kalong Profile picture
19 Dec, 127 tweets, 16 min read
A THREAD

HOROR STORIES

"AKU KEMBALI"

Jessica, Rere, Dion dan Danang kembali memijakkan pendakian di Gunung Semeru dengan misterinya. Tiga kali mereka gagal. Apakah yang ke empat ini akan berhasil??

#bacahoror #bacahorror #mahameru #harumahameru Image
EMPAT KALI AKU KEMBALI
Pendakian Semeru

Assalamuallaikum kembali dengan saya Iphend Alzikra, kemarin sudah saya Tuliskan kisah perjalanan Eddo yang dititipkan pesan oleh Fika, kali ini saya akan ceritakan perjalanan seru dari gadis pendaki.
Semeru 9 Augustus 2014

Aku Jesyka Pramudita.
Mencintai alam karena disana akan kita dapati betapa indahnya nusantara bumi pertiwi ini, hingga aku ingin memeluknya dgn lafas syukurku kehadirat Tuhan sang pencipta. Aku kelahiran Batu Malang, sebuah tanah kelahiran dikaki Semeru.
Ini kisahku dipendakian yang keempat, karena ketiga kali aku mendaki Semeru namun tak pernah berdiri dipuncak mahameru. Karena banyak sekali halangan yang datang dari berbagai gangguan alam, juga karena gangguan dari jailnya astral gaib gunung semeru.
Pagi ini aku sangat ingin kembali ke Semeru, mengulang langkah namun tidak mau lagi gagal sampai kepuncak seperti beberapa bulan yang lalu.

Kuraih handphone, ku hubungi sahabat terbaik ku. Namun lama gak diangkat.

"Hallo.. assalamuallaikum re"
"Hallo waallaikumsalam Jess, tumben pagi-pagi telpon, ada apa ini?" jawab Rere sahabat ku paling the best dalam hidup ku.

"Lama banget sih angkatnya" ketusku karena memang lama angkat panggilan dariku.

"Lagian kamu tumben amat telp pagi gini, ada apaan?" Tanya Rere
"Aku ingin naik Semeru, temenin ya..hehe"

"Hah... kamu gila !! sudah tiga kali gagal muncak, kamu masih mau naik lagi?"

"Pliss.. ya.. temenin" harap ku mula keluarkan jurus andalanku

"Iya.. iya..Sama siapa saja mau nanjak emangnya Jess?" Rere bertanya lagi padaku
"Gampang lah itu, nanti aku hubungi temen-temen yang lain"

"Oke.. oke" Jawabku sembari menunggu kabar baik.

Setelah ku tutup telpon, kini aku coba hubungi temen-temen yang lain.
Setelah semua setuju dan hari juga sudah diputuskan, aku jadikan rumahku sebagai titik temu dengan yang lain karena rumahku yang terdekat dengan jalur pendakian.

Keesokan harinya, ditanggal 9 Augustus aku terbangun dengan semangat baru.
Hari yang akan mewujudkan impianku menggapai puncak Mahameru.

"Assalamuallaikum"

Terdengar suara yang tidak asing lagi buatku. Siapa lagi kalau bukan suara sahabatku Rere.
"Waallaikumsalam" jawab tanteku yang kebetulan saat ini sedang di rumah karena liburan dari luar kota.

"Jessy ada tante?" tanya Rere yang sudah berdiri dengan stelan ala pendaki dengan carreil besar dipunggungnya.
"Ada tu neng, ayo masuk dulu" Jawab tante mempersilahkan.

Tak beberapa lama, ku dengar tante ku memanggil dengan suara cerewetnya.

"Jess..Jessykaaaa ada temenmu dateng ni"
"Iya tante suruh tunggu sebentar" jawabku yang sambil membatin suara kerasnya tante.
"Kek towa masjid"

Ya bagaimana pun dia tetep tante kesayanganku.

Setelah aku keluar kamar sambil menyeret carriel jumboku, kulihat Rere sudah menunggu disofa ruang tamu.
"Loh kok sendiri, yang lain mana" tanya ku

"Iya bentar lagi masih pada dijalan, bentar lagi nyusul" Jelas Rere.
Sambil menunggu yang lain datang, kami lewati waktu dengan obrolan ala emak-emak, yaitu ngegibah, ngegosip kesana kemari sampai akhirnya dua orang sahabat ku datang. Dion dan Danang.

Disini aku akan Sedikit menceritakan kenapa kami sampai tiga kali gagal muncak sebelumnya.
Teror demit Ranu kumbolo yang usil mengganggu kami waktu itu. Kenapa harus di area danau yang indah ini semua terjadi. Rentetan kejadian demi kejadian ditempat favoritku.

