, 161 tweets, 24 min read
My Authors
Read all threads
PANGKAT, DERAJAT TIDAK DICARI DENGAN CARA YANG SESAT
-A HORROR THREAD-
saya @ayuningtyaspr mempersembahkan #pesugihankepalasekolah
@bacahorror

@bagihorror

@horrornesia

@ceritaht

#bacahorror
#bacahoror
#threadhoror
#threadhorror
SMA N 1 PERJUANGAN
Jawa Tengah
2011

Bicara tentang sekolah, banyak sekali bangunan-bangunan Belanda yang dijadikan sebagai sekolahan, bangunan-bangunan tua yang dijadikan sekolahan ada pula yang membangun dari nol
dilahan yang sangat luas untuk didirikan sekolahan. Sekolah, tempat untuk menuntut ilmu, membangun karakter dan mempersiapkan untuk masa depan. Tak hanya manusia yang menghuni sekolah, tapi makhluk lain juga ikut meramaikan tempat yang disebut dengan sekolahan. Berbagai
cerita mengenai sekolahan sudah marak dimasyarakat luas, setiap sekolah pasti punya ceritanya masing masing.
Kali ini kita akan membahas sebut saja SMA N 1 Perjuangan yang terletak di Jawa Tengah. Denah sekolahanku kurang lebih seperti ini
Kala itu aku masih duduk di kelas XI jurusan Bahasa, aku menjadi ketua OSIS di SMA tercintaku ini. Kelasku tepat berada di bawah Lab. Biologi, di dalam Lab. Biologi ada tengkorak asli manusia. Tengkorak tersebut berasal dari guru Biologi sekolahanku, beliau mendedikasikan
tubuhnya untuk dijadikan bahan ajar siswa. Pengabdian seorang guru untuk mencerdaskan anak bangsa, tapi tak jarang persepsi siswa akan tengkorak asli ini berubah menjadi horror. Pasalnya kalau tengkorak asli manusia pasti ada “sesuatu” didalamnya. Mungkin ini salah satu
alasan sekolahku dibilang angker. Tanpa tengkorak itupun sekolahku sudah angker hehehe.

Selasa sepulang sekolah anak OSIS rapat untuk menghadapi hari esok yaitu hari pramuka yang jatuh pada hari rabu. Untuk petugas upacara dari anak OSIS jadi mau tak mau kami harus
mempersiapkan segala hal. Aku sebagai ketua OSIS dimintai tolong oleh guru untuk menghandle upacara Hari Pramuka. Saat aku sedang berjalan di Lorong tengah antara lapangan basket dan ruang BK Bapak Samsuri guru bagian Kesiswaan memanggilku.
“Rendy, keruangan Bapak sebentar” pinta Pak Samsuri kepadaku

“siap Pak” jawabku dengan sigap

Aku yang sedang menenteng makanan yang kubeli dari kantin langsung aku serahkan kepada temanku dan langsung mengikuti langkah Pak Samsuri.
“besok ini hari pramuka, karena tidak ada yang bertugas jadi anak OSIS yang tugas ya Ren, nanti sepulang sekolah latihan. Konsumsi nanti minta sama Mbok Rum, bapak sudah bilang beliau” Pak Samsuri menjelaskan maksud dan tujuannya
“baik Pak nanti saya sampaikan kepada anak OSIS yang lain, mohon maaf Pak ada lagi?” jawabku

“tidak, bisa kembali kekelas Ren, terimakasih” sahut Pak Samsuri

“baik Pak sama-sama, Rendy pamit nggih Pak” aku memberi salam dan langsung kembali ke kelas.
Oh iya Mbok Rum ini adalah ibu kantin favorit di SMAku, beliau orangnya ramah sekali dan sering memberi kami anak OSIS makanan ketika sedang mengerjakan kegiatan sampai sore hari. Hehehe Namanya juga anak SMA, uang jajan pas-pasan ketika diberi makanan yang senengnya bukan main.
Sepulang sekolah seluruh anak OSIS latihan upacara di lapangan sepak bola. Tiang bendera SMAN 1 Perjuangan tercinta ini sangat besar seperti tiang di Istana Presiden, bisa dibayangkan? Nah begitu teman tiangnya hehehe ga juga sih, pokoknya besar dan tinggi.
Persiapan selesai kami pulang untuk mempersiapkan kondisi badan supaya besok bisa bertugas dengan maksimal.

Hari rabupun tiba, semua warga sekolah tanpa terkecuali mengenakan seragam pramuka lengkap.
Semua mengikuti upacara Memperingati Hari Pramuka dengan khitmat. Selesai upacara kami pelajaran seperti biasa. Kabar burung dari kelas XII bahwa akan ada penyambutan Lambang Tunas Kelapa di sekolah, dan benar saja aku kembali dipanggil Pak Samsuri untuk mengkoordinasikan
seluruh siswa supaya ikut penyambutan.

-Bel istirahat kedua berbunyi-

Seluruh siswa diminta untuk mengikuti penyambutan di lapangan sepak bola. Penyambutan Lambang Tunas Kelapa ini dihadiri oleh bapak Bupati, Bapak Gubernur dan tamu-tamu penting yang
lain. Lambang Tunas Kelapa ini bawa untuk mengurutkan jalur gerilya Jendral Soedirman. Bayangin aja istirahat kedua jam 12 siang dan harus berkumpul di lapangan, sungguh sangat malas. Akupun sebenarnya sangat malas, tapi karena mempertaruhkan nama baik sekolah ya harus
aku lakukan. Selesai penyambutan kita semua kembali pelajaran, tapi tiba-tiba ada pengumuman bahwa tidak boleh ada satupun siswa yang keluar dari kelas.

