Homer: "Look at me, I'm reading The Economist..! Did you know Indonesia is at a crossroads?"
Marge: "No..!"
Homer: "It is..!"
Sepenggal percakapan antara emak dan bapaknya Simpsons saat sedang bepergian menggunakan pesawat first class dalam episode The Simpsons berjudul "Catch 'Em If You Can".
Apa yang menarik?
Bukankah serial ini sering membuat orang terkagum bahkan melabelinya dengan sebuah fenomena time travel?
Aah...mbuh...!! Gw bukan orang yang terlalu intens dengan hal seperti itu.
Namun ketika baca majalah The Economist Intellegence, dimana Indonesia menurut majalah ini adalah satu diantara tiga negara yang bertahan diantara negara-negara G20 gegara Covic-19, gw bener-bener kaget.
China, India dan Indonesia adalah tiga dari 20 negara maju didunia dalam kelompok G20 yang masih tetap ok, dan itu yang bilang The Economist Intellegence.., itu majalah yang disebut di serial The Simpsons..
Mak tratap...,(ditempat gw dang ding..?🤔)
Yuup..., entah kenapa gw jadi cengar cengir sendiri.., gw sangat yakin ini negara akan jadi besar.
Dan ini, makin menjadi jelas ketika Jokowi yang memimpin negara ini. Orang pas diwaktu yang tepat.
Jokowi orang baik..., dah itu saja.!!
Gw ga punya kata-kata gimana ngediskripsiin kebaikan itu. Jujur saja..,itu bahkan melampaui imajinasi gw, bahkan seandainya harus gw buat dengan ilustrasi sekalipun.
"Apa ukurannya bahwa Jokowi adalah orang baik?"
Banyak yang musuhin..!!
"Haah.., konyol amat jawaban lo..!"
Kliatannya konyol, namun sueer.., ditempat kita memang aneh.
Inget bom Thamrin? Sudah tau ada bom malah dideketin.., si abang bakso justru gelar lapak ditengah tembak menembak antara polisi dan teroris.
Inget cara manjur social distancing akibat corona di Jogja? Virus yang jelas-jelas mematikan ga lantas bikin takut, mereka lebih takut sama pocong yang nongkrong disana. Viral loh..!!
Secara sederhana, kalau saja Jokowi mau tutup mata terhadap kelakuan minus para birokrat dan kroni dagangnya, pasti Jmbeliau ga bakal seperti saat ini. Ga bakal dimusuhin habis-habisan.
Puncak kegilaan lawan politik Jokowi entah karena frustasi atau moment yang sangat pas adalah saat teriakan lockdown digaungkan.
Dari kelas cere, kakap bahkan raja-rajanyapun harus turun ke lapangan.
Tanpa malu-malu mereka mendorong presiden agar tindakan karantina atau lockdown dilakukan demi menghindari penyebaran virus yang makin mengganas.
🎨Mark Kostabi
Ditengah pusingnya presiden terhadap tekanan ekonomi akibat perang dagang AS dan China yang mengakibatkan dunia diambang resesi dan virus yang kemudian turut mendera dunia, justru mereka maknai dengan mengambil posisi untuk menjatuhkan presiden.
Presiden dipastikan jatuh bila skema lockdown dijalankan. Mereka semua tahu bagaimana lemahnya kondisi APBN kita saat itu. APBN dalam kondisi sangat tertekan akibat krisis multi dimensi dunia saat itu.
📁TheMindJournal
Bencana Covid-19 adalah cara untuk mendorong Jokowi berdiri pada titik di tepi jurang. Dorong saja sedikit, habis sudah.
Sejak awal Covid-19 masuk Indonesia, tepatnya awal Maret ketika kabar 2 orang warga depok diinformasikan positif tertular, narasi bila ga buru-buru ambil tindakan ekstrim maka dalam 2 minggu akan terjadi ledakan hinga 6000 orang tertular dibuat gaduh.
Lockdown langsung menjadi istilah populer. Semua orang langsung membicarakannya dengan sangat fasih.
Presiden paham, itu bunuh diri! Atas desakan lockdown, presiden meminta seluruh kepala daerah menyiapkan dana tak terduga dari APBD
masing-masing dan membuat realokasi atas APBD yang sudah disusun.
.
.
Perintah presiden tak didengar terutama oleh mereka yang berseberangan dengannya. Mereka lebih memilih cari panggung yang mudah mendapat apresiasi. Yang penting lockdown..!