Gangguan waktu pendakian pertama dijahili makhluk astral yang berwujudkan wanita seram.
Pendakian kedua makhluk yang ada di danau Ranu kumbolo mewujudkan sosok anak kecil yang sangat jail. Yang paling parah pandakian beberapa bulan yang lalu, karena temanku kebetulan saat itu datang bulan alhasil terpaan keusilan lelembut sangat menjadi-jadi.
Sampai kejadian temanku kerasukan dan meminta darah segar. kerasukan vampire apa ya.. hehe

Hingga akhirnya setiap kejadian itu, aku dan teman se pendakian ku memilih untuk turun dan tidak melanjutkan perjalanan horor waktu itu.

***
Saat kami berempat sudah komplit untuk membahas perjalanan yang akan kami ulang, tiba-tiba entah dari mana usul itu kalau pendakian ditunda sampai tanggal 12 agustus dengan tujuan bisa merayakan kemerdekaan Republik Indonesia tercinta dipuncak nanti.
Sembari menunggu hari itu, kami berempat putuskan jalan-jalan dulu ke bromo dan bersilaturahmi ke lumajang dirumahnya Danang.
Buat temen-temen yang kisah perjalanannya mau di tuliskan seperti Eddo Dan Jesyka bisa DM saya.

***
Kita rehat sejenak, lanjut ba'da maghrib 🙏
Yang belum Membaca kisah eddo, silahkan di baca dulu biar gak penasaran.

Jesyka, Rere, Dion dan Danang.
Mereka yang menunda keberangkatan mendaki Semeru yang keempat, memutuskan untuk mendaki ke Bromo, yaa...lumayan untuk fisik dan menunggu hari yang sudah ditentukan, agar dapat merayakan hari kemerdekaan 17 Augustus dipuncak Mahameru.
Pagi ini tanggal 12 Augustus kami meluncur lagi ke Malang dengan naik motor berboncengan.

Akhinya perjalanan kami sampai di area penitipan motor yang kebetulan rumah saudara ku sendiri.
Kita berjalan semangat dengan tekat baru. Semangat untuk harus sampai ke puncak dan tidak mau gagal seperti sebelumnya. Tekat yang siap hadapi segala misterinya gunung Semeru.
Siang ini kami sudah sampai dibasecamp Ranupane dengan cuaca cerah, aku selalu terfikir kejadian teror di Ranu Kumbolo waktu itu, aku tepiskan fikiran negatif yang menghantui.
"Ayo semua wudhu dulu" ajakku ke mereka agar kita naik dalam keadaan suci dan berharap tidak ada gangguan gaib apapun.

Kita bergiliran wudhu dengan air mineral yang sudah kami siapkan dan sholat terlebih dahulu.
"Yon, kamu urus simaksi ya? " aku nyuruh Dion

"Iya sayang" jawabnya sambil nyengir

"Ahhh.. terserahlah mau panggil apa" Ucap dalam hatiku.

Tak beberapa lama, Dion berlari kecil menghampiri.

"Oke semua sudah beres"
"Dari tadi kek!! lama banget!! bangke !!" ujar Rere yang jutek dan terlihat kesal.

"Re jaga omongan!! kita ini mau bertamu ke Semeru" Danang mencoba mengingatkan yang sedari tadi hanya diam.
"Gitu donk nang, ngomong !! dari tadi diem aja" kata ku biar memudarkan suasana yang mulai pada bete dengan sendirinya.

Entah pengaruh apa, suasana asik itu seketika berubah, Rere jadi uring-uringan.
Setelah semua beres, termasuk cek ulang perlengkapan sudah siap, Kita berdoa terlebih dahulu dengan di pemimpin Dion sang mantanku.

Perjalanan kami lanjutkan. Ranupani kini kita tinggalkan dan menyusuri tanjakan demi tanjakan dengan harapan yang besar.
Pendakian akan sangat terasa berat jika hanya diam antara satu dengan yang lainnya. Hingga akhirnya aku bernyanyi walau dengan nafas yang ngos-ngosan.

Dan akhirnya semua ikut bernyanyi dengan nada masing-masing yang tak karuan
(dimaklum ya pendakian sambil nyanyi nafas kadang nyampai kadang tidak )
Hingga tiga sampai empat jam lamanya kami melangkah memijakan kaki pendakian ini.

Sudah terlihat kembali hamparan danau dan banyaknya burung yang sedang di beri makan oleh para pendaki.
"Tu kan, Ranu kumbolo lagi" Rere mulai ucapkan lagi omongan anehnya, seakan dia melihat masa lalu itu yang dimana dia pernah kerasukan di area ini.