-UNTUK SEMUA SISWA DIHARAPKAN TIDAK MENINGGALKAN KELAS DENGAN ALASAN APAPUN, TERIMAKASIH!!!-
Karena penasaran aku keluar sendiri dan mencari tau kenapa siswa tidak boleh keluar kelas. Maklum ketua OSIS biar tau nanti kalau ditantai sama anak-anak. Aku berjalan melewati Lorong menuju ruang BK dan aku bertanya kepada salah seorang siswa yang berada didalam ruang BK.
“sssssttttttt ana apa?” (ssssstttttt ada apa?) tanyaku sedikit berbisik kepada adek kelas yang duduk disana

“cah-cah XII IPA do kesurupan mas” (anak-anak XII IPA kesurupan mas) jawab adek kelas ini, sontak membuatku kaget
“hee? Saiki do nengndi sing kesurupan?” (hee? Sekarang pada dimana yang kesurupan?) tanyaku

“masjid mas” sahut adek kelas ini

Tanpa basa bali lagi aku segera bergegas ke masjid depan, ingin melihat anak-anak yang kesurupan.
Baru saja berjalan kearah ruang guru HPku berbunyi, ternyata ada sms dari Putra (wakil ketua OSIS) yang isinya

“Ren, kanca-kanca dikon bali gasik, kowe ngeterke Ikhsan balik yo. Ikhsan cah kelas X1, pokoke kudu
kowe sing ngeterke. Aku nyekel sekolah” (Ren, teman-teman dipulangkan, kamu nganterin Ikhsan pulang ya. Ikhsan anak kelas X1, pokoknya harus kamu yang nganterin. Aku handle sekolah) isi sms dari Putra, tanpa pikir panjang aku langsung mencari anak yang bernama Ikhsan
dan langsung mengantarkannya pulang.

Kala itu aku masih memakai motor Veg*, badanku kecil sedangkan badannya Ikhsan besar jadi lucu aja kalau dilihat tapi yasudahlah yang penting sudah melaksanakan tugas. Sepulang aku mengantar
Ikhsan aku langsung kembali ke rumah tanpa mengecek suasana Smaper (SMA Perjuangan), malas juga harus berurusan dengan dhemit.

Keesokan harinya yaitu hari kamis, setiap pagi Smaper pasti melakukan literasi selama 15 menit. Hari
ini jadwal membaca al-Qur’an, jadi seluruh sekolah setelah bel berbunyi memulai membaca Al-Qur’an. Setelah selesai literasi tiba-tiba tiang bendera yang sangat besar itu ambruk! Tiang bendera jatuh pas ditangga arah naik ke kelas XI, diwaktu yang bersamaan kaca jendela
kelas X6 pecah benar-benar pecah tanpa tanda-tanda. Atap tangga ambrol sehingga anak-anak kelas XI yang dilantai 2 tidak bisa turun dan sempat ketahan. Panik! Ricuh! Teriakan dari berbagai penjuru sekolah!

Selang beberapa menit tiba-tiba ada pengumuman
-UNTUK SEMUA SISWA DIHARAPKAN TETAP DI KELAS AGAR SITUASI KONDUSIF, IKUTI PENGUMUMAN SELANJUTNYA. TERIMA KASIH!!!-

Bukannya kondusif tetapi malah semakin tidak bisa terkendali Smaper, anak-anak yang penasaran
dengan tiang bendera malah membuat kerumuman disekitar tangga ingin mencari tau kenapa tiang sebesar itu bisa ambruk. Semua mata tertuju kepada tiang bendera tanpa disadari disaat itu juga terjadi kesurupan masal, kenapa masal karena lebih banyak daripada hari rabu kemarin.
Kemarin sekitar 10 orang siswa dan sekarang hampir sekitar 33 siswa yang kesurupan. Apakah mungkin ada sangkut pautnya antara ambruknya tiang bendera, pecahnya kaca X6 dan kesurupannya anak-anak? Tidak ada yang tau!
Makin banyak anak yang mendekati area tangga akhirnya ada segerombolan kakak kelas yang datang, merangsek ditengah kerumunan lalu berteriak-teriak membubarkan kerumuman.

“masuk kelas sekarang!!!! Atau akan semakin banyak korban!!” kata salah satu kakak kelas.
Korban? Apa maksudnya? Karena ketakutan dengan kakak kelas akhirnya satu persatu siswa masuk kedalam kelasnya masing-masing. Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana anak kelas XI yang berada dilantai 2 bisa turun karena atap tangga ambrol menimpa tangga dan sangat tidak
memungkinkan sekali untuk dilalui. Sekitar pukul 8 pagi akhirnya pihak sekolah bisa membuat tangga darurat dan bisa mengevakuasi semua siswa. Akhirnya tanpa ada pengumuman seperti kemarin siswa yang masih selamat dari kesurupan dipulangkan segera.
Semua harus meninggalkan sekolahan agar “korbannya” tidak semakin banyak. Karena aku merasa mempunyai tanggung jawab terhadap sekolah ini, aku mencari tau penyebab kesurupan masal. Aku mencoba menelisik dikalangan adek
kelas,kenapa adek kelas? karena pasti mereka segan untuk berbohong pada kakak kelas apalagi embel-embelku (ketua OSIS). Aku bertanya kepada Mey yang memang sensitive sama makhluk gaib.

“Mey jane ketwingi tekan saiki ana apa?” (Mey sebenarnya dari kemarin ada apa?) tanyaku pada
Mey yang sedang berada di taman duduk menyendiri

“Mas Rendy, ehmm mubal Mas” (Mas Rendy, ehmm berhamburan Mas) jawab Mey lirih

“apane?” (apanya) sahutku dengan cepat
“dadi dina rabu wingi mbak Santi karo mbak Devi metu seka kamar mandi kelas XII wis meneng wae mas tekan kelas, nah pas mlebu kelaspun ora ngaruhke gurune teka langsung lungguh wae” (jadi hari rabu kemarin Mbak Santi dan Mbak Devi keluar dari kamar mandi kelas XII udah
diem aja mas sampe kelas, nah ketika masuk kelaspun enggak nyapa gurunya eh langsung duduk aja) kata Mey

“terus opo hubungane ro iki Mey?” (terus apa hubungannya dengan ini Mey?) sambungku cepat saking penasarannya
“ora letsuwe mereka lungguh, tiba-tiba Mbak Devi nggebrak meja buanter banget mas, ngadeg, terus ngrebut spidol sing dicekel guru fisika terus nulis ning papan tulis” (enggak selang berapa lama mereka duduk, tiba-tiba Mbak Devi menggebrak meja keras sekali Mas, berdiri,
terus merebut spidol yang dibawa oleh guru fisika dan menulis dipapan tulis) jelas Mey

