Sempat mencuat berita beberapa hari lalu bahwa @muhammadiyah akan memindahkan aset dananya dari Bank Syariah BUMN ke bank syariah yang lebih berpihak pada UMKM.
Bagaimana response netizen?
>>
TIMELINE – DUKUNGAN KUAT
DE menggunakan keyword "Muhammadiyah" dengan filter "bank". Dari News dan Twitter, tampak isu muncul sejak tanggal 16 Desember 2020. Dimulai oleh media, dari @Bisniscom, @kumparan, @geloraco, @CNNIndonesia, @detikfinance, dll yg diamplifikasi netizen.
Sejak diberitakan, banyak suara dari netizen yang menyatakan bahwa:
- sudah saatnya MU punya bank sendiri
- mendukung BSM, akan mendaftar jd nasabah
- akan memindahkan tabungan ke BSM
VOLUME
Dari tanggal 15-26 Desember, hingga laporan ini dibuat, terdapat 1k mention tentang topik Bank dan Muhammadiyah di Online News, dan 18.8k mention di Twitter.
TREN TOPIK BERITA – RENCANA TARIK DANA, BSI MERESPONSE SEJALAN DENGAN MUHAMMADIYAH
Awalnya (16-17), banyak berita bahwa @muhammadiyah akan menarik dana umatnya dan alasannya dari BSI.
Karena heboh, PP MU membuat penyataan pers, yg cenderung mendorong BSI untuk memihak UMKM...
Dan tidak ada pernyataan akan membuat tim yg menyusun rencana pembentukan bank sendiri.
Kemudian (25 Des), DPR minta BSI agar menahan @muhammadiyah menarik dana. Lalu BSI menyatakan bahwa justru BSI BUMN memiliki kesamaan pandangan dengan MU terkait keberpihakan kepada UMKM.
PERNYATAAN PERS PP MUHAMMADIYAH:
MENDORONG BSI SECARA IMPERATIF BERPIHAK KEPADA UMKM
Berikut pernyataan pers @muhammadiyah pada 22 Desember. Mendorong BSI berpihak pada UMKM, dan meminta para pimpinan MU di semua level utk menahan diri, menunggu dan mengikuti kebijakan dari PP.
SNA BANK MUHAMMADIYAH – DUKUNGAN POSITIF
Peta netizen yang membicarakan topik ini memperlihatkan hanya ada satu cluster besar, warna hijau (sentimen positif).
- @muhammadiyah akan menarik data dari BSI BUMN
- Usulan agar MU bikin bank sendiri
- Netizen akan menjadi nasabah dan memindahkan dananya
- Survey internal, 90% warga MU ingin punya BS sendiri
- Alasan MU akan menarik dana
- DPR minta BSI menahan rencana MU
MOST SHARED IMAGES
Dari gambar yang paling banyak dishare di Twitter ini, tampak ada 2 narasi:
- tentang berita bahwa @muhammadiyah akan menarik dana dari BSI BUMN
- campaign bahwa BSI-Muhammadiyah sudah capai kesepakatan majukan UMKM
ANALISIS EMOSI
Yang paling dominan adalah "surprise" atau terkejut atas hasil survey internal warga @muhammadiyah bahwa 90% mendukung punya BS sendiri.
Lalu "trust" atau percaya BSM akan berhasil dan bisa membantu UMKM. Dan "anticipation" (harapan) agar ide bikin BSM terwujud.
PETA PERCAKAPAN – DI SELURUH INDONESIA
Meski yang dominan masih di Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogja, namun sebarannya cukup bisa ditemukan di seluruh Indonesia.
SEBARAN USIA – GENERASI TUA DAN MILLENIAL TINGGI
Dari 8.8k user aktif, 74% berhasil diidentifikasi demografinya. Mereka dari generasi tua (40 tahun+) sangat tinggi yg terlibat (relatif thd usia pengguna medsos). Demikian juga dari kalangan millenial.
ANALISIS BOT – CUKUP NATURAL
Dengan score rata-rata 1.95 (hijau), percakapan ini masih cukup natural.
KESIMPULAN
1/ Berita bahwa @Muhammadiyah akan menarik dananya dari BSI (Bank Syariah Indonesia) pertama kali muncul tanggal 16 Desember, setelah Bank Syariah BUMN menyatakan akan Merger.
