Sabar dulu nanti kl udah ada waktu longgar saya mulai ceritanya, besok malam baru ada waktu longgar, soalnya sabtu dan minggu aku libur kerja
Prolog :
"Dikala malam hari tiba-tiba Suhu ruangan berubah, bulu kuduk berdiri semua, kemudian terdengar suara anak ayam, itu pertanda dia datang"
Cerita akan aku bagi menjadi beberapa bagian
Bagian 1
Malam itu tiba-tiba aku terbangun di 1/3 malam (jamnya lupa) gara-gara udara didalam kamar yang tiba-tiba berubah menjadi sangat panas. Dan terdengar suara anak ayam yang sangat banyak, suara tersebut berasal dari banyak arah.
Karena aku sangat mengenali suara tersebut, kemudian aku turun dari tempat tudur dan membuka tirai yang menutupi kaca jendela kamar kost ku iseng aku tengok keluar. Diluar kamar tampak sepi, tapi radar gaibku mendeteksi adanya makhluk gaib yang sedang mendekati,
arahnya tidak pasti, yang pasti hanya jalur yang dilewati; makhluk gaib tersebut lewat jalur udara (terbang). Benar saja, selang bbrp saat kemudian ada seseorang yang melayang dan turun di depan kamar kost ku, melayang turun seperti "Super Girl". Kalau Super Girl dilihat sedap,
karena cantik, la ini Kuntilanak Merah, mukanya hancur, serem banget. Kuntilanak tersebut melihat tajam ke kamar kost ku dan kemudian berjalan menuju kamar kost ku, sambil teriak "Metuo cah bagus.." (Keluarlah anak baik), "utowo tak pekso metu" (Atau aku paksa kamu keluar) dan
sumpah serapah dan Kata-kata kasar yang sengaja tidak aku pedulikan. Disini aku langsung siapin Pagar Gaib terbaik yang aku miliki, walaupun hal ini membuatku sangat kelelahan. Yang membuatku semakin khawatir bukan teriakan dan ancaman dari kuntilanak Merah tersebut, melainkan
karena suara tangisan ketakutan anak kecil dari tetangga kamar kost ku. Jadi kost ku itu kost an untuk umum, siapapun boleh nge kost. Dan kebetulan salah 1 penghuni kost ku ini ada yang punya anak kecil. Dan untungnya Kuntilanak Merah tersebut tidak mengganggu anak kecil itu.
Dan yang mendengar terikan Kuntilanak Merah tersebut hanya aku saja. Kemudian aku ambil tasbih dan baca doa dan dzikir yang aku bisa.
Semua Ilmu yang aku pakai untuk menghadapi orang berjubah hitam yang mengambil orang-orang yang ditumbalkan seperti yang saya ceritakan di thread "Lampor" di link
Ilmu tersebut nggak ngefek sama sekali pada kuntilanak Merah ini (alasannya apa, kenapa
Kuntilanak Merah ini sangat kuat, baca sampai habis ya). Harusnya tidak sekuat ini, aku tidak mau berpikir apa-apa dulu, yang kupikirkan waktu itu bagaimana mengusir Kuntilanak Merah ini dulu, untunglah setelah sekian lama berdzikir kemudian terdengar adzan Subuh, kemudian
suhu kamar kost berangsur-angsur berubah normal, dan rasa merinding berangsur-angsur menghilang. Dan setelah benar-benar tenang, aku beranikan diri membuka pintu dan keluar dari kamar tapi masih tetap waspada. Setelah aku pastikan aman barulah lega hatiku...
Akhirnya aku duduk didepan kamar kost untuk cari angin biar keringat ku hilang terus kemudian mandi dan lanjut sholat subuh.
Cerita belum berakhir sampai disini..
Waktu udah terang, sebelum aku berangkat kerja, sempat ngobrol dengan tetangga kamar kost yang lain,
mayoritas dari kami bertanya-tanya ada apa tadi malam itu, dan para tetangga kamar kost, hanya merasakan udara berubah jadi panas dan mendengar suara anak ayam, tapi arah suaranya sangat banyak. Dan yang punya anak kecil juga bingung anaknya nangis terus dan baru berhenti waktu
ada adzan Subuh. Sementara apa yang aku lihat, dengar dan rasakan tidak semua yang aku rasakan, agar tidak menambah kecemasan mereka. Sambil aku coba untuk menganalisa apa yang terjadi.
