KEMANA MEREKA YANG SEHARUSNYA BERSAMA PRESIDEN?
.
.
.
.
.

Nggumunan" (mudah dibuat kagum) itulah penyakit kita.

Kita mudah dibuat kagum dengan apa yang kita lihat, apa yg kita dengar. Lebih parah lagi, kita melihat dan mendengar hanya yang kita ingin.

📁Artsy
Brizieeq pulang (diusir), bukan esensi logis kepulangannnya karena faktor harus, kita berpikir. Kita lebih senang dengan memaknainya dengan teori konspirasi di belakangnya, dan maka penyambutan pada kepulangannya luar biasa besar.
Bukankah ketika tak ada lagi tempat dapat dituju, rumah adalah satu-satunya tempat pulang? Maka persepsi jujur media Australia yang bingung, seharusnya menyadarkan kita.
Tidak, kita lebih suka "porn fugitive" hanya menjadi istilah saja dan namun persepsi kita bahwa dia pulang karena membawa misi masih kita pelihara. Kita lebih percaya apa yang akan membuat kita senang.
Mungkin benar adanya duit sekoper itu menyelamatkannya. Tapi, memaknai duit itu sebagai sarana memulangkan sang pahlawan sekaligus lawan seimbang Presiden, terlalu berlebihan.

📁via mediastorehouse
Briezieeq bukan siapa-siapa. Sama dengan Abas, kita sudah diajak pada kondisi seolah mereka mereka berdua adalah antitesa Presiden. Tandem.mereka berdua, mungkin akan sanggup menggoyang keperkasaan Presiden.

"Loh buktinya 2 Kapolda mental kan? Kurang gedhe gimana lagi?"
Ingat kasus Asmadi Satpol PP yang sedang bertugas bersama aparat keamanan negara yang lain dalam rangka menegakkan protokol kesehatan dan namun dia yang bertugas justru harus sowan dan meminta maaf pada dia yang lain, yang diindikasikan telah melanggar?
Ada budaya tak benar mengalahkan regulasi dan itu dipelihara. Sang penguasa tertinggi daerah itu demikian hormat pada si pelanggar, dan Asmadi adalah anak buah penguasa itu bukan?

Wajar? Bagi kita hal tersebut wajar karena banyak contoh selalu berbicara seperti itu.
Dalam konteks lebih jauh lagi, dapat kita katakan bahwa untuk kasus tertentu hukum dapat kita belokkan, bahkan bila harus mengorbankan petugas benar sekalipun.

Apakah budaya seperti ini berlaku bagi tingkatan yang jauh lebih tinggi, tak dapat disangkal, ya..,itu tetap terjadi.
Dalam kasus Kapolda misalnya, bukan Kapolda dimutasi karena telah menjalankan apa yang dilakukan Asmadi sebagai aparat yang sedang bertugas dan dikorbankan. Itu sebaliknya.
Pernah mendengar sikap resmi atau paling tidak dukungan DPR kepada pemerintah terhadap kasus kepulangan Briezieeq hingga pesta besar yang memancing polemik itu? Mereka diam.
Apa yang akan diterjemahkan oleh Kapolda misalnya, ketika banyak orang diam dan bahkan partai pendukung pemerintah pun diam?

Bagaimana seandainya mereka tegas dan bergerak sebagaimana mestinya aturan berkata namun nantinya akan berlaku seperti peristiwa Asmadi misalnya?
Bukankah parameter mereka adalah sikap diam banyak pihak, dan diam adalah sesuatu yang sulit disimpulkan? Dan mereka yang diam adalah termasuk orang-orang yang sangat dihormati Presiden?

Ingat, bahkan seorang Kapolri pun duduk di sana karena usulan DPR bukan?
Usulan siapa-siapa di balik orang-orang kuat di Partai Politik?

.
.
Bahwa seharusnya tupoksinya adalah tunduk pada hirarkhi dan di luar sana ada yang sedang mencoba meremehkan Presiden hingga melawan hukum dan maka harus tegas,
tak menjamin mereka tak akan di tegur oleh semua yang sedang diam.
.
.

Mereka memilih bersikap tak seperti Asmadi dan namun hasilnya adalah dimutasi oleh Kapolri.

Jangan mudah menterjemahkan bahwa mereka dekat dengan Briezieeq misalnya. Itu jahat dan ngawur.
Kegamangan yang diciptakan. Rasa mendua dalam sistem politik di negara ini sudah menjadi budaya.