"Udah re, banyakin doa saja"

"Dengerin tu re!!" ucap danang menyetujui ucapan ku
"Oke...Kita nge-camp disini saja ya, sebentar lagi hujan kayaknya sore ini" danang mengajak kami ngecamp di Ranu kumbolo yang jelas-jelas disini adalah momok bagi kita semua.

teringat akan semua teror demit Ranu kumbolo.
"Akankah gangguan itu ada lagi malam ini?"Batin masih selalu bertanya.

Tapi alam pun menandakan, jika dilanjut juga tidak mungkin karena mendung menghitam yang sebentar lagi turunkan hujan.
Setelah tenda didirikan oleh Dion dan Danang, aku bersama Rere siapkan makanan. Makanan istimewanya para pendaki gunung "mie instant plus telur".

Tenda kini berdiri dan makanan siap dimakan.
Aku ajak yang lain untuk sholat Asyar, tapi disini Dion dan Rere malah memilih rebahan karena capek.

Sudahlah...kemudian aku dan Danang yang sholat berjamaah berdua.
Karena kami berdua tidak tau arah kiblat, sementara kompas juga tidak di bawa, kami putuskan sholat mengarah kedanau dengan memohon kepada Tuhan jika arah ini salah maka ampunilah, kami hanya menunaikan kewajiban sebagai hamba Mu.
Lucunya lagi Danang asli kelahiran lumajang tapi juga tidak tau kemana arah selatan.
Setelah selesai sholat dilanjut dengan Danang yang bertadarus untuk tujuan mebentengi kami dari gangguan jin setempat.

Aku hanya rebahan lepaskan lelah sambil membaca novel yang selalu aku bawa ketika muncak.
"ngapain kamu kesini, pulang.. pulang"

Tiba-tiba suara wanita terdengar oleh ku untuk menyuruh turun dan pulang.

"Suara siapa itu ? sementara Rere terlelap dalam tidur nya"
Ranu kumbolo dengan misterinya masih usil menggangguku. jangan lupa dimanapun kita pijakan kaki, seberat apapun besar terpaan misteri, kewajiban tetap harus dilaksanakan meskipun arah itu tidak terlihat oleh mata. Namun Tuhan lebih mengerti kemana langkah diri insannya.

***
Sore ini akhirnya hujan pun turun, dengan berhembusnya angin menambah kesan yang membuatku tidak nyaman.

Bayangan wanita berwajah menyeramkan kembali melintas. Suara yang kini kudengar seakan melarang kami untuk bertamu ke alam Semeru.
Danang yang masih melakukan pemagaran dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-quran.
"ahhhhhh... ahhhhh.. "Tiba-tiba Dion berteriak penuh emosi.

"ayo !!! kita lanjut perjalanan keatas!! hujan sudah reda"

Sementara hujan masih bercampur angin diluar sana
"Apaan sih yon!! diluar masih hujan lebat itu !! mau nekat naik yang ada hippo entar!! " Jawabku setengah emosi.

"sudah.. sudah.. kita tunggu besok baru Naik, malam ini disini saja ga ada yang kemana-kemana!! "Danang yang menenangkan suasana.
Danang ini punya kepribadian yang istimewa menurutku. Memang lebih pendiem tapi pola berpikirnya dewasa bisa menjadi panutan. Dia juga orangnya alim dalam beribadah.

"ahhhh... terserah lah !! aku mau tidur saja!! "
Dion yang kesal dan entah kenapa dia mengira hujan diluar sudah reda sementara hujan angin mengguyur kami ditepian danau mistis ini.

Menjalang waktu maghrib aku dengan posisi berbaring meneruskan membaca novel,
Danang melanjutkan bermunajat, sementara Rere dan Dion tidur diwaktu yang tidak sewajarnyanya.
Tiba tiba aku mencium bebauan yang aneh, dari bau amis darah yang sangat anyir berubah bau yang sangat wangi melati kini berganti bau seperti dupa/kemenyan yang dibakar.

Aku tanya ke Danang soal bebauan ini.

"Nang.. Danang kamu nyium ga bau melati ??"
"enggak, aku cium bau amis" jawabnya

Langsung merinding selimuti aku saat ini. Hingga aku lihat jam tanganku menunjukan pukul 19:08 sudah kelewat magribku. Lalu aku ajak Danang utk sholat isya dan menjamak magrib yg tak terasa terlewat krn gangguan bebauan yang membuatku takut.
Malam yang kami lalui seakan panjang dan waktu bergerak lambat. Hujan yang terus mengguyur bumi agak mulai tenang tidak bercampur kan angin.

