Hari minggu yang lalu saya berjumpa seorang teman dari Pontianak. Kami kenal di sebuah forum sekitar tahun 2012. Saya tunjukkan akun ini dan dia ternyata punya cerita untuk diceritakan. Sebuah peristiwa di Tahun 2007, saat dia SMA.

A Thread
@bacahorror
#bacahorror
Teman saya namanya Khalid, tapi yang mengalami ini adalah teman sekelasnya. Namanya Ando. Kejadiannya di sebuah kabupaten di Kalimantan Barat.
Ando ini anak baru. Pindahan dari Pontianak, ikut ibunya setelah ayahnya meninggal. Waktu itu ia duduk di kelas XI.
Di Sekolah baru, Ando tak terlalu mudah beradaptasi. Soalnya Ando ini anaknya agak introvert. Seminggu di sekolah ia cuma dekat dengan Khalid. Itu juga ngobrolnya cuma sesekali.
Nah, selama di sekolah itu Ando sering gak sengaja bertatapan dengan seorang cewek. Dia duduk di Pojokan kelas XII IPS. Tiap lewat depan kelas itu,Ando sering melihat cewek itu.
Sampai suatu waktu pas Ando sedang di perpustakaan sendiri (maklum anak sekolah situ jarang ke perpus, dan Ando ke sana buat menyendiri), Ando melihat gadis itu membaca buku. Gadis itu menoleh ke belakang, lalu menatap Aldo.
"Kamu ngeliatin aku?" Tanya cewek itu.
"Sorry"
"Eh ndak apa-apa. Jarang aja ada yang ngeliatin aku seperti itu" kata Cewek itu canggung.
"Maaf kalau jadi ndak nyaman" kata Ando.
"Gak papa kok! Beneran! " cewek itu tersenyum.
"Oh ya, Tiara!" Kata cewek itu menunjuk dirinya.
"Oh, Ando. Saya Ando"
Setelah berkenalan, tak lama lonceng berbunyi dan mereka kembali ke kelas masing-masing.
Ando dan Tiara beberapa kali bertemu di perpustakaan. Sampai-sampai ibu penjaga perpustakaan sering memandang Ando sinis, mungkin karena merka banyak tertawa dan berisik.
"Kamu kok jarang ke kantin?" Tanya Ando ke Tiara suatu hari.
"Hahaha, ngapain. Aku biasanya sarapan sebelum berangkat. Terus makannya siang sekalian" jawab Tiara.
"Terus kamu gak main sama teman kamu yang lain?"
"Mana ada yang mau berteman sama aku, anak kutu buku. Hahaha"
Melihat Tiara tertawa getir Ando memegang tangan Tiara dan bilang "aku mau jadi temanmu Tiara"
Tiara tersenyum, ia tampak senang. Sedang di perut Ando, kupu-kupu berterbangan. Ada perasaan yang diam-diam tumbuh.
Suatu hari di hari minggu, Ando memberanikan diri untuk mengantar Tiara pulang. "Aku ada yang jemput" kata Tiara. "Ya sudah aku temani" kata Ando menemani Tiara menunggu jemputan. Sampai hari hampir sore, tak ada yang datang.
"Sudah, biar aku antar" kata Ando. Namun Tiara merasa tak nyaman. Dengan berat hati ia naik ke motor Ando. Sore itu begitu menyenangkan untuk Ando. Walau Tangan Tiara tak melingkar di pinggangnya, ia yakin itu awal yang baik.
Motor melaju ke tepi kota, ke sebuah rumah di dekat kebun. Tiara turun dan berterimakasih pada Ando. Ando sangat senang. Ia pulang dengan hati riang.
Karena saat mengantar Tiara sudah sangat sore, Ando pulang kemalam. Namun sepanjang jalan pulang, Ando merasa tarikan motornya sedikit berat. Punggungnya terasa dingin. Ia menatap ke kaca spion. Tak ada siapapun di belakang.
Sampai di rumah, Ibu Ando menatap Ando dengan cemas. "Kamu darimana saja?" Tanya Ibunya.
"Nganter temen buk" kata Ando
"Di mana memangnya?"
Ando lalu menyebut daerah rumah Tiara. Tiba-tiba wajah Ibu Ando berubah.
"Ya sudah, kamu mandi dulu. Ibu sudah masak" katanya.
Ando masuk ke kamarnya, namun pundaknya terasa begitu pegal. Ia mandi lalu makan malam. Ibunya tak banyak bicara malam itu.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya ibunya.
"Ndak, kenapa Buk?"
"Tidak apa-apa"
Besoknya Ando kembali bertemu Tiara di perpustakaan. Penjaga perpustakaan masih menatap Ando dengan tatapan yang aneh.

