Thread by @bumilangitcom

Kasak Kusuk Pos Ronda episode 2: Biyung Tulung.
Kasak Kusuk Pos Ronda kembali. Obrolan empat orang teman yaitu Jalung, Risto, Dodo, dan Ilyas yang tinggalnya berdekatan. Mereka suka dalam suatu waktu bersamaan mendapat giliran jaga siskamling.

#kamismisteri #bumilangit

1. Jalung duluan di pos ronda. Risto, Dodo, dan Ilyas belum nampak. Untuk sekadar ngisi waktu dengan “melihat” suasana sekitar. Begitu mata Jalung terpejam dan pandangan menjadi hitam pekat, Jalung melihat sosok bergerak menuju tempat dia duduk.

“Cling, cling, cling…”

2. Terdengar suara mengiringi langkah sosok tersebut. Sosok itu semakin mendekat, suara cling-cling itu justru tidak terdengar lagi berjalan pelan, kemudian tangannya terjulur dan menyentuh bahunya.
Suara berat dan pelan terdengar pelan. Memanggil nama Jalung “Lung… ngantuk ya?”

3. Jalung kaget dan melek! Di depannya telah berdiri Dodo, tangannya masih membawa tas kresek isi kopi hitam dan gelas. Rupanya suara cling-cling tadi berasal dari gelas yang saling beradu 😁 Dodo segera duduk di depan Jalung, meletakkan dan menata gelas serta kopi.

4. “Malam ini dingin banget ya, Lung.”
Jalung melihat di belakang Dodo.
“Mas Dodo merasa terlalu dingin?”

Ada sosok hitam.

Dodo melihat Jalung dengan wajah melongo menatap arah belakangnya. “Lung, ada apa? Jangan nakut-nakuti aku lah...”
“Tadi siang ada acara ke mana, Mas Do?”

5. Pada saat itu, Risto dan Ilyas nampak datang. Risto membawa termos, Ilyas membawa wadah berisi makanan kecil. Ilyas mencurigai ekspresi Dodo, “ Pasti, ada sesuatu nih, hehe...”
Dodo nyengir, “Ya, ini baru kutanyakan.”
“Bentar, aku bikin kopi dulu, sekalian ya semua kubikinin.

6. “Aku ga usah pake gula,” kata Ilyas. Ilyas tidak suka yang manis-manis kecuali gadis manis 😝
Sementara itu sosok hitam di belakang Dodo semakin mendekat.
“Siap, mendengarkan, hihi…” Risto menyuguhi kopi satu - satu.

7.“Ya hmm, tadi sore ngantar ibu ke rumah temannya, masuk perkampungan. Aku nunggu di pos ronda tidak jauh dari rumah yang buat acara.” Dodo cerita.
Jalung menerawang, “Dekat sumur tua ya? Ada pepohonan sekitar sumur, tidak terawat.”
Sosok hitam di belakang Dodo semakin terlihat.

8. Ternyata dia…

Dodo penasaran, “Aku jadi pengen ngerti ada apa dengan sumur itu.”
Risto minum kopi, lalu bertanya, “Mirip film Ringu?”
Sementara Ilyas malah serius.
Jalung terpejam tiba-tiba, “Tidak, ini lebih mengerikan dari yang kuduga.”
Dodo mulai duduk mendekati Risto.

9. Risto bertanya, “Ada nyamuk, apa Do?”
Ilyas masih serius, “Apa yang kamu lihat?”

Jalung melihat sosok hitam itu mendekat, bentuknya masih tidak beraturan.

“Apa, Lung?” Dodo gelisah.

10. Jalung menjawab bergetar, “Aku lihat empat orang diikat di suatu rumah, mungkin ruang tengah, ada meja makan kayu, ada radio, dan hmm perabotan lain, tapi barang-barang tahun 70-an.”
Risto penasaran, “Empat orang itu?”
Jalung tetap terpejam, “Sebuah keluarga akan dieksekusi.

11. "Bapak, ibu, anak perempuan umur 10 tahunan, anak laki-laki umur 6 tahunan.”
Dodo ngeri, “Wah, Lung.. males..”
Risto tegang, “Waduh.”
Ilyas ikut penasaran, “Lalu siapa yang mengikat, apa terlihat di situ?”
“Laki-laki tua dan muda. Kuat. mungkin tentara.” Suara Jalung datar.