Namun suhu malam ini sangat dingin terasa, ditambah hawa magis yang bersumber dari alam lain Ranu kumbolo.
Rere terbangun karena lapar dan mengajak ku memasak makan malam, kami pun makan berempat setelah membangunkan Dion.

Usai makan, Aku menata carriel untuk pembatas tidur. aku tidur disebelah Rere dan sisi lain Dion sebelahan dengan Danang.
Ketika mereka bertiga tidur aku masih resah atur posisi yang serba salah karena tidak nyaman.

Kembali bau amis darah itu kucium lagi.
"Ya Allah,, lindungilah aku juga semua sahabatku, kami disini hanya mau mewujudkan mimpi untuk merasakan indahnya puncak Mahameru" Terus aku berdoa dalam hati.

Karena rasa takut yang terus mengganggu, aku mencoba membangunkan Rere yang ada disebelah ku.
Namum dia tidak terbangun justru Danang yang bangun.

"kamu kenapa Jess??" Tanyanya

"Kamu nyium bau amis lagi ga nang??"

"engga tu, udahlah istirahat aja, jangan lupa baca doa" suruh nya ke aku.
Lalu ku oleskan minyak kayu putih dibawah hidungku berharap bisa menghilangkan anyir nya bau darah itu. Hingga aku terlelap tidur dan terbangun lagi. ku lihat Danang yang masih duduk.

"Nang ga tidur??" Kini aku yang bertanya pada nya
"Belum Jess, kamu dengar ga ada bunyi seperti kereta kencana melintas barusan? "

"Hah" aku langsung bengong mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Danang.
Semua gangguan aku rasakan sampai datang waktu subuh, akhirnya kita prepare perlengkapan untuk lanjut nanjak pagi ini. Namun kembali jailnya lelembut tidak selesai pagi ini. Kami yang menyusuri tanjakan cinta serasa lama banget. seperti hanya mengulang-ulang melewati tanjakan ini
Akhirnya kami putuskan berhenti dan memanjatkan doa sebisa kami semua. Alhamdulillah akhirnya kami bisa keluar dari tanjakan cinta yang terus berulang-ulang kami lalui.

"istirahat dulu" ajak Dion
Dan kami beristirahat sambil ngobrol, namun disela-sela ngobrol, kembali Dion bikin ulah dengan menanyakan apa doa yang kami ucapkan dalam hati saat diputar-putar dibawah tadi.

"kalian berdoa apa tadi??" Tanya nya

"aku berharap sampai ke puncak di pendakian ini" jawab Rere
"kalau kamu Jess??"

"Sama doa ku seperti Rere" jawab ku

"kamu Nang??"

"Aku berharap kita semua selamat sampai pulang nanti" jawaban yang sangat dewasa menurut ku.
"emang kamu berdoa apaan Yon? "Rere menyela.

"hehehe.. aku berdoa agar bisa balikan Sama jessy" jawaban yang membuatku hilang mood mendengarnya.

"Apaan sih !! dari kemaren manggilnya sayang-sayang !! Sekarang berdoa begitu pula" jawab ku ketus.
"Sudah yok lanjut jalan" Sela danang mengajak kami beranjak.

Kami susuri perjalanan lagi sampai akhirnya aku tersadar kalau kami sekarang sudah terpisah.
Aku hanya berdua dengan Danang, sementara Dion dan Rere yang tadinya dibelakang tidak terlihat lagi.
Singkatnya, kini kami telah sampai di Kali mati dan aku melihat dengan jelas tenda berjejer di area ini.

"Mereka mana ga muncul-muncul"

"Kita tunggu dulu mereka disini Jess" Jawab Danang yang tidak bisa menjawab pertanyaan ku.
Hingga tengah hari berlalu kami menunggu mereka di Kali mati, tapi tak kunjung datang.

"Sebaiknya kita turun, susul mereka!!"

"Hah..gila apa !! kita sudah disini nang! masak mau turun lagi, aku gak mau gagal sampai puncak lagi Nang!!"
Mulai keegoisan muncul saat ini, karena memang tidak mau gagal lagi bersujud di atas Mahameru. bukan karena aku tdk setia kawan tp kalau turun lgi alangkah lelahnya bakal nanjak naik lagi. Lebih baik ditunggu sampai mereka tiba begitu fikirku saat itu walau terlihat memang egois.
Sampai aku dan Danang mendirikan tenda diarea ini. Hingga Menjelang maghrib, mereka berdua tak kunjung tiba. Lalu aku putuskan untuk turun mencari Rere dan Dion dengan meninggalkan semua peralatan.
Alhamdulillah setalah lama mencari dan akhirnya menemukan mereka berdua yang ternyata hanya muter-muter diarea itu. Kemudian mengajak mereka untuk naik ke tempat tenda kami yang masih aman ditempat ini.
Ku buatkan mereka makan, saat kuperhatikan kedua sahabat ku ini, seperti ada keganjilan di mereka berdua. Lebih banyak diam dari tempat kami menemukan hingga sampai disini. Pandangan terlihat kosong.
"Apakah ini memang kedua sahabat ku?"
"Kenapa dengan mereka, seperti terlihat sangat ganjil. Biasanya Rere dan Dion sama cerewetnya, tapi kali ini berbeda"
Layaknya ketika bertamu, maka disitu kita bisa menghormati tuan rumah dengan sikap sopan berperilaku yang baik, berniatan yang bersih.
Bagaimanapun kita wajib menghormati makhluk lain dan meyakini mereka itu ada dan diciptakan sebelum adanya manusia.