2/ Barita ini langsung mendapat sambutan positif dari netizen, yang sebagian besar mendukung Muhammadiyah membuat sendiri Bank Syariah Muhammadiyah. Mereka banyak yang akan ikut memindahkan dananya ke bank BSM ini.
3/ Response publik paling dominan adalah terkejut dengan hasil survey bahwa 90% responden warga Muhammadiyah setuju dengan pembentukan BSM. Publik juga percaya bahwa BSM akan memberi manfaat yang lebih besar bagi umat. Dan mereka berharap besar agar ide ini terwujud.
4/ DPR menilai rencana Muhammadiyah ini bisa merugikan. Apalagi kalau diikuti oleh warga Muhammadiyah. Sehingga meminta BSI BUMN untuk menahan rencana ini.
5/ Muhammadiyah akhirnya membuat pernyataan resmi, yang mendorong BSI agar berpihak sepenuhnya kepada UMKM sesuai amanat UU, melalui kebijakan yang imperatif (memaksa, memerintah).
6/ Muhammadiyah juga meminta warganya untuk menahan diri, dan individu internal Muhammadiyah agar tidak membuat pernyataan yang berbeda dengan PP.
7/ BSI menyatakan memiliki pandangan yang sama dengan Muhammadiyah terkait UMKM. Bahkan mereka berencana untuk terus menaikkan dukungan dan bantuan kepada UMKM.
CLOSING
Menurut saya, @muhammadiyah adalah tipe organisasi yang penuh perhitungan, fokus pada prinsip dan proses, tidak suka yg kontroversi dan hiruk pikuk.
Usianya yang tua, pengalamannya selama ini, membuatnya sangat bijak menghadapi berbagai isu.
Fastabiqul khairat. 😊🙏
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kelak akan mampu mentes sebanyak 120 ribu orang sehari, dan bila ada 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021) maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia yakni 1,2 juta orang per hari.
Karena tugas saya yg diminta membantu @perpusnas1 membangun Indonesia OneSearch.id, tentu saya gunakan Drone Emprit juga untuk memantau percakapan publik tentang "buku."
Jadi saya punya data sejak April 2018. Selama ini relatif sepi. Tapi 2 hari ini ramai.
>>
SNA “BUKU”: 21 NOVEMBER 2020
Hari Sabtu itu, peta percakapan tentang "buku" seperti biasa: tidak ada polarisasi, scattered, random, meluas, oleh netizen dan teman-teman dekatnya.
Tak ada yang menonjol.
SNA “BUKU”: 22 NOV 2020 (00:00-13:00)
Minggu pagi, hingga pukul 1 siang, peta mulai berubah. Beberapa top influencers membangun percakapan tentang sebuah topik terkait "buku."
Selain netizen yg udah biasa membahas buku, ada beberapa akun yang ramai diRT.
Membahas batasan usia 17 Tahun untuk consent penggunaan media sosial. Di bawah itu perlu consent dari orang tua.
Inti dari yang saya sampaikan tadi: 1/ Pengaturan batas usia 17 tahun user boleh punya consent (persetujuan) sendiri tanpa didampingi ortu ini akan melindungi anak. 2/ Perusahaan, platform, bisnis dll yang membuat layanan dan penggunanya sebagian atau seluruhnya adalah anak2..
harus mengikuti aturan ini: memastikan data anak yg dikumpulkan sudah benar, dipahami anak, dan dpt consent orang tua, dll. 3/ Pengumpul data tidak bisa lagi bebas mengumpulkan data dari anak tanpa consent ortu dengan tanpa konsekuensi hukum.
Tadi habis Maghrib pulang dari RS, istriku cerita tentang pasiennya. Biasanya cerita-cerita yang bikin miris. Seperti di Jakarta tp ada aja bayi yang stunting, ortu yang ndak paham MPASI, dll.
Kali ini yang bikin bahagia.
>>
Si ayah muda tiba-tiba mengeluarkan buku catatan dan bolpen, lalu terus mencatat dengan serius saat aku mulai menjelaskan tentang MPASI yang benar untuk bayinya. Sang ibu yang duduk di sebelahnya juga mendengarkan dengan seksama, sambil memangku bayinya.
"Wah bapak nyatet omongan saya nih?" Aku cukup terkejut melihatnya.
Si ayah muda tersenyum sambil mengangguk malu...
"Aduu jadi terharu saya, baru nemu loh ada ayah di RS ini yang serajin ini. Pinter banget, ayah siaga nih." Si ayah muda jadi tambah senyum-senyum hehe.