“bajilaaaaaak, nulis apa?” (bajilaaaaak, nulis apa?) tanyaku penasaran

“MINGGATO!” (PERGILAH) Mey menuliskan ini disecarik kertas
“bar Mbak Devi nulis kuwi, seka panggon mburi dhewe Mbak Santi njerit banter banget Mas. Kuwi awale do kesurupan” (habis Mbak Devi nulis itu, dari tempat duduk belakang sendiri Mbak Santi menjerit keras sekali Mas. Itu awalnya pada kesurupan.) penjelasan Mey
yang sedikit membuatku heran kenapa bisa tanpa sebab seperti itu. Apa yang sebenarnya membuat mereka menampakan diri hmmmm

Mey juga menjelaskan bahwa setelah Mbak Santi dan Mbak Devi kesurupan,
teman sekelasnya berusaha menolong. Buruknya, bukan tertolong tetapi teman-temannya ikut kesurupan dan menyalur ke teman-teman yang lain. Kronologi hari pertama kurang lebih seperti itu. karena aku takut ketauan guru aku memutuskan untuk meninggalkan Mey dan mencari
orang yang bisa memberikan informasi. Aku berkeliling sekolah mencari-cari anak-anak indigo yang sekiranya bisa ku tanyai.

Setelah mengitari sekolah tak kutemui siapapun, lalu aku kembali menemui Mey berharap dia belum pulang. dan benar saja Mey masih duduk disana,
langsung ku temui dan kuajak bicara

“Mey” panggilku

“Mas, ngopo balik meneh?” (Mas, kenapa balik lagi?) tanya Mey

“nek sing dina iki piye?”tanyaku lirih
“nek sing dina iki sebenere isih ana kaitane karo sing wingi Mas” (kalau yang hari ini sebenarnya ada kaitannya dengan yang kemarin Mas) jawab Mey dengan santai tanpa ada harap-harap cemas

“Mbak Santi karo Mbak Devi meneh?” (Mbak Santi dan Mbak Devi lagi?) tebakku sambil
mengerutkan jidat

“iya Mas. Bar kedadean wingi Mbak Devi diterke balik ning kost e njuk mau isuk mangkat sekolah biasa. Dadi bar kuwi setiap Mbak Devi ndelok sing rame-rame mesti langsung njerit, melengking
banget jeritane” (iya Mas. Setelah kejadian kemarin Mbak Devi diantar pulang ke kost dan tadi pagi sudah berangkat sekolah seperti biasa. Jadi setelah kejadian kemarin Mbak Devi setiap melihat keramaian pasti lansung menjerit histeris,jeritannya sangat melengking) penjelasan Mey
membuatku cukup tercengang

“eeeee terus Mey?” pintaku untuk Mey segera melanjutkan penjelasannya

“pokoke Mbak Devi mlaku seka kelas X9 arep ning parkiran Mas, pas tekan kelas X6 kepasan banget
tiang bendera ambruk dan kacane kelas X6 pecah, yo ning kono kuwi Mbak Devi njerit banter banget. Nah disaat yang bersamaan pas Mbak Devi njerit, Mbak Santi sing lagi ning parkiran yo melu njerit Mas. Pokoke kedadean kuwi barengan kabeh disatu waktu” (pokoknya Mbak Devi
jalan dari kelas X9 mau ke parkiran Mas, ketika sampai di kelas X6 pas banget tiang bendera ambruk dan kaca kelas X6 pecah, ya disitu juga Mbak Devi teriak sangat keras. Nah disaat yang bersamaan ketika Mbak Devi menjerit, Mbak Santi yang ada di parkiran ikut menjerit Mas.
Pokoknya kejadian itu disatu waktu) jelas Mey. Asli ini membuatku lemas seketika :(

“kowe ngerti ngopo kok isa dadi ngene Mey?” (kamu tau kenapa kok bisa jadi seperti ini Mey?) tanyaku
“mboten Mas” (enggak Mas) jawab Mey lirih, menatapku dan sekidit tersenyum. Setelah percakapan itu Mey meminta pamit dan langsung pergi.

Gosip yang beredar disemua Angkatan adalah penunggu sekolahku merasa terganggu, terganggu
dengan apa tidak ada yang bisa menjelaskan. Hari kamis berlalu dengan banyak misteri yang terpaksa terbungkam. Setelah kejadian hari kamis ini memang masih ada saja yang mengalami kesurupan, tetapi hanya satu dua orang saja tidak masal. Dari situlah sekolahku mulai terkenal
dengan sebutan sekolah angker yang banyak penunggunya.

-9 tahun kemudian-

Aku sudah menjadi alumni, menua bersama dengan cerita sekolah yang kian hari kian tenggelam
atau bahkan kian hari cerita sekolahku kian mendapatkan bumbu-bumbu cerita. Kembali ku kunjungi tempat makan dekat SMA yang dulu biasanya kugunakan untuk membolos pelajaran. Ditempat ini aku menemukan jawaban yang selama ini terpendam. Jawaban dari kesurupan masal yang ada
disekolahku dulu. Diwarung makan sebut saja “Warung Makan Legendaris” aku bertemu dengan kakak kelasku yang bernama Mas Anang. Mas Anang dulu adalah seksi perdemitan di sekolahku, tapi pada saat kejadian itu justru Mas Anang tidak unjuk gigi sama sekali.
“njenengan Mas, pripun kabare? Sae?” (kamu Mas? Gimana kabarnya? Baik?) sapa ku pada Mas Anang

“weeeh Rendy, apik Ren. Rene lo rene, jagongan sek wong suwe raketemu” (weeeh Rendy, baik Ren.
Sini lo sini, ngobrol dulu udah lama ga ketemu) balik sapa Mas Anang, orang yang terkenal sangat supel di sekolah.

