Thread by @hasyimmah

"Bansos dan Jumat Berkah"
-utas-

Dari dulu saya kurang setuju dengan bansos yang berupa uang tunai (BLT). Bagi saya ini sangat tidak mendidik.

Rakyat jadi kecanduan BLT. Mereka lebih memilih tetap dapat BLT terus-menerus. Padahal, keluar dari daftar berarti ekonominya membaik.

BLT bisa jadi diperlukan di kondisi darurat tertentu. Namun, jika itu akhirnya jadi program berkelanjutan, jelas itu salah.

Jadi, BLT dibutuhkan dalam kondisi darurat. Tapi kalau tak ada program lanjutan, maka jelas BLT itu malah merusak mental masyarakat.

Dengan BLT, pemerintah berarti memilih cara "mudah" untuk menenangkan masyarakat tanpa memberikan solusi. Itu seperti kita memberi ikan, bukan kail.

Harusnya pemerintah memilih cara "sulit" yaitu dengan mencarikan solusi setiap warga penerima BLT dengan menanyai satu-persatu mereka, "Yang buat kamu masuk daftar penerima BLT itu apa?" Lalu carikan solusinya.

"Itu sulit sekali!!"

Iya, sulit. Tapi itulah yang harus dilakukan agar tak ada lagi program BLT di masa depan. Mau sampai kapan kita mau menyuapi rakyat dengan BLT?

Dan kalau melebar, segala bantuan yang bersifat "ikan", bukan "kail", saya anggap bukan sebuah program yang baik. Entah itu program pemerintah, ataupun program yang banyak dibuat oleh masyarakat, termasuk "Jumat berkah".

Selama ada gerakan Jumat Berkah yang bertujuan "membantu orang susah", ya berarti akan selalu ada "orang susah".

Jika ingin membantu, mari kita buat "orang susah" tak lagi jadi orang susah untuk selamanya. Beri kail, jangan beri ikan. Beri pekerjaan, jangan sekadar beri makan.

Dalam agama, kita sering diajarkan untuk ambil jalan sulit. Ambil jalan yang lebih besar tanggung jawabnya. Tapi Allah akan memberikan balasan yang setimpal karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.

Mari kita jadi orang yang bermanfaat.