Ya..., mereka sangat keberatan merealokasi APBD demi bencana yang ga nguntungin. Ini bukan masalah kemanusiaan, ini masalah bisnis yang akan terganggu bila realokasi itu dijalankan.
Anggaran telah tersusun. Angka-angaka rupiah sudah dipatok disana dan itu kebanyakan adalah tentang proyek yang telah mereka susun dan buat sejak mereka memenangkan pilkada.
Mustahil mereka akan membuat keputusan yang merugikan dirinya, partai pendukung & siapapun
📷Andreawan
yang telah membiayainya sampai memenangkan pemilihan itu.
.
.
Maka tak terlalu berlebihan bila usaha membuat warga harus tertular djalankan dengan masif. Ajakan untuk ga takut dengan virus hingga berjamaah tak boleh dilarang, dibumbui isu provokatif.
Mulai dari ci-luk-ba rebutan naik Trans Jakarta, pembagian masker di Tanah Abang, hingga pasar murah ga bisa ga membuat kita mengerenyitkan kening.
Desakan yang sangat masif inilah yang membuat negara dalam kondisi tegang.
🎨Alireza Pakdel
Situasi yang anehnya justru menjadi peluang emas bagi presiden. Mereka lupa tujuan. Mereka juga lupa agenda terselubung mereka sendiri.
Desakan mereka yang demikian menggema membuat situasi menjadi benar-benar tepat bagi diterbitkannya darurat sipil.
Bahwa bukan opsi darurat sipil yang diambil presiden, namun PP tentang Pembatasan Sosial Bersekala Besar adalah jawaban yang langsung membuat mereka terhenyak kaget.
Tiba-tiba mereka kehilangan hak ngeyel yakni otonomi daerah.
📁Tendenceecom
Semua kewenangan dalam hal pandemi diambil alih oleh Presiden. Satu komando, dan Presiden adalah Panglima tertingginya.
"Pemerintah sudah menerbitkan PP tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Keppres Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat untuk melaksanakan amanat UU tersebut," demikian Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan Setpres, Selasa (31/3/2020).
🎨Alireza Pakdel
Tiba-tiba Indonesia hening sehening bumi ketika seluruh manusia diminta tinggal didalam rumah secara serentak.
Tak ada lagi omongan dan teriakan sok jago para keblinger yang kemarin suaranya lebih berisik dari burung jalak dikurungan.
Tak ada kata-kata lebih tepat selain "luar biasa..!" atas kejadian tersebut. Ada klimaks yang sungguh tak disangka.
Mereka kemarin berteriak dan mendorong presiden agar jatuh, namun kemarahan dan kebencian merekalah yang akhirnya membuat presiden memiliki alasan logis diterbitkannya PP dan Keppres.
Anggaran yang tadinya imposibel dapat dimiliki negara, telah disetujui DPR. Rp 405.1 triliun adalah dana luar biasa besar bagi revisi APBN yang kemarin defisit, sehingga penanggulangan bencana hingga percepatan recovery negara ini dari krisis dapat segera dijalankan.
📷Olivander
Menjadi tak terlalu berlebihan bila majalah The Economist Intellegence melihat dan menempatkan Indonesia sebagai negara yang tak akan tumbang karena bencana global ini.
Sungguh beruntung Indonesia memiliki Presiden seperti Jokowi.
Bukan karena dia luar biasa pintar apalagi seorang yang terpilih.
Lebih dari itu, jokowi adalah orang baik. Dan Orang baik selalu mendapatkan jalannya..!
Dan dia adalah Presiden kita.
Homer: "Look at me, I'm reading The Economist..! Did you know Indonesia is at a crossroads?"
Marge: "No..!"
Homer: "It is..!"
Simpsons boleh telah meramal puluhan peristiwa yang kemudian benar terjadi, namun untuk Indonesia dia masih menggantung.
Ya..., Indonesia terlalu besar untuk dilihat oleh Simpsons. Biarlah persimpangan jalan itu menjadi misteri bagi kita, namun sambil tersenyum, rasa percaya diri ini makin besar seiring bencana ini berlalu.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Bila serangan dari sisi kiri tak lagi memberi hasil, sisi kanan atau justru jantung pertahanan langsung dijadikan titik bidik serangan, sering diambil pilihan oleh pelatih dalam permainan sepak bola.
Sering kita lihat di layar kaca bagaimana seorang pelatih demikian concern atas jalannya pertandingan itu. Pelatih bahkan tak berkedip demi kemenangan didapat dan strategi adalah kunci.
