PERJALANAN MISTIS MENDAKI
GUNUNG DEMPO

A THREAD
@bacahorror #bacahorror Image
Oke dulur, kali ini adalah sebuah cerita dari gunung yang berasal dari tanah sumatra yaitu gunung dempo. Seperti biasa abis magrib saya mulai ya sambil nunggu² rame
Yuu mulai
Cerita ini bernarasumber dari akun instagram (@trimeliaaa)
Pendakian kali ini merupakan pendakian kedua saya, dan merupakan pendakian teramai nan tak terlupakan. Sebenarnya sih semuanya tak terlupakan tetapi ada kisah di dalam pendakian ini yang membuat saya meneteskan air mata kembali,
bukan karena kelelahan seperti pendakian pertama saya kemarin tetapi ada hal lain yang terjadi di sini.
Kali ini pendakian beranggotakan 11 orang (6 cowok dan 5 cewek). Saya sebutkan nama-namanya ya, bang Dio (lagi?), bang Arnold, bang Daus, bang Age, Ary, Bleh, Yuli, Uus, Mona, emak Ika, dan saya. Bang Dio, bang Arnold, Yuli dan Uus adalah teman sejurusan saya,
Mona adalah temannya Uus, Ary, Bleh, bang Daus adalah teman kosan bang Dio dan bang Arnold, emak ika temannya bang Dio dan bang Arnold, lalu bang Age adalah temannya bang Arnold.
Seperti biasa, kami (kecuali bang Age) berangkat dari Kampus Universitas Sriwijaya Indralaya hari Kamis sore menggunakan bis Melati Indah. Sedangkan bang Age menunggu di Lahat karena memang rumah beliau di Lahat.
Di luar dugaan, sesampainya kami
di basecamp Ayah Anton kondisi basecamp sudah sangat penuh dengan pendaki-pendaki lain.
Jadi kami memutuskan untuk menumpang tidur di masjid yang berada tepat di depan pabrik teh dan ternyata di teras masjid pun sudah ramai dengan para pendaki lain.
Kami harus berbagi space dengan pendaki pendaki lainnya, bayangkan saja, di sini saya tidur terlentang pun sangat sulit dan Bleh sampai tidur di bawah bedug masjid.
Kaos yang dikenakan Bleh pun sobek terkena bedug karena pada pagi harinya dia buru-buru bangun, soalnya ada orang yang mau mukul bedug untuk adzan shubuh
Pada pagi harinya juga, saya baru bertemu dengan bang Age, karena waktu di bis saya duduk di depan sedangkan bang Age di belakang, waktu tidur pun tidak terlalu jelas lagi
mana rombongan mana bukan
Ya, seperti biasa, kami menunggu
truk untuk ke Kampung IV.
Sambil menunggu truk, kami sempat foto bersama Ayah Anton dalam formasi lengkap. Semuanya berjalan seperti biasa, kami sampai di Kampung IV, sarapan terlebih dahulu dan setelah itu langsung naik.
Seperti biasa juga, tantangan terbesar Yuli adalah trek dari titik awal nendakian menuju pintu rimba. Pendaklan ini pun merupakan pendakian kedua saya, Yuli dan Uus sedangkan yang perdana adalah Mona, kalau Bleh hanya perdana ke Gunung Dempo saja,
Bleh pernah mendaki Gunung Kaba (Bengkulu) sebelumnya. Saya bergantian membawa tas bersama Yuli, Uus bergantian dengan Mona, lalu Ary bergantian dengan Bleh.
Perjalanan kali ini sangat seru karena anggotanya yang ramai dan selama perjalanan pun banyak pendakipendaki lain. Tentu saja banyak hal hal lucu dari tiap anggota ini yang membuat kaki kami tetap semangat melangkah.
Estimasi kami setidaknya waktu maghrib sudah berada di top Dempo karena perjalanan malam memang tidak akan pernah efektif, selain minim pencahayaan dan tentu saja cuaca yang akan sangat dingin serta Kondisi badan yang sudah lelah.
Tetapi kejadian yang menguras tenaga fisik dan mental menimpa kami menjelang maghrib. Lokasi kami masih berada di Cadas (di atas kuncen sedikit), padahal sudah tidak jauh lagi dari top Dempo.
Ternyata fisik Uus dan Yuli sangat terkuras di pendakian ini, mungkin memang kelelahan, kekenyangan atau terlalu asyik tertawa se|ama pendakian tadi.
Karena memang selama pendakian ada-ada saja cerita yang membuat kami tertawa dan logistik pun kami membungkus lauk masakan emak Tina, jadi ya makannya pada lahap semua. Sebelum kejadian, Uus memang mengeluh kepada saya dan Yuli ka|au dia sudah kelelahan.
Posisi berjalan kami ini kalau tidak salah dari depan ke belakang ada Bleh, Ary, Mona, bang Dio, bang Daus, emak Ika, bang Age, Uus, saya, Yuli dan bang Arnold.
Memang agak ada jarak antara Uus dan bang Age jadi siapa lagi tempat keluh kesah Uus kalau bukan saya dan Yuli? Kami juga merupakan teman akrab di kampus. Kira-kira beginilah percakapan kami sebelum kejadian:

