanku, melaikan iblis.

Kemaluannya dimasukkan kedalam kemaluanku. Karena begitu besar, hampir mengoyak kemaluanku. Rasanya begitu sakit.

Setelah itu, keluarlah darah.
Darah perawanan.
107. Laki laki yang berjubah mengambilkan sebuah talam besar.

Mengangkat bokongku, kemudian meletakkan persis dibawah kemaluanku, hingga darahnya menetes ke talam itu.
108. Sudah begitu lama aku di setebuhi oleh makhluk ini. Banyak darah yang tertampung dan dipindahkan ke dalam gelas.

Aku sudah hancur, patah, rusak sampai saat ini. Menangis sekuat mungkin didalam hati. Tubuhku sudah kotor. Tak layak untuk hidup, bahkan tak layak bertaubat.
109. Setelah disetubuhi oleh makhluk itu, aku tak sadarkan diri.

Hingga aku sudah terbangun dipagi hari. Melihatku sudah dikamar rumah Ibu Ana. Kuangkat selimutku, aku masih dalam keadaan telanjang.

Aku ingat, apa yg telah terjadi semalam. Tapi aku tak bisa berbuat apa - apa.
110. Air mataku menetes, aku mengakui ini kesalahanku. Aku takut kalau orang tuaku tahu tingkah anak perempuannya seperti ini.

Karena haus akan uang 3x lipat, sampai jatuh ke dalam dosa yang sangat besar.
111. Tak lama, Ibu Ana masuk ke kamarku sambil membawakan makanan.

"Dek, ini makan dulu"

Sembari membawakan makanan dan minum diletakkan di depan hadapanku.

"Ini gaji kamu, Ibu kasi 10 kali lipat"

Totalnya sekitar 3 Jtan. Ditaruh diatas lemari dibawah lampu tidur.
112. Melihat uang itu, bukan bertaubat yang aku pikirkan.

Aku hanyut, aku hanyut dalam kegelapan duniawi. Aku ingin jadi orang kaya.

"Buk, kapan kita kerumah ibadah itu lagi ?"

Tanyaku yang sudah gelap kepada Buk Ana.
113. "Kapan saja kamu mau"

Jelas Bu Ana kepadaku

"Aku mau kesana Bu"

Kataku kepada Bu Ana

Jadi diriku sekarang ini bukanlah yang dulu, aku sekarang sudah gelap akan nikmatnya duniawi. Hati kecilku sudah dibutakan oleh uang. Karena sakitnya hidupku dulu yang kurasakan.
114. Setelah itu aku makan seperti setan. Layap dan rakus sekali. Aku kelalaran, seperti tidak makan 3 hari.

Mungkin kelelahan sehabis bersetubuh dengan makhluk
semalam hingga semua energiku habis.

Setelah makan aku mandi lalu berdandan.
115. Dandanaku tidak lagi seperti biasanya yang tertutup. Sekarang aku sudah berani menggunakan rok sejenggkal diatas lutut. Dan hanya menggunakan tanktop.

Layaknya wanita tak punya harga diri, aku sudah bodo amat.
116. Singkat cerita, Aku dan Bu Ana sudah sampai ke tempat itu.

Disambut oleh laki - laki berjubah dan dibawa masuk ke kamar yang lilinnya belum menyala. Ketika sudah masuk ke kamar, baru lilin itu menyala. Menyala dengan sendirinya, bukan dinyalakan oleh orang orang disini.
117. Sampai dikamar, sudah ada 3 laki - laki berjubah, dan salib terbalik yang ada didadanya itu menyala.

"Katakan tujuanmu kemari"

Kata laki - laki paling tengah.

"Aku mau bergabung"

Kataku pelan

"Hahahahahahah Hhahahahahah"

"Baiklah kalau begitu"

Tawa besar laki laki itu
118. Setelah itu dipotong seekor anjing, darahnya ditampung ke dalam gelas.

Aku seperti dibabtis.

Keningku di oleskan darah anjing itu berlambangkan salib terbalik. Kemudian aku disuruh meminum sisa darah dalam gelas itu.

Seperti orang kehausan aku meminumnya dengan cepat.
119. Aku sudah dinyatakan bergabung dengan Sekte ini.
Orang yang menyetubuhi aku diyakini sebagai Tuhan disini.