Ketika terjadi pergantian pemain, biasanya itu adalah tanda. Pemain itu adalah sign bagi perubahan gaya yang akan dipakai. Strategi ini diumumkan dengan tanda dan pola serangan akan berwarna lain.
Ambroncius Nababan tumbang dan namun Pigai tertawa. Ambroncius tertunduk lesu, Pigai berjaya. Seperti pada sebuah permainan, keduanya adalah aktor. Politik adalah panggung mereka.
Pintar yang satu dan lengah yang lain hanya soal waktu saja. Pigai menang hari ini bukan berarti dia tidak pernah salah.
Ini bukan cerita tentang yang satu orang baik dan yang lain orang jahat maka yang jahat harus dihukum.
Ini hanya soal yang satu kalah strategi dan kalah mental sehingga jempol kebablasan, sedangkan yang lain terbukti lebih pintar memanfaatkan peluang.
Oportunis, mungkin adalah istilah paling teoat membuat gambaran.
EFPEI LAPORKAN INDONESIA PADA PENGADILAN INTERNASIONAL DEN HAAG BELANDA
.
.
.
Tim advokasi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia melaporkan kasus penembakan enam anggota laskar efpei ke Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda.
Mereka tak puas atas hasil rekomendasi Komnas HAM Indonesia. Kemarin, mereka berharap rekomendasi "boom", yakni terjadi pelanggaran berat oleh aparat negara. Itu adalah Kepolisian Republik Indonesia dibawah pemerintahan Presiden Jokowi.
"Apakah terkait adanya perasaan sia-sia sudah muncul peluang dengan telah terjadinya korban tapi tetap tak mampu mengusik Presiden?"
Tendensius itu namanya. Ga baik, Tuhan tidak senang dengan pikiran-pikiran seperti itu.🙄
PRESIDEN IMITASI
.
.
.
Sangat ga apple to apple membandingkan Anis dan Jokowi. Namun bukan salah apel yang satu ingin meniru dan menempatkan diri menjadi apel yang lain.
Meniru, mungkin tidak terlalu tepat bila karena dia bukan subyek. Ditirukan..!! Ditirukan adalah obyek.
Ditirukan dan kemudian ditempatkan pada posisi itu menjadikan Anis dobel obyek. Dia bukan melakukan atau berkehendak, tapi terkena akibat atas tindakan dari pihak lain.
Contoh sukses Jokowi ditiru. Menjadi Gubernur DKI kemudian lompat jadi Presiden, itulah gambar besarnya.
Hebat bila proses meniru itu berasal dari dirinya. Ada kecerdasan positif (paling tidak ada effort untuk menjadi) siap digelar demi langkah sangat sulit seorang Jokowi sampai pada titik tertinggi di negeri ini. Anis tampak bukan person seperti itu.
PRAMBANAN NAN ANGGUN
.
.
.
Dia akan bersenandung saat hati kita benar-benar bersih.
Dia mungkin akan bercerita melalui angin yang berhembus
dan semburat pucat sinar rembulan di malam hari.
~Nita~
Abhiseka adalah upacara pensucian dan peringatan diresmikannya Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan Dyah Seladu pada Wualung Gunung Sang Wiku (856 M) untuk menandai puncak kekuasaan kerajaan Mataram Kuna.
Ritual yang sama, beberapa saat yang lalu digelar. Baru sekali dan untuk pertama kalinya sejak Candi Prambanan berdiri 1.163 tahun lalu atau tepatnya di tahun 856 masehi.
Ribuan tahun sudah tradisi, budaya dan agama yang demikian agung telah menjadi bagian sejarah kita.
Ketika sebagian saudara kita menghina atas tak pantas bangsa ini pernah mampu membangun Candi Borobudur, mereka berteriak sebagai peninggalan Nabi Sulaiman. Ramai mereka berkunjung dan berteriak dengan segala dalilnya.
Tak pantas bangsa primitif tidak kenal Tuhan dan penyembah berhala batu dan pohon besar memiliki karunia sebesar itu. Mampu membuat bangunan sehebat candi Borobudur. Hanya bangsa terpilih dengan para nabinya berasal saja itu boleh.
Ratusan tahun sudah dia tersembunyi dalam tebal lumpur pasir akibat gunung Merapi dan bisikannya justru didengar si asing yang kita panggil sebagai penjajah. Raffles, Gubernur Jendral Inggris di Jawa mendapat karunia itu.