Uus: "Say, aku sudah capek, istirahat dulu sih."
Saya dan Yuli: "Iya say, sama, capek juga. Ayolah istirahat dulu."

Saya: "Bang, kami istirahat dulu ya." sambil agak teriak biar yang di depan
mendengar.
Bang Dio: "Tanggung dek, bentar lagi top ini, 5 menit |agi nyampe. Nanti bisa langsung istirahat di top aja." Percayalah bang Dio ini sering PHP di gunung, yang katanya 5 menit bisa jadi lebih dari itu.
Saya: "Say, kata abang tanggung nah. Jalan sedikit lagi ya, pelan-pelan aja. Aku sama Yuli juga capek banget kok, jadi pelan-pelan aja jalannya."
Suara adzan maghrib pun terdengar dari kampung IV, saya tidak pernah tahu kalau suara adzan dari kampung IV akan sejelas ini terdengar di cadas. Uus mempercepat langkahnya, sampai saya dan Yuli tidak terkejar lagi dan belumlah suara adzan selesai tiba-tiba Uus ambruk.
fKami semua kaget dan semua abang-abang berlarian mendekati Uus, lalu Mona pun hyporingan jadilah fokus kami terpecah. Bang Dio dan Bleh mengurusi Mona, bang Age, bang Daus, emak Ika, Ary dan bang Arnold mengurus Uus.
Tinggallah saya dan Yuli yang berada agak bawah dari mereka tetapi masih dalam jangkauan mata kami. Saya dan Yuli kebingungan serta panik melihat Uus, menolongnya pun bingung mau diapakan. Kami cuma membantu bongkar tas kalau ada sesuatu yang diperlukan.
Uus tetap menqamuk seperti tidak sadar diri lagi, di sini kelihatan sekali semuanya sedikit kewalahan menangani Uus. Saya dan Yuli duduk di bebatuan, tempat duduk saya agak Iebih tinggi dibandingkan tempat duduk Yuli tetapi kami masih bersebelahan.
Mata saya tetap fokus mengawasi mereka dan tetap siaga jika dimintai pertolongan, sampai saya lupa mengawasi Yuli yang berada di samping saya sendiri.
Lalu saya melihat Yuli, bukannya melihat Uus mata Yuli malah memandang kosong ke arah depan. Saya panggil dia, "Yul?", tidak ada sahutan, saya panggil lagi sambil mencolek lengannya, dia tetap tidak menggubris.
Pikiran saya kacau, saya berdiri dan memegang kedua bahunya sambil membentaknya "YULI!". Akhirnya dia melihat saya dan herannya dia tiba-tiba menangis sambil memanaail nama sava. ada hal lain yang dia katakan tetapi saya tidak terlalu mendengar karena suara tangisannya itu.
Saya panik, karena yang lainnya masih sibuk mengurus Uus sedangkan di bawah ini hanya ada saya dan Yuli. Saya langsung teriak sejadi-jadinya "ABANG, YULI!" Semuanya melihat ke arah kami, seketika bang Arnold Iangsung turun dan disusul oleh Ary. Di sini pikiran saya tambah kacau,
saya tidak tahu lagi harus bagaimana, Mona seperti itu, Uus masih mengamuk dan seolah ada orang lain di dalam tubuhnya, ditambah lagi sekarang Yuli. Yuli tetap menangis dan sekaii-kaii berbicara tetapi tidak tahu apa yang dia bicarakan.
Berbagai ayat Al-Qur'an dibacakan di telinga Yuii dan Uus, Ary pun bolak balik dari Uus ke Yuli untuk membacakan berbagai ayat tersebut, karena memang di antara kami sepertinya Ary yang pertama Kalinya saya ditampar sama orang, orang tua saya pun tidak pernah begini ke saya.
Saya mau marah tetapi gimana juga, kan bang Age juga tidak tahu. Bang
Age khawatir kalau-kalau saya juga terkena hypo dan jika tidak ketahuan maka mungkin akan berakibat fatal. Malam itu,
bukannya rasa pegal dan capek hilang karena sudah tidur tetapi badan malah tambah terasa pegal-pegal akibat posisi tidur yang tidak normal. Apalagi saya yang tidur paling pinggir ini merasa ada kepala orang di samping badan dan kaki saya yang posisinya berada di luar tenda.
Pastilah ini kepala abangabang yang tidurnya tidak bertenda dan hanya beralaskan matras saja. Sebenarnya kasihan, tetapi mau bagaimana lagi, di dalam tenda sudah tidak cukup untuk menampung orang lagi. Saya salut sekali dengan mereka.
Paginya, semua berjalan seperti normal, yang bikin kaget adalah kondisi top Dempo yang sangat berantakan sekali. Barang-barang berserakan di mana-mana, sampai sepatu yang dipakai Yuli pun tidak tahu berada di mana.
Setelah beresberes ala kadarnya dan sarapan, kami memutuskan untuk pergi ke puncak kawah, seperti biasalah, rutinitas, kalau bisa harus sampai puncak. Alhamdulillah sekali kami mendapatkan kawah berwarna tosca.
Dalam perjalanan menuju puncak ini, terlihat sekali emak Ika sangat kelelahan tetapi dia tidak bilang apaapa. Pada pendakian inilah kami memanggilnya dengan sebutan "emak", karena beliau selalu siap siaga mengurusi kami layaknya. seorang ibu.
