Bila serangan dari sisi kiri tak lagi memberi hasil, sisi kanan atau justru jantung pertahanan langsung dijadikan titik bidik serangan, sering diambil pilihan oleh pelatih dalam permainan sepak bola.
Sering kita lihat di layar kaca bagaimana seorang pelatih demikian concern atas jalannya pertandingan itu. Pelatih bahkan tak berkedip demi kemenangan didapat dan strategi adalah kunci.
Ketika terjadi pergantian pemain, biasanya itu adalah tanda. Pemain itu adalah sign bagi perubahan gaya yang akan dipakai. Strategi ini diumumkan dengan tanda dan pola serangan akan berwarna lain.
Kemarin Briezik. Hari ini, sangat mungkin NP dipilih demi strategi semacam itu. Kemarin dari sisi agama, hari ini suku. Mereka yang berada di balik cerita ini sedang bongkar pasang pemain karena timnya tak bekerja seperti mereka ingin.
NP turun, bukan tidak mungkin adalah tanda dimulainya gaya permainan baru. Maka, narasi agama dengan jargon dzolim pada ulama perlahan akan ditinggal dan Jawa, Sunda, Batak, Papua, Ambon sebagai suku akan digoreng.
📁babbletoeblogspot
Suku X dibuatkan narasi sebagai penjajah, tirani hingga hanya dari kelompok itu saja selalu yang akan menjadi Presiden di negeri ini dibuatkan bingkai baru. Kita diajak menoleh pada bingkai itu.
Kemarin efpei dimaknai sebagai ormas terdepan bagi hadirnya kerumunan bernuansa pasukan dan diminta maju. Kini, bukan tak mungkin ormas terafiliasi Orde Baru yang memiliki basis massa tak kalah besar dipilih.
NP tampil dan ormas terafiliasi geruduk adalah pola tak berbeda dengan saat Briezik lantang efpei ngamuk. DNA yang hampir mirip tampak dalam jejak, meski wajah oplas. DNA sebagai produk ORBA masih kental terlihat.
"KNPI sudah menolak loh...itu bukan atas nama organisasi, itu atas nama pribadi."
Seharusnya KNPI memang bukan pihak harus berseberangan dengan negara karena sejarah mencatat cara berdirinya.
📷Alice Pasquini
KNPI dibentuk oleh Kelompok Cipayung yang merupakan binaan Golkar dan Tentara. Golkar dan Tentara jelas sangat Nasionalis. Jauh dari cara-cara seperti itu sebagai cara memilih jalan.
Ya, pasti itu hanya oknum.
Mereka yg merasa bagian, ingin menggeret KNPI pada wilayah tak tepat.
Namun meremehkan Ormas Kepemudaan yg lain, yg pernah menjadi semacam Pam Swakarsa-nya Orba utk tak terlibat, jelas tak bijak. Jumlahnya masih banyak. Mereka masih eksis, kuat & jagoan.
📁Etsy
Mereka hanya sedang istirahat karena panggung itu kemarin dipakai efpei.
Panggung itu kini kosong. Efpei sudah dibubarkan dan benderanya tak mungkin lagi dapat digunakan. Mereka sedang mencoba menggunakan panji-panji lain.
Sama dengan Briezik yang tak tak terkait langsung dengan kesejahteraan umat, NP pun tak serta merta mewakili suara saudara kita di timur. Tak ada jejak sebagai petunjuk bahwa dia pernah berposisi sebagai pejuang bagi kesejahteraan saudara kita di timur.
📁Boredpanda
Dia hanya sedang berusaha memanfaatkan keberadaannya sebagai orang timur. Dia hanya sedang bermimpi dapat memecah belah kita dengan perbedaan warna kulit kita. Isu ketidak adilan hingga kesenjangan sebagai peluru pemecah sedang diberondongkan.
Sama dengan isu agama, mungkin isu ini tak akan berhasil. Namun sebagai warga yang berbhineka, ini harus selalu menjadi kepedulian kita.
Mungkin ini juga langkah frustasi mereka yang berada dibalik semua ini.
