Diosetta Profile picture
22 Aug, 125 tweets, 17 min read
SENANDUNG SEDU LEMBAYUNG SENJA Vol.3

Pada Nungguin ini?
Bacanya agak santai aja ya.. soalnya update lagi malam jumat nanti.

yuk retweet..

@bacahorror
@ceritaht
@qwertyping
@IDN_Horor
@HorrorBaca
jangan lupa part 1 udah dibacain di podcast @bagihorror
Terima kasih untuk yang sudah mendukung dengan membeli cerita ini E-book di Karyakarsa.
Biar ga merasa rugi nanti saya bonusin E-Book lagi by email ya...
SENANDUNG SEDU LEMBAYUNG SENJA VOL.3

Hari ini sudah hari ketujuh sejak Reza dan teman-temanya meninggalkan rumah dan tinggal di vila mewah mili Reza. Sebuah vila megah dengan halaman yang luas serta jauh dari pemukiman warga.
“Nih.. Balak nol, Mamam tuh! Minum lu!” Teriak Reza sambil melemparkan sebuah kartu gaple di hadapanya.
“anjing.. Kalah lagi gua!” Keluh Rifki yang sudah kalah untuk kesekian kalinya.
“Mampus! Nih Minum” Perintah Daru yang juga mengambil gelas jatahnya.
Tanpa melawan, Rifki segera mengambil segelas minuman beralkohol yang diserahkan kepadanya.
(Brakk…. ) Suara kursi terjatuh terdengar dari ruang belakang.
“Za.. apaan tuh? “ Tanya Rifki pada Reza yang duduk membelakangi ruang belakang.
“Mana gua tau.. lu cek aja!” perintah Reza yang juga masih terpengaruh minumanya ayng mengandung alkohol.
Rifki memperhatikan ke tempat asal suara itu. Bayangan seorang perempuan terlihat dari sana.
“Rani Za… kayaknya udah ngebet lagi sama lu” Ledek Rifki.
“Rese lu.. lu ladenin dulu sana, gua lagi nanggung nih” Balas Reza yang masih asik dengan minumanya.
“Asiikk.. jangan di ganggu ya!” Spontan Rifki meninggalkan tempatnya dan menuju Ruang belakang.
Di tengah-tengah ruangan Rani berdiri dengan anggun seolah bersiap menggoda siapapun yang datang.
“Rani Sayang… seperti biasa, kalau kamu mau sama Reza. Kamu harus puasin aku dulu” Ucap Rifki yang setengah mabuk oleh minumanya.
Rani tersenyum… tidak seperti hari-hari sebelumnya, kali ini ia terlihat begitu tenang.
“Nggak… aku ga nyariin Reza, Aku mau sama kamu Rifki” ucap Rani menggoda.
Rifki merasa senang dengan itu dan mencoba meledek Reza.
“Reza… Rani udah ga mau sama lu, katanya Rani maunya sama gua!” Teriak rifki yang segera terdengar oleh Reza.
Reza yang setengah sadar tidak menghiraukan ucapan Rifki.
Tanpa menunggu lama, Rifki segera menghampiri Reza dan melakukan hal yang seperti mereka lakukan di hari – hari sebelumnya. Rifki menyadari gelagat aneh pada Rani, namun nafsunya pada Rani lebih menguasai akal sehatnya dan meneruskan perbuatan bejatnya.
Di satu sisi , setelah beberapa lama Reza mulai tersadar dari mabuknya dan teringat sesuatu.
“Daru! Rani kan kita rantai di kamar? Kenapa dia bisa keluar?” Tanya Reza pada Daru yang juga sedang terpengaruh minuman.
“ Mana gua tau za… lu kali lupa masang gemboknya” Jawab Daru asal-asalan.
Merasa ada yang aneh Reza mencoba mengecek temanya itu di ruang belakang.
“Rifki!” Reza berteriak dengan keras namun tidak ada yang menjawab. Perlahan Reza menghampiri ruang belakang namun dari jauh lampu yang menerangi ruang belakang terlihat tidak menyala.
“Rani…. Rani…” Sayup-sayup terdengar suara Rifki dari ruangan itu namun terdengar lirih.
Reza yang curiga segera berlari menghampiri Rifki , namun yang ia temui sungguh menjijikan.. Rifki sendang bercinta.. bukan dengan Rani, melainkan dengan sesosok makhluk hitam bermata merah dengan seluruh borok di kulitnya.
“Rifki! Sadar Rifki!!!” Teriak Reza yang mencoba memanggil temanya namun tidak digubris.
Tanpa pikir panjang Reza menarik tubuh Rifki dan memaksanya untuk sadar.
“Reza.. kenapa za?” Tanya Rifki yang tidak mengerti maksud Reza.
“Itu liat sendiri lu ngapain…!” Teriak Reza sambil menunjuk makhluk menjijikan itu.
Rifki menoleh kembali ke arah sosok yang sebelumnya ia lihat berwujud Rani dan segera terduduk sambil menahan mual saat melihat wujud makhluk itu.
“Hii… Apaan itu Za… tadi itu Rani…” Jelas Rifki.
Sebelum sempat menjawab, Makhluk menjijikan itu mulai berdiri dan bersiap menghampiri Rifki kembali.
“Ke sini…. Kita Belum selesai….” Suara makhluk itu terdengar begitu menyeramkan.
“Lari Za… Lari…!” Teriak rifki yang mulai panik.
Samar-samar… terdengar suara tertawa puas dari luar jendela.
Reza dan Rifki berlari ke ruang tengah, mencoba menghampiri Daru namun tak menemukanya di tempatnya berada..
Bukan mencari, Rifki dan Reza yang ketakutan memilih berlari ke arah kamar Rani memastikan keadaanya. Namun tak sesuai harapan mereka, rantai yang digunakan untuk mengikat Rani sudah tergeletak tanpa ada Rani yang terikat.
“Rani kemana? Gimana dia bisa lepas?” Ucap Reza Kesal.
Di tengah kebingungan mereka, terdengar suara langkah kaki menuju ke atas.
“Itu ada suara ke atas Za! Jangan-jangan itu Rani??” Teriak Rifki.
Tanpa pikir panjang, mereka berlari ke atas ke arah suara itu.