"Kamu tidak perlu mengantarku seperti kemarin" kata Tiara.
"Kenapa?"
"Pokoknya jangan" katanya. Ando berpikir, mungkin Tiara takut ketahuaj orang tuanya.
Ketika Ando pulang, ada seorang bapak dirumahnya. Bapak tua dengan cangklong di mulutnya. Ia menatap Ando dari atas ke bawah.
"Duduklah" kata Ibu Ando.
"Kenapa ini buk?" Tanya Ando.
"Ini pak samad, beliau ibu panggil untuk memeriksa kita" kata Ibunya.
Ando heran, dari tampangnya Pak Samad jelas bukan mantri,apalagi dokter. Namun ia duduk saja,mengikuti kata ibunya.
"Kata Ibumu kamu kemarin ke rumah dekat kebun?" Tanya Pak samad.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Jangan ke sana lagi, bahaya"
"Rumah teman saya di sana pak"
"Jangan mengada-ngada" kata Pak Samad.
"Tak ada siapapun di sana" kata Pak Samad.
"Siapa temanmu itu Ando?" Tanya Ibu Ando.
"Teman baru Ando bu, perempuan"kata Ando. Lalu pak Samad berbisik pada Ibu Ando. Ia menyalakan dupa lalu memantrai Ando. Ando hanya diam, yang dipikirkannya adalah Tiara.
Ibu Ando aslinya memang dari kabupaten itu. Saat menikah ia ikut suaminya ke Pontianak. Makanya ia tahu, tempat yang disebut Aldo itu bukan tempat yang didiami orang.
Setelah dimantrai, pundak Ando terasa ringan. Tubuhnya tak lagi pegal. Tak lama kemudian Pak Samad pamit.
"Siapa nama temanmu itu?" Tanya Ibu Ando. Ando tak menjawab, ia belum mau cerita banyak soal Tiara. Ia takut ibunya akan melarang ia bergaul dengan Tiara. Sebagaimana yang sudah saat Ando dekat dengan cewek.
Ando masuk ke kamar, tak mengerti kenapa ibunya berlalu aneh.
Besoknya, Ando tak menemukan Tiara di perpustakaan. Ia mencari Tiara ke kelas, juga tak ada. "Cari siapa?" Tanya seorang anak di kelas itu saat Ando celingak celinguk. Ando tak menjawab, takut jadi bahan omongan di sekolah. Takut jadi gosip, membuat Tiara nanti tak nyaman.
Rehat sejenak ya, mau cari makan dulu. Dah babay. Silahkan dipantau.
Dua tiga hari Tiara tak juga muncul, Ando mulai merasa kehilangan. Maka ditanyalah ke Khalid.
"Lid, kamu tau gak si Tiara Anak XI IPS?"
"Tiara siapa?"
"Ada yang badannya kecil, rambutnya pendek terus ponian"
"Ndak ada ah" kata Khalid.
"Kamu ndak kenal berarti ya"
"Aku tu aktif OSIS, aku tahu semua anak IPS, enggak ada yang namanya Tiara" kata Khalid.
Ando tertegun. Tidak masuk akal.
Ia berkali-kali ketemu Tiara. Nyata di depannya"
Maka siang itu Ando menggeber motornya ke daerah rumah Tiara. Namun di sebuah persimpangan i melihat Tiara menangis. Ando memberhentikan motornya.
"Tiara, kamu kenapa di sini?"
"Ada sedikit masalah Do" kata Tiara.
"Masalah apa?cerita ke saya"
"Kamu gak akan ngerti Do"
"Kita temen kan, kamu bebas curhat ke saya" kata Ando. Ia berusaha menggapai tangan Tiara. Tiara menarik tangannya.
"Belum waktunya Do".
Tiara berjalan meninggalkan Ando.
"Mau kemana kamu?"
"Pulang!"
"Saya antar"
"Jangan!"
"Biar saya yang antar, sebentar lagi maghrib" kata Ando.
Ando mengikuti Tiara. Tiara berbalik.
"Kamu boleh antar aku. Tapi janji"
"Janji apa?"
"Janji nanti pas kamu balik kamu jangan noleh ke belakang" kata Tiara.
"Kenapa?"
"Kamu percaya aku kan?"
"Iya"
"Yaudah janji!"
"Okelah" kata Ando walau terpaksa.
Bagi Ando itu sarat yang aneh, tapi sudahlah. Melihat Tiara hari itu cukup membuatnya riang.
Ando menurunkan Tiara di depan rumah Tiara. Ia memutar balik motornya dan meninggalkan Tiara. Tapi ia memikirkan permintaan Tiara, kenapa ia tak boleh menoleh?.