***
Jessyka dan Danang yang harus kembali turun untuk mencari Rere dan Dion yang seharian terpisah dari mereka. Pas diwaktu maghrib mereka turun dari Kali mati, meninggalkan semua peralatan. Dan menemukan Rere juga Dion yang masih kebingungan hanya berputar-putar diarea savana itu.
Seakan dibuat pusing oleh dedemit setempat.

Kini setelah di tenda, aku buatkan makanan untuk mereka namun disini terlihat ada kejanggalan di kedua sahabat ku ini.
Mereka yang suka cablak ngomong sembarangan tanpa rem, kini hanya terlihat diam dengan tatapan mata kosong. Kulihat Rere seperti kedinginan karena terlihat sangat pucat.

"Pakai jaketku Re"
Aku pinjamkan jaket gunungku berharap untuk dia tidak kedinginan, yang paling aku takutkan kalau dia sampai hippo. Dia hanya mengangguk dan kemudian memakai jaketku.
Selama kami nge-camp di Kali mati, aku masih mencium bebauan itu dan disini mulai kudengar suara gending gamelan mengalun. Saat itu kulihat Dion dan Rere kini tertidur.

"Jess, kamu ga tidur??" Tanya Danang padaku

"Belum Nang"
Aku mau bertanya soal bunyi gamelan itu tapi aku urungkan karena ku lihat yang lain seperti tidak mendengar gending jawa itu.

"ya sudah, aku istirahat duluan ya, capek ni badan"

"Iya Nang"
Akhir obrolanku yang kini semua pada tertidur, hanya aku sendiri yang masih terjaga dengan bau yang aneh ditambah suara gamelan yang mengalun.
Tak butuh lama, aku tertidur dan bermimpi yang sangat aneh, didatangi oleh nenek-nenek.
"Kalian disini hanya tamu, jaga Tata Krama kalian!! "

"apa salah ku nek? aku disini hanya pengen naik kepuncak mahameru"

"Bukan kamu!! tapi temanmu mengotori tanah Semeru!! "
Sampai akhirnya badan ini seperti ditindihi dan dicekik, seluruh badanku kaku tidak bisa di gerakan sama sekali. Padahal mataku sudah terbuka tapi kondisi ku susah di gerakkan.

"Jess.. Jess... bangun.. bangun" Danang mencoba membangunkan ku.
"kamu mimpi apa ? lupa berdoa ya sebelum tidur"

Aku hanya membaca istighfar dan membayangkan nenek tadi.

"Jess... Jesyka" Danang memanggilku lagi.

"Iya Nang, aku sholat tahajud dulu ya" Imbuh ku

"Iya udah Kita jamaah saja"
Selesai kami beribadah aku mengobrol dengan Danang yang disusul Dion yang kini ikutan bangun.
Namun aku merasa ada sosok yang tinggi besar berdiri dibelakang tenda kami. Entah yang lain merasakan atau tidak. Ku lihat Danang masih duduk dan membaca ayat suci,
Dion kini sibuk dengan hp nya.

"Kamu ga sholat Yon"

"Ga Jess,, dingin" Jawabnya yang masih asik melihat ke layar hp nya.
Pagi ini kami lanjutkan perjalanan ditanggal 15 agustus. Yang di atas sana sudah menjadi hamparan bebatuan gurun pasir yang menghalang.
Puncak Mahameru yang kami impikan.

Namun disini kembali gagalnya perjalanan.
Rere yang dari kemaren terdiam kini kerasukan Nenek-nenek yang ada dalam mimpiku itu.
Berbagai doa dan cara kami lakukan tapi tidak membuahkan hasil.

"sudah !! pegangin saja Rere" Danang yang menyuruh kami berdua memegangi tubuh yang melawan, meronta dengan berbagai ucapan ancaman keluar dari mulut Rere.
Disini aku hanya bisa menangis, berharap ada pendaki lain datang menolong.

