Malam ini, saya mau membahas konsep berpikir dalam pandangan Al-Ghazali.
Saya mohon bantun retweet buat sebarkan ilmu.
Terima kasih.
قال الغزالي : وأما ثمرة الفكر فهي العلوم والأحوال والأعمال ولكن ثمرته الخاصة العلم لا غير نعم إذا حصل العلم في القلب تغير حال القلب وأذا تغير حال القلب تغير أعمال الجوارح فالعمل تابع الحال والحال تابع العلم والعلم تابع الفمر فالفكر إذا هو المبدأ والمفتاح للخيرات كلها (أحياء)
وقال أيضا فهاهنا خمس درجات : أولاها التذكر هو إحضار المعرفتين في القلب وثانيتها التفكر وهو طلب المعرفة المقصودة منهما والثالثة حصول المعرفة المطلوبة واستنارة القلب بها والرابعة تغير حال القلب عما كان بسبب حصول نور المعرفة والخامسة خدمة الحوارح للقلب بحسب ما يتجدد له من الحال.
وقال أيضا : وقد بينا أن القلب له وجهان وجه إلى عالم الغيب وهو مدخل الإلهام والوحي ووجه إلى عالم الشهادة.
1. Seperti dijelaskan oleh Al-Ghazali, hati memiliki dua sisi (الوجه). Satu sisi hati menghadap ke alam ghaib (عالم الغيب). Sedangkan sisi lain menghadap ke alam syahadah (عالم الشهادة). Dalam hal ini, alam ghaib merupakan jalan masuk ilham dan wahyu.
2. Selanjutnya, saya akan menyebut sisi hati yang menghadap ke alam ghaib dengan istilah perasaan. Sementara itu, saya akan menyebut sisi hati yang menghadap ke alam syahadah dengan istilah pikiran. Jadi, hati bisa dipahami sebagai totalitas perasaan dan pikiran.
3. Menurut Al-Ghazali, pikiran dapat menghasilkan tiga perkara sebab berpikir. Pertama adalah beragam pengetahuan (العلوم). Kedua adalah beragan suasana hati (الأحوال). Ketiga adalah beragam tindakan (الأعمال).
4. Sebuah amal, menurut Al-Ghazali, mengikuti suasana hati. Suasana hati mengikuti ilmu. Sedangkan ilmu mengikuti pikiran. Dalam hal ini, pikiran dipandang oleh Al-Ghazali sebagai sumber dan pembuka semua kebaikan.
5. Sekarang saya akan memberikan ilustrasi agar penjelasan di atas lebih mudah dipahami. Fulan melihat kenyataan dirinya dalam kenyataan dengan panca indranya dan pikirannya. Perlu diingat di sini bahwa pikiran adalah sisi hati yang menghadap ke alam syahadah.
6. Setelah Fulan melihat dirinya dalam kenyataan, ia tahu kalau dirinya adalah orang miskin. Dalam hal ini, pengetahuan Fulan tentang dirinya dirumuskan dalam kalimat "Aku adalah orang miskin". Selanjutanya, pikiran Fulan akan menyampaikan pengetahuan itu kepada perasaannya.
7. Setelah menerima pengetahuan tentang dirinya dalam kenyataan sebagai orang miskin maka perasaan Fulan jadi bersedih. Dalam hal ini, kesedihan dipandang oleh Al-Ghazali sebagai suasana hati. Kemudian kesedihan itu mendorong pikiran Fulab untuk merencanakan sebuah tindakan.
8. Pikiran Fulan tentu merencanakan sebuah tindakan di alam syahadah berdasarkan pada pengetahuan dirinya sebagai orang miskin. Perlu dipahami di sini bahwa di balik pengetahuan Fulan tentang dirinya sebagai orang miski tersimpan kemampuan dirinya.
9. Dalam pandangan Al-Ghazali, pengetahuan akan menyebabkan suasana hati; dan suasana hati akan menyebabkan tindakan di alam syahadah. Sebab itu, pengetahuan, suasana hati dan tindakan selalu dijelaskan oleh Al-Ghazali ketika membicarakan taubat, syukur, sabar dan sebagainya.
10. Masih dalam pandangan Al-Ghazali, mengingat (التذكر) mendahului berpikir (التفكر). Dalam hal ini, makna mengingat adalah menghadirkan dua pengetahuan dalam hati (إحضار المعرفتين في القلب).
11. Sedangkan makna berpikir dalam pandangan Al-Ghazali adalah menemukan pengetahuan yang dimaksud dari kedua pengetahuan (طلب المعرفة المقصودة منهما).
12. Setelah mendapatkan pengetahuan yg dimaksud, maka terjadilah penerangan hati dgn pengetahuan itu (استنارة القلب بها). Perlu dipahami di sini bhw pengetahuan yg dimaksud bermanfaat (النافع) krn jika pengetahuan itu tdk bermanfaat (غير النافع) maka hati akan menjadi gelap.