Bayangan seorang wanita terlihat dari arah balkon , Reza dan rifki saling menatap kali ini mereka memastikan bahwa yang mereka lihat adalah hal yang sama dan segera keluar menghampirinya.
“Rani! Kesini lo!” Perintah Reza pada Rani yang mencoba bersembunyi dari kedua orang itu.
“Nggak! Ga sudi gua ngelakuin perintah lu lagi!” Teriak Rani yang mencoba melawan.
Reza merasa aneh.. iya tidak percaya ilmu pelet terkuat yang ia rapalkan bisa terlepas.
“Diem lu! Pokoknya sekarang lu harus ikut gua! Atau gua akan…”
“Akan apa? Gua ga takut sama lu! Bakal gua laporin semua kejadian ini” Rani yang sudah terbakar emosi membeRanikan diri untuk melawan , setelah semua yang dilakukan Reza terhadapnya.
Reza yang merasa takut dengan ancaman Rani yang telah sadar segera menghampirnya.
“Sini lu! Berani ngelaporin ini semua.. gua matiin lu” Ancam Reza kepada Rani yang ada di depanya.
“Za.. Jangan nekat Za!” Bujuk Rifki yang masih bisa berfikir dengan akal sehat.
Namun rasa ketakutan Reza akan ancaman Rani yang telah sadar membuat Reza semakin gelisah, Ia menarik Rani dengan paksa yang diberikan perlawanan sekuat mungkin oleh Rani. Namun tanpa kesengajaan ditengah pertengkaran mereka,
Reza mendorong Rani hingga terjatuh dari balkon tempatnya berdiri sekarang.
Tubuh seorang wanita terjatuh dari atas vila yang tidak memungkinkan ia untuk selamat.
“Za… Lu ngebunuh Rani?” suara gemetar keluar dari mulut rifki.
Reza hanya termenung melihat tubuh Rani tergeletak di bawah dengan bersimbah darah. Rifki segera berlari ke bawah untuk mengecek keadaan Rani yang segera disusul oleh Reza.
“Nafasnya udah ga ada…” ucap Rifki putus asa.
Mereka termenung sesaat.
“Kita.. harus gimana?” Kepanikan Reza semakin menjadi.
“Nggak… Jasad itu harus kita kuburkan di suatu tempat,gua ga mau masuk penjara” Ucap rifki pada Reza yang sedang panik.
“kita harus bawa ke rumah sakit.. siapa tau dia masih bisa diselamatin” Kali ini Reza memberi pendapat, namun ditolak mentah mentah oleh Rifki.
“Gak Za… kalo sampe dia bener-bener udah mati , gak Cuma lu.. gua juga pasti ikut masuk penjara! udah ga usah banyak bacot, masukin jasadnya ke mobil”
mereka memasukan jasad Rani ke mobil , mendudukan seolah-olah dia tertidur di kursi belakang.
Reza menjaganya agar seolah-olah Rani terlihat masih hidup.
…..
Ketika mobil mulai meninggalkan vila , dari sudut halaman terlihat Nandar sedang menggendong seorang wanita dan dikelilingi oleh makhluk-makhluk ghaib yang berasal dari Gunung Lawu.
Salah satu makhluk berwujud mengerikan mendekat ke tubuh wanita itu, menyentuhnya dan berubah sosok menjadi serupa dengan yang iya sentuh. Dengan segera makhluk berwujud Rani itu melayang mengikuti mobil Reza dan Rifki.
“Udah Rani.. biar mereka yang membalaskan dendam kita , sekarang kita pulang ya…”
Ucap Nandar sambil membopong Rani yang masih tidak sadar di pundaknya dan mulai meninggalkan Vila itu.
Mobil berjalan dengan tidak tentu, hujan turun begitu deras menyulitkan Rifki dan Reza untuk mencari lokasi untuk mengubur jasad Rani , Namun akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan mobil di pinggir jalan tol. Hutan kecil terlihat dari sini ,
Rifki berlari ke hutan itu mengecek apakah ada orang lain selain kami di sana.
“Ambil peralatan! Kita kuburkan di sini!” Ucap Rifki dengan terengah-engah dengan badanya yang basah kuyub karena hujan.
mereka segera mengambil peralatan , menggali cukup dalam untuk memastikan jasad Rani tidak ditemukan oleh orang lain.
“Rifki! Ambil jasad Rani!” Perintah Reza pada temanya itu sambil terus menggali.
Rifki berlari ke mobil yang tidak jauh dari tempat kami menggali , Namun ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.
“Reza… ini ga mungkin!” suara rifki terdengar sayu.
“Kenapa lagi sih? “ Keluh Reza yang sudah sangat tidak tenang.
“ini bukan jasad Rani… ini Daru!”
Reza yang tidak percaya segera mengampirinya dan menjadi semakin bingung dengan yang ia lihat.
“Apa-apaan ini? Tadi lu liat semua kan Ki? Kenapa bisa jasad Daru yang di sini jasad Rani ke mana?”
mereka mencari keliling hutan dengan guyuran hujan yang semakin deras,
tak satupun petunjuk merekai temukan sampai akhirnya Reza melihat sosok seseorang terkapar di tengah jalan tol.
“Itu Rani..!” teriak Reza.
Reza dan Rifki segera berlari menghampiri jasad Rani yang tergeletak di sana , hujan yang deras mengganggu pandangan mereka.
Pikir mereka bila memang ada disana,Apa mungkin Rani masih hidup?
Reza berlari menghampiri Jasad yang dia lihat , Rifki menemaninya bersiap membopong Jasad pucat dengan tubuh basah dan darah yang masih belum kering. Belum sempat mengangkat Jasad Rani ,
Mata Rani terbuka, Memandang kedua laki-laki yang mencoba mengangkatnya.
“Reza… Aku ga mau sendirian….” Ucap jasad pucat itu kepada Reza.