Dan teror itu terjadi hampir tiap malam.
Bentuk terornya nggak selalu sama, pernah suatu ketika aku diteror sejak sore sekitar 1 jam setelah isya' dan itu membuatku nggak PeDe berada di tempat sepi, sampai-sampai sempat hampir menginap di warnet, tapi akhirnya nekat juga pulang ke kost.
Tapi sebelum sampai kost aku mampir dulu ke Masjid untuk sholat sunah dan membuat pagar gaib, untuk pertahanan kalau bentrok sama Kuntilanak Merah ini. Setelah itu aku lanjut pulang ke kost dengan penuh kewaspadaan kujalankan motorku pelan,
aku berharap tidak bertemu Kuntilanak Merah tersebut dan alhamdulillah begitu sampai di kost tengok kanan kiri depan belakang "aman"... Tengok atas " Allohuakbar " Dia melayang diatas halaman kost dan mulai turun, karena udah kepalang tanggung,
mau puter balik posisi motor udah nggak enak banget buat muter, akhirnya aku turun dari motor dan pasang kuda-kuda deh... Kuntilanak Merah tersebut turun dan semakin mendekati ke arah aku berdiri, rasa ngeri yang aku rasakan nggak usah ditanyain lagi...
Tapi karena lawan udah didepan mata ya mau gmn lagi, mau nggak mau ya hadapi lah..pas aku udah siap menyerang bahkan udah mengayunkan pukulan, tiba-tiba muncul Kodam Macan Putih yang langsung menyerang Kuntilanak Merah tersebut; saat ku perhatikan
ternyata aku mengenali khodam tersebut. Dia adalah khodam Macan Putih peliharaan mendiang kakek buyut ku. Dan kebetulan aku orang berikutnya yang akan di ikuti khodam Macan Putih ini.
Hatiku rada lega sekaligus cemas, takut juga kalau khodam Macan Putih ini tidak bisa mengalahkan Kuntilanak Merah tersebut. Ya... Emang nggak bisa ngalahin tapi setidaknya Kuntilanak Merah tersebut bisa di usir dan nggak kembali lagi selama 1 minggu an...
Mudah-mudahan nanti malam udah bisa lanjut bagian ke 2
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Lampor itu jenisnya ada banyak, ada yang berwujud "Keranda Terbang" ada "Pocong" ada juga wujudnya sperti "Malaikat Pencabut Nyawa" seperti di TV Berjubah Hitam dan bertudung. Ada juga yang datangnya rombongan orang-orang jelek semua, pemimpinnya ditengah naik Delman
Siang itu, dua orang pemuda berjalan cepat menuju Desa Margayoso. Walau berasal dari daerah yang berbeda, namun keduanya menimba ilmu yang sama. Karena mendapat kabar buruk mengenai kedua orang tuanya di desa, maka Mustafa pun memutuskan untuk pulang ke Desanya dengan mengajak
Ini cerita yang menceritakan cerita admin sendiri.
Susah, senang, suka, duka, merasa sendirian, dijauhi orang, menolak punya kemampuan Indra ke 6 hingga akhirnya berdamai dengan hati kemudian menerima dan bersyukur memiliki Indra ke 6
Punya Indra Ke 6 itu ada enaknya, ada serunya, ada tantangannya, ada juga pengetahuan2 yg tidak bisa didapatkan di bangku sekolah.
Dan saat bisa menyelesaikan masalah dengan bantuan Indra ke 6 rasanya... Alhamdulillah....
Kurang lebih seperti itulah yg gue rasain sekarang.
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya pribadi...
Simak yah....
Cerita berawal ketika aku masih kuliah S2 di Yogyakarta jadi waktu itu kuliah di sana itu saya sambil kerja ya jadi kuliahnya di Yogyakarta kerjanya di Jombang Jawa Timur dan saya sudah punya istri dan anak di Jombang juga jadi posisi waktu itu 3 hari di Jogja 4 hari di Jombang.
Kisah ini menceritakan seorang Ibu yang dijadikan tumbal pesugihan karena utangnya yang sangat banyak terhadap rentenir.
Dan cerita ini di kisahkan oleh anak sulung nya.
Dan obyek cerita jadi di posisi "Aku" (Anak sulung)