Di kali mati itu banyak tenda berdiri tapi tidak satu pun ku lihat adanya pendaki naik menolong bahkan sekedar lewat pun tidak ada.

"Ya Allah,, berikan pertolongan Mu"
Aku yang menangis dan tetap memegangi Rere dibantu oleh Dion. Sangat lama kejadian itu, hingga Danang memberikan air yang sudah dia doakan.

Tubuh kerasukan itu seketika jatuh pingsan.
Akhirnya kita putuskan utk turun sambil menunggu Rere tersadar. Kami duduk hampir seharian disini. Satu pun manusia tdk ada yang singgah bahkan terlihat.

Sampai Danang dirikan tenda lagi di malam ketiga ini. kembali kami nge-camp sambil menunggu kondisi Rere membaik lalu turun.
Malam itu kami berembuk untuk turun paginya.

"Aku mau kita semua turun!! pulang ! ga perlu kita naik Semeru lagi kalau kayak gini"

"iya udah kita besok pulang" Jawaban Dion
"Engga Jess,, aku mau lanjut" Suara Rere ku dengar lemah, dia masih terbaring memejamkan mata

"Buat apa naik lagi Re ? lihat kondisi kamu"

"kalau kalian mau turun terserah, aku tetap mau wujudkan mimpi ku Jess"
"Re kamu mikir donk!! "

"sudah biarkan Rere istirahat dulu Jess" Danang menengahi perdebatan ku

"Tapi kan Nang,, lihat kondisi nya" Masih kesal aku menahan emosi.
"iya Jess sabar,, kita yang sehat mesti ngertiin yang sedang sakit,, lebih baik berdoa lalu istirahat".

Aku kini hanya menangis di sudut tenda melihat sahabat kecil ku yang kini kondisinya lemah.

Masih menahan emosi ku yang semua karena keegoisan masing-masing.
Kini sudah dengan kesepakatan dan demi permintaan Rere kami memutuskan tetap naik sampai ke puncak Mahameru.
Dengan memapah Rere yang lemah. Berbagai susah payah dan kejadian kami tempuh berempat hingga akhirnya sampai dipuncak di tanggal 16 Augustus 2014.

Walau tidak bisa nge-camp dan merayakan dihari kemerdekaan seperti harapan kami.
Kami hanya 15 menit merasakan alam Mahameru karena lebih memperdulikan kondisi Rere saat itu.

Kami turun dan sampai di tenda, setelah beristirahat lalu membereskan semua peralatan packing dan turun agar kondisi Rere segera membaik. berharap dapat penanganan medis.
Perjalanan akan menjadi makna dan pelajaran untuk mereka yang menempuhnya.

Tak lepas dari takdir, entah itu Indah atau pun kelam. Kita hanya bisa menjalani dan menerima dengan rasa ikhlas.
Impianku menapaki puncak Mahameru terwujud meski kami tidak bisa lama diatas. Melihat kondisi Rere yang lemah, tetapi tetap ingin mimpinya tercapai kali ini. Dengan memapahnya kami lalui medan terjal, terpaan padang pasir dan bebatuan yang kapan saja bisa jatuh menimpa kami.
16 Augustus 2016

Tercapai sudah impian kami berempat dengan keempat kalinya kami kembali ke Semeru. Hanya sujud syukur memanjatkan doa lalu kami beranjak turun.
Semua barang juga tenda kami packing
Setelah semua beres kami demanding satu dengan yang lain nya. hingga tak terasa tangis ku memecah disaat ini.

"Ayo turun, kasihan Rere" isak ku
"iya Jess, sudah ga usah nangis lagi" Dion menenangkan ku

"Makasih ya buat kalian sahabat ku" Suara itu keluar dari sudut bibir pucatnya Rere

"Ya udah ayo pelan-pelan kita turun" Ajak Dion
Sementara Danang masih dengan diam.

Rere dipapah untuk jalan oleh mereka berdua dan aku mengikuti dari belakang dengan mebawa dua carriel milik ku dan Rere.
Didepan kami yang tadinya berjejer tenda diarea Kali mati, kini yang terlihat hamparan nan luas dengan rumput yang kuning mengering.

Aku merasa aneh disini

"Nang, Danang"
Aku memanggil Danang yang masih berjalan memapah sahabat ku.

"Sudah Jess berdoa saja, dibawah nanti baru cerita"
Danang memotong omonganku, karena pasti dia juga merasakan keanehan ini.
"Tenda-tenda itu kemana hilang nya"

Tiba-tiba Dion menjabarkan apa yang kita lihat.

