My Authors
Read all threads
[WANITA TAK KASAT MATA]
~Chapter Four~

_A Thread_

Sumber (delviharahap20)

#threadhoror #horror #ceritahorror #hororstory
@ceritaht @bacahorror
#onepiece984 #TangkapDennySiregar #Ladakh
"Kreeek...kreeeekkk...kreeeeekkk" terdengar suara pintu pagar rumahku di gerakkan secara berutal, aku pun dengan sedikit kesal keluar rumah, melihat siapa pelakunya.
"Deggggg." jantungku mau lepas akibat dihadapanku saat ini adalah Misliana, ku telusuri badannya dari atas hingga bawah, semua nya basah kuyup, padahal tidak hujan sama sekali.
Tatapan matanya tidak seperti biasanya, kali ini tampak seperti orang yang sangat marah besar, dengan kedua tangan di sembunyikan di belakang tubuhnya. Aku tak berani membukakan dia pintu pagar, aku hanya terpaku menatapnya, menunggu apa yang akan di katakannya padaku.
Perlahan dia menggerakkan tangannya kedepan, tampaklah sosok yang di sembunyikan di belakang tubuhnya itu. Bisakah kalian menebak?? Untuk kedua kalinya aku hampir mati jantungan, aku membeku bagaikan batu, untuk menggerakkan bibir saja tak bisa.
Benda itu adalah boneka jeleknya, bagaimana bisa dia bisa tau boneka itu kubuang kesungai? Bagaimana bisa dia menemukan boneka itu di dasar sungai yang menurutku amat dalam untuk ukuran anak anak seperti kami. Untung saja dia tidak mati akibat tenggelam.
"Mis?." kuberanikan membuka suara.

"............." hening, tak ada jawaban. Dia tetap mungkam, dengan tatapan matanya mengunci mataku, ini berlalu cukup lama, dan membuatku semakin ketakutan.
"Kenapa dia dibuang?". Dingin, tapi mematikan. Tak ada nada tinggi disana. Tapi jauh lebih menakutkan di bandingkan orang yang sedang marah.

"Miss, bukan gitu maksudku. Emang kamu tau dari mana aku buang boneka itu? Terus kamu berenang gitu di sungai?".
"Bukan urusanmu aku tau dari mana". Wanita itu pun langsung berbalik arah, dan melangkah cepat meninggalkan rumahku, segera aku keluar pagar, dan mengejarnya. Langakahnya semakin cepat, aku sampai berlari mengejarnya.
"Mis tunggu dulu, maaf maaf. Jangan marah". Ucapku masih dengan langkah cepat, agar sejajar dengan langkahnya.
"BERISIK, CEPAT PULANG! Atau aku akan membalasmu sekarang. DENGAR! PULANGG!!". Dia menghentikan langkahnya ketika membentakku sedemikian mengerikannya, aku sampai tak bisa berkata apa apa, kata katanya membuatku sakit hati luar biasa, sekaligus takut luar biasa.
"Oke, aku pulang". Aku membalikkan badanku dan melangkah meninggalkannya, bahkan dia gak mengejarku sama sekali. Membuatku semakin marah kepadanya.
"Lihat saja, jangan harap bisa main lagi sama aku. Ga akan aku mau berteman sama dia lagi. Sudah untung aku mau menemaninya selama ini, perempuan pemalas yang gak pernah mau di ajak sekolah.
Huu dia pikir bisa sukses, sekolah SD aja dia gak mau. Bodoh banget aku percaya sama kata kata dia yang katanya orang tuanya gak mampu. Paling dia nya aja yang pemalas, lihat saja". Aku berbicara pada diriku sendiri, dan aku berjanji tidak akan mau bermain dengannya lagi.
Misliana memang seusiaku, tapi dia tidak berniat melanjutkan sekolahnya. Aku sudah sering membujuknya bahkan memaksanya, tapi dia tetap tidak mau, beralibi orang tuanya tidak ada biaya.
"Buk belikan sepeda dong, Andi aja udah punya sepeda. Tinggal aku sendiri yang ga punya, kemana mana jalan kaki." Ucapku pada ibuk sesaat sebelum aku tidur.
"iyaa besok di beliin, kalo punya sepeda ga usah main jauh jauh". Jawab ibuku saat itu.