Bang Arnold dan bang Age menyusul ke puncak karena ketika kami naik ke puncak mereka masih ingin tidur dulu. Kami foto-foto dan bercanda tentang kejadian semalam, kejadian di dalam tenda pun sempat dibahas. Mungkin bang Age menampar saya dan khawatir karena badan saya menggigil.
Saya akui memang badan saya menggigil tetapi saya rasa semuanya juga menggigil karena kalau tidak salah di bagian kaki saya ada kakinya Mona yang juga terasa menggigil.
Setelah turun dari puncak, kami makan dan langsung beres-beres untuk turun. Dalam perjalanan turun saya kekurangan tenaga, saya tidak banyak makan karena lauknya pedas semua, saya tidak tahan.
Alhasil, setelah pintu rimba saya paling belakang sampai ke balai, saya lupa siapa yang menemani saya saat itu. Di dalam perjalanan turun ini juga bang Age kehilangan uang 100ribu ketika dia mengganti celana di sekitaran pintu rimba. Sepertinya sih
karma karena menampar saya.
Sungguh beruntung sekali pendaki yang menemukannya nanti atau uang itu tidak pernah ditemukan oleh pendaki lain karena posisinya agak menjorok ke dalam hutan.
Setelah sampai di balai, kami makan kembali dan bersih-bersih badan sambil ganti baju. Malam itu kami belum turun ke basecamp Ayah Anton, kami masih menginap semalam di balai. Malam itu terasa hangat sekali,
saya, Yuli, Uus, Ary, Bleh dan Mona bercerita-cerita dan bercanda karena kami memang seumuran. Tetapi Mona hanya bergabung sebentar, karena dia melanjutkan istirahatnya kembali. Besoknya kami baru turun ke pabrik teh dengan menggunakan truk.
Kami memesan Bis malam, Jadilah banyak waktu yang tersisa dibasecamp Ayah Anton ini. Seingat saya, sebelum ashar kami sudah sampai di basecamp Ayah Anton.
Sorenya kami makan model kriuk keliling yang terkenal di sana dan malamnya makan nasi di warung samping pabrik teh. Karena kami memang tidak membawa logistik kecuali nasi dan minuman.
Bis pun datang, tidak ada lagi kenikmatan selain tidur di bis setelah turun mendaki. Perjalanan yang hampir 8 jam pun tidak akan terasa ma. Tibalah kami di Indralaya Sekitar jam 4 subuh lewat dan langsung menuju kosan bang Arnold yang berada di ujung lorong.
Subuh subuh kami berjalan menyusuri lorong dan ketika sampai kosan kami langsung tidur kembali. Paginya saya diantar oleh bang Dio dan Yuli diantar Calok menuju kosan kami, istirahat pun berlanjut sesampai di kosan masing-masing.
Malamnya saya main ke kosan Yuli, di sini Yuli bercerita dengan adik-adik kosan lainnya kalau saya menangis ketika memegangis Yuli di Gunung Dempo kemarin. Sialan, Yuli bahagia sekali menceritakan saya menangis.
Yuli bilang, dia tidak pernah menyangka kalau saya akan menangis seperti itu. Pikir saja sendiri, siapa yang tidak menangis melihat kondisi temantemannya seperti itu aat berada di gunung?
Kalian pasti sudah tau larangan larangan yang tidak boleh dilakukan di gunung kan? Khususnya di Gunung Dempo ini, sebelum mendaki saya selalu diingatkan oleh bang Dio untuk tidak melakukan hal-hal tambahan di luar tulisan yang berada di pintu rimba.
Pertama, jangan sekali-sekali teriak memanggil rombongan dengan menyebut namanya. Jika terpisah jarak beberapa meter dan ingin memastikan keberadaan teman kita, teriak saja dengan "huuuuuuu...". Kedua,
sebisa mungkin hindari untuk membuka tenda di Shelter II jika memang tidak terpaksa. Karena cerita mistis penduduk sekitar menyebutkan bahwa Shelter Iladalah lokasi Kampung III yang hilang dan penghuninya bukan manusia.
Ketiga, saya yakin berlaku juga untuk gunung-gunung lain ataupun tempattempat lain, jangan pernah berkata kasar, kotor, makian, keluhan, dan ataupun berpikiran negatif.
Alhamdulillah, saya sudah 5 kali mendaki Gunung Dempo dan hanya mengalami satu kejadian mistis saja yang dialami oleh diri saya sendiri yaitu ketika pendakian ketiaa saya (End)
Sekian thread kali ini semoga dapat diambil muatan baiknya dan dibuang muatan buruknya. Jangan takut untuk mencoba mendaki gunung asal peralatan safety,teman berpengalaman dan mental yang kuat dijamin pendakian aman. Dan jangan lupa jaga sopan santun di Gunung/hutan tersebut.
Bro buat kalian yang suka ngeliat suka tentang pendakian gunung, cek lah youtube saya ini tentang video dokumentasi saya mendaki gunung dan menceritakan tentang kisah horor juga. Jangan lupa subscribe ya