“nggih Mas” (iya Mas) jawabku sambil senyam senyum, aku juga tak tau kenapa bisa begitu hehehe
“aku wingi bar tilik Smaper Ren, demite isih akeh hahaha” (aku kemarin habis dari sekolah Ren, hantunya masih banyak hahaha) canda Mas Anang sembari menepuk-nepuk pundaku

Sambil menyelam minum air! Mas Anang suka sekali membahas cerita-cerita horror yang ada
disudut sekolahku. Mumpung dia sedang memulai obrolan perihal demit, terbesit dipikiranku tentang kejadian 9 tahun lalu dan akhirnya kutanyakan saja padanya

“inggih napa Mas? Hahaha. Mas kula ajeng takon niki” (iya kah Mas? Hahaha. Mas aku mau tanya)
kumulai perbincanganku tentang demit

“takono, tak jawab” (tanya aja, aku jawab) sahut mas anang

“Mas Anang kelingan pas kesurupan masal nika mboten? Pas 2011. Jane enten napa to Mas?” (Mas
Anang ingat ketika kesurupan masal itu nggak? Ketika 2011. Sebenarnya ada apa Mas?) tanyaku

“pengen ngerti sing sak tenane Ren?” (mau tau yang sebenarnya Ren?) jawab Mas Anang

“inggih Mas” (iya Mas) sahutku dengan muka yang sangat serius
Mas Anang memulai menceritakan kronologi sebelum kejadian 2 hari terror kesurupan disekolah, kira kira 1 minggu sebelum hari itu. Minggu-minggu menjelang akreditasi sekolah pasti pihak sekolah disibukan dengan merapikan tempat, mengumpulkan dokumen-dokumen, penataan ruang,
penataan taman dan lain-lain. Pokonya akreditasi membuat semua warga sekolah sibuk, kerja cepat dan kerja tepat. Semua sudut sekolah harus mempunyai kegunaan masing-masing.

Smaper mempunyai banyak kamar mandi, bukan sombong tapi memang kenyataan hehehe. Tapi
ada 1 kamar mandi yang tidak pernah dibuka yaitu kamar mandi kelas XII yang laki-laki. Kamar mandi di sekolahku biasanya ada 3 kamar mandi cewek dan 3 kamar mandi cowok. Kamar mandi kelas XII memang kamar mandi tertua diantara yang lainnya,
mungkin saja karena sudah tua kamar mandi 1 itu tidak bisa dibuka. Tapi sampai saat itu tidak ada yang tau penyebabnya apa dan kenapa 1 kamar mandi itu ditutup rapat. Atas perintah Kepala Sekolah yang bernama Bapak Suharmadi, mau tidak
mau kamar mandi itu harus dibuka. Pak Suharmadi memerintahkan kepada Pak Waluyo selaku penjaga sekolah untuk membukanya tetapi Pak Waluyo menolak dengan keras. Kamar mandi itu tidak boleh dibuka dengan alasan apapun.
“Pak Waluyo besok kamar mandi kelas XII yang nggak pernah dibuka tolong dibuka ya Pak, mau direnovasi untuk akreditasi” perintah Pak Suharmadi kepada Pak Waluyo

“nuwun sewu mboten saged Pak, kula mboten purun menawi diken mbikak kamar mandi nika”
(maaf tidak bisa Pak, saya tidak mau kalau harus membuka kamar mandi itu) bantah halus Pak Waluyo

“loh kenapa Pak?” sahut Pak Suharmadi

“nggih pokoke mboten saged Pak, ampun dipunbikak” (ya pokoknya tidak bisa Pak, jangan dibuka) pinta Pak Waluyo
“semua itu pasti ada alasannya Pak, saya langsung turun tangan menangani hal sepele seperti ini hanya demi akreditasi. Besok harus dibuka itu kamar mandi kelas XII!!” kalimat yang diucapkan Pak Suharmadi cukup mengancam Pak Waluyo
Tanpa ada salam Pak Waluyo pergi meninggalkan Pak Suharmadi yang sedang naik pitam. Beliau terlihat gugup, gagap dan terburu-buru seakan-akan sangat ingin menghindari Kepala Sekolah itu.

Kepsek yang baru 3 bulan menjabat ini mungkin belum tau seluk beluk sekolahku
jadi main ancam saja. Bapak Suharmandi menjadi Kepsek di Smaper menggantikan Kepsek yang lama, karena Kepsek yang lama meninggal karena komplikasi. Sebenarnya jika ingin ditoleh kebelakang banyak kontroversi mengenai beliau ini. Bagaimana tidak, sebelum di sekolahku
beliau menjabat di SMA yang kualitasnya jauh dibawa Smaper. Entah bagaimana jalan ceritanya Pak Suharmadi bisa dipercaya untuk memimpin Smaper, padahal di SMA yang dulu itu beliau ada kasus yang gosipnya penggelapan uang, beliau juga orang yang sangat angkuh, tidak murah senyum,
otoriter tak bertanggungjawab dan seperti tidak mumpuni menjadi seorang Kepala Sekolah. Membuat peraturan-peraturan yang tidak dipikirkan dampak positif dan dampak negatifnya.
Pak Suharmadi sangat emosi ketika Pak Waluyo meninggalkannya, tanpa pikir panjang Pak Suharmadi mencari tukang untuk membuka paksa kamar mandi itu. Persiapan demi persiapan akhirnya terselesaikan.
Hari H akreditasi Pak Waluyo tidak berada di tempat, beliau sedang masuk angin. Usut punya usut Pak Waluyo stress berat karena memikirkan kamar mandi yang dibuka paksa. Ternyata setelah dibuka oleh tukang suruhan Pak Suharmadi, isi didalam kamar mandi itu berupa peti
dan kain jarik yang keemasan. Akhirnya peti dan kain jarik itu dibuang ditempat pembuangan sampah besar yang berada di belakang sekolah. Pembuangan peti dan jarik membuat hawa sekolah panas, sangat panas
dan warga sekolah merasakan kejanggalan-kejanggalan. Akhirnya Pak Samsuri mendatangi rumah Pak Waluyo supaya beliau mau ke sekolah karena sekolah sedang panas-panasnya dan terasa gawat. Emosi satu orang dengan orang yang lain sangat tinggi, perang argument berujung saling
menjatuhkan. Pak Waluyo hanya mengucapkan 1 kalimat

“wis tekan titi wancine” (sudah tiba saatnya) ucap Pak Waluyo yang memusatkan pandangannya kelangit-langit rumah, kemudian ikut Pak Samsuri ke sekolah.
Sampai di sekolah Pak Waluyo mengecek kamar mandi laki-laki kelas XII dan benar saja semua sudah tidak ada lalu beliau memerintahkan semua siswa untuk mencari peti dan jarik yang dibuang, pokoknya harus ketemu hari itu juga. Semua sudut sekolah disisir dengan
harapan bisa menemukan barang itu. setelah pencarian berjam-jam tidak ada hasil, semua sudah lelah dan akhirnya Pak Waluyo kembali pulang dengan kehampaan. Hari selanjutnya dilanjutkan pencarian peti dan jarik
tetapi tetap saja nihil, karena factor pikiran, usia yang sudah cukup tua akhirnya Pak Waluyo kembali jatuh sakit, sampai bangun saja tidak bisa.

