Berawal dari kedatangan Pak Kuncir di pendopo pondok saat hari masih pagi, dan saya menemani Mbah Yai yang sedang asyik duduk di pendoponya sambil menikmati kopi serta ramahnya sinar matahari.
"Iya Mbah, Rugi besar lah dunia akhirat! Karena tidak memiliki ANAK SHALIH yang senantiasa mendoakan," jawab Pak Kuncir.
Sejenak Mbah Yai memainkan asap rokoknya lalu menghisapnya sangat dalam. #CeritaGuruAdeirra
"Gimana ngga rugi! Kalau ngga ada yang mendoakan kita kelak!
Apalagi Hadits dari Nabi Muhammad sangat jelas! 'jika ada orang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan untuknya'," Pak Kuncir nyerocos.
Seketika Mbah Yai pun tertawa sambil berkata, ...
"Oalah cir kuncir, kamu melafalkan Hadits aja keliru. Kok malah sok-sok'an berdalil untuk menghukumi orang lain yang memilih Child-Free!
Ade, tolong ambilkan Kitab Sahih Muslim dan bacakan di hadapan orang ini."
إذا مات الانسان انقطع عنه عمله الا من ثلاثة الا من صدقة جارية، أوْ علم ينتفع به، أوْ ولد صالح يدعو له.
"Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: Sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya."
Pahami ini, cir kuncir!
Makna Hadits tsb menyebutkan bahwa kematian seseorang dapat memutus amal perbuatannya.
Yah tentu saja kan udah mati mana bisa beramal lagi.
Namun ada 3 hal yang dikecualikan, sehingga ada amal-amal yang pahalanya terus mengalir pada sang mayit.
Perhatikan lafadz Haditsnya, yaitu Shadaqatin jariyatin aw ‘ilmin yuntafa’u bihi, aw waladin shalihin yad‘uulah.
Lafadz 'aw' (boleh dibaca 'au') bermakna: 'atau'.
Yaitu kata hubung yg digunakan dalam kalimat atau klausa yang tujuannya untuk memberikan BEBERAPA PILIHAN.
Jelas sedekah jariyah disebutkan PERTAMA kali oleh Baginda Rasulullah dalam Hadits tsb.
Beberapa ulama mengatakan Hadits ini juga sebagai dalil keabsahan & keagungan wakaf.
Maka pahala sedekah jariyah akan terus mengalir & mengiringi seseorang sekalipun dia telah wafat.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam memberikan contoh sedekah jariyah seperti:
Mewakafkan lahan
Hewan-hewan utk ditunggangi
Peralatan yang ada manfaatnya
Kitab2 ilmu
Mushaf Al-Qur'an
Membangun Masjid dan tempat yang sehubungan dengannya, seperti sekolah/majelis ilmu.
Semua sedekah jariyah itu dan sejenisnya, pahalanya tetap mengalir kepada pewakafnya selama semua yang diwakafkan itu masih ada dan masih bermanfaat.
Inilah keagungan wakaf yg manfaatnya digunakan untuk meningkatkan kebaikan serta mendukung usaha-usaha kebaikan dst.
Maka sedekah jariyah adalah PILIHAN UTAMA yg pertama.
Atau sebagai pilihan selanjutnya adalah ilmu yg bermanfaat, ilmu yang diajarkan kepada murid-murid dan terus disebarkannya ilmu tsb.
Sederhana saja spt mengajarkan membaca dan menulis Lafadz Bismillahirrahmanirrahim.
Selama murid itu mengamalkan ajaran kita, sepanjang itu pula pahala terus mengalir meskipun sudah dalam kubur.
Begitu pula dengan karya buku2 yg ditulisnya, dicetaknya, disebarkannya pada khalayak spt yg dilakukan sahabat kita tercinta, Kang @maman1965 dan Yai @edi_akhiles.
Kemudian yg menjadi PILIHAN TERAKHIR pada Hadits tsb barulah anak shalih yang mendoakan.
Shalih itu maknanya layak, patut, bermanfaat, berguna, berbudi luhur, terhindar dari keburukan.
Maka anak shalih berarti anak yang patut, layak, berbudi luhur, terhindar dari keburukan.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam menjelaskan,
"Bahwa anak yang shalih, baik anak kandung maupun cucu, baik laki-laki maupun perempuan, doa-doa serta pahala amal kebajikan yang dihadiahkannya akan bermanfaat untuk kedua ortunya. ....
