Mendengar cerita ayah, lamunanku melayang dan entah kenapa berhenti pada sosok ibu Ainun Habibie.
Ya...cerita tentang seorang perempuan yang begitu diperjuangkan dan sangat dicinta oleh pasangannya.
Cerita tentang jalan hidup dua insan manusia saling jatuh cinta dan menemukan surga kecil dalam diri pasangannya masing-masing.
Di sana ada cerita indah sepasang laki-laki dan perempuan yang saling membutuhkan dan saling menghormati.
Dengan cinta mereka mampu mengalahkan segala kemustahilan demi menemukan hakekat manusia itu sendiri.
.
.
Perempuan...tak ada makhluk lebih misterius darinya.
Namun entah kenapa, hari ini cerita seperti itu tampak hanya seperti dongeng. Perempuan sekarang seolah tidak lebih hanya dipandang sebagai objek. Sebagai pelengkap ketika diperlukan kehadirannya.
Dalam 5-10 tahun terakhir ini, tiba-tiba sosok perempuan sering dilekatkan pada sumber dosa berasal.
Narasi bahwa bila seorang laki-laki, baik sengaja maupun tidak sengaja, melihat bagian tertentu tubuh perempuan yang bukan pasangannya adalah sebuah dosa.
Konon betis, rambut, leher hingga wajah adalah letak di mana dosa itu melekat.
Entah bagaimana caranya menalar, dia yang melihat, adalah subyek yang harus dilindungi dan maka pihak yang terlihatlah yg harus berbenah supaya tidak mengakibatkan munculnya dosa bagi yg melihat.
Itu baru satu bab ketika masih hidup di dunia. Ketika sudah sampai surga, ternyata tugas lebih berat menanti di sana. Bersama 71 orang perempuan yang lain, kembali kodrat sebagai obyek harus mereka jalani. Sebagai hadiah bagi kaum laki-laki.
Bukankah itu luar biasa aneh?
Perempuan adalah tentang adik atau kakak kita yang tumbuh bersama sejak kita kanak-kanak.
Perempuan adalah tentang istri yang selalu saling menemani dalam suka maupun duka.
Dan perempuan adalah juga tentang anak kita yang mungil dan selalu kita dandani dengan aneka perhiasan agar dia jelita.
Perempuan adalah tentang ibu kita yang telah menggadaikan nyawanya ketika mengandung selama 9 bulan didalam rahimnya dan kemudian melahirkan kita.
Perempuan adalah juga tentang ibu yang tanpa bertanya akan memberikan nyawanya demi kita anaknya ketika terancam bahaya.
Perempuan adalah juga tentang rumah yang pintunya selalu terbuka untuk menerima & memeluk lelahmu.
Tidak ada satupun makhluk didunia yang semulia ibu. Dan itu adalah cerita tentang PEREMPUAN.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Fahri Hamzah pernah berucap bahwa Jokowi diktator. Alasannya adalah karena Presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No 2 Tahun 2017 tentang Ormas.
Fahri mengatakan, dari sisi penampilan dan wajah Jokowi jelas tidak terlihat sebagai seorang diktator.
Akan tetapi, kebijakan penerbitan Perppu Ormas, menurut Fahri, secara tidak langsung menunjukkan sisi otoriter Jokowi.
"Dia membuat Perppu bukan undang-undang. Dan dia buat pasal-pasal yang memungkinkan pemerintah tunjuk jari dan membubarkan satu lembaga, menghilangkan kebebasan," kata Fahri.
"Iya, anda punya sejarah alergi terhadap obat tertentu seperti antibiotik penisilin, atau obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen misalnya?" tanya dokter muda yang masih kelihatan energik meski telah
melayani ratusan peserta vaksinasi itu melanjutkan pertanyaannya.
.
.
Itu sepenggal cerita saat beberapa waktu yang lalu saya menjalani vaksinasi massal di sebuah Rumah Sakit.
Dokter hanya bertanya berapa umur saat ini dan riwayat kesehatan kita di masa lalu sekaligus adakah alergi terhadap jenis obat tertentu. Dokter tidak bertanya adakah ibu kamu orang terkenal, kaya atau miskin apalagi masih jomblo atau sudah laku.
Siapakah yang justru dalam refleksnya marah-marah ketika dia menendang gelas yang tergeletak di lantai? Biasanya adalah mereka yang memiliki kasta tinggi dalam komunitas itu. Bila di keluarga, bisa ayah, ibu atau kakak tertua.
Kenapa mereka justru marah, mereka tahu aturan main di mana seharusnya gelas itu ditaruh. Dengan mudah mereka sering memindahkan pokok perkara dengan mengabaikan bahwa faktor ketidak hati-hatiannya lah penyebab dari drama itu muncul.
Pun pada Haris Azhar ketika menjadi kuasa hukum Rocky Gerung dalam perkara sengketa kepemilikan tanah melawan PT Sentul City, dia tak sibuk mencari tahu kenapa RG menendang gelas itu tapi justru mencari cari kesalahan pemilik gelas itu.
Kemenangannya dalam pilpres 2014 yang lalu dimaknai sebagai merebut ruang kerja, bukan kekuasaan. Kerja, kerja dan kerja tiba-tiba menjadi ajakan pertamanya pada semua menterinya, dan mereka terseok lunglai kehabisan nafas.
Kita memang kaya dengan politisi. Negeri kita penuh sesak dengan orang pandai berbicara, apalagi tentang surga. Sumber daya manusia kita dibidang itu memang luar biasa hebat.
Disisi lain, negeri kita sangat subur. Alam milik kita berlimpah ruah dengan kekayaan yang tak dimiliki oleh bangsa lain. Gemah ripah loh jinawi.
Secara hukum PKI adalah organisasi terlarang. TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 adalah aturan hukumnya. Hal itu harus kita taati bersama ketika HUKUM ADALAH SEBAGAI PANGLIMA.
Kita dpt berdebat panjang lebar, adakah peristiwa '65 adlh setting ORDE BARU demi rebut merebut kekuasaaan.
Kedepannya kita dapat mencari tahu secara lebih terbuka manakala tak ada lagi saling dendam antara kita. Kita masih tersandera dengan banyak hal tak terungkap atas peristiwa itu.Dia adalah organisasi dengan paham kuno yang tak lagi dapat digunakan.
Dia sudah tak compatible dengan cara hidup modern saat ini.
.
.
Bisa dibilang, hanya tinggal satu negara saja yang masih memakai paham itu secara murni yakni Korea Utara. Lantas, masuk akalkah bila pemerintah sering dituduh sedang membuat arah menuju kesana?
Ketika pertanyaan itu harus dijawab Budiman Sudjatmiko, ini tentu memiliki dimensi yang menarik. Kita tahu bahwa sosok itu adalah salah satu "jenderal lapangan"
dalam banyak demo mahasiswa manakala harus melawan rezim totaliter Orde Baru pada era tahun 90an.
.
.
Perspektifnya penting. Pengalamannya pada perlawanan terhadap rezim yang dianggap totaliter itu seharusnya akan memberi warna berbeda.
Dia pernah divonis 13 tahun penjara oleh Soeharto karena aktivitas demonya.
.
.
Menjadi masalah adalah ketika posisinya juga sebagai kader PDIP sama dengan Jokowi. Dapatkah netral menjadi bagian dirinya?