Seketika sebuah truk besar lewat dengan kecepatan penuh menghantam kedua tubuh Rifki dan Reza tanpa ampun.
Darah berserakan kemana mana, potongan potongan tubuh berhamburan di sekitar jalan tol.
………………..
………………..

Sebuah tawa keras Nandar terdengar di jalanan. Penglihatan mengenai nasib Reza dan rifki muncul di Pikiran Nandar.
Seketika Rani mulai tersadar dan mencoba menegur seseorang yang membopoongya.
“Nandar?”
“Rani.. udah sadar? Udah tidur aja.. aku anterin kamu sampe rumah… nanti di depan kita nunggu bus dulu” Ucap Nandar pada Rani yang baru sadar.
Rani yang kelelahan hanya mengangguk namun terlihat dia masih cemas dengan kondisinya.

“Udah ga usah kawatir, pelet yang nyerang kamu sudah pergi..”

Rani memperhatikan tubuhnya, tidak ada lagi bayangan tentang Reza seperti pada hari-hari sebelumnya.
Ia segera mengerti dan tidak menanyakanya lagi.
“Nandar… Tadi kamu ngetawain apaan?”

Nandar tersenyum , rasa yang sangat puas terlihat di wajahnya.
“Nggak kok.. aku punya cerita yang akan ku kirim ke Radio tengah malam..

tentang orang-orang brengsek yang mati mengenaskan oleh hantu dari manusia yang ia bunuh” Jawab Nandar.
“Serem banget.. kamu bakal kasi nama tokohnya siapa aja? “ tanya Rani yang tertarik, terlihat di wajahnya ia masih antusias dengan cerita horror di radio tengah malam.
“Aku bakal kasih nama tokohnya Reza dan Rifki, mereka kan brengsek! Mungkin sama namaku juga.. ” cerita Nandar di tengah perjalan.