Tatkala anak tsb beribadah kepada Allah, maka orang tuanya atau kakeknya akan memperoleh manfaat dari amal kebaikannya tersebut."
Jelas yah?
Beberapa ulama berpendapat disebutkannya anak shalih yg mendoakan adalah untuk MEMOTIVASI anak agar mendoakan ortunya.
وفائدة تقييده بالولد مع أن دعاء غيره ينفعه تحريض الولد على الدعاء
"Dan faidah disebutkan doa anak, meskipun doa selain anak juga bisa sampai ke mayit adalah untuk memberikan motivasi agar anak rajin mendoakan orang tuanya."
Yah tentu saja hal ini TAK BISA LEPAS dari pendidikan anak yg menjadi tanggung jawab ortu.
Tidak hanya memberikan nafkah berupa makanan, pakaian namun juga kewajiban nafkah berupa pendidikan dan ilmu.
Sehingga anak yg dilahirkan menjadi anak yg berkualitas & berbudi luhur.
Kemapanan ortu dalam SISI EKONOMI & wasiatnya telah Allah peringatkan dalam Surah An-Nisa ayat 9.
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka ... dst."
Baginda Rasulullah juga bersabda,
إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون الناس
"Sungguh engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta kepada orang."
Sedangkan nafkah berupa pendidikan dan ilmu difirmankan dalam Surah At-Tahrim ayat 6.
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, ... hingga akhir ayat."
Jadi ngga usah sok-sok'an bahwa anak shalih itu satu2nya kebaikan!
Rahmat Allah itu sangat luas.
Jangan khawatir bagi orang-orang yg ngga punya anak, ataupun yg punya anak tapi ngga salih, baik yg mau mendoakan ataupun tidak, maka orang tsb tetap bisa mendapatkan kebaikan!
Lha wong Kanjeng Rasulullah juga pernah bersabda,
"Barangsiapa menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah akan menuntunnya menuju surga -hingga lafadz- sesungguhnya orang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh yang berada di langit dan di bumi hingga ikan di air."
Maka lebih Agung mana, antara JAMINAN ALLAH dalam menuntun orang-orang yg mencari ilmu menuju ke surga? Ataukah doa anakmu yg ENTAH KAPAN shalihnya?
Yakalee Pak Kuncir punya anak shalih!
Boro-boro diingat dan didoakan, paling ntar ente tua bakal dititipkan ke panti jompo!
"Shalih Mbelgedhes!" say it one more time!
Ente baru mati belum genap 7 hari, tuh anak-anak sudah ramai rebutan harta warisan. Ntar sebagian duitnya dibelikan smartphone biar bisa muter MP3 Yasin looping, terus ditaruh deh di kuburan ente.
Pak Kuncir semakin tertunduk sambil memainkan jempol kakinya di hadapan Mbah Yai.
Makanya jadi Umat Rasulullah itu yg gemar menimba ilmu, sehingga imanmu kokoh dan bisa menjadikan ilmu sebagai wasilah turunnya rahmat Allah agar kamu menjadi penghuni surga. #CeritaGuruAdeirra
Melihat keresahan isu Child-Free akhir-akhir ini, Saya pun menyampaikan titipan pertanyaan dari teman2 kepada Mbah Yai.
"Mbah, dikabarkan bahwa siksa kubur sangatlah dahsyat, lalu siapa yg akan menyelamatkannya kelak ketika di dalam kubur, jika bukan doa anak yang shalih?"
"Bagaimana juga dengan pasutri yang udah sampai NJUNGKEL NJENGKING ikhtiar, namun tetap tidak dianugerahi seorang anak. Siapakah yang menyelamatkan mereka di dalam kuburnya?"
Mbah Yai pun tersenyum mendengar pertanyaan itu sembari menyalakan rokoknya. Lalu Beliau berkata...
Sebenarnya dalil di atas SUDAH MENJAWABNYA. Dan akan saya tambahkan bahwa Nabi bersabda,
"Sesungguhnya ada satu surat dalam Al-Qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat, dan dapat memberikan syafa'at kepada seseorang hingga dia diampuni, yaitu Tabaarakal ladzi biyadihil mulku."
Sekarang yang harus kita lakukan adalah menjadi ahli Laa ilaha illallah, dengan meninggikan keagungan Allah dalam setiap kebajikan kita.
