Pagi! Mari sekali lagi kita lihat “dosa” @kompascom. Kali ini masih berhubungan dengan pembahasan dua hari lalu tentang pemberitaan “drama” antara YouTuber poliglot Fiki Naki dan perempuan Kazakhstan bernama Dayana.
1. Sebagaimana koreksian saya dua hari lalu. Lagi-lagi, judul ini bermasalah.
Dayana SIAPE?
Ya, siapa Dayana? Memangnya semua pembaca Kompas.com tahu siapa Dayana? Memangnya Dayana ini bintang top dunia? Bukan. Lalu siapa?
Mari saya tunjukkan sedikit bukti bahwa judul semacam ini membingungkan.
Jadi, ini sudah jelas dan rasa-rasanya tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi, teman-teman bisa mengecek pembahasan serupa pada konten koreksian dua hari lalu di Instagram ataupun Twitter.
2. Assalamualaikum, @kompascom, ini “colong” foto dari mana? Dari mana sumbernya?
Walau ambil dari Instagram seseorang, bukan berarti bisa memublikasikan fotonya begitu saja. Lagi-lagi, ini menunjukkan bahwa editor media sekelas Kompas.com memang teledor.
3. Sama seperti judul. Fiki Naki SIAPE? Halo … siapa itu Fiki Naki?
Kompas.com menulis, “… wanita yang viral di Indonesia sejak muncul di YouTube Fiki Naki.” Iya, paham, tetapi siapa itu Fika Naki? Lagi-lagi, memangnya semua pembaca mengikuti “drama” ini?
4. Buat apa ada koma di situ? Itu bukan koma keterangan aposisi, lantas buat apa?
5. Tidak bermaksud. Ingat, “tidak” diikuti kata kerja, sedangkan “bukan” diikuti kata benda. Yang sederhana semacam ini saya editor Kompas.com tidak tahu. Parah!
6. Jadi, kalau sudah ada “tetapi”, pasangannya adalah “tidak”. Karena itu, jangan diulangi lagi kata “maksud”, langsung saja: “tetapi para haters”. Selesai.
7. Otomatis, klausa panjang lebar tidak berbobot ini bisa dihapus saja.
8. Ditambah lagi, editor Kompas.com juga teledor karena tidak menuliskan kata “haters” dengan huruf miring. Ingat, JANGAN memaklumi kesalahan semacam ini. Buktinya, pada paragraf selanjutnya, kata itu dituliskan dengan tepat (dengan huruf miring).
9. Bentuk yang baku: tetapi.
10. Ingat, jika dan variasinya (kalau dan apabila) adalah konjungsi yang berfungsi menandakan syarat.
Jangan tulis “kalau” jika yang dimaksud adalah “bahwa”. Bahwa adalah kata penghubung yang berfungsi menyatakan penjelasan.
11. “Ia maksud”, bukan “dimaksudnya”. Tidak semua bentuk pasif itu “sesederhana” menambahkan imbuhan di- saja.
JIka dalam kalimat aktif terdapat kata ganti orang (saya, aku, dia, kamu, kau, Anda, kami, kita, kalian, dan mereka), struktur kalimat pasifnya adalah sebagai berikut:
Teman-teman 2021, UTBK tinggal 50 hari lagi, tetapi percayalah kamu masih punya BANYAK waktu.
Yang kamu butuhkan satu: ubah MINDSET.
Pertama, ENGGAK ADA yang minta kamu pelajari semua materi dalam H-50. Kalau kamu mau pelajari semua materi itu dari tahun lalu (colek angkatan 2022). Sekarang, sudah bukan lagi waktunya mempelajari semuanya dan, nyatanya, kamu ENGGAK PERLU mempelajari semuanya.
Loh, kok begitu?
Lah, iya. Memangnya semua materi yang kamu pelajari akan keluar pada UTBK nanti?
Pagi! Lama tidak mencurahkan “perhatian” kepada media-media kita. Kali ini, saya mau “mencolek” @kompascom.
Perkara mengoreksi itu bukan sekadar “coret-coret” tulisan. Tiap koreksian harus ada alasan yang jelas. Karena itu, menjadi editor memang bukan pekerjaan sembarangan.
1. Saya selalu menyebut judul semacam ini judul “kepedean”. Maksudnya, si penulis (atau si editor) merasa terlalu percaya diri (dan yakin betul) bahwa semua pembaca mereka tahu siapa yang dimaksud.
Apakah semua pembaca Kompas.com pasti tahu siapa itu Fiki Naki dan Dayana? Belum tentu. Apakah pembaca Kompas.com hanya orang-orang yang mengikuti kisah Fiki Naki dan Dayana? Tentu tidak.
Pagi! Banyak yang tanya tentang cara menemukan makna kata berimbuhan yang semakna. Makna afiks dalam bahasa Indonesia sangat banyak dan, sejujurnya, mustahil menghafalkan semuanya. Saya pernah membahas lengkap tentang afiks di sini.
Pagi! Mungkin di antara kalian, angkatan 2019, 2020, atau 2021 ada yang mau kuliah di Rusia? Atau mungkin kalian yang sudah lulus S-1 mau melanjutkan S-2 di Rusia? Berikut saya jelaskan panduan dan dokumen apa saja yang dibutuhkan.
Setiap tahun, pemerintah Rusia membuka pendaftaran program kuliah berbeasiswa untuk para mahasiswa asing. Program beasiswa dibuka untuk jenjang pendidikan S-1 hingga S-3.
Sebagai gambaran, jumlah kuota yang diberikan untuk pelajar Indonesia selama beberapa tahun terakhir sebanyak 161 orang. Jumlah ini sudah mencakup jenjang pendidikan S-1, S-2, dan S-3. Meski begitu, pendaftaran kali ini cukup singkat.
Jalan-jalan, tepatnya jalan-jalan ke SMA-SMA se-Jabodebek (enggak termasuk Tangerang karena dulu lumayan enggak terjamah, Google Maps baru mulai dikembangkan).
Biasanya, dulu kami bawa tim publikasi, tetapi kadang saya harus presentasi sendirian di aula sekolah di hadapan ratusan siswa kelas XII, dan itu kesan yang enggak pernah terlupakan.
Selama kuliah itu, saya mengunjungi banyak sekolah, ada yang besar, kecil, terpencil, berada di pusat kemacetan, di gang sempit, macam-macam.