"Iyaa buk iyaa".
Ternyata ibuk emang gak main main sama janjinya, sore ini aku pulang kerumah pukul 5 sore. Sengaja mampir di rumah Andi, agar tidak bertemu dengan Misliana.
Kulihat sepeda itu berada di depan rumahku, aku tertawa bahagia melihatnya. Dan langsung menyentuh nyentuhnya. Bahkan langsung mencobanya saking bahagianya.
Seminggu sudah berlalu aku memiliki sepeda, setiap pulang sekolah aku hanya berganti pakaian dan makan siang. Setelahnya aku langsung pergi ke rumah Andi untuk bermain.
Aku bahkan tak lagi mengingat Misliana, tapi aku selalu merasakan ada sesosok yang selalu memperhatikanku. Entah itu hanya perasaaan atau bagaimana. Aku juga tidak terlalu mengerti.
Siang ini pun seperti biasanya, aku sudah bergegas untuk pergi ke rumah Andi. Kubukan pintu pagar di halaman, dan kutemukan sosok nya sedang meringkuk di sudut kiri pagar bagian luar.
"Hiiiikkkkksssss......hikkssss" Terdengar dia menangis, dan sedikit sesenggukan. Kehadirannya yang sangat tiba tiba lagi lagi berhasil membuatku kaget.
Ku buka pintu pagar, mengeluarkan diriku dan sepedaku dari halaman rumah. Dan ku kunci kembali pagar itu. Di atas sepeda aku terdiam memperhatikan sosoknya yang sedang menangis, aku sangat kasian padanya. Tapi gengsiku lebih besar.
Kutunggu hingga dia yang memulai pembicaraan, tapi jangan kan pembicaran. Bahkan dia tidak menoleh ke arahku sedikitpun. Aku bersabar menunggunya lagi, hingga beberapa waktu kemudian dia menolehkan sedikit wajahnya ke arahku, dia melirikku sekilas, lalu tertunduk lagi.
Kesabaranku pun muali habis saat itu, kugoes sepedaku, lalu meninggalkannya sendirian di depan pagar rumahku. Biar saja dia sendirian pikirku saat itu.
Aku tak pernah bercerita kepada siapapun tentang pertemananku bersama Misliana, hanya ibuku yg mengetahuinya, karna beberapa kali aku pernah menceritakannya.
Tapi sudah lama aku tak meneceritakan nya lagi kepada ibuku, sifatnya yang sangat pemalu, membuatku enggan menggenalkannya pada siapapun, dan mungkin temanku pun akan takut jika berteman dengannya.
Apalagi jika tau dia selalu mengenakan baju yang sama setiap harinya, dengan alibi semua bajunya dengan bentuk yang serupa. Dan apa kabar ayunan? Semenjak kejadian Sarah, aku tak pernah lagi bermain di sana, karna masih merasa takut.
Siang ini Misliana kembali berdiri di depan pagar rumahku, aku menemukannya ketika baru sampai di rumah. Lagi lagi dia tidak menyapaku, dan aku bahkan tidak menyapanya.
Tapi ku sengajakan pintu pagar tidak ku kunci, karna takut dia makin sakit hati dan merasa terusir. Aku pun melintasinya tanpa sepatah katapun, meninggalkannya tetap di depan pagar.
Pintu rumahku pun sengaja tak ku tutup. Jujur saja aku kasihan, tapi dia sendiri pun tak berniat untuk berbicara terhadapku.
Sekitar setengah jam berlalu aku kembali lagi ke pagar.
Untuk meninggalkan rumah dan pergi bermain tentunya. Saat mengunci pagar wanita itu tetap saja diam tak bersuara. Lagi lagi aku berniat meninggalkannya, dan sudah bergegas menggoes sepeda.
"Jar". Ucapnya memecah keheningan, dan berhasil membuatku mengurungkan niat untuk pergi.

"Kenapa?".
"Jangan marah lagi, aku gak punya teman. Maaf". Ucap wanita itu.

"Aku juga minta maaf Mis". Seketika hatiku luluh kembali terhadapnya.

"Jar ke ayunan yok, udah lama ga main kesitu".
"Gak la Mis, aku takut. Ada hantunya". Jawabku, karna aku ragu.

"Ga ada, kupastikan ga ada hantu disana". Wajahnya terlihat kembali bahagia hari ini.
Kami berdua pun langsung menuju ayunan belakang rumahku, senang rasanya bisa berbincang bincang dengan Misliana lagi. Dia pun mulai mengayun ayunku di atas ayunan.
"Jar kamu semenjak punya sepeda sombong ya. Tiap hari main di lapangan di dekat rumah temenmu si Andi kan?".

"Ha, kok tau Mis? Kamukan gak kuajak kesana".
"Aku kesana tiap hari, ngintip dari semak semak, kalo ga pohon". Tiba tiba aku merasa bersalah, karna selama ini dia diam diam masih mengikutiku,
pantas saja aku merasa selalu ada yang memperhatikanku, ternyata dia Misliana. Tapi dia hebat juga tidak pernah tertangkap basah olehku sekali pun.
sisi lain di waktu yang sama.

Pukul 16.00 ibu Jarot pulang kerumah, wanita itu melihat sepeda anaknya di depan rumah, tapi saat memasuki rumah anak itu tidak ada, samar samar terdengar suara anaknya sedang bercakap cakap dari arah belakang.
Dia mulai khawatir kejadiaan dulu terulang kembali. Ternyata kejadian itu memang terulang kembali hari ini, di intipnya dari sedikit cela pintu, terlihat anaknya bercakap cakap sendirian di atas ayuanan.
Kembali rasa takut menghantuinya, wanita ini pun terus mendengarkan percakapan anaknya, karna saking ketakutannya bahkan tak ada satu kata pun yang bisa di ingatnya.
"Brukkkkkkk" wanita ini tidak sabar, lantas membuka pintu dengan kasar, membuat anaknya terkejut setengah mati, dan langsung memfokuskan pandangannya pada Ibunya untuk beberapa saat.
"Jar ngomong sama siapa kamu nak?". Wanita itu kini sudah berada di hadapan anaknya, sambil menepuk nepuk pundak anaknya tersebut.

"Nih ngomong sama dia". Sambil menunjuk ke arah samping kanannya, tapi anak itu juga terkejut melihat sosok Misliana tak ada disampingnya saat itu.
"Sama siapa nak?." wanita ini terlihat semakin panik, ditambah aura tak enak yang di rasakannya.

"Misliana buk, temen ku yang perempuan. Mungkin aku ga sadar dia udah pulang, kan udah sore". Jawab anaknya polos.
"Besok jangan main di rumah, kerumah Andi aja. Dengerin ibuk". Ucap wanita itu tegas.

Sore itu juga Dinda menelfon suaminya menceritakan semua hal aneh pada diri anak mereka, dan meminta suaminya itu agar menyempatkan diri untuk pulang kerumah secepatnya.
~Bersambung~
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Dongeng Sebelum Tidur

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!