Mas Anang yang memilih tidak membantu kericuhan di sekolah ternyata diam-diam ia menjenguk
Pak Waluyo dirumahnya untuk mencari tau ada cerita apa dibalik SMA N 1 Perjuangan.

“taksih gerah Pak?” (masih sakit Pak?) tanya Mas Anang sambil memberikan sedikit bingkisan

“walah le yo ngene iki, isih nggregesi” (walaah nak ya masih seperti ini, masih demam) jawab Pak
Waluyo

“mugi enggal dhangan nggih Pak. emmmm ngeten Pak, kula mriki niki badhe nyuwun pirsa, sejatosipun enten napa to Pak ten sekolahan niku? Peti kaliyan jarik e nika? Onten sambung rapete
napa?” (semoga cepat sembuh ya Pak. emmmm gini Pak, saya kemari mau tanya, sebenarnya ada apa di sekolahan? Peti dan jarik itu? apakah ada keterkaitannya?) tanpa tedheng aling-aling Mas Anang langsung mengutarakan tujuannya
“peti karo jarik sing diguang karo Kepala Sekolahmu kae mbiyen titipane Mbah Darmo,sing mbaurekso sekolahmu nganti apike kaya saiki, aku semono a gur neruske perjuangane Mbah Darmo le.
Nek arep pengen ngerti sing saktenane mara a ning daleme Mbah Darmo, isih sugeng, isih seneng cerita le” (peti dan jarik yang dibuang oleh Kepala Sekolahmu itu dulunya titipan dari Mbah Darmo, yang menjaga sekolahanmu sampai bisa
sebagus seperti sekarang, aku hanya meneruskan perjuangannya Mbah Darmo nak. Kalau pengen tau yang sebenarnya terjadi datang aja ke rumahnya Mbah Darmo, beliau masih sehat, masih suka bercerita nak) jelas Pak Waluyo
“kula angsal nyuwun pirsa Pak ten nggene Mbah Darmo?” (saya boleh tanya-tanya Pak sama Mbah Darmo?) tanya Mas Anang

“oleh le, wis gek kono” (boleh nak, sudah sana) jawab Pak Waluyo
“nggih Pak kula nyuwun pamit, matur nuwun” (ya Pak saya pamit, terimakasih) ucap Mas Anang sambil berjabat tangan dengan Pak Waluyo

Tidak sulit menemukan rumah Mbah Darmo karena simbah ini cukup terkenal dengan ilmunya,
maklum orang dulu masih kental dengan kejawen. Sekitar 1 jam an Mas Anang akhirnya menemukan rumah Mbah Darmo.

“kula nuwun Mbah” (permisi Mbah) Mas Anang pintu rumah yang sepertinya rumah Mbah Darmo

“nggih” (ya) seorang lelaki tua membukakan pintu
“niki leres daleme Mbah Darmo?” (ini benar rumahnya Mbah Darmo?) tanya Mas Anang

“iya bener ngger, kene kene lungguh kene. Ana apa?” (iya benar nak, sini duduk sini. Ada apa?) ajak Mbah Darmo kepada Mas Anang untuk masuk ke ruang tamu rumahnya
“ngeten Mbah, kula niki siswa SMA N 1 Perjuangan nami kula Anang, kula sowan mriki diken Pak Waluyo amargi sekolah menika nembe gawat Mbah. Peti kaliyan jarik sing ten kamar mandi nika diguang, nah sekolahan sakniki hawane panas. Emm sejatosipun onten napa to Mbah ten sekolah?”
(gini Mbah, saya siswa SMA N 1 perjuangan nama saya Anang, saya kesini disuruh Pak Waluyo karena sekolahan sedang gawat. Peti dan jarik yang ada dikamar mandi dibuang, sekarang sekolahan suasananya sedang panas. Ee sebenarnya ada apa Mbah disekolahan itu?) tanya Mas
Anang

“mbiyen sekolahan kuwi jenenge SMA Ngudi Luhur nalika taun 1975, Kepala Sekolahe jenenge Pak Purnomo. Jaman mbiyen uwong Jawa kuwi akehe nduweni ngelmu ngger, sing arane ngelmu
kejawen” (dulu sekolahan itu bernama SMA Ngudi Luhur ketika tahun 1975, Kepala Sekolahnya bernama Pak Purnomo. Jaman dulu orang jawa masih banyak yang mempunyai ilmu nak, ilmu yang bernama ilmu kejawen) jelas Mbah Darmo
“terus napa enten hubungane kaliyan peti lan jarik?” (lalu apakah ada hubungannya dengan peti dan jarik?) tanya Mas Anang sambil mengerutkan dahi

“mbiyen sakdurunge dibangun sekolah, panggonan kuwi alas kang jembar ngger. Salah sijine
panggonan alas kuwi ana sumur budha sing umure wis atusan taun ngger. Nek pengen dibangun sekolah kudu ana syarate, simbah ora ngerti saktenane opo syarat sing dijaluk karo sing mbaurekso alas kuwi. Ora dinyana nyana jebul Pak Purnomo uwis nggawe perjanjian karo penggedhene”
(dulu sebelum dibangun sekolah, tempat itu alas yang sangat luas. Salah satu tempat di alas itu ada sumur budha yang umurnya ratusan taun. Kalau mau dibangun sekolah harus ada syaratnya, simbah tidak tau yang sebenarnya apa syarat yang diminta sama yang menjaga alas itu.
Tanpa disangka-sangka ternyata Pak Purnomo sudah membuat perjanjian dengan penguasanya) lanjut Mbah Darmo