"Sudah Yon, banyak berdoa saja.. abaikan semua yang ganjil kita lihat"

"Oke.. Nang"
Kali mati yang kini kami lalui malam itu, kosong tidak terlihat satu tenda pun atau satu pendaki jg tdk ada. Yang ada hanya kami berempat menapaki misteri ini.

"Ya Allah, sampai kapan ujian ini akan berakhir apa kesalahan yang telah kami perbuat hingga bisa jadi seperti ini!!"
Kami mulai menuruni savana ditengah panas nya siang ini. Hingga tiba-tiba Rere berteriak meminta ampun, dia menangis sambil duduk menyembunyikan muka nya.

Dion juga Danang yang tadinya memapah Rere ikut jongkok dan bertanya.
"Rere.. kenapa Re??" tanya danang

"Istigfar Rere"

"Kamu lihat apaan Re??"

"Yon,, jangan tanya seperti itu" Danang terlihat emosi.
"Pergi... pergi... pergi" Rere menangis sambil tangan nya bergarak seakan mengusir sesuatu.

Entah apa pun itu kami bertiga tidak melihat, Sampai akhirnya

"Arrrrrrggggghhhhhh...Hihiiii hihiiiii"
Rere mengeram dan ketawanya seperti nenek-nenek
Jelas dia kerasukan lagi.

"Turun kalian bertiga, anak ini akan tinggal di semeru"

"Siapa kamu!! "Danang bertanya

"Aku penghuni Semeru yang rumahku sudah dikotori oleh darah anak ini" Kata nya sambil tertawa
Tiba-tiba Rere bangkit dan mau berlari, untung Dion sigap menangkap tubuh Rere. Dan kami bertiga memegangi tubuh Rere yang kini mengamuk sambil teriak.

"ANAK INI HARUS MATI.. ANAK INI HARUS MATI"
"Tidak akan ada yang mati disini"
Teriak ku dengan emosi yang meluap.

"Kalian pegangin,, jangan sampai lepas"
Ujar Danang yang mebacakan ayat kursi juga kalimah ayat suci.

hingga keluarnya makhluk yang ada ditubuh Rere.
Kini Rere pingsan lagi
Aku bertanya kepada Dion dengan nada marah.

"Apa yang kalian lakukan disini sampai bisa seperti ini!!!"

"Aku tidak ngapa-ngapain Jess,, sumpah"
"Sudah bilang saja,, waktu terpisah kalian ngapain saja.. hah"

"Jess.. tenang Jess"

"Udah Nang kamu diem dulu!!"

"Waktu aku terpisah sama kalian itu karena nungguin Rere yang kebelet kencing Jess,, dia kencing dibalik pohon itu" jelas Dion sambil menujuk ke suatu pohon.
"Ya Tuhan ku,, kesalahan kah ini? "

Aku hanya menangis saat ini dengan kondisi seperti ini.. lelah, bahkan teror tak ada henti-henti nya.

Ketika Rere terbangun, aku meberinya air minum.

"Kamu kencing dimana Re"
"Maaf Jess, aku kencing dibalik pohon itu.. aku lagi dapat Jess" Jelas Rere masih dalam keadaan lemah.

"Kamu datang bulan Re??" Tanya ku

"Hmmmm pantes lah" Potong Dion

"Apaan sih Yon"
Meski aku kaget dengan penjelasan Rere, Mau marah juga buat apa. Hingga Danang menyuruh Rere untuk menyiram bekas kencing nya dengan air yang dia kasih.

Setelah bekas itu disiram, Kami melanjutkan turun dengan kondisi Rere yang sudah bisa jalan sendiri.
Ranu kumblo kami lewati begitu saja sampai kembali ke ranupani dan beristirahat dirumah saudara ku sambil menceritakan semua kejadian itu.

Malam itu juga kami pulang, aku yang diantar Dion sementara Rere diantar sama Danang.
Beberapa hari kami berempat tidak ada komunikasi sama sekali. Sampai akhirnya orang tua Rere memberi kabar kalau Rere sakit semenjak dari pendakian itu.
Kami bertiga yang menjenguk Rere mengadakan slamatan kecil-kecilan untuk kesembuhan Rere. Pengobatan medis dan juga none medis sudah dijalani. Hingga keluarganya Rere mengajaknya pindah ke Bandung.
Takdir menuntun Rere berpulang ke sisi Tuhan yang maha Esa. Sebulan setelah pendakian itu.

Untuk sahabat ku Rere semoga Allah swt melapangkan kuburmu, mengampunkan segala dosa-dosa semasa hidup dan meberikan tempat terindah disyurga Nya. Amin.
Demikian kisah pendakian dari Jesyka Pramudita. Memohon alfatiha untuk almarhumah Rere.