Kemudian aku diberikan beberapa peraturan dan kewajiban.
110. Berikut Peraturannya

1. Jangan pernah membawa orang lain kecuali salah satu dari keluargamu

2. Jangan pernah memberitakan kepada orang lain tentang tempat ini

3. Jangan pernah ceritakan apa yang sudah kamu dapatkan dari tempat ini
121. Kejawajibannya

1. Minum darah segar anjing setiap malam senin

2. Bersetubuh dengan anggota sekte setiap malam jumat

3. Memberikan tumbal, darah perawan, anak kecil. Tumbal tidak dapat digantikan. Dalam setahun tidak akan dapat memberikan tumbal maka nyawaku gantinya
122. Aku sudah mendapatkan syarat - syaratnya. Dan diberikan struktur organisasi yang ada disekte itu.

Tuhan

Tuhannya di sekte ini adalah Iblis

1 Tuan Muda

Tuan Muda adalah pendiri sekte ini
123. Selanjutnya.

3 Panglima

3 Orang yg berada disetiap kamar dan mampu menggadakan dirinya. Dan biasanya orang inilah yang melakukan ritual bersama dengan Tuhannya disini dan bakal calon yg ditumbalkan atau menerima orang yang bergabung.
124. Pelayan Tuan Muda

Pelayan Tuan Muda cukup banyak, pelayan ini adalah wanita - wanita cantik. Setiap hari Tuan Muda ini melakukan persetubuhan kepada salah satu diantara mereka.
125. Dan terakhir Anggota Sekte.

Anggota sekte seperti aku yang baru masuk, biasanya harus melayani 3 Panglima selama 1 bulan penuh.

Beda dengan Ibu Ana yang sudah lama, dihanya melakukan kewajiban yang diberikan tadi.
126. Ibadah ritual disini pada malam jumat. Menyembah Iblis dan terakhir bersetubuh dengan anggota sekte ditiap tiap kamar yang sudah disediakan.
127. Setelah itu, orang yang mau minta sesuatu dapat dikabulkan asal memenuhi syarat.

1. Bersetubuh dengan semua anggota sekte

2. Memberikan tumbal anak kecil

3. Memberikan darah perawan

Jika salah satu syarat sudah diberikan, maka sepertiganya yang diminta akan diberikan.
128. Singkat cerita, aku belum bisa meminta kekayaan yang berlimpah kepada mereka, karena aku harus melayani 3 Panggilma dulu setiap hari. Sama perempuan dan laki - laki. Harus bersetubuh dengan 3 panglima ini. Kalau perempuan kedalam kemaluannya, kalau laki - laki lubang duburny
129. Setiap hari aku bersetubuh dengan 3 panglima itu. Setiap hari juga kurasakan sakit di kemaluanku.
Aku bersetubuh bukan one by one.
Melainkan gangbang, atau sekali 3.

Ada menyetubuhi mulutku, kemaluanku, duburku.
130. Sebelum malam senin, aku biasanya pergi ketempat penjual anjing. Aku ditunjukkan oleh
Ibu Ana.

Penjualnya sudah tahu, anjing dipotong darahnya dipisah. Dan biasanya dagingnya kita buang. Karna yg diperlukan hanya darahnya
131. Sama dengan malam jum'at. Setelah beribadah aku bersetubuh dengan salahsatu anggota sekte. Tak heran, banyak juga anggota sekte ini adalah suami istri. Dan pada malam jumat mereka tukar pasangan. Sudah biasanya, karena kedua keduanya juga hanyut dalam gelap dan nikmatnya sex
132. Tata cara ibadahnya jauh berbeda, tatacara ibadah disini kita menggunakan bahasa mereka.

"Sabaabalalalalala sabalala"

"Sabalahdhekakas balalaaa"

Hanya orang - orang sekte ini yang mengerti bahasa ini. Selanjutnya kita minum darah segar anjing.

Dan terakhir bersetubuh.
133. Setelah sebulan lamanya aku sudah bersetubuh dengan pangglima hingga pelayananku selesai. Akhirnya tanpa bantuan Ibu Ana lagi, sekarang aku sudha berani meminta kepada mereka.

Aku minta kekayaan yang tiada habisnya. Dengan syarat yang harus aku jalanin.
---Gua Lanjut 8.50
mau makan dulu 🙏
134. Syarat yang pertama
Bersetubuh dengan seluruh
anggota sekte. Setiap hari aku merasakan nikmatnya seks. Karena sudah dilatih selama 1 bulan melayani panglima aku sekarang menjadi lebih gila seks. Tidak hanya sekali, kali ini aku bisa melakukan
9 - 12 kali sehari.
135. Hingga kurang dari sebulan, aku sudah menyelesaikan syarat yang pertama. Ketika syarat yang pertama selesai aku pulang kerumah Ibu Ana. Malamnya tertidur, dan ketika bangun aku dikagetkan.

