Apa Yang Kita Baca Saat Ruku’?

Ngaji yuuk ☕️🌹

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada sebagian orang yang begitu ruwetnya memahami ibadah. Pokoknya semuanya harus sesuai dengan apa yang Rasulullah contohkan, dan kita harus konsisten mengikuti ajaran Rasulullah.
Baginya, hanya ada satu kebenaran, yaitu yang sesuai dengan contoh dari Nabi.

Saya tanya: “Apa yang harus kita baca di saat kita ruku’ dan sujud dalam sholat?”

Sebelum orang itu menjawab, saya sodorkan perbedaan bacaan yang dilakukan oleh Nabi dari Hudzaifah ra :
Hadis pertama menceritakan bahwa Nabi membaca : “Subhana Rabbiyal A’zim” ketika ruku’ dan “Subhana Rabbiyal A’la” ketika sujud

Hr an Nasa’i

Akan tetapi Aisyah ra meriwayatkan hadis lain dalam riwayat Muslim, Abi Dawud, Nasa’i. Dalam hadis ini, diriwayatkan bahwa Rasul membaca :
“Subbuhun quddussun rabul malaikati war ruh” baik ketika ruku’ maupun ketika sujud.

Yang menarik, ternyata Aisyah meriwayatkan pula bahwa Rasul membaca teks lain :

“Subhanaka Allahumma Rabbana wa bihamdika Allahummafighrli”

(Hr Bukhari)
Orang tersebut mulai kebingungan, yang mana yang sesuai dengan sunnah Nabi dan yang mana yang bid’ah?

Beranikah kita bilang Huzaifah berbohong?
Beranikah kita bilang bahwa Siti Aisyah, isteri Nabi, lupa teks mana yang sebenarnya dibaca Rasulullah?
Bagaimana mungkin dari satu perawi (Aisyah) terdapat dua teks yang berbeda?
Lantas dimana konsistensi bacaan Nabi?

Contoh berikutnya, ada Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa ketika Nabi mengakhiri sholat dengan menoleh ke kanan beliau membaca :
“Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh” dan ketika menoleh ke kiri membaca salam “assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi” (tanpa “wa barakatuh”).
Hadis lain meriwayatkan bahwa baik ke kanan maupun ke kiri, Nabi menolehkan mukanya sambil membaca salam “tanpa wa barakatuh”

(Hr Tirmizi, Ahmad, Nasa’i)
Yang mengejutkan, Sunan Abi Dawud, juga meriwayatkan “tanpa wa barakatuh“ padahal pada Hadis lain dia meriwayatkan dgn “wa barakatuh“

Sekali lagi, yg mana yg benar?
Kenapa pula Abu Dawud mencatat dua hadis berbeda ini dalam kitabnya?
Yang mana yg bid’ah dan yg mana yg sunnah?
Mungkinkah kebenaran itu tidak satu tetapi berwajah banyak?
Mungkinkah yang kita anggap bid’ah selama ini ternyata juga dipraktekkan Nabi?
Perdebatan akan status hadis-hadis di atas memicu pertanyaan: "Kenapa Nabi tidak konsisten hanya membaca satu bacaan saja saat ruku’, sujud dan salam?

Apa mungkin semua bacaan itu benar? Kalau iya, apa berarti kebenaran itu tidak cuma satu tapi beraneka ragam?
Kalau hanya sekedar melihat perbuatannya tanpa memahami maksud dan tujuannya, maka beginilah jadiny.

Ada "seseorang" yg ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari si Fulan. Si Fulan bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek.
Orang itu pun bersedia menemani Fulan dan melihat perilakunya. Malam itu Fulan menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.

“Mengapa api itu kau tiup?” tanya orang itu. “Agar lebih panas dan lebih besar apinya,” jawab si Fulan.
Setelah api besar, Fulan memasak soup, soup menjadi panas. Fulan menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.
"Mengapa sop itu kau tiup?” tanya orang itu lagi. “Agar lebih dingin dan enak dimakan,” jawab Fulan.
“Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu,” ketus orang itu sambil berjalan keluar rumah, “Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu”🤣
Mungkin sudah waktunya kita mengurangi perdebatan teknis beribadah dan mulai merenungi bagaimana shalat kita lewat gerakan dan bacaan ruku’, sujud dan salam bisa melesat mi’raj ke sisi-Nya.

Konsistensi itu bukan semata pada gerakan dan bacaan tapi pada tujuan kita beribadah.
Pada tulisan di atas memang hanya membahas dari beragam riwayat hadis, kalau ditanya soal mazhab fiqh dalam soal ini, jadi panjang lagi nanti bahasannya.
Ini ringkaskan saja dari kitab Bidayatul Mujtahidyah :
"Para ulama berbeda pendapat apakah yang dibaca oleh orang yang shalat dalam ruku’ dan sujud itu ada bacaan tertentu atau tidak.