Sama dengan isu agama, isu ini pun mungkin justru hanya akan membuat mereka makin terpuruk.
Bahwa ada upaya kearah sana, bukankah jalan tak selalu landai? Bukankah tersandung dan jatuh justru mengajarkan pada kita bagaimana indahnya berdiri di kaki sendiri?
Serangan dalam bentuk berbeda mereka bangun namun target selalu sama. Muncul adanya korban dan kemudian rusuh. Rusuh adalah bumbu utama bagi apa pun ingin.
Rusuh pertama diharap datang atas sebab dari Ambroncius.
📷 tardamucho
Salah langkah dan kemudian gol bunuh diri, itu apa yang mereka ingin..
Abu Janda, target lebih besar dengan akibat lebih kongkrit sedang direncanakan. Tak kurang dia yang mengatas namakan KNPI hadir demi riak makin besar diciptakan.
Permadi, dia yang dianugerahi ekspresi wajah "njengkelke" dengan sikap dan gerak tubuh wagu dalam setiap penampilannya adalah berkat bagi nasionalisme kita.
Dia mampu menggeret mereka yang kemarin tak suka dan diam, kini berbicara.
📷Pablo Thecuadro
Seorang Susi Pudjiastuti pun tiada angin tiada hujan, tampak berdiri paling depan dengan lantang teriakan unfoll.
Tak ketinggalan, banyak petinggi NU turut mempertanyakan makna ucapan Permadi tentang Islam dalam cuitan balasan dia kepada di panjul.
Ambroncius dianggap representasi seorang Jokowi. Pun Permadi demikian. Efek akibat ingin diraih.
Akankah Permadi jatuh dan kemudian cerita ini dijadikan pintu masuk, sepertinya moment gigit jari lagi akan mereka dapat.
📷Tyler Spangler
Terlalu dini mengurai simpul seorang Premadi adalah simpul pokok dan kemudian ikatan besar itu lepas.
Lagipula, apa dan dimana letak salah Permadi masih terlalu prematur. Masih ada banyak menyisakan celah debat atas sebab akibat sebagai penyidikan aparat atas cuitannya.
Tak mudah menarik cuitan evolusi sebagai bukti salah Permadi.
Tendensius makna gorila atau monyet dituju sebagai akibat evolusi, hanya dimiliki oleh orang yang tak komplit belajar. Mereka sekolah tapi banyak bolos saat pelajaran ilmu biologi di SMP.
📷Frank Moth
Sepertinya serangan baru mereka tak akan efektif sebagai pola perubahan. Mandul dan tak memberi pengaruh apa pun kecuali riak tak berarti.
Dan anehnya, kita mendapat unsur KNPI dan Bu Susi dari cerita ini. Mereka menampakkan diri pada sisi mana mereka berdiri.
Lembar demi lembar bungkus besar dan tebal keburukan itu terbuka. Bukan sebab karena kita ingin, mereka justru terjebak pada perangkap yang mereka buat.
Bagaimana dengan NP sebagai pemain pengganti?"
Gelandangan Politik Fan's Club, sepertinya akan dinotariskan. Cukup jumlah mereka sebagai syarat menjadi partai dengan basis pendukung.... alay??🤭😂🤣......
.
.
.
📷Brothertedd
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Homer: "Look at me, I'm reading The Economist..! Did you know Indonesia is at a crossroads?"
Marge: "No..!"
Homer: "It is..!"
Sepenggal percakapan antara emak dan bapaknya Simpsons saat sedang bepergian menggunakan pesawat first class dalam episode The Simpsons berjudul "Catch 'Em If You Can".
Apa yang menarik?
Bukankah serial ini sering membuat orang terkagum bahkan melabelinya dengan sebuah fenomena time travel?
Aah...mbuh...!! Gw bukan orang yang terlalu intens dengan hal seperti itu.
Ambroncius Nababan tumbang dan namun Pigai tertawa. Ambroncius tertunduk lesu, Pigai berjaya. Seperti pada sebuah permainan, keduanya adalah aktor. Politik adalah panggung mereka.