"Tioraaaa, Tioraaaa"

Teriak Ibu Ana membangunkanku

Akupun terkejut dan terbangun
136. Mataku yang baru saja bangun melihat banyaknya uang berbagai macam pecahan berhamburan hampir seiisi rumah.

"Hahahahahaha, Aku kaya"

Aku senang sekali, sekarang aku sudah punya banyak uang. Sebagian dari uang itu aku belanjakan rumah, mobil, perhiasan.
137. Setelah itu menemui Lina terlebih terlebih dahulu.

"Lin aku sudah kaya Lin"

Sapaku gembira

"Wahh, kamu tuh sekarang udh cantik, putih, bersih dan banyak perhiasan"

Lina kagum kepadaku

"Kamu dapet dari mana semua ini Ti ? Kamu kerja apa ?"

Tanya lina kepadaku penasaran
138. Dengan berpikir 7 kali, bagaimana menjawab ini agar aku tidak salah bicara dan kedokku tidak ketahuan kalau aku meminta semua ini dari sekte dengan cara memuja setan.
139. "Ibu Ana kan sendiri, dulu dia punya suami dan anak. Suaminya sudah lama pergi meninggalkannya, begitu juga anaknya masih kecil sudah meninggal.

Dulunya aku ditawarin Bu Ana bekerja dengannya, tapi hanya sebagai teman curhat dan menemaninya, karena sayang padaku -
140. Ibu Ana mengangkatku sebagai anaknya. Begitu juga dengan seluruh kekayaannya diberikan padaku"

Ceritaku bohong pada Lina

"Wah beruntung toh kamu, tak sia - sia kamu pergi ke kota. Kamu sekarang sudah jadi orang kaya"

Jawab Lina lemes sambil mengingat dia hanya sbg PRT
141. "Iya Lin. Oh Lin, ini ada sedikit uang untukmu, kamu bisa pakai uang ini untuk belanja baju baju bagus. Kebetulan, besok pulang kampung. Aku bakal sampein kabar ke orang tua kamu, kalau kamu baik - baik saja"

Kataku pada Lina,
142. "Uangnya kamu kasih aja ke orang tuaku Ti, Aku sudah ada tabungan kok disini, sekalian aku mau nitip uang ini pada orang tuaku kalau kamu pulang besok"

Kata Lina sembari memberikan uang tabungannya didalam
amplop coklat.
143. "Uang yang aku kasi ini buat kamu belanja, buat senang - senang Lin. Uang tabungan kamu, kamu pegang saja untuk berjaga - jaga disini Lin. Aku sudah siapkan juga uang untuk keluargamu, kita kan teman, kita sudah bareng ke kota, aku juga bakal bantu keluarga mu Lin"

Kataku
144. "Makasih banyak Ti, kamu memng sahabat terbaikku"

Sembari meneteskan air mata, Lina memelukku erat.
145. Aku pamit pada Lina dan keesokan harinya aku berangkat ke kampung halamanku menggunakan mobil mewah yang baru saja kubeli.
146. Sesampai dikampung semua orang kagum berbondong - bonong melihat mobil mewah yang kupakai.
Mereka penasaran siapa pejabat yang datang ke desa ini.

Mobilku sampai didepan rumah orang tuaku. Begitu juga orang ramai sudah ikut sampai depan halaman rumahku.
147. Aku turun dari mobil, seorang ratu pintu dibukakan oleh supirku.

Ayah dan Ibuku terkejut melihatnya.

Mereka tak mengira kalau itu adalah putrinya yg sudah lama merantau dikota.

"Anak kita pak, sudah pulang"

Kata ibuku pada ayahku yg terlihat bangga padaku
148. Seperti layaknya baru perkali dipertemukan ketika sudah berpisah dengan orang tua, kita berpelukan.

Dari Bapak, Ibu, Kakak Pertama, Adik Ketika dan Adik kembarku kupeluk satu persatu.

Ayah dan Ibuku meteskan air mata haru, melihat anaknya sudah sukses dikota.
149. "Tioraaa, Tioraaa"

Kata ibu Lina berharap anaknya jg ikut pulang kampung

"Iya tante"

Jawabku

Seperti pesan yang disampaikan Lina, aku menyapaikan pesannya kalau Lina baik - baik saja dikota.
Lina sedang sibuk bekerja dikota dan belum sempat pulang kampung
150. Sembari memberikan amplop, aku menyampaikan kepada Ibu Lina.