Menurut Imam Malik, tidak ada bacaan tertentu (yang disyariatkan) dalam ruku’ dan sujud.
Menurut Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan ulama lainnya, dalam ruku’ orang yg shalat membaca subhana rabbiyal azhim 3x dan dalam sujud membaca subhana rabbiyal a’la juga 3x, berdasarkan keterangan dalam hadis riwayat Uqbah bin Amir.
Ilahi anta maqsudi wa ridhaka matlubi
Ya Allah hanya Engkaulah yg hamba maksud, Ridha-Mu yg hamba dambakan, berikanlah hamba kemampuan utk dpt mencintaMu dan bermakrifat kepadaMu🤲🏿

(Bidayatul Mujtahid)

Semoga bermanfaat

Selamat berlibur, sampai ketemu di pengajian lainnya
🙏🏿🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

1 Apr
Hukum Menceritakan Persenggamaan Suami Istri

Ngaji Maljum, mblo boleh juga nyimak buat nanti kalau udah halal🤪🤣☕️

بسم الله الرحمن الرحيم

Mereka yang gemar membicarakan atau menceritakan soal persenggamaan dengan suami atau istri tidak mengetahui tentang hukumnya
Dianggapnya hal tersebut biasa-biasa saja, bahkan mendatangkan kebanggaan tersendiri ketika dirinya dianggap hebat dalam urusan jima’ seperti itu.
Pentingnya pembahasan hukum menceritakan hubungan suami istri ini, hampir setiap kitab fiqh yang berbicara tentang pernikahan dan keluarga tak lupa pula membahasnya. Bahkan ada yang menempatkannya dalam sub bab tersendiri seperti pada Fikih Sunnah.
Read 17 tweets
1 Apr
Fenomena Beragama Yang Kebablasan

Ngaji yuk biar sama-sama kita nambah ilmu ☕️🌹

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita awali dari satu hadist, hadist mauquf dari jalan periwayatan Ibnu Abbas ra dibawah ini menjadi dalil Ihtisan (sesuatu yang baik meski oleh yang lain diangap tidak)
Dalam madzhab Hanafiyah :

ما رآه المسلمون حسنا : فهو عند اللهِ حسن، وما رآه المسلمون سيئا فهو عند الله سيئ

“Apa saja yg dipandang kaum muslimin merupakan kebaikan maka ia di sisi Allah juga merupakan kebaikan.
Dan apa saja yang dipandang kaum muslimin merupakan keburukan maka ia di sisi Allah juga merupakan keburukan”

(Hr Abu Hanifah, disahihkan imam Ahmad dalam musnadnya).
Read 37 tweets
31 Mar
Jangan Merasa Diri Paling Baik

Ngaji yuuk☕️🌹

“Kapan seseorang dikatakan buruk?”
Rasulullah ﷺ menjawab,
“Saat ia menyangka dirinya seorang yang baik.”

At-Taisiir bisyarh Al-Jaami’ as-Shoghiir 2/606)
Jangan merasa diri kita “Baik"
Walaupun kita Sholat 5 Waktu sehari semalam serta tepat pada waktunya.

Jangan merasa diri kita "Baik"
Walaupun kita bersedekah setiap hari malah lebih banyak nilai disedekahkan.
Jangan merasa diri kita "Baik"
Walaupun hari-hari kita banyak memberi nasehat dan menegur orang lain yang berbuat khilaf.

Jangan merasa diri kita "Baik"
Walaupun kita sudah pakai jubah, bersorban, berhijab menutup aurat dengan sempurna.
Read 12 tweets
31 Mar
Kisah Nabi Muhammad ﷺ
Mempersilakan Penganut Kristen Melakukan Kebaktian di Masjid Nabawi

Rasulullah ﷺ pernah mengizinkan para penganut Kristen untuk melakukan kebaktian di Masjid Nabawi.
Peristiwa tersebut tercatat dalam kitab sejarah seperti Târîkh al-Umam wa al-Muluk, Sîrah Ibn Hisyam, (Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, II/158) al-Sirah Ibn Ishaq.

قال ابن إسحاق: وحدثني محمد بن جعفر بن الزبير، قال: قدموا على رسول الله صلى الله عليه وسلم المدينة
فدخلوا عليه مسجده حين صلى العصر، عليهم ثياب الحبرات: جبب وأردية في جمال رجال بني الحارث بن كعب، قال: يقول بعض من رآهم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم: ما رأينا بعدهم وفداً مثلهم، وقد حانت صلاتهم، فقاموا في مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلون، فقال
Read 9 tweets
30 Mar
Peristiwa Penumpasan Kaum Khawarij, (Cikal Bakal Teroris) Oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib

بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam sebuah wasiatnya Rasulullah SAW bersabda : "Maka sungguh, siapa yang hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yang banyak,
maka wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah al Khulafaur (4 khalifah) yang mendapat bimbingan dan petunjuk, pegang eratlah sunnah itu dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian.”

(Hr Ibnu Majjah)
Nasihat ini ternyata tidak dihiraukan oleh orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya, kaum Khawarij misalnya. Meski mereka orang yang rajin ibadah, tekun berzikir bahkan jidat-jidat mereka hitam terluka karena banyaknya shalat malam,
Read 40 tweets
30 Mar
Ngaji yuuk ☕️

Dalam pandangan agama ada beberapa qaidah yang perlu di masukkan ketika akan membahas hukum fiqih diantaranya :
ﺍﻟﺘﺼﺮﻑ ﻋﻠﻰ ﺭﻋﻴﺔ ﻣﻨﻮﻁ ﺑﺎﻟﻤﺼﻠﺤﻪ

Kebijakan pemimpin atas rakyatnya (harus) mempertiimbangkan Mashlahah.
Artinya suatu kputusan/ fatwa dari Amir (pemerintah) hendaknya mempertimbangkan kemaslahatan umat.

Islam telah menetapkan bahwa asal segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah.
Tidak ada satupun yang haram, "kecuali karena adanya nash yang sah dan tegas dari Allah dan Rasul-Nya yang mengharamkannya".

Imam As Suyuthi, dalam al Asyba' wan Nadhoir Qaidah ushul mengatakan :
Read 18 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!