“Tapi kan kamu ga jahat kaya mereka Nandar?”
“Iya… tapi aku mau yang mendengar cerita itu tau tentang seseorang yang bernama Nandar.. sebelumnya aku juga sudah mengirimkan cerita serupa” Jelasnya.
Rani yang merasa sudah bisa berjalan, turun dari punggung Nandar dan berjalan hingga mendapatkan bus menuju rumah Rani.
Untuk menghindari kecurigaan orang tua Rani, Nandar hanya mengantar kan Rani hingga ujung jalan dan berpisah.
Rani berjanji akan menceritakan perbuatan Reza dan temanya kepada polisi.
Walaupun sebenarnya Nandar Tau Reza dan kawan-kawanya sudah mati dengan tubuh yang tercerai berai oleh hantaman truk besar di jalan tol.
…..
Hari-hari semakin berlalu , kejadian yang dialami Rani membuat orang tuanya memutuskan untuk pindah rumah sekaligus sekolahnya. Walaupun begitu mereka berdua berjanji akan saling menghubungi dan terus bertemu.
Nandar sama sekali tidak mempersalahkan itu, karena ia tau itu adalah hal yang terbaik untuk kondisi psikologis Rani saat ini.
Ketika keinginan telah dicapai , tentunya ada bayaran atas semua yang ia lakukan.
Setiap malam tertentu, seluruh tubuh Nandar terasa sakit seolah tubuhnya tercabik-cabik sama seperti saat setan di gunung lawu menggigit ayam cemani yang ia bawa.
Sebelumnya rasa sakit itu hilang ketika sebuah penglihatan muncul dimana seluruh tubuh Nandar dibasahi dengan darah ibunya dan lelaki yang bersamanya.
Tidak hanya itu, setelahnya juga Nandar merasakan rasa sakitnya hilang dengan darah Reza dan kawan-kawanya setelah kematian mereka.

“ Permisi!! Woi buka!!!” suara seseorang terdengar mengetuk pintu rumah Nandar ketika ia berjuang dengan rasa sakitnya.
Awalnya Nandar Tidak menghiraukan , namun ketukan itu terus mengganggunya hingga membuatnya kesal dan memutuskan untuk membukanya.
“Yah.. malah elu bocah sial yang buka. Ibu lu mana?” Ucap seseorang yang daritadi mengetuk pintu rumah Nandar, itu adalah salah satu dari sekian banyak laki-laki yang sering dibawa ibu Nandar ke rumah.
“Ibu gua udah mati.. ngapain lagi lu ke sini?” Jawabnya dengan wajah kesal sambil menahan rasa sakitnya.
“Brengsek.. hati-hati lu kalau ngomong, bisa gua matiin lu!” Ucap orang itu dengan emosi.
Nandar yang terlihat semakin kesal membanting pintu dan menguncinya.
Terdengar suara pintu di gedor berkali-kali dengan ancaman.
Kesal, Marah, emosi menjadi satu di pikiran Nandar. Sesosok makhluk peliharaanya berdiri di hadapanya seolah menawarkan sesuatu.
Seolah mengerti dengan maksud keberadaan setan itu, Nandar hanya mengangguk dan makhluk itu keluar menuju pria di luar.
Sekali lagi, sebuah penglihatan menunjukan pria yang mengancamnya tadi mati dengan tubuh yang mengenaskan di sebuah sungai.
Seketika rasa sakit Nandar menghilang begitu saja.
Hal ini berulang terus menerus. Setiap weton tertentu Ilmu yang dimiliki Nandar selalu meminta bayaran dari orang-orang yang ia benci dan yang ia kenal. Hingga pada akhirnya mahkluk itu meminta Rani sebagai bayaranya.
“Nggak.. ga akan kubiaran kalian menyakiti Rani!” Tolak Nandar dengan menahan rasa sakitnya , Namun siksaan ditubuhnya membuatnya semakin merasa kesakitan.
Di tengah keputus asaanya itu ia teringat seseorang berpakaian dukun yang ia temui di Gunung Lawu.
Tanpa berpikir panjang, Ia bergegas membereskan barangnya dan sekali lagi kembali menuju sebuah tempat di mana ia mendapatkan kemampuanya ini.
….
Jalur pendakian yang sama terlihat di hadapan Nandar, Namun sebelum kembali ke Pasar Setan , Nandar mencoba bertanya kepada seseorang yang berjaga di gerbang pendakian.
“Mas, tau bapak bapak yang sering berpakaian hitam seperti dukun?” Tanya Nandar sembari menahan rasa sakitnya.
“Mbah Sarno bukan mas? Masnya mau berobat ya? “Tanya orang itu menebak kondisi Nandar.
“Iya Mas… dia bisa ditemui dimana ya?” tanya Nandar lagi.
“Dia praktek di salah satu desa, ga jauh dari sini kok, saya gambarin denahnya ya”
Kali ini orang itu memberikan sebuah kertas yang menggambarkan lokasi rumah orang itu.
….

