Siang ini, sembari duduk di teras rumah, saya akan mulai membahas perkataan "Aku lebih baik daripada orang itu". Iblis telah melontarkan perkataan semacam itu di hadapan Allah sebagaimana dicatat dalam Al-Qur'an.
Mohon diretweet untuk sebarkan ilmu!
1. Saya mengandaikan X berkata : Aku lebih baik daripada Y. Perkataan itu mengandung dua macam pengetahuan. Pertama adalah pengetahuan X tentang dirinya sendiri. Kedua adalah pengetahuan X tentang diri Y. Jadi, perkataan itu merupakan kesimpulan dari dua macam pengetahuan.
2. Begitu juga perkataan iblis "Aku lebih baik daripada ia, Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan ia dari tanah" mengandung dua macam pengetahuan. Pertama adalah pengetahuan iblis tentang dirinya. Kedua adalah pengetahuan iblis tentang Adam.
3. Perkataan "Aku lebih baik daripada ia (Adam)" adalah kesimpulan dari pengetahuan iblis tentang dirinya dan pengetahuan iblis tentang Adam.
4. Api dan tanah dalam perkataan iblis menunjukkan materi, artinya sesuatu yang bisa diindra. Jadi, pengetahuan iblis tentang dirinya dan pengetahuan iblis tentang Adam merupakan dua macam pengetahuan indrawi karena menunjukkan aspek materi (api dan tanah).
5. Dalam kitab al-Mustashfa, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa pengetahuan manusia tentang dirinya (علم الإنسان بوجود نفسه) merupakan salah satu bentuk pengetahuan aksiomatis (العلم الضروري), artinya kebenarannya bersifat niscaya dan pasti bagi pemiliknya.
6. Sekarang, saya akan menjelaskan terlebih dahulu pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri. Setalah membaca ayat "Sungguh Kami telah mencipta manusia dalam bentuk sebaik-baiknya", lalu X berkata : Aku adalah sebaik-baik ciptaan Allah."
7. Perkataan "Aku adalah sebaik-sebaik ciptaan Allah" adalah pengetahuan X tentang dirinya berdasarkan pada wahyu bukan berasal dari pengalaman indra.
8. Setelah melihat kelaminnya, X berkata : Aku adalah seorang laki-laki. Perkataan "Aku adalah seorang laki-laki" adalah pengetahuan X tentang dirinya berdasarkan pada pengalaman indranya sendiri (melihat kelamin).
9. Setelah menyaksikan sendiri suasana hatinya, X berkata : Aku bahagia saat ini. Perkataaan "Aku bahagia saat ini" adalah pengetahuan X tentang dirinya berdasarkan pada penyaksian batin bukan berdasarkan pada wahyu atau pengalaman indra.
10. Jadi, pengetahuan manusia tentang dirinya bisa diperoleh dari wahyu, pengalaman indrawi dan penyaksian batin. Seperti telah dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali bahwa pengetahuan manusia tentang dirinya merupakan salah satu pengetahuan aksiomatis yang kebenarannya tidak diragukan.
11. Selanjutnya, saya akan menjelaskan pengetahuan manusia tentang sesama. Setelah melihat wajah seorang perempuan, X berkata : Perempuan itu cantik. Perkataan "Perempuan itu cantik" adalah pengetahuan X tentang orang lain berdasarkan pengalaman indra.
12. Setelah merasakan perlakuan seorang perempuan, X berkata : Perempuan itu benar-benar mencintaiku. Perkataan "Perempuan itu benar-benar mencintaiku" adalah pengetahuan X tentang orang lain berdasarkan penyaksian batinnya.
13. Secara umum, pengetahuan manusia tentang sesama (orang lain) dibangun berdasarkan pengalaman indra dan penyaksian batin.
14. Ibn 'Atha'illah mengatakan :
أجهل الناس من ترك يقين ما عنده لظن ما عند الناس
Paling bodohnya manusia, orang meninggalkan keyakinan (اليقين) dalam dirinya karena prasangka (الظن) pada sesama.