“perjanjiane napa Mbah?” (perjanjiannya apa Mbah?) sahut Mas Anang
“perjanjiane nek arep mbangun sekolah, Pak Purnomo kudu nyiapke 1 panggonan dinggo mindhahke kerajaan gaib sing ana ning alas kuwi. Panggonan kuwi ya kamar mandi lanang kelas XII ngger” (perjanjiannya kalau mau membangun sekolah, Pak Purnomo harus menyiapkan 1 tempat untuk
memindahkan kerajaan gaib yang ada dialas itu. tempatnya adalah kamar mandi laki-laki kelas XII nak) tambah Mbah Darmo
Dari pernyataan Mbah Darmo, Mas Anang sangat syok dan mulai menghubung-hubungkan sejarah Smaper dibangun dengan kondisi yang saat ini sedang dialami oleh seluruh warga sekolah.
Sedikit demi sedikit rahasia ini akan segera terbongkar dan Smaper bisa kembali aman. Peti dan jarik hilang maka penghuni kerajaan gaib ini tidak terima, sedangkan sekarang semua orang tidak tau
keberadaan benda itu. daaaaan yang tau bentuk detail peti dan jarik hanyalah Pak Waluyo penjaga sekolah. Yaaaaa!!!!!!!!!!!!

Lalu kenapa Mbak Devi menuliskan dipapan tulis “MINGGATO” itu ya? Mas Anang masih mencari
cari jawaban tentang hal itu. Hari selanjutnya setelah Mas Anang bertanya-tanya kepada Mbah Darmo sekolah semakin gila. Yang kesurupan hampir 50 orang, siswa berjatuhan dan teriak-teriak histeris. Mbak Devi juga membabi buta, berteriak sangat keras diikuti
oleh Mbak Santi. Ketika ada kesurupan yang menangani adalah warga sekolah sendiri, tapi kali ini ada beberapa orang entah darimana masuk ke Smaper untuk membantu menangani kesurupan masal. Daaaannnn Kembali Mbak Devi berucap
“aku njaluk kabeh dibaleke!!!!” (aku minta semua dikembalikan!!!!) ucap Mbak Devi dengan mata melotot

Mendengar perkataan Mbak devi, beberapa orang baru itu malah menantangnya, dan sekali lagi Mbak Devi berucap.
“aku njaluk tumbal, HAHAHA” (aku minta tumbal, HAHAHA) ucap Mbak Devi sambil tertawa lepas

Mas Anang hanya mengamati semua kejadian dari penjuru ruang guru, dia tak berani mendekat karena suasana sudah sangat crowded. Karena sangat tidak memungkinkan untuk pelajaran akhirnya
siswa yang masih sadar dan selamat dipulangkan langsung, daripada semakin banyak yang kesurupan. Tapi bukannya pulang, ada rombongan anak kelas X IPS malah main ke Yogyakarta, main kepantai pasir putih. Lama bermain air di pantai ada ombak besar datang dan menyeret salah satu
anak-anak itu yang bernama Usmar, Usmar tergulung ombak. Teman Usmar yang bernama Kemal sempat ingin menolongnya tapi Usmar sudah keburu sampai ditengah pantai dan tenggelam. Kalimat terkahir yang diucapkan Usmar kepada Kemal adalah
“tulung kabari mamaku nek aku bakale bali” (tolong berikan kabar kepada ibuku kalau aku bakal pulang) kata Usmar sebelum tenggelam

Pecah tangis kesedihan teman-teman Usmar yang ada disana, harusnya mereka pulang ke rumah
dengan kesenangan tetapi ini harus pulang dengan kesedihan. Kalut, tidak pernah terbayangkan akan seperti ini jadinya. Anak-anak meminta tolong kepada SAR yang ada dipantai itu, dan dibantu oleh warga sekitar. Pencarian demi pencarian terus dilakukan,
tapi hari sudah hampir habis dan Usmar belum kunjung ditemukan dan terpaksa harus di lakukan pencarian keesokan harinya.

Keesokan harinya mayat Usmar ditemukan, dan segera dibawa pulang untuk dimakamkan. Mungkin
ini yang dibilang Usmar sebelum tergulung ombak, dia pasti akan pulang :’) Smaper berduka kehilangan salah satu murid kelas X, dan kalian ingat ketika Mbak Devi kesurupan mengucap menginginkan tumbal? Ya akupun juga berpikir begitu. Tapi Mas Anang masih berpikir positif,
mungkin saja itu hanya kebetulan dan sudah nasib Usmar yang harus meninggal dalam keadaan seperti itu. Malam harinya Ikhsan anak kelas X yang pernah kuantar pulang didatangi oleh Usmar dan berkata
“tulungi aku, aku bakale manggon ning sekolahanmu. Sekolahanmu kuwi ora aman!” (tolong aku, aku akan menetap disekolahmu. Sekolahmu tidak aman!) kata Usmar dimimpinya Ikhsan

Ikhsan yang ketakutan hebat akhirnya jatuh sakit, ia demam dan harus istirahat di rumah. Hari demi
hari sekolah masih saja ada yang kesurupan tapi tidak separah yang kemarin mencapai 50 orang. Jujur kami warga sekolah lelah, energi terkuras untuk hal yang tidak bisa dipercaya 100%. Dari minggu sampai akan bertemu hari minggu lagi belum ada solusi akan kekacauan sekolah.
Minggu pagi pihak sekolah dikagetkan dengan kabar meninggalnya Mbok Rum, ibu kantin yang baik hati. Kronologi kejadian meninggalnya Mbok Rum kurang lebih 3 hari yang lalu Mbok Rum pulang ke kampung halamannya, lalu kembali lagi ke rumah kontrakannya yang tak jauh dari sekolah.
Mbok Rum turun dari angkot minggu dini hari, ketika turun Mbok Rum tertabrak mobil yang melaju sangat cepat. Mbok Rum terpental lumayan jauh, jenazahnya ditemukan diselokan depan Smaper. Orang
yang menabrak Mbok Rum melarikan diri tanpa tanggung jawab. Diperkirakan Mbok Rum tertabrak mobil sekitar pukul 1 dini hari dan warga menemukan Mbok Rum sekitar pukul 5 pagi, badan Mbok Rum sudah kaku, terdapat beberapa luka, dan tubuhnya mulai membiru.
Smaper kembali berduka, 1 minggu ada 2 warga sekolah yang meninggal karena kecelakaan. Apakah? Ah tidak mungkin, tidak!!!! Ini sudah takdir yang digariskan yang Maha Kuasa. Hari minggunya kami seluruh warga sekolah Smaper melayat ke kediaman Mbok Rum.
Hari senin setelah upacara ada salah satu siswa kelas XII yang bernama Mbak Juli kesurupan di Lorong antara lapangan basket dan UKS. Dia berkata bahwa Pak Suharmadi mempunyai PESUGIHAN, pesugihan yang mengancam seluruh “penghuni” sekolah. Pesugihan yang membuat Smaper menjadi
hancur tanpa Pak Suharmadi sadari.