Sebuah rumah kayu yang cukup besar terlihat di tempat sesuai yang digambarakan orang tadi. Terlihat beberapa orang mengantri di sana , tak sedikit yang datang dengan kondisi tidak sehat.
Nandar mengurunkan niatnya dan lebih memilih menunggu hingga tempat itu sepi.
Langit semakin memerah , hawa dingin mulai merasuk tak lama setelahnya rumah Mbah Sarno mulai sepi dan sosok seseorang yang pernah ia lihat muncul dari dalam rumah.
“Kamu.. masuk” Ucapnya yang ternyata sudah sadar dengan kedatangan Nandar.
Nandar menuruti dan segera memasuki rumah itu.
“Ada perlu apa kamu ke sini?” Tanya orang itu.
“Mbah…mbah kan yang nyuruh saya ngambil ilmu ini. Sekarang setan itu malah berbalik meminta bayaran nyawa teman saya yang ingin saya tolong!!!” Ucap Nandar dengan emosi.
“Bocah Goblok! Namanya ilmu dari alam ghaib pasti meminta bayaran! Kamu harus siap dengan semua konsekuensinya”Jelas orang itu.
“Seandainya kamu memilih setan lainpun bisa jadi temanmu itu dulu yang akan menjadi tumbalnya…”
Nandar merasa kesal , namun omongan dukun itu juga tidak salah.
“Terus saya harus gimana mbah?” Kali ini Nandar terlihat sedih. Ia tidak siap kehilangan Rani apalagi karna perbuatanya sendiri.
Dukun itu menghela nafas…
“Ini… bawa ini, berikan pada orang yang kamu pilih untuk menggantikan temanmu itu sebagai tumbal. Namun saya tidak bisa menjajikan apabila setelahnya ia masih memiliih temanmu itu”

Sebuah bambu tua kecil yang berisikan tanah yang dibungkus dengan kain diberikan kepada Nandar.
Ia merasa bingung.. Ia sama sekali tidak tega menentukan sendiri orang yang akan mati untuk menggantikan Rani.

Setelah menerimanya , Nandar meninggalkan rumah dukun itu dan berjalan dengan berbagai kecemasan di kepalanya.
…..
.....
//“Radio tengah malam, masih bersama saya Ardian.. ada kabar baik nih , Besok saya dan komunitas horor setia kita berencana untuk menjelajahi sebuah pabrik gula yang sudah terbengkalai di Jawa Tengah. Stay tune ya! Karena kita akan melakukan live report di sana!” //
…..
Suara radio terdengar dari salah satu warung tempat Nandar singgah.
“Pabrik gula? Itu tidak jauh dari sini..” Pikir Nandar
“Tunggu… Tim Radio tengah malam pasti tahu banyak mengenai klenik.
Apabila tim Ardian dan teman-temanya yang menerima benda ini, apa mungkin ada kemungkinan mereka dan Rani akan selamat? Tapi setidaknya keselamatan Rani yang terpenting “
Nandar mencoba memikirkan semua kemungkinan yang ia bisa sambil mencari tahu keberadaan hotel yang berada di sekitar pabrik gula.
Siang itu Nandar menemukan keberadaan sebuah mobil yang terbranding stiker radio tengah malam.
Ia mengikutinya hingga ke hotel dan mencari celah untuk meletakan jimat itu ke salah satu tas mereka.
Nandar mengikuti rombongan itu sampai ke pabrik gula , Rasa sakit di tubuhnya membuat ikiranya menjadi semakin tidak tenang.
Satu persatu makhluk peliharaan Nandar mencoba menyerang orang-orang yang di tunjuk oleh Nandar sebagai pengganti tumbal Rani. Namun tidak semudah biasanya,
Pabrik gula itu ternyata dipenuhi oleh makhluk halus yang mencoba menghalangi setan peliharaan Nandar untuk mencelakai orang itu.
Tak lama setelahnya muncul seorang bapak dan anak bersama seekor monyet kecil memasuki bangunan itu.
Mereka mencoba menolong Ardian dan kedua temanya hingga setan-setan peliharaan Nandar terlihat tidak berdaya.
“Makanannnn! Aku butuh makanan! “
Setan dari gunung lawu itu kembali kepadaku setelah kegagalanya mendapatkan tumbal.
Pimpinan mereka dengan wujud yang semakin kurus mendekat dengan merayap ke arah Nandar.
“Perjanjian harus terpenuhi.. Tumbal …. Nyawa mereka atu nyawamu”
Setan itu mencoba mengancam Nandar.
Di tengah kegusaranya, terdengar suara keras Ardian yang terlihat mulai Emosi.
“Nandar!!! Keluar Kamu!! Selesain urusan kita sekarang!” Teriak Ardian sang penyiar Radio di tengah gelapnya malam.
“Keluar kamu!”
Sekali lagi Nandar mencoba menghadapi Ardian dan teman-temanya walaupun iya mengerti makhluk peliharaanya tidak mampu mengalahkan kekuatan warga desa yang menolong Ardian .