"Tante, ini ada sedikit uang titip dari Lina. Lina baik - baik dikota dan sedang bekerja, nanti kalau ada waktu Lina bakalan pulang kampung"

"Terima kasih dek Tiora"

Kata Ibu Lina kepadaku
151. Aku memerintahkan kepada supirku untuk membagikan amplop yang sudah disiapkan sebelum berangkat ke desa.

Orang - orang desa pun senang, mengantri dengan tertib dan setelah menerima mereka berterima kasih dan mendoakanku
152. Uang haram, yang kita berikan kepada orang lain akan tetap menjadi dosa. Begitu juga dengan dosanya, dosa itu tidak akan berkurang karna kebaikan kita yang membagikannya pada orang lain, tapi akan bertambah dan dosa itu akan kita tanggung sendiri.
153. Setelah orang - orang semua sudah pergi meninggalkan rumahku, dan supirku yg sdng beristirahat.

Aku mengajak Bapak dan Ibuku untuk berbicara.

"Pak, Buk aku mau ngomong"

Kataku pada Bapak dan Ibuku

Bapak dan Ibuku segera mendekat dan melihatku
154. "Ngmong apa Kak ?"

Kata ibuku

"Kamu kerja apa dikota Kak ?"

"Sampai kamu sudah bisa membeli mobil dan bisa bagi - bagi uang ke orang desa"

Tambah Bapakku
Jawabanku masih sama, sama seperti jawabanku kuberikan pada Lina sahabat kecil.

Aku berbohong knp orang tuaku, kalau Ibu Ana yang kaya raya mengangkatku sebagai Anaknya.
Mewariskn semua kekayaannya dan begitu juga dengan perusahan
besar yg diberikat kepadaku, dan bekerja di situ
156. "Beruntung kamu kak"

Kata Ibuku

"Mungkin ini memng sudah nasib kita, kamu baik baik dikota. Karena sudab diberi kepercayaan sama Ibu Ana"

Tambah Bapakku

"Kalau begitu mari kita makan dulu"

Ajak Ibuku dan memang sudah menjelang malam
157. Setelah makan malam, aku memberikan uang yg cukup banyak kepada Bapak dan Ibuku.

Uang itu bisa untuk, mengobati Kakak Pertamaku, melanjutkan sekolah adik ketigaku, dan untuk uang susu adik kembarku.

Aku juga memberikan uang diamplop berbeda, uang ini untuk bangun rumah.
158. Sembari itu, aku mau pamit kepada orang tuaku. Kalau besok pagi - pagi harus pulang kekota.

Karena urusan kantor masih banyak yang harus diselesaikan. Bohongku pada orang tua lagi, padahal aku mau melanjutkan 2 syarat lagi agar menjadi tambah kaya.
159. Ibuku yang baru melepas rindu denganku berharap kalau aku bisa tinggal seminggu akhirnya mengizinkanku begitu juga dengan bapakku.

Tanpa curiga dengan kejadian ini, Bapak dan Ibuku tidak tersadar kalau anaknya sudah melakukan dosa besar.
160. Pagi pagi sekali aku sudah bersiap - siap. Sebelum berpamitan aku menitipkan sebuah ponsel kepada Orang tuaku, kalau rindu bisa menelponku melalui ponsel itu.

Dan kutitipkan pesan, agara menyekolahkan adik ketigaku begitu juga dengan adik kembarku.
161. Nanti kalau sudah ada rezeky lagi, aku akan kirim uang lagi kepada Bapak dan Ibu untuk membeli tanah, biar ibu ga usah cape lagi kerja di kebun orang.

Aku berpamitan diikuti dengan isak tangis keluargamu melihat aku yg harus kembali lagi ke kota.
162. Masih ditengah jalan, Bapak dan Ibuku menelepon, mereka meminta nomor telp. Ibu angkatku mau berterima kasih. Dan menanyakan nama perusahaanku dikota, kalau ada rezeky mereka mau berkunjung ke kota dan melihat tempatku bekerja.
163. Hampir ketahuan, tapi aku mengalihkan pembicaraan, kalau sinyal putus - putuslah, suara tidak kedengeran. Dan nanti aku hubungin kembali kalau aku sudah sampai rumah.

Singkat cerita, setibanya dirumah aku masih memikirkan jawaban, perusahan mana ? Aku ga punya perusahaan.
164. Aku teringat dengan majikan Lina, yang dulu juga majikanku.