“NEK ORA PENGEN ANA MENEH KAYA NGENE, SUHARMADI KUDU LUNGA!!!” (KALAU TIDAK INGIN ADA SEPERTI INI LAGI, SUHARMADI HARUS PERGI!!!) teriak Mbak Juli
Guru dan staff mencari Pak Suharmadi ke ruangan, beliau tidak ada. Siswa ikut membantu mencari Pak Suharmadi berharap beliau mau meminta maaf akan kejadian ini tetapi tak ditemui sosok Pak Suharmadi, sedangkan Mbak Juli masih teriak-teriak menyuruh Pak Suharmadi pergi.
“AAAARRRGGGHHHH LUNGAAAAA!!!!” (AAAARRRRGGGHH PERGI!!!)

“SUHARMADI LUNGAAA!!!” (SUHARMADI PERGI!!)

“manungsa ora nduwe tata krama!! Nggawa bala gur arep nggawe ruweting jagadku! MINGGAT!!!”
(orang yang tidak punya tata krama!! Membawa anak buah Cuma mau membuat gaduh alamku!! PERGI!!)

Kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Mbak Juli sontak membuat kami yang menyaksikan ini sangat
tidak menyangka bahwa Kepala Sekolahku sendirilah yang membuat Smaper semakin hancur. Dari pernyataan yang merasuki tubuh Mbak Juli tentang anak buah? Mas Anang yakin bahwa anak buah yang dimaksudkan itu adalah beberapa orang yang membantu kesurupan masal. Dan ternyata
mereka bukan membantu untuk mengeluarkan dari tubuh anak-anak saja, melainkan juga ingin mengusir “penunggu” yang ada di Smaper. Kembali lagi sekolah dipulangkan pagi karena kesurupan! Yang terpenting sekarang adalah keselamatan siswa. Mbak Juli ditangani oleh pihak sekolah,
sedangkan yang lain mencoba mencari keberadaan Kepala Sekolah itu. Beliau pergi tapi tidak dengan mobilnya, mobilnya ditinggal disekolah entah naik apa untuk melarikan diri.

Keesokan harinya Mbah Darmo akhirnya turun tangan untuk ngusut kasus kesurupan dan pesugihan
Kepala Sekolah ini. Mbah Darmo mendudukan Mbak Santi, Mbak Devi, Fandi dan Mbak Juli di ruang BK. Ruang BK langsung dikelilingi oleh siswa satu sekolahan karena mereka semua penasaran dengan kejadian-kejadian yang menimpa akhir-akhir ini. Tanpa basa basi
Mbah Darmo langsung bertanya kepada Mbak Devi

“kowe uwis entuk wong 2, kurang apa meneh?” (kamu sudah mendapat 2 orang, kurang apa lagi?) tanya Mbah Darmo kepada Mbak Devi

“HAHAHA wis cukup!!” (HAHAHA sudah cukup!!) jawab yang ada didalam tubuh Mbak Devi
“nek uwis cukup, aku njaluk kowe bali. Aja nganggu anak-anaku meneh” (kalau sudah cukup, aku mohon kamu kembali. Jangan mengganggu anak-anaku lagi) bujuk Mbah Darmo

“yoooo, aku bali. Ning aku kudu nggawa Fandi HAHAHA” (iyaaa, aku kembali. Tapi aku harus
membawa Fandi HAHAHA) sahut yang ada di dalam tubuh Mbak Devi sambil melirik Fandi dengan tatapan yang sangat tajam, anehnya Fandi juga melakukan hal yang sama tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Kenapa Fandi? Kata Mbah Darmo, Fandi dijaga oleh perempuan yang sangat cantik sekali. Sejak kecil perempuan itu yang menjaga Fandi. Naaah yang berada ditubuh mbak Devi ini laki-laki, ternyata “mereka” saling suka. Setiap pagi Fandi berpapasan dengan Mbak Devi
pasti memperlihatkan senyum termanisnya. Sejak saat itu Fandi terlihat sedikit lemah lembut dan menjauhi teman laki-laki yang ada dikelasnya.

“gowonen sing tok seneng, ning Fandi tetep karo aku” (bawa saja yang kamu suka, tapi Fandi tetap
bersamaku) jelas Mbah Darmo dan segera mengeluarkan yang ada didalam tubuh Mbak Devi. Akhirnya Mbak Devi “benar-benar” sadar.

Selanjutnya Mbah Darmo mencoba membersihkan yang ada didalam badan Mbak Santi. Mbah
Darmo mengenal sosok yang ada didalam Mbak Santi, sempat berkomunikasi secara bantin lalu mengeluarkannya. Mbak Santi “benar-benar” sadar. Tinggal Mbak Juli yang masih dalam keadaan kesurupan. Tak disangka ternyata sosok yang ada didalam Mbak Santi berpindah kedalam tubuh
Mbak Juli.