Dan ketika akhirnya Presiden bersikap dengan bukti dimutasinya dua orang Pati dan dua orang Pamen, mereka gagap. Mereka baru tahu harus bersikap bagaimana.
Pangdam langsung memberikan perintah tegas. Mendagri pun akhirnya kita dengar suaranya.

Bukan Presiden harus berhadapan dengan seorang Briezieeq, terlalu berharga posisi itu. Petugas keamananlah yang seharusnya menterjemahkan apa dan bagaimana seharusnya.
Tupoksi aparat keamanan kini sedang dikembalikan pada tempat di mana seharusnya. Bahwa harus menelan korban dua orang Kapolda, mungkin itulah harga yang harus ditebus.

Bukan Presiden harus mendepak seorang Abas, tupoksi Mendagri dan jajarannyalah seharusnya membuat evalusasi.
"Mungkinkah ini saat tepat untuk menjatuhkan Abas?"

Menempatkan Briezieeq dan Abas sebagai lawan head to head Presiden dan orang yang sangat kuat di negeri ini, jelas mimpi di siang bolong. Terlalu berlebihan.
Skenario bahwa di belakang mereka ada orang-orang yang berusaha menghancurkan Jokowi mungkin benar adanya, namun mwreka adalah musuh-musuh Jokowi, belum tentu benar.
Kesempatan menjatuhkan Abas sangat terbuka pada laporan pertanggung jawaban gubernur yang kacau balau beberapa saat yang lalu. Siapa yang datang dan menyelamatkan? Fraksi PDIP sebagai partai memiliki kursi terbesar di DPRD DKI.
Empat fraksi di DPRD DKI Jakarta walkout saat rapat paripurna laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P2APBD) DKI 2019 yang disampaikan Gubernur, namun tidak dengan Fraksi PDIP.
"Bagi kami, cukup, tidak perlu keluar, tapi evaluasi," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono saat itu.

Demikian pula hari ini, kita tak dengar suara para politisi dengan kendaraan partainya masing-masing. Mereka semua sedang memgheningkan cipta.

📁Hi-Fructose
Apa isi doanya? Untuk Abas, riezieeq atau justru Jokowi? hanya mereka yang tahu. Yang kita tahu mereka tak bersuara.

Kemana cerita ini ingin dibawa, monggo dipakai sebagai bahan perenungan. Ini politk bukan 2+2 adalah 4.
Sepertinya, Briezieeq dan Abas memang benar hanya proxy, tapi memaknai proxy-nya si A dan si B saja, sepertinya terlalu prematur.
.
.
.
Sangat mungkin Jokowi memang bukan profil yang disukai mereka yang kini duduk di singasana-singasana kemewahan yang melambangkan keangkuhan dan benar.
Namun mereka bukan cuma musuh yang membencinya, bahkan banyak kawan yang seharusnya berdiri disampingnya dan kini sedang memunggunginya.
.
.
.

"Trus gimana kira-kira nasib Briezieeq dan Anas kedepannya?"

🎨Francesco Acampora
Seandainya keduanya tamat, selalu ada proxy baru akan mereka bangun. Bahwa akan dengan pola baru dan pendana yang akan terpecah kepentingannya, itulah realitas berpolitik.
Para pembantunya sudah pada di kasih tahu kepada siapa seharusnya mereka bekerja. Bila pada "ngeh", ke arah negara ini kondusif sebagai lahan orang bekerja seharusnya menuju.
Benar Jokowi adalah pemegang tongkat komando, namun banyak dari para pembantunya dapat duduk di sana karena sebab pihak lain yang juga memiliki kekuasaan sangat tinggi. Kepada siapa mereka harus mengabdi, hmm..🥺. Kita lihat saja.
Yang jelas rakyat ada di belakangnya. Itu bukan basa basi. Meski mereka banyak yang "nggumunan", banyak dari mereka adalah mereka yang hanya senang pada yang ingin mereka lihat dan dengar saja, bukan masalah. Mereka tetep militan bila tentang Presiden yang satu ini.
.
.
.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

20 Nov
INDONESIA TERBAIK NO 6 DUNIA DALAM PENANGANAN COVID-19
.
.
.

Katanya, mensugesti diri dengan sesuatu yang positif akan membuat kita lebih tangguh menghadapi tantangan. Image
Menghadirkan suasana gembira pada diri sendiri, membuat tubuh kita lebih siap menghadapi penularan Covid-19 yang tak tahu kapan akan berakhir.

Demikian pula seharusnya bila kehidupan berbangsa adalah ibarat badan kita. Sebagai bagian dari bangsa ini, saya, anda dan kita semua,
seharusnya selalu berpikir positif. Disana, segala perbedaan berbaur, bercanda dalam satu bingkai yang sama, yakni NKRI.