15. Dalam pandangan Ibn 'Atha'illah, pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri bisa dikategorikan sebagai keyakinan (اليقين) karena ia tidak bisa menolak dan menyangkal kebenarannya. Sedangkan pengetahuan manusia tentang sesama bisa dikategorikan sebagai prasangka (الظن).
16. Misal, X tahu kalau dirinya melaksanakan salat setiap. Sebab itu, X menyakini kalau dirinya adalah orang taat. Di sisi lain, X melihat bahwa Y tidak pernah salat setiap hari. Sebab itu, X menduga kalau Y adalah orang durhaka.
17. Berdasarkan pengetahuan X tentang dirinya dan pengetahuan X tentang Y, X berkata : Aku lebih baik daripada Y, Aku melaksanakan salat setiap hari dan Y tidak pernah salat setiap hari.
18. Perkataan "Aku melaksanakan salat setiap hari" adalah pengetahuan X tentang dirinya. Ia tidak mungkin bisa menyangkal kebenarannya karena ia benar-benar melakukan salat setiap hari.
19. Perkataan "Y tidak pernah salat setiap hari" adalah pengetahuan X tentang Y. Dalam hal ini, kebenaran dari pengetahuan X tentang Y bisa saja salah karena X tidak selalu bersama Y. Maksudnya, pengetahuan X tentang Y adalah praduga (الظن) dan bukan keyakinan (ابيقين).
20. Sekarang, saya ingin menegaskan bahwa pengetahuan manusia tentang dirinya merupakan sebuah keyakinan (اليقين) karena kebenarannya tidak bisa disangkal oleh dirinya.
21. Sedangkan pengetahuan manusia tentang sesama merupakan prasangka (الظن) karena kebenarannya bisa disangkal dengan bukti lain.
22. Jadi, ketika X mengatakan "Aku lebih baik daripada Y karena Aku begini dan X begitu" maka ia membandingkan sebuah keyakinan (اليقين) dengan sebuah prasangka (الظن). Tentunya jika keyakinan (اليقين) dibandingkan dengan prasangka (الظن) maka keyakinan ( اليقين) akan dipilih.
23. Sebenarnya kebenaran manusia tentang dirinya akan diuji kebenarannya dengan waktu. Sedanhkan kebenaran manusia tentang sesama akan diuji kebenarannya dengan fakta.
24. Suatu hari, X berkata "Aku lebih baik daripada Y, aku melaksanakan salat setiap hari dan Y tidak pernah salat setiap hari".
25. Jika seminggu kemudian X tidak salat maka kebenaran dari perkataan "Aku melaksanakan salat setiap hari" tertolak karena waktu telah membuktikan kebohongannya.
26. Seminggu kemudian X melihat Y melaksakan salat. Sebab itu, kebenaran dari perkataan "Y tidak pernah salat setiap hari" tertolak karena fakta menunjukkan bahwa Y melaksanakan salat.
27. Sebenarnya pengetahuan seperti apa yang bisa dijadikan sebagai dasar kalau seorang manusia lebih baik dan mulia daripada sesamanya?
28. Sebab itu, tidak ada alasan rasional untuk menilai dirinya lebih baik daripada orang lain. Semoga pembahasan kultwit ini mencerahkan buat sahabat-sahabat. Terima kasih.
Assalamu alaikum wr wb.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dan makna "Asyahadu an la ilaha illa Allah" adalah aku tahu, aku beriktikad dengan hatiku dan menerangkan kepada selainku bahwa tiada sesembahan yang benar dalam wujud kecuali Allah.
Di balik kata kerja (verba) aku bersaksi tersimpan tiga macam kata kerja. Pertama adalah aku tahu. Kedua adalah aku beriktikad. Ketiga adalah aku menerangkan. Ketiga kata kerja (aku tahu, aku beriktikad dan aku menerangkan (membentuk makna aku bersaksi.
Malam ini, saya mau membahas konsep berpikir dalam pandangan Al-Ghazali.