“ Ardian… kamu inget cerita ritual pemanggil setan di gunung lawu yang kamu ceritakan?” Ucap Nandar.
“Ini hasilnya….”
Makhluk kurus dengan lengan yang panjang berkumpul berjejer di sekitar Nandar
“ Kamu gila… berapa banyak tumbal yang kamu habisi?!” tanya seorang bapak yang menolong Ardian dan kawanya.
“ Banyak terlalu banyak, semua nama yang mati sudah ku kirimkan padamu” Ucap Nandar menjawab pertanyaan mereka.
Nandar mengingat semua nama-nama dalam cerita yang ia kirimkan ke Radio tengah malam, Semua nama itu adalah nama dari orang yang mati akibat perbuatan setan lawu ini.
“Sudah , cukup… Hentikan semua ini Nandar! Apa salah kami ? ” Ardian mencoba meyakinkan Nandar
Bukanya menahan diri, Nandar malah bersiap untuk sekali lagi menyerang mereka.
“Tidak bisa , harus ada bayaran atas semua ini… yaitu nyawa kalian!” ucap Nandar dengan putus asa.
Bapak yang menolong Ardian segera maju ke samping Ardian , Anak yang memiliki ilmu itu juga bersiap melindunginya.
“Tidak, tidak ada dari kami yang akan jadi korban ilmumu…” Ucapnya sambil mulai membacakan doa.
Terlihat wajah putus asa di wajah Nandar ,dia tau makhluk-makhluk pengikutnya tidak akan bisa mengalahkan kemampuan kedua orang hebat ini.
Wajah Nandar terlihat mulai pucat, air mata mulai menetes di matanya.
Namun sebuah pemikiran muncul di kepalanya. Bila tidak mendapatkan tumbal pengganti Rani, maka dialah yang akan menjadi korbanya.
Ia melihat sosok Ardian, keberadaanya selama ini selalu menemani Nandar walau hanya dengan suara di Radio Tengah malam.
Setelahnya Ia mengingat sosok Rani yang sangat ia cintai.
Akhirnya ia sadar, bahwa kedua orang ini adalah orang-orang yang berharga baginya selama hidupnya.
“Baiklah, kalau bukan kalian tumbalnya… Berarti sekarang giliranku” ucapnya dengan isak tangis. Nandar memutuskan kematianya adalah keputusan terbaik untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.
Seolah mengerti keputusan Nandar setan lawu yang sebelumnya menuruti Nandar berbalik mengerubuti Nandar, menarik kedua tanganya , mencabik-cabik tubuhnya.
“Ardian… kamu… akan ceritakan ini di radiomu kan? Terima kasih sudah menemani kesepianku selama ini….”
Ucapnya lagi memaksa berbicara dengan kondisinya yang mengenaskan.
Tak lama setelahnya setan lawu yang terlihat lebih lapar meraih wajah Nandar , mengeluarkan kedua mata dari tempatnya.
Terdengar suara teriakan putus asa Nandar yang menghilang bersama dengan tubuhnya yang berserakan.

……………….
Beberapa belas tahun kemudian….
(Sudut Pandang Ardian)

"Dik ada yang ketok pintu? "Tanyaku yang baru saja menyelesaikan Siaran kepada Dika Rekanya..
"Iya kayaknya... lu bukain dulu dah, gua dikit lagi selesai " perintah dika padaku.
" wokey.. lu kelarin aja dulu" Aku segera berdiri dari sofa dan mencoba mendekati pintu. Namun lampu tiba-tiba berkedip dengan tidak wajar dan angin dingin berhembus di leherku.
"... Jangan dibuka... " Suara berbisik terdengar dari belakang punggungku.
Ia tidak menghiraukan,namun kedipan lampu menjadi semakin cepat dan mengerikan. Saat langkah kakinya mendekat menuju pintu , muncull sesosok makhluk pria seumuranya dengan wajah yang hancur..
Aku heran dengan apa yang terjadi , Hantu Nandar hanya menatapnya dan kali ini berbicara dengan berteriak di hadapan wajah Ardian.
" JANGAN DIBUKA!!!"
Ditengah kepanikan Aku berlari menuju Dika untuk meminta pertolongan.
“Dik.. hantu Nandar dik… dia ngelarang buat buka pintu” teriaku pada Dika dengan panik.
“Yang bener lu?” Dika tidak percaya. Ia segera berdiri meninggalkan kursinya dan mengintip lewat jendela. Dari dalam terlihat seorang perempuan menunggu di depan pintu.
“Ada perempuan tuh di luar , kasian kalo ga dibukain..” Dika tidak menghiraukan peringatanku dan membukakan pintu itu.
“Permisi mas… maaf mengganggu malam-malam, Saya Rani” Ucap perempuan yang datang di malam hari itu.
Aku menoleh ke sekeliling ruangan mencari keberadaan Nandar. Namun ia tidak menemukan sosoknya sama sekali.
“Masuk dulu Mbak Rani , di luar dingin… ada perlu apa?” Tanya Ardian yang mempersilahkanya duduk.
“Mas Ardian… masih inget Nandar?” Ucap Rani membuka pembicaraan.
“Nandar yang dulu sering mengirim cerita?” Tanyaku memastikan.
“Iya mas… saya pacarnya..” Jawab Rani dengan wajah yang ragu.
Spontan aku memukul meja. Terjelaskan sudah mengapa ia mati matian melarangku untuk membuka pintu.
Mataku mencari Nandar ke sekeliling ruangan , namun tak terlihat dia dimanapun.

“Ke… kenapa mas Ardian” ucap Rani yang merespon tingkah lakuku.