Pintar yang satu dan lengah yang lain hanya soal waktu saja. Pigai menang hari ini bukan berarti dia tidak pernah salah.
Ini bukan cerita tentang yang satu orang baik dan yang lain orang jahat maka yang jahat harus dihukum.
Ini hanya soal yang satu kalah strategi dan kalah mental sehingga jempol kebablasan, sedangkan yang lain terbukti lebih pintar memanfaatkan peluang.
Oportunis, mungkin adalah istilah paling teoat membuat gambaran.
EFPEI LAPORKAN INDONESIA PADA PENGADILAN INTERNASIONAL DEN HAAG BELANDA
.
.
.
Tim advokasi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia melaporkan kasus penembakan enam anggota laskar efpei ke Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda.
Mereka tak puas atas hasil rekomendasi Komnas HAM Indonesia. Kemarin, mereka berharap rekomendasi "boom", yakni terjadi pelanggaran berat oleh aparat negara. Itu adalah Kepolisian Republik Indonesia dibawah pemerintahan Presiden Jokowi.
"Apakah terkait adanya perasaan sia-sia sudah muncul peluang dengan telah terjadinya korban tapi tetap tak mampu mengusik Presiden?"
Tendensius itu namanya. Ga baik, Tuhan tidak senang dengan pikiran-pikiran seperti itu.🙄
PRESIDEN IMITASI
.
.
.
Sangat ga apple to apple membandingkan Anis dan Jokowi. Namun bukan salah apel yang satu ingin meniru dan menempatkan diri menjadi apel yang lain.
Meniru, mungkin tidak terlalu tepat bila karena dia bukan subyek. Ditirukan..!! Ditirukan adalah obyek.
Ditirukan dan kemudian ditempatkan pada posisi itu menjadikan Anis dobel obyek. Dia bukan melakukan atau berkehendak, tapi terkena akibat atas tindakan dari pihak lain.
Contoh sukses Jokowi ditiru. Menjadi Gubernur DKI kemudian lompat jadi Presiden, itulah gambar besarnya.
Hebat bila proses meniru itu berasal dari dirinya. Ada kecerdasan positif (paling tidak ada effort untuk menjadi) siap digelar demi langkah sangat sulit seorang Jokowi sampai pada titik tertinggi di negeri ini. Anis tampak bukan person seperti itu.
PRAMBANAN NAN ANGGUN
.
.
.
Dia akan bersenandung saat hati kita benar-benar bersih.
Dia mungkin akan bercerita melalui angin yang berhembus
dan semburat pucat sinar rembulan di malam hari.
~Nita~
Abhiseka adalah upacara pensucian dan peringatan diresmikannya Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan Dyah Seladu pada Wualung Gunung Sang Wiku (856 M) untuk menandai puncak kekuasaan kerajaan Mataram Kuna.
Ritual yang sama, beberapa saat yang lalu digelar. Baru sekali dan untuk pertama kalinya sejak Candi Prambanan berdiri 1.163 tahun lalu atau tepatnya di tahun 856 masehi.
Ribuan tahun sudah tradisi, budaya dan agama yang demikian agung telah menjadi bagian sejarah kita.
Ketika sebagian saudara kita menghina atas tak pantas bangsa ini pernah mampu membangun Candi Borobudur, mereka berteriak sebagai peninggalan Nabi Sulaiman. Ramai mereka berkunjung dan berteriak dengan segala dalilnya.
Tak pantas bangsa primitif tidak kenal Tuhan dan penyembah berhala batu dan pohon besar memiliki karunia sebesar itu. Mampu membuat bangunan sehebat candi Borobudur. Hanya bangsa terpilih dengan para nabinya berasal saja itu boleh.
Ratusan tahun sudah dia tersembunyi dalam tebal lumpur pasir akibat gunung Merapi dan bisikannya justru didengar si asing yang kita panggil sebagai penjajah. Raffles, Gubernur Jendral Inggris di Jawa mendapat karunia itu.