Saya mohon bantun retweet buat sebarkan ilmu.
Terima kasih.
قال الغزالي : وأما ثمرة الفكر فهي العلوم والأحوال والأعمال ولكن ثمرته الخاصة العلم لا غير نعم إذا حصل العلم في القلب تغير حال القلب وأذا تغير حال القلب تغير أعمال الجوارح فالعمل تابع الحال والحال تابع العلم والعلم تابع الفمر فالفكر إذا هو المبدأ والمفتاح للخيرات كلها (أحياء)
وقال أيضا فهاهنا خمس درجات : أولاها التذكر هو إحضار المعرفتين في القلب وثانيتها التفكر وهو طلب المعرفة المقصودة منهما والثالثة حصول المعرفة المطلوبة واستنارة القلب بها والرابعة تغير حال القلب عما كان بسبب حصول نور المعرفة والخامسة خدمة الحوارح للقلب بحسب ما يتجدد له من الحال.
Malam ini, saya akan melanjutkan pembahasan logika setan. Saya mengharapkan bantuan retweet dari sahabat-sahabat untuk menyebarkan ilmu.
Terima kasih.
1. Manusia memiliki dorongan di dalam dirinya untuk mendapatkan pengakuan sebagai makhluk terbaik dari sesamanya dan Tuhannya. Secara teknis, dorongan itu disebut nafsu. Bukti keberadaan nafsu dalam diri manusia adalah senang bila dipuji dan marah bila dicaci.
2. Ketika manusia mendapat pujian maka nafsu akan senang karena pujian itu merupakan bentuk dari pengakuan dirinya. Sebaliknya ketika ia mendapatkan cacian maka nafsu akan marah karena cacian itu merupakan bentuk dari ketiadaan pengakuan.
Assalamu alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan membahas logika setan. Saya mengharapkan bantuan retweet dari sahabat-sahabat untuk menyebarkan ilmu.
Terima kasih.
1. Istilah logika setan terdiri dari dua kata. Kata pertama adalah logika. Sedangkan kata kedua adalah setan. Dalam pembahasan ini, kata logika diartikan sebagai cara berpikir. Sedangkan kata setan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata الشيطان dalam bahasa Arab.
2. Ibn Fāris dan Muhammad al-Fayyūmī menjelaskan bahwa kata الشيطان berasal dari الشين والطاء والنون yang berarti jauh dari kebenaran dan rahmat. Mereka berdua mengatakan bahwa setiap yang sombong dan angkuh dari binatang, manusia dan jin maka ia adalah الشيطان.
Penjelasan itu mengingatkan saya mengenai Imam Alghazali yang banyak merujuk hadis-hadis daif dalam karya-karyanya terutama kitab Ihya. Selain itu, Yusuf al-Qardawi juga menulis الغزالي بين مادحيه وناقضيه. Dlm buku itu dibahas persoalan hadis di kalang ulama hadis dan para sufi.
Pernah saya berfantasi lalu membayangkan berdialog dengan Imam Alghazali mengenai penggunaan hadis-hadis daif dalam kitab-kitabnya. Saya mengajukan satu pertanyaan kepada Imam Alghazali : Wahai Imam, mengapa Anda menggunakan hadis-hadis daif dalam karya-karya Anda?
1. Pertama-tama, kita memahami manusia terlebih dahulu. Seperti dijelaskan oleh Imam Alghazali dalam Kimiya as-Sa'adah bahwa manusia terdiri dari sesuatu yang berasal dari alam penciptaan (عالم الخلق) dan sesuatu yang berasal dari alam kekuasaan (عالم الأمر).
2. Bagian manusia yg berasal dari alam penciptaan disebut tubuh. Sedangkan bagian manusia yg berasal dari alam kekuasaan disebut ruh. Dalam pandangan Alghazali, kata ruh, akal, hati dan jiwa merupakan kata-kata yg mengacu pada bagian manusia yg berasal dari alam kekuasaan.