13. Setelah menerangi hati dgn pengetahuan maka suasana hati berubah dari suasana semula sebab keberadaan cahaya pengetahuan (تغير حال القلب عما كان بسبب نور المعرفة).
14. Terakhir khidmah anggota badan kepada hati (خدمة الجوارح للقلب). Khidmah anggota badan adalah tindakan konkrit dengan tubuh.
15. Sekian pembahasan konsep berpikir dalam pandangan Al-Ghazali. Besok saya akan menjelaskan bagaimana hubungan ilmu (العلم) dengan amal (العمل). Terima kasih sudah berkenan retweet dan like serta komenatarnya.
Assalamu alaikum wr wb.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dan makna "Asyahadu an la ilaha illa Allah" adalah aku tahu, aku beriktikad dengan hatiku dan menerangkan kepada selainku bahwa tiada sesembahan yang benar dalam wujud kecuali Allah.
Di balik kata kerja (verba) aku bersaksi tersimpan tiga macam kata kerja. Pertama adalah aku tahu. Kedua adalah aku beriktikad. Ketiga adalah aku menerangkan. Ketiga kata kerja (aku tahu, aku beriktikad dan aku menerangkan (membentuk makna aku bersaksi.
Siang ini, sembari duduk di teras rumah, saya akan mulai membahas perkataan "Aku lebih baik daripada orang itu". Iblis telah melontarkan perkataan semacam itu di hadapan Allah sebagaimana dicatat dalam Al-Qur'an.
Mohon diretweet untuk sebarkan ilmu!
1. Saya mengandaikan X berkata : Aku lebih baik daripada Y. Perkataan itu mengandung dua macam pengetahuan. Pertama adalah pengetahuan X tentang dirinya sendiri. Kedua adalah pengetahuan X tentang diri Y. Jadi, perkataan itu merupakan kesimpulan dari dua macam pengetahuan.
2. Begitu juga perkataan iblis "Aku lebih baik daripada ia, Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan ia dari tanah" mengandung dua macam pengetahuan. Pertama adalah pengetahuan iblis tentang dirinya. Kedua adalah pengetahuan iblis tentang Adam.
Malam ini, saya akan melanjutkan pembahasan logika setan. Saya mengharapkan bantuan retweet dari sahabat-sahabat untuk menyebarkan ilmu.
Terima kasih.
1. Manusia memiliki dorongan di dalam dirinya untuk mendapatkan pengakuan sebagai makhluk terbaik dari sesamanya dan Tuhannya. Secara teknis, dorongan itu disebut nafsu. Bukti keberadaan nafsu dalam diri manusia adalah senang bila dipuji dan marah bila dicaci.
2. Ketika manusia mendapat pujian maka nafsu akan senang karena pujian itu merupakan bentuk dari pengakuan dirinya. Sebaliknya ketika ia mendapatkan cacian maka nafsu akan marah karena cacian itu merupakan bentuk dari ketiadaan pengakuan.
Assalamu alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan membahas logika setan. Saya mengharapkan bantuan retweet dari sahabat-sahabat untuk menyebarkan ilmu.
Terima kasih.
1. Istilah logika setan terdiri dari dua kata. Kata pertama adalah logika. Sedangkan kata kedua adalah setan. Dalam pembahasan ini, kata logika diartikan sebagai cara berpikir. Sedangkan kata setan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata الشيطان dalam bahasa Arab.
2. Ibn Fāris dan Muhammad al-Fayyūmī menjelaskan bahwa kata الشيطان berasal dari الشين والطاء والنون yang berarti jauh dari kebenaran dan rahmat. Mereka berdua mengatakan bahwa setiap yang sombong dan angkuh dari binatang, manusia dan jin maka ia adalah الشيطان.
Penjelasan itu mengingatkan saya mengenai Imam Alghazali yang banyak merujuk hadis-hadis daif dalam karya-karyanya terutama kitab Ihya. Selain itu, Yusuf al-Qardawi juga menulis الغزالي بين مادحيه وناقضيه. Dlm buku itu dibahas persoalan hadis di kalang ulama hadis dan para sufi.
Pernah saya berfantasi lalu membayangkan berdialog dengan Imam Alghazali mengenai penggunaan hadis-hadis daif dalam kitab-kitabnya. Saya mengajukan satu pertanyaan kepada Imam Alghazali : Wahai Imam, mengapa Anda menggunakan hadis-hadis daif dalam karya-karya Anda?
1. Pertama-tama, kita memahami manusia terlebih dahulu. Seperti dijelaskan oleh Imam Alghazali dalam Kimiya as-Sa'adah bahwa manusia terdiri dari sesuatu yang berasal dari alam penciptaan (عالم الخلق) dan sesuatu yang berasal dari alam kekuasaan (عالم الأمر).
2. Bagian manusia yg berasal dari alam penciptaan disebut tubuh. Sedangkan bagian manusia yg berasal dari alam kekuasaan disebut ruh. Dalam pandangan Alghazali, kata ruh, akal, hati dan jiwa merupakan kata-kata yg mengacu pada bagian manusia yg berasal dari alam kekuasaan.