Malamnya aku berkunjung, menanyakan perusahaannya apa dan posisinya dmn.

Dengan bantuan Ibu Ana keesokkan harinya aku menuju perusahan.
165. Sampai diperusahaan aku menanyakan harga perusahan itu, perushaan itu memberikan harga yang tinggi. Uangku belum cukup masih kurang banyak. Bagaimana kalau orang tuaku menelpon lagi dan menanyakannya.

"Kamu selesaikan syarat ke-2 saja"

Kata Ibu Ana kepadaku yg bingung
166. Iya benar itu ide cemerlang, tapi masih bingung dari mana ada dapat anak kecil.

Aku baru ingat, kalau pernah melihat sebuah panti asuhan. Mudah - mudahan ada anak umur dibawah lima tahun disana.
167. Keesok harinya, aku dan supirku pegi ke panti asuhan itu.

Dengan harapan menemukan balita disana ternyata tidak ada. Kemudian aku memutuskan mencari kepanti asuhan lain.

Jawaban pemilik panti asuhan juga sama. Tidak ada anak balita.
168. Mungkin saja balita disetiap panti asuhan sudah banyak yang dipersembahkan oleh orang - orang sekte yang sama sepertiku.

Niatku tak berhenti disitu, aku mencari sampai keluar dari kotaku sampai keperkampungan lainnya.
169.
Jawabnnya juga sama tidak ada.

Aku bingung, kemana lagi aku harus mencari dan menyelesaikan syarat kedua ini.
170. Sudah capek mencari jalan untuk mendapatkan balita, akhir aku pulang kerumah terlebih dahulu.

Sebelum pulang kerumah, hari ini aku harus minum darah anjing segar. Aku singgah di tempat aku biasa membeli daging anjing.
171. Seperti biasa yang kubutuhkan hanya darah segara daging anjing. Dagingnya aku buang di tengah jalan yang sepi.

Supirku bingung.

"Loh dagingnya mau dibuang buk?"

"Mending buat saya untuk lauk di rumah"

Supirku yang kebetulan Kristen meminta dagingnya,.
172. Aku memberikan dagingnya kepada supirku.

"Ibu kok cuma butuh darahnya saja?"

Tanya supirku kepadaku

"Iya mau dicampur sama masakan sayur sebagai kuah biar kental"

Jawabku bohong pada supirku.

Setelah itu dia tanpa ada rasa curiga melanjutkan perjalanan pulang ke rumahku
173. Sampai dirumah, aku pergi kekamar. Melakukan ritual seperti malam senin sebelumnya untuk meminum darah anjing itu.

Setelah melakukan ritual,

"Kamu belum menemukan balitanya ?"

Tanya Ibu Ana padaku

"Belum bu, sdh semua panti aku jalanin dan semua tidak ada"

Jawabku lesu
174. "Knp ga pake temanmu ?"

Kata Ibu Ana

"Teman yang mana ?"

Tanyaku balik bingung

"Masa kamu ga nangkep sih ?"

Kata Ibu Anaa

"Haaahhh ?"

Aku masih bingung

Akhirnya Ibu Ana menjelaskan dan menjawab semua kebingunganku itu.
175. Dengan penjelasan Ibu Ana, akhirnya aku menemukan jawabnnya.

Sekali dayung, dua pulau terlewati.

"Hahahahahahahahahahahahaha"

Aku tertawa bagaikan Iblis yang akan menemukan mangsaku
176. Keesokan harinya, aku tempat Lina. Seperti biasanya hanya ada Linda, Seno dan Reno. Sedangkan kedua majikan Lina sudah pergi ke kantor pagi - pagi tadi.

"Linaaaa, Linaaaa"

Panggilku, agar Lina mmbuka pintu

"Wah, Tiora sahabatku sudah pulang dari kampung"

Kata Lina senang
177. "Iya Lin"

Kataku menjawab Lina

Aku menceritakan kalau keluarganya senang sekali menerima uang yg aku berikan, begitu juga orang tua Lina menyampaikan salam.

"Orang tua kamu, rindu kamu Lin"

Kataku sembari mau menjalankan rencanaku
178. "Aku belum bisa pulang Ti"

"Bapak masih sibuk dikantor, Ibu juga sama masih sibuk dengan pekerjaannya"

"Kalau cari pengganti aku juga tidak enak Lin, nanti aku kerja apalagi"

Kata Lina sedih mendengar kabar kerinduan dari orang tuanya dikampung.
179. Karena Lina tidak mau pulang kampung, akhirnya aku lanjut dengan plan ke dua.