Semakin dipikirkan, semakin Ando penasaran.
Maka Ando menoleh, dan tubuhny menggigil hebat. Nun jauh, tak ada apapun selain bentang kebun. Sepi. Rumah yang tadi dilihatnya tak ada. Apakah benar Tiara tak pernah ada?. Tubuh Ando lemas. Ia terduduk di pinggir jalan.
Ando pulang dengan tubuh lemas. Ia tak dapt tidur semalaman. Bayangan Tiara memenuhi pikirannya. Apakah ia sudah gila?
Untuk memastikan dirinya tidak gila besok harinya di Jam istirahat ia menemui Penjaga perpustakaan.
"Bu, ibu tau kan siswi yang sering di sini bersama saya?"
Ibu itu hanya menggeleng.
"Hampir setiap hari saya di sini bersama dia, ibu lihat kan?". Si ibu mengulurkan buku tamu.
Hanya ada nama Ando di sana. Hari berganti, tapi hanya nama Ando yang ada di sana. Kepala Ando mendadak pusing. Benar-benar aneh. Ia bahkan masih ingat parfume aroma mawar yang Tiara kenakan.
Jam istirahat, Ando izin pulang lebih awal. Ia merasa tak enak badan. Lalu di depan sekolah Ando melihat Tiara berdiri, mukanya pucat. Pipinya basah seperti habis menangis.
"Kamu sudah tahu ya?" Tanya Tiara. Itu bukan Tiara yang pernah Ando lihat. Rambutnya acak-acakan.
Ando dapat mencium aroma busuk yang menguak pekat.
"Bukan, kamu bukan Tiara. Tiara enggak ada" kata Ando lalu melarikan motornya secepat yang ia bisa.
"Kamu kenapa?" Tanya Ibu Ando.
"Setan buk"
"Hush kamu ini, ngomong ke orang tua sembarangan"
"Temen yang Ando bilang itu, setan buk!" Kata Ando.
"Hmh, Ibu memang sudah curiga. Makanya waktu itu ibu panggil Pak Samad. Kamu ketempelan" kata Ibu Ando.
Maka hari itu Pak Samad dipanggil lagi. Ando "diobati" lagi.
Ando baik-baik saja selama sepekan. Namun di sekolah ia sering merasa diawasi. Ia selalu menoleh ke tempat duduk Tiara bila melewati kelas IPS. Bangku yang selalu kosong.
Sampai suatu malam, Ando terjaga. Ia melihat bayangan di pojok kamarnya.
"Ando" bisik sosok itu.
Dari suaranya Ando tahu, itu Tiara.
"Ngapain? Ngapain kamu ke sini?"
"Aku Kangen Do. Kita kan berteman" kata Tiara melayang, mendekat. Ando panik, ia bersembunyi di salam selimut.
Lalu ketika ia mencoba mengintip, kamarnya kembali lengang.
Ando sempat sakit beberapa hari. "Kamu masih diganggu do?" Tanya ibunya.
"Dia datang buk" kata Ando.
"Dia siapa?"
"Tiara Buk".
Ibu Ando termenung. Memorinya mengingat kejadian-kejadian di waktu lampau.
Jadi dulu, ada anak di sekolah tempat Ibu Ando bunuh diri di kebun. Ia terkenal kutu buku dan sering diledekin di sekolah. Kadang, aksi bully mereka cukup parah. Karena sering dibully, anak-anak lain gak ada yang mau nemenin. Takut jadi korban juga.
Nah, suatu waktu si anak ini menghilang. Tak masuk sekolah beberapa hari. Lalu ditemukan sudah tewas bunuh diri. Minum racun rumput.
Dan kalian pasti tahulah kalau siswi itu adalah Tiara.
Mendengar cerita ibunya Ando merasa sedih. Ia lalu sadar, kalau tak ada Tiara mungkin ia akan senasib seperti itu. Ia tak punya teman di sekolah dan merasa sendiri.
Malam itu, Tiara datang ke kamar Ando lagi. Kali ini Ando berusaha melawan rasa takutnya.
"Terimakasih Do sudah menjadi temanku. Sesuatu yang tak kupunya semasa aku hidup" kata Tiara lirih. Ando menahan sedih.
Setelah itu, Tiara menghilang dan arom mawar memenuhi kamar Ando.
Ketika Ando baikan, ia kembali ke sekolah. Ia kemudian mencoba lebih akrab dengan Khalid. Khalid pulalah yang pertama tahu cerita ini dan menemani Ando ziarah ke makam Tiara. Di sana tertulis, Tiara meninggal tahun 1987.
Sejak itu Tiara tak pernah muncul lagi. Namun Ando sesekali menziarahi Tiara, sebagai seorang teman yang merindukan sahabatnya.

