Thread by @kresbung

[Thread]

Belakangan ini gw menemukan argumen serupa.

Ada yg bisa bantu statement ini sumber referensinya dari mana?

Kita coba bahas:

1. Apa itu radikalisme?

2. Apa itu fanatisme?

3. Boleh gak sih menganggap kitab agama lain sesat?

Biar jarimu ga cuma asal nulis.

- Rohman

#1 APA ITU RADIKALISME?

KBBI: paham yg menginginkan perubahan sosial & politik dengan cara kekerasan / drastis.

Belajar 1 kitab secara eksklusif hanya bisa menimbulkan sikap radikalisme jika isi KITAB / ajaran agama tersebut membenarkan aksi kekerasan sbg perlawanan politik.

Alkitab memberikan standar KEBAIKAN yg tidak akan kamu temukan dalam agama lain di luar Kekristenan, misalnya dalam Mat. 5:39-44.

Dengan "kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" bagaimana mungkin orang yg hanya membaca Alkitab bisa menganut radikalisme?

Ayat serupa bertebaran di seluruh Perjanjian Baru.

Kalo ga percaya, silahkan baca dari awal injil Matius sampe akhir kitab Wahyu. Gak ada hasutan apapun untuk melakukan kekerasan.

Sejarah juga membuktikan bahwa umat Kristen mula2 tidak berperang walaupun dianiaya sampai mati.

Masalahnya ada lho kitab non-Kristen yg memerintahkan untuk "membunuh kafir" sampai mereka bertobat.

Seseorang yg membaca kitab keagamaan dengan konten ajaran yg memperbolehkan "kekerasan" bisa jatuh dalam radikalisme.

Bukan soal berapa kitab yg dibaca, tapi kitab APA yg dibaca

#2 APA ITU FANATISME ?

KBBI: keyakinan yg terlalu kuat terhadap ajaran agama.

Merriam-Webster: perilaku fanatik, menunjukkan antusiasme berlebih & ketaatan devosi yg tidak kritis terhadap persoalan kontroversial.

Keyakinan yg kuat itu BAIK. Yg ga baik adalah sikap ANTI-KRITIK.

Idealnya, seseorang harus menggunakan common sense, pake otaknya supaya bisa beragama dengan bijaksana.

Ketika ada klaim atau instruksi yg tidak beres keluar dari pemuka agama atau teman-teman seagamanya, dia harus berani mempertanyakan dan mengkritisinya SESUAI ajaran agamanya.

Orang yg baca Alkitab dengan teliti, tahu bahwa selain ajaran tertulis, ada juga ajaran lisan yg perlu dipegang (II Tes. 2:15).

Ketika ada ayat Alkitab yg ditafsirkan secara tidak tepat, kita perlu meninjau pendapat para bapa gereja mengenai ayat tersebut newadvent.org/fathers/

Sayangnya, kitab agama lain tidak punya mekanisme sehebat Tradisi Suci Gereja. Agama non-Kristen biasanya cuma berpatok pada 1 kitab.

Kalopun ada tulisan tambahan di luar itu, kesahihannya masih jadi perdebatan di kalangan mereka.

Ujung2nya cuma bergantung apa kata pemuka agama

Fanatisme timbul ketika kamu pilih untuk mengimani agama yg gak punya daftar tulisan pembanding yg memadai.

- Alkitab 31rb ayat.
- Tulisan para bapa gereja jauh lebih banyak jumlahnya dari agama manapun, terdokumentasi & diakui oleh Gereja di seluruh dunia.

Kamu udh baca semua?

#3 BOLEH GAK SIH MENGANGGAP KITAB AGAMA LAIN SESAT?

Sesat menurut KBBI:
- tidak melalui jalan yang benar, salah jalan.
- menyimpang dari kebenaran agama.

Dari definisi itu, agama lain bisa jadi punya pandangan beda, tapi Alkitab jelas menganggap kitab agama lain sebagai SESAT.

Kitab agama lain tidak ada yg menawarkan keselamatan melalui Tuhan Yesus, padahal Yoh. 14:6 sudah menjelaskan bahwa Dialah satu2nya jalan keselamatan.

Kalo ada org lain, ilah lain, atau siapapun selain Tuhan Yesus yg berani menawarkan keselamatan, kita WAJIB menolak dengan tegas

Bahkan kalo ada org di luar Kristen yg mengklaim sebagai sesama pembawa pesan Kristus, kita juga udah diberi peringatan keras oleh Rasul Paulus dlm Gal. 1:8-9.

"Jikalau ada orang yg memberitakan kepadamu suatu injil, yg berbeda dengan apa yg telah kamu terima, terkutuklah dia."

Ketika kita bilang bahwa kitab agama lain di luar Kekristenan adalah tulisan sesat, kita tidak sedang menghina mereka.

Kita sepenuhnya sedang menaati ajaran agama kita. Itu ayat yg sangat jelas kalimatnya, bukan tafsir pribadi.

Kalo bener mereka toleran, ya harusnya bisa nerima

Orang Kristen tidak akan jadi radikal hanya karena baca Alkitab.

Tradisi Suci kita sangat kaya, mendukung pola pikir yg kritis - bukan cuma nurut kata pemuka agama.

Kalo terpaksa, harusnya mereka di luar Gereja yg studi banding ke kita, bukan sebaliknya.

Best regards,
- Rohman