Bersuara beda adalah keniscayaan, namun berbeda hanya untuk menjatuhkan, tentu bukan tentang itu perbedaan kita maknai. Image
Read 24 tweets
20 Nov
FADLI LAGI, FADLI LAGI
.
.
.
BUSET DEH.... BOSAN!
.
.
.

Fadli Zon itu dibayar terus dianugerahi bintang Mahaputra, tak terlalu berlebihan adalah untuk menjadi oposisi pemerintah. Hal baik dan benar agar selalu ada pagar bagi pemerintah. Image
Bahwa soal kualitas kritiknya sering asbun, itu masalah yang berbeda. Masalah kapasitas ruang kepala dan pengalaman hidupnya. Teks dan konteks sering tak nyambung. Dangkal, mungkin istilah paling tepat dapat kita gunakan.
Berharap dapat feedback bermutu dan lalu ada debat positif atas celotehnya, wasalam dah. Ga usah terlalu berharap. Baru kita mulai gali, langsung ketemu dasarnya. Image
Read 20 tweets
20 Nov
BUBARKAN FPI GITU?
.
.
.
.
Hmmm...Menarique
.
.
.

Setelah terbentuk Pam Swakarsa, Wiranto terlibat pertemuan yang mengkoordinasikan pergerakan pasukan milisi itu. Image
Pada 9 November 1998, sekitar pukul 09.00-10.00, dilakukan rapat di rumah dinas Wiranto di Kompleks Menteri, Jalan Denpasar Raya, Jakarta.
Hadir dalam pertemuan itu antara lain: Pangab Jenderal Wiranto, Pangdam Jaya Mayjen Djadja Suparman, Kapolda Metro Jaya Mayjen Noegroho Djajoesman, dan Mayjen Kivlan Zen. Image
Read 9 tweets
20 Nov
BRAVO TNI!, LIBAS TERORISME..!!
.
.
.
Seri Jokowi
.
.
.

Dulu, becanda soal agama, sepertinya bukan hal tabu. Berbicara dan bahkan kritik adalah hal lumrah. Yang penting, bukan menghina apalagi menista. Image
Menjadi sulit ketika tiba-tiba kaum fanatik muncul menguasai publik dan kita bingung mana batasan kritik dan menghina. Yang jelas, banyak sudah korban dipenjara gegara ngomong masalah agama.
Dulu, mengkritik pemerintah, negara, hmm..., besok hilang atau paling tidak gak akan bisa tidur nyenyak, apalagi berbicara mengganti dasar negara. Makar dan Nusa kambangan menanti dengan awal bonyok-bonyok. Image
Read 30 tweets
19 Nov
PANTESAN SEPI BANGET....
.
.
.
PADA NGUMPET YAK..??
.
.
.

Ga tau maksudnya apa Panglima tanya-tanya sama bang sniper. Setahuku bahasa Indonesianya adalah penembak runduk. Image
Dalam samaran sempurna, dia bisa berada di mana saja tanpa seorangpun tahu posisinya. Pokoknya, tiba-tiba "dorr..!!" matek sudah orang yang dibidiknya tanpa pernah tahu siapa yang cabut nyawa dari raganya.

*
"Kaliber berapa snipermu?" tanya Hadi.
"Siap 12,7!" jawab prajurit tersebut lantang.

"Kamu sudah nembak siang dan malam?" tanya Hadi.

"Siap sudah!" jawab prajurit tersebut.

"Jarak berapa?" tanya Hadi.

"Siap untuk siang 1.200!" jawab prajurit.

"Malam?" tanya Hadi lagi.

"Siap. Malam 600!" jawab prajurit.
Read 4 tweets
18 Nov
S A K I T ATAU P E S A K I T A N
.
.
.
Ehhh, ntar dulu DUL
.
.
.

Entah bodoh atau kebelet pingin ribut, tapi caranya justru semakin menjauhkannya dari umat. Umat dipastikan akan mengambil jarak dan tak lagi menengok.
Lon*e sebagai tema kotbah sudah sangat melukai, kini umat dibawa pada kesan bahwa penggal kepala adalah bagian normal dari agama.

Ancaman penggal kepala saja sudah sangat brutal dan jauh lebih dari cukup menggeretnya pada pidana.
Menyebut peristiwa Perancis sebagai rujukan (hal bagus), sama dengan menyetujui kebrutalan yang terjadi di Perancis dan ini tentang kredibilitas negara.

Dua perkara sekaligus dalam satu frame video.
Read 6 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!