“Ngga.. gpp mbak Rani, Nandar kan sudah meninggal lama.. kok mbak bisa tiba-tiba kesini” Tanyaku padanya.
“Iya mas… selama ini setiap saya rindu sama Nandar, saya selalu dengerin radio tengah malam… entah kenapa saya merasa merasakan kehadiran Nandar di beberapa cerita Radio tengah malam” Cerita Rani padaku.
Aku berfikir sejenak , beberapa cerita yang kubacakan memang ada beberapa yang berasal dari Nandar yang menghantuiku sejak lama. Tapi aku tidak pernah menyangan akan ada yang menyadarinya.

“ Mbak Rani.. kalau saya cerita , mungkin mbaknya gak percaya… sebenarnya….”
“JANGAAN CERITAKAN!!!”

Belum sempat menyelesaikan kalimatku, Roh Nandar berdiri dihadapanku melarangku untuk memberitahukan keberadaanya dihadapan pacarnya itu.

namun sepertinya Rani tidak menyadari keberadaanya.
“Sebenarnya apa mas? “ tanya Rani yang menyadari kejanggalan ini.

Sebuah bisikan terdengar di telingaku, ia mencoba memberitahukanku apa yang harus kukatakan pada Rani.
“Sebenarnya… sebelum kepergian Nandar, ia sudah mengirimkan banyak cerita ke kami. Dia minta kami membacakan cerita itu bertahap” Aku menjawab sesuai bisikan Nandar.

“Yang Bener mas? Berarti itu semua benar cerita Nandar?” Ucap Rani yang terlihat senang.
Aku mengangguk mengiyakan.

“Katanya… Nandar meninggalkan cerita ini untuk seseorang, untuk menemaninya dari kesepian, dia selalu rindu mendengarkan radio tengah malam di pojokan gudang sekolah dengan orang itu.. sekarang saya tau, ternyata orang itu mbak Rani”
Sekali lagi aku mengulangi bisikan Nandar.

“Yang.. bener mas? Nandar nulis begitu?” kali ini terlihat mata Rani mulai berkaca-kaca.

“I iya nulis…. Bener dia nulis itu” jawabku.

Tidak mungkin aku bilang bahwa itu ucapan Nandar yang membisikanya padaku.
Rani membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu. Itu adalah sebuah kaset tanpa tempat yang terlihat berumur cukup lama.
“Mas… ada sesuatu yang mengganjal setelah kepergian Nandar, saya masih berjanji mengembalikan kaset ini.
Tujuan saya kemari awalnya untuk menyerahkan ini , terserah mau diapakan sama masnya..” Jelas Rani sambil menyerahkan kaset itu.
“Ta.. tapi kan saya bukan Nandar mbak?” Jawabku yang masih heran.
“enggak papa mas, anggap saja mas membantu saya mewakili Nandar. Lagian mas Ardian orang yang dipercaya cerita-ceritanya Nandar”Ucapnya.

Ternyata benar, insting wanita tidak bisa diremehkan. Aku menerima pemberian itu dan berjanji untu memikirkan akan diapakan benda itu.
“Mas Ardian.. kalau nanti saya main ke sini lagi apa boleh? Nanti tiap saya ke sini saya bawain donat dari toko saya” Tanya Rani yang merasa nyaman di dekat kami.

Nandar membisikanku untuk melarangnya.
“Boleeeeh! Boleh banget Mbak Rani!! Kalo Ardian ga mau ketemu, sama saya aja!”
Teriak Dika dari meja editornya.

Aku mengambil majalah dari meja ruang tamu dan melemparkanya ke Dika.

Rani yang melihat hanya tertawa melihat tingkah kami.
Samar-sama terlihat bayangan Hantu Nandar di sebelahku tersenyum , tak lagi dengan wajah yang menyeramkan.

Tak lama setelahnya Rani pamit dari studio.
Aku kembali masuk dan melihat Hantu Nandar sedang terduduk di ruangan studio.

“Jadi ini alasan kamu terus di sini?” Tanyaku padanya. Namun ia hanya mengangguk dan mulai menceritakan kisahnya yang panjang dengan Rani hingga mengapa ia mengincar kami di pabrik gula.
“Berarti sekarang kamu udah tenang kan? Bisa pergi ke akhirat kan?” Tanyaku pada hantu Nandar yang tak lagi berwajah menyeramkan.

Ia menggelengkan kepalanya.

“ Aku masih mau di sini membantu cerita-cerita Radio tengah malam untuk menemani Rani hingga akhir hayatnya..”
Entah semenjak kemunculan Rani, Nandar terlihat seperti sosok pria yang bisa diandalkan sangat berbeda dengan wujudnya sebelumnya.
“Tenang saja, ini ga gratis… aku siap menjadi partnermu untuk mencari cerita-cerita horror di luar sana. Keberadaanku bisa membantumu berkomunikasi dengan mereka yang tidak terlihat”
Nandar mencoba menawarkan kemampuanya padaku.
Hei.. tawaranya cukup menarik, lagipula aku juga sudah terbiasa dengan keberadaan Hantu Nandar yang menggentayangiku. Ini tidak ada ruginya .
Yang pasti ini akan menjadi hal yang menarik untuk Radio Tengah Malam.