Imam Ad-Darimi pernah meriwayatkan, bahwa surah Al-Mulk dan As-Sajdah akan menjadi syafa'at dan penolong seseorang di dalam kuburnya.
Maka tak usahlah kita risau jika tak punya anak.
Rahmat & anugerah Allah sangat luas sekali!
Kita harus yakin bahwa kita akan selamat sebagaimana makna Islam adalah selamat.
Plus harus yakin kita masuk surga.
Doa anak shalih HANYALAH SATU di antara luasnya rahmat Allah.
Al-Imam Ibnu Katsir meriwayatkan Hadits dalam kitab tafsirnya bahwa Rasulullah bersabda,
"Tidaklah Ahli Laa ilaha illallah (orang yang gemar membaca Laa ilaha illallah) akan merasa kesepian di dalam kuburnya.
Seakan-akan saya melihat ahli Ahli Laa ilaha illallah bangkit dari kuburnya dengan mengibaskan debu dari kepalanya... sambil membaca kalimat 'Laa ilaha illallah'.
Riwayat lain menyebutkan bahwa mereka mengucapkan Alhamdulillahilladzi adzhaba 'annal hazan."
Sekali lagi, TAK PERLU KITA RISAU!
Mau punya anak atau tidak, mau anak shalih atau tidak, mau menikah ataupun tetep nyaman menjomblo,
Jika berkata tentang amal yg senantiasa mengiringi hingga sampai dalam kubur, maka Hadits dari Ibnu Majah tentu LEBIH LUAS jangkauannya.
Pak Kuncir pun mulai asem mukanya, seakan raut wajahnya ikut menggerutu karena ndak mendapatkan dukungan dari Mbah Yai.
🤭😁
Percayalah meraih surga begitu mudah dan semua itu terjadi semata atas rahmat dan kehendak Allah!
"Nikahilah perempuan AL-WADUD (penyayang) lagi AL-WALUD (subur), sebab dengan jumlahmu yg banyak aku akan bangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat."
Isu Child-Free ini sebenarnya ngga begitu penting.
Namun semuanya harus DIPERINCI satu demi satu. Sebab kasihan teman-teman kita yang galau ketika diteror dengan ayat dan hadits juga narasi2 SENGKLEK.
Terakhir,
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh LIDAHMU secara DUSTA 'ini halal dan ini haram', untuk mengada-adakan KEBOHONGAN terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah TIADALAH beruntung."
Seluruh Nash Al-Qur'an & As-Sunnah, tidak ada satupun yang tidak bisa diterima oleh akal manusia, sayangnya TIDAK SEMUA akal manusia mampu menerimanya.
Sebagian orang beranggapan bahwa hukum Islam saling tumpang tindih.
Sebagian orang juga beranggapan, jika sudah ada Kitab Suci Al-Qur'an, lalu mengapa harus ada Hadits Nabi?
Sebagian lagi mengernyitkan dahi, mencoba membaca Al-Qur'an & Hadits hanya dari teks zahirnya bahkan hanya dari teks terjemah, lalu berkata "Hukum Islam saling meng-cancel"
Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada @GusNadjb yang telah membantu memberikan sedikit penjelasan kepada kita semua dalam utas yang dibuat oleh Beliau kemarin.
Apa yg ada di pikiran kalian hingga berani menghukumi HARAM pada umat Islam yg membakar bukhur, dupa, kemenyan, dst, lalu kalian tuduh mereka sbg orang-orang musyrik?
Coba sini sebutkan satu aja dalilnya dari Al-Qur'an maupun Hadits yg mengharamkannya.
Percayalah, sampai kiamat TIDAK AKAN pernah ada satupun dalil yang mengharamkannya.
Apa sih BUKHUR itu?
Yaitu, wewangian yang dibakar tujuannya untuk membuat harum suatu objek.
Tentu saja bisa untuk mengharumkan ruangan, kamar, masjid, mushola, mengharumkan tubuh, dst.
🌹
Termasuk ratus, mengukup vagina dengan rempah wangi pun boleh.
Maka itu jika kalian melihat orang membakar dupa/kemenyan wangi, janganlah cepat-cepat menyimpulkan ini haram, sesat, syirik, musyrik, bla bla bla. Terlebih mengatakan itu sebagai sarana manggil jin.