"Sudah Lin gausah sedih"

Kataku menjalankan plan ke dua

"Lin gmn kalau kita keluar ? Kebetulan deket sini ada tempat rekreasi yang baru buka"

Ajakku kepada Lina
180. "Waduh, aku lagi jaga Seno dan Reno gmn ya ?"

Jawab Lina

"Kitakan tempat rekreasi, ada juga kok tempat main buat anak - anak disana"

Kataku meyakinkan Lina

Lina pun setuju akhirnya.

"Bentar, tak izin dulu ke bapak sama ibu ya Ti mau ngajak anak - anak keluar"
181. "Gausah Lin, orang deket sini juga kok. Nanti sebelum magrib kita pulang langsung pulang"

Potongku langsung ketika Lina berbicara

Tanpa rasa curiga dan percaya penuh dengan sahabatnya sedari kecil akhirnya Lina mau pergi kuajak ketempat rekreasi.
182. "Kamu siap siap dulu, bawa baju ganti, minum sama cemilan Seno dan Reno. Aku mau ngambil mobil dulu ke rumah Lin"

Kataku pada Lina

Aku langsung bergegas ke rumah, dengan perasaan senang kalau ini adalah saat, aku akan menjadi kaya raya.

"Hhahahahahahahaha"

Tawaku gembira
183. Aku ke rumah dan mengajak Ibu Ana untuk melanjutkan rencana ini. Sedangkan supirku aku suruh untuk menjaga rumah.

Sampai di tempat Lina, ternyata dia dan anak anak sudah bersiap - siap.
Menunggu kami di depan pintu rumah dan sangat senang karena akan ke tempat rekereasi
184. Ibu Ana duduk disebalahku, sembari memegang Seno. Sedangkan Lina duduk dibelakang bersama Reno sambil memberi susu kepada Reno.

Diperjalanan yang lumayan, Ibu Ana menghibur Seno mnegajarkan lagu - lagu anak kecil. Begitu juga dengan Lina menidurkan Reno.
185. Diperjalan aku singgah ke sebuah warung, membeli minuman dan diminuman itu aku beri obat tidur. Tidak tahu takaran dosisnya aku memasukkan obat tidur begitu banyak, lalu kuaduk

"Lin, haus ga ? Nih minuman biar seger"

Kataku sembari minuman yg sudah kucampurkan obat tidur
186. "Baiknya kamu Lin, makasih ya sahabat kecilku, udh dibawa jalan - jalan dibelikan pula minum"

Kata Lina yg begitu senang

"Hahahaha, kamu ini apa toh lin. Kita sudah lama kenal kamu masih ngomong seperti itu"

Jawabku sambil tertawa kecil
187. Ibu Ana mengajak Lina ngobrol terus menurus agar Lina kelelahan. Mereka bercertia ttng bagimana aku bisa berkenalan dengan Ibu Ana.

Tak lama mereka bercerita Lina sudah tertidur. Melihat Lina yg tertidur langsung ku kebut
menuju sekte.
188. Sampai di depan sekte. Kulepaskan Reno dari gendongan Lina. Kuambil tali, lalu kuikat tangan Lina dengan kencang.

Seperti biasa, Tuan Muda menyambut kami.

Kupanggil, beberapa orang yang penuh nafsu di sekre untuk mengangkat Lina ke kamar kosong untuk disekap.
189. Aku yang sedang menggendong Reno dibawa Tuan Muda menuju kamar yang dmn lilinnya belum menyala.

Ibu Ana dan Seno menunggu dibawah sembari menenangkan Seno yang ketakuan.

Sampai dikamar aku langsung disambut.
190. "Hahahaha, bagus Tiora"

"Perkembanganmu begitu cepat"

Ketawa panglima paling tengah

Tak banyak bicara, aku dibawa ke dalam kamar yang sudah ada lilin menyala bergambar salib terbalik.

6 kali keliling sambil memanggil Tuhan kami, diputaran terakhir muncullah Tuhan kami
191. "Hahahahahahaahahaha"

"Hahahahahahahaahahahaha"

"Kamu tau kesukaanku anakku"

Kata iblis itu kepadaku

Kita melanjutkan ritual syarat kedua. Reno aku persembahkan untuk iblis itu, Reno diambil dari tanganku. Karena ketakutan Reno menangis.
192. Belum sempat menangis lama,

Leher Reno langsung digigit iblis itu, darahnya dihisap, matanya dicongkel lalu dimakan. Dengan sekali hap, kepala Reno sudah tidak ada, sudah masuk kedalam mulut iblis itu. Begitu juga satu persatu dengan anggota tubuh Reno.
193. Begitu rakus iblis itu memakan Reno, seakan Reno adalah makanan paling lezat didunia ini.