TAMAT
Catatan :

Cerita ini terinspirasi dari teman saya jaman sekolah dulu yang mati-matian nolongin pacarnya yang kena pelet yang disebut pelet darah menstruasi atau pelet Getih Reget...
namun daripada menceritakan mengenai "peletnya" saya lebih suka menceritakan dengan alur ini
Semoga tidak ada lagi mereka yang masih menggunakan ilmu-ilmu sejenis. karena bayaranya pasti tidak murah.

Sekian dari saya, Mohon maaf apabila ada salah kata (serignya sih salah ketik) atau menyinggung.

Semoga menghibur dan Terima kasih.

#ceritahorror #diosetta

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Diosetta

Diosetta Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @diosetta

11 Sep
JAGAD SEGO DEMIT
Part 6 - Pusaka

Upload habis maghrib ya... santai aja bacanya, setelah ini tinggal 1 part lagi

@IDN_Horor
@bagihorror
@bacahorror
@qwertyping
@ceritaht
@horrornesia

#ceritahorror #diosetta Image
Jagad Segoro demit
Part 6 - "Pusaka"
Buto.. Demit ras raksasa dengan kekuatan fisik yang konon dapat memindahkan bangunan dengan tenaganya saat ini berkumpul dengan jumlah yang mengerikan di depan mata kami.
Read 80 tweets
10 Sep
HIDDEN TREASURE
Side story yang hanya bisa didapat dengan cara-cara khusus namun tidak mempengaruhi inti cerita utama yang saya share di Twitter (biar sama2 happy 😁)..

Cerita ini sebagai apresiasi untuk pembaca yg rela menyisihkan uang jajanya untuk mendukung di @karyakarsa_id Image
Gending Alas Mayit - Babak Kapisan

Cerita mengenai masa muda Mbah Rusman saat menghadapi Gardapati di gelombang pertama Gending alas mayit

Terdapat di :
- buku cetak
- E- Book karyakarsa
- bonus E-book senandung sedu vol.3
Senandung lirih rembulan malam

Kelanjutan kisah cinta Nandar dan Rani dalam bentuk sitkom atau cerita ringan

Terdapar di :
- E-book karyakarsa
Read 7 tweets
9 Sep
JAGAD SEGORO DEMIT
Part 5 - Hutan Diujung timur.

Sudah mulai memasuki klimaks.. habis maghrib sudah bisa dinikmati

@ceritaht
@bagihorror
@bacahorror
@IDN_Horor
@qwertyping
@horrornesia Image
Terima kasih untuk yang udah unlocked di @karyakarsa_id , ditunggu bonusnya nanti malam..
Jagad Segoro Demit… itu hanyalah salah satu semesta dari ribuan semesta yang tidak pernah bisa kita ketahui jumlah pastinya.

Tempat itu adalah asal muasal dari siluman atau pun demit yang kadang mengambil tempat di Semesta ini.
Read 94 tweets
6 Sep
WIDARPA DAYU SAMBARA

Dapet salam dari yang mau diceritain nanti malam..

Btw saya Note dulu ya :
Ini kayaknya ga bisa disebut cerita horror

tapi semoga bisa menjawab rasa penasaran tentang asal usul demit edan satu ini & Nyai Suratmi

ilustrasi by : Indra @illustnasi Image
Diupload habis maghrib ya...
PART 1 - WIDARPA DAYU SAMBARA

Suara deru peperangan telah berlangsung selama tujuh belas hari.
Read 444 tweets
4 Sep
JAGAD SEGORO DEMIT
Part 4 -Tiga Pendekar

Part kali ini endingnya ga ngegantung.. jadi dipastikan malam ini kalian tidur nyenyak

saya up habis maghrib biar malming kalian gak sendu..
@bacahorror
@qwertyping
@ceritaht
@bagihorror
@IDN_Horor
@horrornesia

#ceritahorror
Biar lebih seru , sebelum baca ini baca part 3nya dulu..
Yuk lanjut... buat kalian yang punya jiwa penari, jangan kebawa suasana ya 🙈
Read 63 tweets
2 Sep
Jagad Segoro Demit
Part 3 -"Ular"

Setelah menceritakan mengenai kemunculan "Ludruk topeng Ireng" Cahyo segera menyusul Danan...

diupload nanti habis maghrib ya

@IDN_Horor
@ceritaht
@qwertyping
@bagihorror
@bacahorror

#ceritahorror #diosetta Image
Buku cetak untuk trilogi pertama sudah ready di shopee dan tokopedia ya..

semua pemesanan sudah dapet Greet card yang udah ada tanda tangan 😁 Image
“Ular”
Desa Bonoloyo, sebuah desa yang terletak di sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Timur yang masih asri dengan hutan-hutan hijau yang mengelilinginya.
Read 84 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(