My Authors
Read all threads
Apakah Kdrama Bisa Memotivasi Kita Belajar?

Uisa Yohan: Motivasi belajar dan sedikit review

Sebuah utas.

#kdrama #medical #doctor #hospital #learn #study #academicpaper #academicjournal

Catatan. Mengandung spoiler.
Perkenankan saya untuk menggunakan sebuah atsar dalam mengawali bahasan utas ini. "Undzur ma qala wala tandzur man qala". Lihat kata-kata/pesannya, bukan siapa yang menyampaikan.
Saya memahami atsar tsb dua makna. Pertama, mengenai bias. Kalau tidak salah atsar ini bekenaan dengan masalah kebohongan/kredibilitas. Jadi kamu perlu lihat isi pesannya bukan langsung percaya sama yang mengatakan.
Singkatnya tabayun atau verifikasi. Jangan mudah percaya atas sesuatu, hanya karena yang menyampaikan adalah orang terdekat/orang yang kamu percaya. Cek ulang.
Atsar ini relate dengan kondisi saat ini, di mana konten WAG keluarga seolah wahyu yang turun dari langit kemudian kita seakan jadi nabi yang terpacu berdakwah menggunakan informasi yang bahkan belum kita ketahui kebenarannya.
Literasi digital itu penting. Periksa kebenarannya dulu baru bagikan. Kalau kata gus Nadir, Saring sebelum sharing. Penting dicatat juga bahwa kata-kata adalah bahasa, jadi ia merupakan teks yang memiliki konstruk, LB, keberpihakan, visi si penyampai.
Tapi sepaham saya ini tidak berkenaan dengan konteks otoritas, like kamu tetap kudu percaya diagnosa dokter itu 'bener' karena memang itu keahlian mereka dan memang berbasis ilmu.
Kedua, konten lebih penting dari pada mediumnya. Jadi saya melihat jika ada hal bermanfaat yang bisa kita ambil dari medium apapun itu atau siapapun itu, why not?
Seperti hari ini, kita bisa dapat ilmu informasi dll dari mana saja. Ini juga senada dengan kalam Arab: ambillah hikmah meski itu keluar dari dubur anjing.
Nah dua pemaknaan tadi merujuk pada simpulan, dalam pemahaman saya, kita dapat belajar dari sumber apapun tapi harus punya ruang dialog untuk memeriksa bias dari pemilik pesan.
Bahkan belajar dari Kdrama sekalipun? Tentu! kita bisa belajar banyak hal dari Kdrama, tapi perlu ingat karena series juga merupakan teks, sangat mungkin ia mengandung pesan tertentu dan keberpihakan.
Nah contoh yang ingin saya ambil kali ini adalah series bergenre medical, cerita dokter gitu, berjudul Doctor John atau literalnya Uisa Yohan. Series ini tayang pada 2019 di SBS.
Pemeran utamanya ada Jisung sebagai Cha Yohan dan Lee Seyoung sebagai Kang Siyoung. Tbh, aku nonton series ini gegara pengen lihat Lee Seyoung setelah kesemsem dengan persona dan perannya sebagai Han Sunmi di Memorist bahaha
Premis dasar series ini adalah lika-liku hidup seorang profesor anestesi yang juga penderita CIPA, Yohan. Doi digambarkan sebagai orang yang cerdas, tapi cenderung anti-sosial dan selalu sendiri.
Yohan pernah melakukan eutanasia, kemudian dia dipenjara. Setelah bebas, dia bekerja di rumah sakit yang sama dengan Siyoung. Kebebasan Yohan didalangi orang yang butuh figur Yohan untuk melegalkan cherubim, obat bunuh diri tanpa rasa sakit.
Cerita kemudian berpusat pada keseharian Yohan: romantikanya dengan Siyoung, kehidupan sebagai profesor, menyelamatkan pasien, diganggu jaksa yang pernah mendakwanya dan orang yang tidak suka dengannya.
Eutanasia yang dilakukan Yohan, 'membunuh' pasien yang tidak bisa terselamatkan, sangat kontroversial. Banyak pro-kontra. Ada pihak yang kemudian memanfaatkan isu ini untuk melegalkan cherubim.
Itu sih menurutku isu dasarnya, pengikat keseluruhan cerita. Kadang ngerasa asik banget nonton kdrama, karena mereka detil nyiapin cerita. Isunya ndak receh, remeh.