Selanjutnya dengan tangan kiri, tangan kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Selanjutnya perut Reno yang disobek iblis itu mengeluarkan isi perutnya. Memakan ususnya seperti menyeruput mie
194. Selanjutnya dengan jantung Reno, iblis itu memakannya seperti memakan buah anggur. Terakhir badan Reno sekali hap. Seluruh tubuh Reno sudah habis.

Sudah selesai makan, iblis itu menghapus sisa sisa darah dan daging yang menempel sekitaran mulutnya. Lalu dia menghilang.
195. Ritual syarat kedua sudah selesai. Aku akan mendapatkan
apa yang kumau. Kekayaanku akan bertambah, aku akan membeli perusahaan itu, rumah baru, dan apa saja yang aku inginkan.

"Hahahahahahahahahahahahahah"

Ketawaku bagaikan iblis.
196. Aku kebawah menemui Ibu Ana. Aku memerintahkan Ibu Ana untuk pulang ke rumah duluan mengontrol warga setempat disana dan melihat situasi. Apa yang akan terjadi disana, Ibu Ana akan melaporkannya kepadaku.
197. Selanjutnya aku akan melakukan ritual syarat ketiga.
Menggunakan perawan sahabatku Lina yang sudah ku sekap.

Seno kutitipkan pada salah satu anggota sekte, jangan sampai lepas bila perlu kurung Seno di ruangan.
Perintahku pada salah satu anggota sekte itu.
198. Orang - orang yang ada di sekte ini sudah satu visi dan satu misi. Sama seperti aku, mengharapkan kekayaan dari Iblis. Mengaharapkan keturuan bagi yang sudah lama tidak mendapatkan, mengarapkan kecantikan dan mengaharapkan lainnya untuk kepuasan dulu.
199. Lina yang masih tertidur, aku topang berjalan ke kamar tadi. Aku akan melanjutkan ritual syarat terakhir. Disambut oleh ke - 3 panglima, langsung melakukan ritual ke-3.

Masuk ke kamar seperti biasa, mengelilingi 6x lilin yang menyala bergambar salib terbalik.
200. Kemudian muncullah sosok iblis bertubuh bedar itu.

Lina kuserahkan kepada iblis itu, tak banyak berbicara iblis itu langsung menyetubuhi Lina.

Dari bibir dicium mesraa begitu banyak liur iblis itu membasahi bibir Lina. Menghisap buah dada Lina yang lumayan besar.
201. Setelah menghisap buah dadanya, lanjut ke selangkangan Lina. Dengan oenuh nafsu iblis itu menjilat kemaluan Lina.

Sampai akhirnya Lina diletakkan dilantai, panglima mengambil talam dan meletakkan dibawah kemaluan Lina. Iblis itu memasukkan kemaluannya yang besar ke dalam
202. kemaluan Lina. Hingga keluarlah darah perawan dari kemaluan Lina. Karena besarnya kemaluan Iblis itu, akhirnya Lina terbangun dan mendesah kesakitan.

Meskipun Lina terbangun dia tidak bisa teriak, jiwanya sudah ditahan iblis itu dan raganya tidak bisa digerakkan Lina
203. Keadaan Lina sama seperti yang kurasakan dulu. Sakitnya ketika kemaluan di sobek benda tumpul yang keras.

Melihat kejadian itu, membuat birahiku naik. Akhirnya aku mengobok ngobok kemaluanku, mulai bermanja kepada panglima.
204. Aku dan panglima pun bercumbu keluar kamar, seperti yang kulakukan dimasa melayani, 2 panglima lagi ikut menyetubuhiku.

Dari mulutku, buah dadaku, kemaluanku dan lubang duburku disetubuhi oleh mereka dengan penuh nafsu.
205. Setelah bercumbu, tanpa menggunakan busana, aku dan panglima masuk kedalam kamar. Melihat lihat Lina yang sedang tidak sadarkan diri ditinggal iblis itu setelah disetubuhi.

Talamnya diambil dan darah lada talam itu dimasukkan kedalam gelas.
206. Darah perawan ini bakalan dipakai untuk ritual oleh Tuan Muda.