Sekian.
Maaf kalau ceritanya pendek. Ini sesuai cerita yang disampaikan khalid kepada saya. Mungkin ada yang tak diceritakan, yang hanya diketahui Ando. Ando sekarang kerja di Papua.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Bujang Bangket

Bujang Bangket Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @bujangbangket

27 Aug
Kali ini dari pengalaman pribadi, tahun 2016 sempat mau beli rumah karena harganya yang murah. Rumah kayu di tepian kota Pontianak itu ternyata menyimpan banyak cerita.

@bacahorror
#bacahorror
Jadi saya pertama kali dapat kerja tahun 2015. Biasa masih muda, langsung ngerasa punya uang dan impiannya langsung tinggi aja. Nabung dikit terus niat buat beli rumah. Tapikan harga rumah sekarang kan gila-gila kan ya. Sampai saya dapat info soal rumah itu.
Saya tidak akan menyebutkan rumah ini dengan spesifik. Yang jelas lokasinya itu di perbatasan Kubu Raya dan Pontianak. Untuk sampai ke rumah itu dari jalan raya harus masuk kompleks dan masuk jauh ke dalam. Setelah belok sana sini nanti akan ketemu tuh rumah tua dari kayu.
Read 85 tweets
13 Aug
Pramuka adalah ekskul yang dekat dengan alam. semakin dekat dengan alam, semakin dekat pula dengan misteri-misteri di baliknya. Tahun 1989, satu regu pramuka nyaris hilang untuk selama-lamanya dalam sebuah perkemahan yang diselenggarakan sebuah sekolah.