Ok sampai sini premis aja, reviewnya di belakang. Sekarang kita menuju bagian mana yang sekiranya memotivasi untuk belajar.
Secara umum, ini ada pada set dan cerita personal karakter utama. Set di rumah sakit maupun di rumah Yohan dan Siyoung dipenuhi dengan buku. Maksud yang ingin disampaikan adalah mereka membaca, mereka belajar. Biar dibilang ahli juga bacaannya banyak.
Series ini menyiratkan bahwa pentingnya melakukan riset dan membaca informasi berdasar hasil riset. Ini dilakukan Siyoung saat dia berusaha mengetahui lebih dalam mengenai penyakit CIPA Yohan.
Pas adegan ditunjukin doi baca paper aku kek 'sial aku harus belajar lebih keras nih'. Seperti termotivasi membaca dan menulis artikel di jurnal lagi gitu.
Yohan yang cerdas dan bisa jadi profesor anestesi di usia muda juga karena dia belajar sangat giat. Series ini ingin bilang untuk pintar perlu giat belajar, banyak baca. Walau memang si setahuku dasarnya orang Korsel itu juga ambisius belajar.
Yah akhirnya memang kerja keras Yohan terbayar. Di akhir dia jadi peneliti pada salah satu lab riset dan penelitiannya membuahkan hasil impresif.
Kerja keras Yohan juga terlihat saat dia bisa berempati pd pasien. Seorang penderita CIPA yg tidak bisa merasakan apapun, dgn terus berusaha melakukan diagnosis yg tepat, akhirnya seolah bisa merasakan sakit pasien. Yah walau itu juga didasari perasaan 'haus untuk merawat orang'
Mungkin ini juga menunjukkan bahwa di Korsel riset dihargai dan masyarakat mengapreasi ilmuwan, serta 'bergantung' pada hasil penelitian mereka.
Aniwei kecerdasan Yohan dan bukti dia banyak baca divisualisasikan saat mendiagnosis pasien.
Nah di luar itu, ada juga adegan saat jaksa Son mengunjungi toko buku. Dia bilang itu kegiatan 'budaya'. Toko buku masih bisa lah diserempetkan dengan membaca dan literasi.
Bahkan markas 'orang jahat' dan rencana jahat juga terlihat memiliki buku haha
Oh ya si jaksa Son ini awalnya tidak bisa bersepakat dengan Yohan. Ya pertentangan visi si antara hukum dan pengobatan. Yohan bilang saat kehidupan hidup mati harus dibuat, dokter perlu memutuskan apa yang terbaik bagi pasien.
Jaksa Son tidak setuju karena harusnya hukum yang menentukan perbuatan kita baik atau buruk. Yah walau pada akhirnya kita tahu bahwa baik hukum ataupun pengobatan, tidak pernah ada yang bisa memuaskan semua orang.
Eh kebawa review nih haha. Oke sekalian review abis ini soalnya udah selesai yang mau kusampaien. Iya beberapa hal itu doang si. Tapi sebelum itu aku mau nanya:
Apakah Kdrama bisa memotivasi kita belajar? Ya kembali pada prefrensi kamu haha. Aku sih YES
Penyuguhan set-cerita berdasar riset yg kuat nuansa belajar dpt membangkitkan semangat belajar. Hal macam ini ketika divisualisasikan dan dibuat dlm cerita yg bikin engage, tentu secara tak sadar membekas di ingatan. Kek ingat Yohan/Siyoung jadi auto ingat kudu rajin belajar haha
Honest review. Tbh aku suka persona Yohan di sini. Doi cool, ngga ngomong kalau ngga perlu. Tapi cerdas. Sayang sering resek haha. Eh iya, doi punya kebiasaan ketok meja atau apapun dengan jari tengah kalau lagi mikir. AKU JADI PUNYA KEBISAAN YANG SAMA COBA. sial wkwk
Oh suka make hand sanitizer juga pas mau beraksi wkwk
Siyoung tampil memesona di sini. Cerdas dan pekerja keras. Gigih untuk masuk ke 'dunia tanpa rasa' sakit Yohan. Lee Seyoung menurutku ngga cakep, tapi loveable hehe
Secara umum cast dan pembagian perannya baik, merata. Karakter tiap orang unik dan dari waktu ke waktu mereka bisa berkembang menjadi lebih baik.