“ngopo wingi bengak bengok? Ana apa?” (kenapa kamu kemarin teriak-teriak? Ada apa?) tanya Mbah Darmo kepada yang ada didalam Mbak Juli

“aku diubung uwong akeh, sing ngubung aku antek-anteke Suharmadi. Suharmadi licik! Nggawa
barang kang gedhe kang ora ana tandhingane. Kaaaeeee ana njero tunggangane” (aku dikepung orang banyak, yang mengepungku adalah anak buah Suharmadi. Suharmadi licik! Membawa sesuatu yang besar dan tidak ada tandingannya. Itu didalam mobilnya) jelas yang ada didalam tubuh Mbak
Juli

“bentuke apa?” (bentuknya apa?) tanya Mbah Darmo kembali

“uwong wadon ayu nggendong anak” (wanita cantik yang menggendong bayi) jawab yang ada ditubuhnya Mbak Juli sambil berbisik
Tanpa ada perintah semua siswa yang awalnya mengelilingi ruang BK berbondong-bondong menuju mobil Kepala Sekolah laknat. Merusak mobil Pak Suharmadi dan menempeli kaca mobil dengan sticky note yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dan surat-surat pendek. Selang 5 menit terjadi
kesurupan masal, hampir 100 siswa yang mengalaminya. Puncak kesurupan masal adalah hari senin ini, sangat kacau dan tidak terkendali. Mbah Darmo sangat emosi karena siswa-siswa terlalu gegabah sehingga menimbulkan kesurupan ini, dengan pemikiran yang sangat matang Mbah Darmo
meletakan sebuah baju didalam kamar mandi laki-laki kelas XII lalu ditutupnya. Sekali lagi Mbah Darmo berpesan jangan sampai ada yang membuka kamar mandi ini lagi kalau tidak mau ada tumbal-tumbal berikutnya. Siswa yang mengalami kesurupan akhirnya satu persatu bisa tertangani.
Alumni-alumi yang mengerti akan perdemitan tiba-tiba datang dan ikut membantu mengeluarkan. Akhirnya setelah kurang lebih 3 jam semua bersih, semua tenang dan disinilah isak tangis mulai terdengar. Kalut, menyisakan memori yang bisa membuat trauma.
Mas Anang melihat ada alumni yang bernama Mbak Dina juga ikut datang. Dulunya Mbak Dina sempat linglung karena energinya bentrok dengan sosok yang bernama Mbak Yayuk. Mbak Dina linglung sekitar 6 bulan dan akhirnya bisa kembali seperti semula. Sosok Mbak Yayuk adalah siswi
tahun 2001, ia penunggu tangga menuju kelas XI. Dia dulu meninggal karena dibunuh oleh satpam sekolah, sebelum dibunuh Mbak Yayuk diperkosa di kamar mandi belakang kelas X1. Setiap pagi Mbak Yayuk selalu menyapa siswa yang dapat “melihatnya” dengan senyuman yang sangat manis.
Ternyata saat tiang bendera ambruk dan kaca jendela kelas X6 pecah, Mbak Yayuklah yang membuatnya untuk melindungi kerajaan gaib yang ada didalam kamar mandi kelas XII yang sedang diserang oleh makhluk pesugihan Kepala Sekolah.
Keesokan harinya semua siswa membuat petisi untuk menurunkan Pak Suharmadi dari jabatan Kepala Sekolah, sudah membuat kericuhan dan tidak bertanggungjawab. Hari selanjutnya Pak Suharmadi datang ke sekolah pagi-pagi buta untuk mengambil mobilnya dan sejak saat itu tak
pernah tampak batang hidungnya. Selang beberapa hari bertemu kembali dengan hari senin, upacara bendera yang biasanya di amanat diisi oleh Kepala Sekolah kali ini diisi oleh anak buahnya Pak Suharmadi yang waktu lalu ikut dalam pengusiran sosok yang ada di sekolah.
Saat amanat bapak ini berucap

“sekolah ini mau dibangun atau dihancurkan?” tanya bapak-bapak ini

“HANCURKAAANNN!!!!” teriak seluruh warga sekolah
Fandi langsung maju kedepan merebut mic yang sedang dipegang bapak itu dan langsung menyuarakan apa yang ada didalam hatinya dan mungkin ada didalam benak seluruh siswa.

“berdamailah dengan yang ada disini, dia itu pemimpin untuk memimpin kami bukan untuk merajai
kami! Kami sudah tau apa yang sudah dilakukan kepalamu! Kami sudah tau apa yang ada didalam mobilnya! Apa tidak kasihan dengan Usmar dan Mbok Rum? Mereka meninggal karena ulah kepalamu!” teriak Fandi
Tanpa sepatah kata bapak itu menundukan kepala dan langsung pergi dari sekolah. Mungkin merasa terintimidasi dengan perkataan Fandi kala itu. Dan setelah hari senin ini, 4 hari selanjutnya akhirnya kami warga Smaper mendapat kepala sekolah yang baru.
Oh iya kata Mbah Darmo, kenapa yang menghuni sekolah meminta tumbal dan yang diminta adalah Usmar dan Mbok Rum karena Usmar adalah orang yang paham akan dunia gaib, anak yang baik dan supaya Usmar tidak ikut campur hal ini lebih baik Usmar yang ditumbalkan. Dan Mbok Rum? Mbok
Rum adalah orang yang selalu melakukan ritual-ritual yang diamanahkan Mbah Darmo kepadanya untuk merawat kamar mandi kelas XII, disamping itu Mbok Rum juga sangat baik dan agar Mbok Rum tidak terpengaruh akhirnya Mbok Rum-lah yang di ambil. Dan kalian ingat Ikhsan yang pernah
kuantar pulang waktu kesurupan merajalela di sekolah pertama kali? Simbahnya Ikhsan adalah teman dekat dengan Pak Purnomo (Kepala Sekolah pertama Smaper), jadi Ikhsan sangat dilindungi. Dan ketika terjadi kesurupan itu Ikhsan sebenarnya kesurupan yang ada disitu dan temanku
menyuruhku mengantarkan pulang. waktu kesurupan itu Ikhsan dibuat bingung persis seperti Mbak Dina. Jadi dulu aku memboncengkan orang yang kesurupan? Oh Tuhannnnnn :(

Pak Suharmadi menggunakan pesugihan itu untuk perlindungan diri, mendapatkan tahta dengan
menghalalkan berbagai macam cara. Semoga ini semua dapat menjadi pelajaran kita semua, jangan tergiur oleh hal yang instan. Semua itu ada sebab akibatnya.

[BASED ON TRUE STORY]

-TAMAT-
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with UPILSKY

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!