Setelah itu aku dan beberapa anggota sekte mengangkat Lina keluar dari kamar itu dan memaksukan Lina ke kamar
kosong untuk disekap tangan Lina diikat diujung tempat tidur.
207. Belum sadarkan diri juga, Lina sudah setubuhi lagi oleh anggota sekte. Begitu juga dengan diriku yang penuh nafsu, aku sangat senang disetubuhi.

Hari sudah malam aku harus menunggu kabar dari Ibu Ana.
208. Ternyata Ayah dan Ibu majikanku dulu sudah mencari Lina dan anak - anaknya.

Banyak panggilan masuk ke ponsel Lina, tapi ponselnya aku matikan dan kubuang.

Orang tua Reno dan Seno sudah panik melapor ke pak satpam yang ada dikomplek.
209. Sangkin ramainya warga mencari keberadaan Reno dan Seno hingga membuat kabar ini sampai ke telinga supirku.

Supirku pun melaporkan kejadian sebenarnya, kalau Ibu Ana dan Aku membawa Lina dan anak - anak.

"Saya tidak ikut pak, saya cuma disuruh menjaga rumah"

Kata supirku
210. Karena sudah ketahuan Ibu Ana tidak sempat melarikan diri.
Ibu Ana langsung dibawa ke kantor polisi terdekat. Polisi meminta keterangan.

Ibu Ana mengaku membawa Lina, Seno dan Reno, dan dibawa ke suatu tempat bersamaku.
211. Ibu Lina tidak bisa memberi tahu tempat sekte ini dmn berada.
Hingga dipukul dibanti dan disiksa Ibu Lina tidak dapat berbicara.

Karena takut tempat ini terbongkar, maka kami orang disekte lakukan ritual untuk membunuh Ibu Ana.
212. Dengan mempersembahkan Seno akhirnya iblis pun setuju dengan tawaran kami.

Nasib Seno sama seperti nasib adiknya Reno. Mati mengenaskan habis dimakan oleh Iblis.

Dan dengan kuasa Iblis, Ibu Ana di temukan mati oleh polisi.
213. Polisi menduga Ibu Ana mati bunuh diri. Karena ada bekas cekikan di lehernya.

Kasus ini menjadi panjang, aku menjadi salah satu tersangka.
Sampai ujung dunia, polisi tidak bisa menemui aku. Aku tidak pernah pulang kerumah. Tidak pernah pulang kampung.
214. Nasib Lina mati mengenaskan karena seringnya disetubuhi oleh orang - orang sekte. Setiap orang yang datang ke sekte menyetubuhi Lina bahkan Lina bisa sampai berpuluh - puluh kali disetubuhi oleh orang sekte.
125. Berbeda dengan aku, karena tidak memenuhi kewajiban ketiga
"Memberi Perawan Setiap Tahun"
Karena tidak pernah keluar dari sekre dan aku tidak berani, akhirnya aku juga mati mengenaskan dimakan iblis.
126. Sama seperti nasibku. Banyak orang yang mengenaskan dan mati tanpa sebab, masuk ke sekte ini dan tidak bisa memenuhi syarat ketiga.

Hanya berniat nafsu dari awal, ingin kenikmatan duniawi secara instan tanpa memikirkan resikonya.
127. Orang tuaku dan orang tua Lina hanya bisa mendapat kabar kalau Aku dan Lina tersangka sebagai penculikan anak. Dan sampai habis umur mereka, mereka tidak pernah mendapatkan kabar dari Aku dan Lina.
128. Ini semua kesalahanku yang haus akan kekayaan. Sahabatku yang baik harus menjadi korban begitu juga dengan Seno dan Reno anak tanpa dosa harus menjadi mangsa oleh iblis karenaku.

Begitu juga dengan keluargu dan keluarga Lina, dikucilkan didesa karena anak seorang penculik.
129. Aku tidak tahu.

Hukuman apa yg pantas untukku ?
Sekian cerita ttng
SEKTE PEMUJA SETAN

Mudah - mudahan pada zaman ini tidak ada lagi orang - orang seperti Tiora, yang haus akan harta dan kenikmatan duniawi.
Ingat! Tuhan itu ada, hargai Tuhan yg sudah memberimu nafas kehidupan, memintalah kepada Tuhan ketika kamu membutuhkan sesuatu, bukan kepada iblis.

Selamat berpuasa!
Jangan sampai iblis mengganggu puasamu dan ibadahmu.

Saya deff, pamit undur diri
💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with S R C

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!