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Rama KomaruZaman🇮🇩

Rama KomaruZaman🇮🇩 Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @RamaKomaruzamn

3 Dec


Malam Yang Mencekam
Di Gunung Ciremai

A THREAD
@bacahorror #bacahorror
Oke bro, karena sekarang #malamjumat jadi saya akan up thread tentang pendakian. Seperti biasa gua mulai abis magrib
Yuu mulai
Read 102 tweets
30 Nov


DIKEPUNG PENGHUNI
GUNUNG RAUNG

A THREAD
@bacahorror #bacahorror
Halo dulur dimalam kali ini ada sebuah cerita nih dari gunung yang jalur pendakiannya ter ekstrem di jawa, ceritanya seru dan serem juga. Seperti biasa saya up abis magrib ya sambil nunggu rame
Yuu mulai
Read 74 tweets
19 Nov


LINDA SIKUNTILANAK MERAH

A THREAD⠀⠀
@bacahorror #bacahorror
Oke dulur-dulur udah lama nih ga ngethread. Seperti biasa aku mulai abis magrib ya.
Yuu mulai
Read 40 tweets
2 Nov


TERSESAT 5 HARI DI
GUNUNG SEMERU

A THREAD
@bacahorror #bacahorror
Oke seperti biasa saya up abis magrib ya
Yuu mulai
Read 54 tweets
29 Oct


GANGGUAN JENGLOT
PENDAKIAN GUNUNG SALAK

A THREAD
@bacahorror #bacahorror
Halo dulur selamat #malamjumat , cerita kali ini adalah cerita mistis pendakian gunung salak. Mungkin sudah tidak aneh lagi mistis gunung salak. Seperti biasa sambil nunggu rame, aku up abis magrib ya
Yuu mulai
Read 102 tweets
26 Oct


KISAH MISTIS PENDAKIAN
GUNUNG PAPANDAYAN

A THREAD
@bacahorror #bacahorror
Oke dulur kali ini Thread tentang pendakian gunung lagi hehe, seperti biasa sambil nunggu rame aku mulai abis magrib ya
Yuu mulai
Read 62 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!