Secara khusus, kusuka si bibi di sini. Awalnya kek genit gitu tapi ke belakang jadi figur yang dewasa. Tante-tante cakep yang menggemaskan.
Kupikir series ini juga menyinggung kepemimpinan perempuan. Kepala Min pun ditampilkan sebagai figur yang punya visi humanis dan mampu mengelola HSMC.
Bagian yang paling kusuka adalah sinematografinya. Mereka banyak main cahaya-bayangan dan lines. Wah asik gitu memanjakan mata pas nonton. Kek gini nih contohnya.
Bahkan adegan ciuman aja leading line!!!1!!11!!!
Bagian lucunya menurutku ada di pembagian tim. Tim anestesi ini ada enam orang, dipimpin Yohan. Udah kaya Power Ranger dengan Yohan sebagai Ranger Merah ahaha. Biasa kan leader biasanya paling jago tuh wkwk
Eh iya aku juga nemu tipo haha. Jadi pas Yohan nerima surat dari lab riset yang mau dia kunjungi, ada kesalahan tulis (lingkar merah). Harusnya 'doing' wkwk
Hm pesan moral dari series ini si kita perlu kerja keras untuk jadi dokter. Ngga cuma dokter, semua profesi perlu dikejar dan dijalani dengan sungguh-sungguh. Utamanya belajar kudu giat.
Dokter di series ini juga macam merangkap psikiater dan 'penyembuh balas dendam'. Jadi orang baik macam Yohan itu berat tapi bukan berarti mustahil dan tidak layak coba, bukan berarti kita abai untuk melakukan sesuatu sebaik yang kita bisa.
Genre medical menurutku termasuk yang dramatis karena berkenaan dengan situasi hidup-mati, ada bagian pertentangan visi dan kedekatan emosi antara dokter dan pasien.
Lalu bagian yang tidak kusuka, ini series klisenya kek anime. Jadi 'tokoh jahat'nya direveal akhiran, dan punya kondisi yang senada dengan tokoh utama. Tapi memilih jalan yang berbeda.
Terus jatohnya happy ending: semua yang awalnya musuh kemudian berdamai dan tokoh utama di akhir gagal mati.
Oh ya ini juga, adegan romantisnya. Ahhhh aku geliiiiii. Sumpah pas nyampe di bagian tsb aku kek teriak dalam hati "aih ini kenapa kaya sinetron siiiiii"
Yah secara umum menurutku bagus. Kalau mau kasih nilai 8/10 lah. Okelah kalau kalian mau nonton.
Hmm mungkin sefrekuensi dengan Hospital Playlist si tapi aku belum purna nonton jadi ngga bisa komen banyak.
Sebagai bonus, Aku kasih quote terakhir dari Yohan, yang ia sampaikan di episode terakhir:
Rasa sakit adalah bukti kehidupan. Rasa sakit hidup di dalam diri kita. Hidup kita berakhir dengan rasa sakit. Memiliki seseorang di sebelahmu untuk berbagi rasa sakitmu, bisa mengurangi rasa sakitmu dan memberimu kekuatan untuk melawah rasa sakitmu.
“Mengenali dan berbagi rasa sakit dengan orang lain”. Itulah resep terakhirku untuk rasa sakit yang tinggal bersama kita di sepanjang hidup kita.
Gegara quote itu kujadi mikir bahwa pasangan itu orang yang mengerti kita. Aku merasa butuh orang macam Siyoung yang memahami Yohan.
Orang yang gigih dan bisa mengerti kita, mengerti rasa sakit kita, paham dunia kita. Soalnya aku pribadi juga merasa kek Yohan, sendiri dan ngga ada yang bisa memahami.
Jadi kapan Siyoung-ku datang? Eh
Oke biar ngga kebawa halu kuakhiri aja yha utasnya~
Plus kukasih nih playlist lagu OST Uisa Yohan. Asli bagus. Flownya adem, tenang dan menghanyutkan.

Sebelum kuakhiri, aku perlu bilang Makasi buat @Fathunnur9499 dan @MInzaghi9 yang udah koreksi-kasi referensi masalah atsar dan kalam.
Segitu dulu semiotika ala-ala dan reviewku. Singkatnya Uisa Yohan bagus dan bisa memotivasi belajar. Kalau menurutmu, bagaimana?
Utas Selesai.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Misi Paket

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!