اعمل لدنياك كأنك تعيش ابداواعمل لاخربك كأنك تموت غدا.
" Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati bsk ".
~ لا اصل له ~ : Tidak ada asalnya
Hadits ini sangat terkenal dimana-mana dan diucapkan dijaman ini, dan mereka mengatakan bahwa ini adalah hadits Nabi ﷺ.
Syaikh Muhammad Nashrudin Al-Baaniy mengatakan :
"Yg benar ialah perkataan sahabat, dan bukan hadits Nabi ﷺ. Dengan demikian hadits ini adalah mauquf. "
Diriwayatkan oleh Ibnu Qutaibah :
"Bahwa telah mengabarkan kepadaku As-Sijistaniy, telah mengabarkan kepadaku Al-Asmu'iy dari Hammad bin Salamah dari Ubaidillah bin Tizhar dari Abdullah bin Umar bahwa iya berkata....."
Dgn penjelasan ini menunjukan bahwa perkataan ini adalah ucapan sahabat yg bernama Abdullah bin Umar رضي الله عنه. Walaupun demikian lafadhnya agak berlainan dgn menggunakan kalimat :
احرث لدنياك bukan : اعمل لدنياك
📚 Ghoribul hadits juz : 1 halaman 46, hadits no 2
Kemudian Syaikh Al-Baaniy mengatakan :
" Rowi yg bernama Ubaidillah bin Thizar dalam sanad ini tdk dijumpai riwayat hidupnya dlm kitab2 hadits. "
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnul Mubaarok رحمه اللَّه dan beliau masukan dalam bab Zuhud. Kemudian beliau berkata :
" Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Ajalan bahwa Abdullah bin Amr bin Al Ash tlh berkata demikian. Oleh sbb itu hadits ini disandarkan ke beliau
tetapi riwayat inipun setelah di adakan pemeriksaan sanadnya maka kedapatan sanadnya tidak bersambung sehingga derajatnya menjadi : Hadits Munqothi. "
Demikianlah penjelasan Syaikh Nashruddin Al-Baaniy dalam :
Penting untuk diketahui dan dipahami bagamana pandangan Ahlussunnah dalam menyikapi perang Shiffin dan perang Jamal yg terjadi dikalangan shahabat, agar kita terhindar dari ketergelinciran lisan yg datangnya dari kejahilan.
Ibnu Baththah رحمه اللَّه berkata :
“Kita harus menahan diri dari pertikaian yg terjadi di antara sahabat Rasulullah ﷺ. Sebab mereka telah melalui berbagai peristiwa bersama Rasulullah ﷺ. dan telah mendahului yg lainnya dalam hal keutamaan.
Allah telah mengampuni mereka dan memerintahkan agar memintakan ampunan untuk mereka, dan mendekatkan diri kepadaNya dgn mencintai mereka. Semua itu Allah wajibkan melalui lisan RasulNya. Allah Maha Tahu apa yg bakal terjadi, bahwasanya mereka akan saling berperang.
Dalam sejarah Islam, kejadian Al Harrah adalah kejadian yg sangat terkenal sekaligus sangat menyedihkan. Orang yg mendengarnya akan berlindung kepada Allah darinya.
Tragedi ini bermula ketika Yazid bin Mu'awiyah menjabat sebagai khalifah setelah ayahnya, terdengar berita2 buruk tentang Yazid, khususnya tentang tuduhan2 maksiat yg dilakukannya. Berita inipun sampai pula kepada sebagian kaum muslimin, diantaranya adalah Abdullah bin Muthi'.
Ringkas cerita, Ibnu Muthi' bertekad mencabut bai'atnya terhadap Yazid dan melakukan kudeta. Maka ia mengultimatum Yazid dan mengajaknya untuk taat kepada Allah dan diberi waktu 3 hari.
✅ Celaan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang Khawarij dengan menyebut mereka Anjing2 neraka :
كلاب النار شر قتلى تحت أديم السماء خير قتلى من قتلوه
“Mereka adalah anjing-anjing neraka; seburuk-buruknya makhluk yang terbunuh di bawah kolong langit, sedang sebaik-baiknya makhluk yang terbunuh adalah yang dibunuh oleh mereka.”
📚 HR. At-Tirmidzi, (no. 3000), dari Abu Umamah Al-Bahili -radhiyallahu’anhu.
Celaan itu tidak bisa disalahkan secara mutlak, sebab dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat banyak sekali ayat dan hadits berupa celaan kepada orang2 yg menyimpang dari jalan yg benar.
Maka yang pantas dicela mesti dicela, adapun yg salah kalau kita mencela yg tidak pantas dicela.
Bukankah sering kita baca dalam Al-Qur’an calaan terhadap orang2 yg menyekutukan Allah ta’ala ?
Demikian pula dalam As-Sunnah, terdapat sejumlah hadits yg mencela sebagian kaum muslimin, seperti sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang Khawarij:
كلاب النار شر قتلى تحت أديم السماء خير قتلى من قتلوه
Mari bersatu diatas al Qur'an wa as Sunnah sebagaimana yg ditapaki salaf ash sholeh . Tiga generasi terbaik dari ummat ini telah sampai pada kejayaannya bukan karena disebabkan oleh partai atau hizbiyah, bukan pula dikarenakan nasab dan ashobiyah, melainkan ittiba'ur Rasul.
Imam Malik rahimahullah mengatakan :
" لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها…"
" Tidak akan menjadi baik generasi umat yang terakhir ini, kecuali dengan apa yang telah menjadikan baik generasi pertamanya."
📚 Iqtidha shirathal mustaqim, 2 / 762
Ya ikhwani fiddin..
Tdk ada jalan
Di kehidupan ini, dhohirnya kita melihat, tetapi haqiqatnya kita buta.
Maka menjadi wajib bagi kita utk tetap berpegang pada mereka dalam hal aqidah, manhaj, muamalah, muasarah dan amaliah2 yg telah dijelaskan dlm hadits & atsar yg shahih.