12. “Ada yang bicara?” Ilyas menyahut.
“Nampaknya soal perebutan warisan, mata batinku mengatakan laki-laki tua itu jahat. Dia tidak tinggi, kurus, rambut memutih, wajahnya keras, ada kumis tipis.
Yang laki-laki muda ngga jelas wajahnya.” Jalung tetap terpejam.

“Lalu?”

13. Semua tegang menunggu kelanjutan terawangan Jalung.
“Laki-laki tua menyuruh memukul kepala sang Bapak!
Istri dan kedua anaknya yang mulutnya disekap kain terlihat meronta menangis."
Dan..
"Sabetan besi mengenai kepala sang Bapak, jatuhnya keras hingga kepala membentur lantai.

14. Darah mengalir kemana-mana. Kaki sang Bapak bergerak-gerak tanda masih hidup. Lalu, Laki-laki tua menghampiri, jongkok, lalu menusuk leher dan dada sang Bapak hingga tidak bergerak lagi.”
Dodo terlihat ngeri, “Deg-degan nih, ngeri.”
Risto menyeruput kopi yang masih panas...

15. “Iya. Lalu, istri dan dua anakya dibunuh ya..”
Mata Jalung semakin terpejam dengan kuat, “Aku lihat, anak perempuan menangis dengan kuat meski mulutya dibungkam dengan kain, dia meronta! Laki-laki tua segera menggendong anak perempuan itu!"

16. "Dia membawa keluar anak itu, ke belakang rumah, menuju sumur!”
“Oh!” Dodo kaget. Jalung tegang.
“Anak perempuan yang meronta itu dilempar ke dalam sumur, wajah laki-laki tua itu dingin kejam.”
“Ya, Tuhan!” Ilyas nyebut. Beberapa kali.

17. “Laki-laki itu menoleh ke pos ronda seberang jalan, tempat Dodo duduk tadi sore.”
Dodo melengos “Duh, malesss..”
Jalung pun kaget “Seolah aku yang berada di pos ronda itu sekarang, dan laki-laki tua itu sekarang menatapku! Namun dia segera melongokkan kepala ke dalam sumur.."

18. "Setelah mendengar suara tangisan dari dalam sumur...

Biyung… tulung…!

Tangisan dan ucapan itu terus menerus sampai akhirnya senyap.”

Ilyas tegang. Dodo mendekati Risto sambil membetulkan sarung, lalu dibuat selimut.

19. “Lalu, istri dan anak laki-lakinya?” tanya Risto sambil nyeruput kopi.
“Tetap dibunuh, tapi gelap. Entah gimana cara bunuhnya."
Jalung melihat sosok hitam di belakang Dodo terpaku, bentuknya mulai terlihat.
“Aku jadi ingat hantu Biyung Tulung, apakah anak perempuan itu?”

20. Jalung membuka mata, “Mungkin juga, itu bagian ketakutan dan kesakitan terdalam anak itu. Tidak lama setelah pembunuhan keluarga itu, dua pelaku itu ditangkap polisi. Semua orang tahu kasus itu. Keluarga itu korban, banyak orang mendoakan mereka, bahkan bertahun-tahun.”

21. “Jadi kemungkinan keluarga itu sudah tentram di sana, ya Lung.”
“Pastinya begitu yang kutahu.”
Jalung menyambung “Dan suara dari sumur, Biyung Tulung tidak terdengar lagi”
“Lalu, dua pelaku itu gimana?” Dodo makin penasaran.
“Laki-laki muda dihukum mati, laki-laki tua bebas.”

22. “Dia punya ilmu hitam kuat yang bisa mempengaruhi polisi penyidik. Beberapa tahun kemudian laki-laki tua itu mati dengan susah payah dan kesakitan luar biasa selama berbulan-bulan, dan… sekarang dia tidak jauh dari mas Dodo, sosok hitam di belakang adalah laki-laki tua itu.”

23. Dodo lompat dari duduknya, “Apa?!"
Ilyas tertegun. Risto menggigil dengan gelas kopi yang terguncang-guncang.
Ilyas berbisik, “Ngapain dia ke sini?”
“Dia tahu kalo Mas Do temanku, dia ingin minta tolong, dia tidak tahu harus ke mana.”
Risto melotot, “Ga usah ditolong, jahat!”

24. “Memang, aku juga tidak niat dan tidak bisa menolongnya. Ada kekuatan besar yang membuatnya terperangkap.”
“Modar!” Risto tersentak. Dan kopinya tumpah.

Selesai.

Nantikan #kamismisteri Bumilangit selanjutnya Kamis depan.
#bumilangit #jalung #horror #horrorthread #malamjumat