@bacahorror
#BacaHorror
Ini kisah Jihad, Hindun, Rahimah, Dul, dan Firman. Terjadi tahun 1989 di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Jadi Jihad, Dul, dan Firman ada di satu regu bersama 4 anak cowok lain. Nama regu mereka Regu Macan. Sedangkan Rahimah dan Hindun bersama 3 cewek lain bergabung di Regu Anggrek. Mereka ini anak kelas 6 SD.
Read 70 tweets
6 Aug
Banyak Kantor yang emang ada penunggunya. Di kantor saya juga ada. Tapi kantor temen saya Mardi, setannya dibawa sama pegawai baru. Kantor yang adem ayem jadi banyak kasus yang tidak mengenakkan.

A Thread

@bacahorror
#BacaHorror
Sebelum dimulai boleh bantu retweet atau like dulu ya. 10 menit lagi saya balik.
Oke cerita sedikit dulu soal kantor saya. Jadi kalau di kantor saya itu emang ada yang jaga, cewek baju putih rambut panjang. Nongkrongnya di tangga besi dekat dapur. Gak pernah ganggu karena katanya senenh sama anak-anak di kantor.
Read 77 tweets
30 Jul
TERIMA KOST PUTRI

3 perempuan, 1 Kosan, malam-malam penuh Teror menakutkan.

Hanah, Putri, dan Dayang tinggal di kosan milik seorang ibu tua yanh sudah lama ditinggal anak-anaknya. Tapi ada yang aneh di kosan itu.

A THREAD

@bacahorror
#bacahorror
Jadi ini yang cerita ke saya itu Si Dayang. Dayang ini mahasiswi di salah satu kampus di Pontianak. Dayang itu aslinya dari Ketapang. Dan iya sejak kecil dianugerahi kelebihan. Bisa ngerasain hal-hal yang janggal. Kayak selalu dapat kode gitu.
Kalau kata keluarganya, itu karena Dayang ada yang jagain. Jadi dia selalu ngasih tahu Dayang kalau ada yang gak beres.
Read 73 tweets
23 Jul
Halimah, harus mengunjungi Familinya yang sakit di Ibukota kecamatan. Seseorang menawarkan diri untuk mengantarnya. Itulah awal malam menegangkan untuk Halimah.

Dari kisah nyata di Pelosok Kalimantan Barat.

⛔️⛔️⛔️ OJEK GHAIB ⛔️⛔️⛔️

A Horror Thread

@bacahorror
#bacahorror
Kisah ini terjadi di Kapuas Hulu, tahun 1993. Zaman itu, pemerintah sudah mulai membangun jalan-jalan darat di Kalimantan Barat. Transportasi air masih digunakan, tapi transportasi darat mulai ramai.
Jalan-jalan rintisan masih hanya berupa jalur tanah merah, yang kalau musim hujan ia menjelma bubur lumpur.

Tapi penduduk yang berada mulai memiliki kendaraan bermotor. Biasanya sih motor trail atau sejenisnya, yang memang disiapkan untuk jalur sulit.
Read 53 tweets
18 Jul
Bukan cerita horror. Tapi ada kejadian mistis yang diceritakan kepada saya saat kecil. Seorang petani miskin dapat satu kantong Intan secara ajaib.

Sebuah Cerita
Jadi ceritanya di salah satu kampung di Kapuas Hulu ada seorang petani miskin. Dia tinggal di ladang sama istri dan dua anaknya. Mereka makan dengan hasil panen dan sayuran yang tumbuh liar di hutan aja.
Kejadiannya sekitar 1998.
Nah, suatu waktu padi mereka gagal panen. Udah miskin hidup tambah susah. Stok beras di lumbung juga gak banyak. Jadi mereka musti berhemat.
Read 10 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!