Selalu terpanjatkan doa ini untuk mu sahabat, Perjalanan mu sudah sampai menggapai Mahameru.

Mimpimu terwujud dengan perjuangan itu
Kini beristirahatlah disisi Tuhan.
Hal yang tidak bisa kita lihat belum tentu tidak ada, maka dari itu kita harus bisa mawas diri.

Saya Iphend Alzikra undur diri, terimakasih untuk mbak jessica Pramudita.

Wassalam.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with kalong

kalong Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @cerita_setann

16 Dec
A Thread

HORROR STORIES

"MAMA MAAFIN FIKA MA"

#bacahorror #bacahoror @balakarsa @wahyuariyantn_ @bacahorror
Assalamuallaikum
Selamat malam
Masih bersama cerita mas iphend alzikra, kali ini beliau akan membagikan cerita dari Kisah yang dialami Eddo. masih inget dia!! Teman satu-satunya yang jadi saksi hidup curup maung waktu itu.
Penasaran?
Mau lanjut malam ini atau besok?
Read 86 tweets
15 Dec
A THREAD
HORROR STORIES

-JAGAD LELEMBUT-

#bacahorror #bacahoror
@balakarsa @wahyuariyantn_ @ceritaht
Halo selamat malam
Lanjut lagi kisah dari mas iphend alzikra, kali ini perjalanan beliau menapaki alas semiri di kota bunga. Magelang.

Bagaimana kisahnya?
Kita bikin kopi dulu baru cerita. 😁
Assalamuallaikum.
kembali lagi dengan saya. Cerita pengalaman masih seputaran Alam lain, Bahwasanya sering didapati gerbang-gerbang gaib diarea tertentu.
Perjalanan ini tergolong nekat, Karena secara cerita warga, tempat ini sangat wingit (angker). Sebuah gerbang istana gaib.
Read 99 tweets
14 Dec
A THREAD
HORROR STORIES

- CURUP MAUNG -

#bacahoror #bacahorror
Halo jumpa lagi.
Kali ini saya akan membagikan kisah perjalanan mistis lagi. Masih bersama mas @iphendAlzikra, yang kemarin perjalanan merbabu sekarang Beliau menceritakan kisah perjalanan di salah satu tempat di Sumatra Selatan. CURUP MAUNG.

Seperti apa kisahnya? Yuk simak.
Silahkan RT dulu selagi nunggu maghrib.
Read 77 tweets
12 Dec
A THREAD
SHORT STORY

-KISAH PENDAKIAN MERBABU-

#bacahoror #bacahorror
Halo selamat malam
Kali ini saya mau membagikan cerita dari mas iphend alzikra tentang kisahnya saat mendaki di Merbabu.

Seperti apa kisahnya. Mari mulai ceritanya.
Waktu itu nanjak merbabu via wekas desa kaponan. Aku berdua bersama Ahmad Armani. Kami Naik motor memasuki gapura wekas sampai ke desa terakhir desa Ndakan, yang menjadi secret awal untuk simaksi.
Read 46 tweets
7 Dec
A THREAD
HORROR STORY

- SANTET-
Berdasarkan kisah nyata ‼
#bacahorror
#bacahoror
#threadhorror
(Semua nama tokoh di samarkan)

Namaku Dewi anak terakhir dari 4 bersaudara, aku akan menceritakan sebuah kejadian yg pernah menimpa keluargaku, sebelumnya aku akan kasi gambaran seperti apa keluargaku ini.

Bapakku seorang muslim yang taat, beliau punya toko baju di pasar.
Ibuku seorang renternir desa tapi bukan renternir kejam seperti di film-film yang kalau gak bisa bayar tagihan menyita barang barang rumah. Haha bukan seperti itu.
Read 121 tweets
30 Nov
A THREAD

- PELET -

"sudah terlambat wanita ini milikku sekarang" dalam mimpi aku terkejut ketika melihat sesosok mahkluk besar dan berbulu menyeringai padaku. Sosok itu memegang rantai besar dan rantai itu ada di pergelangan kakiku.

#bacahorror #bacahoror #threadhorror Image
Cerita berdasarkan kisah nyata yang di alami nisa, dia di pelet agar mau menuruti kemauannya. Bagaimana kisahnya, mari kita simak sama sama.

Jangan lupa RT biar rame dan tau gimana rasanya di pelet ‼
Sebuah kisah kelam yang di alami nisa. Dia harus menerima kenyataan bahwa dia di pelet oleh seorang laki-laki karena sakit hatinya. Cinta membutakan mata dan hatinya hingga harus berurusan dengan setan.
Read 115 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!