Tweet

Zaenal Abidin

7 Nov, 31 tweets, 10 min read

HIKMAH 144

الستر على قسمين ستر عن المعصية وستر فيها فالعامة يطلبون من الله تعالى الستر فيها خشية سقطوط مرتبتهم عند الخلق والخاصة يطلبون من الله الستر عنها سقوطهم من نظر الملك الحق

#NgajiHikam

Tutup itu dua macam : tutup dari maksiat dan tutup dlm maksiat. Orang-orang awam, mereka meminta kpd Allh Taala tutup dlm maksiat krn takut jatuh martabat mereka di hadapan makhluk.

Orang-orang khusus meminta kpd Allah tutup dari maksiat krn takut jatuhnya mereka dari pandangan al-malik al-haqq (Allah).

1. Dlm hikmah 144, Ibn 'Atha'aillah membagi manusia menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang awam. Sedangkan kelompok kedua adalah orang-orang khusus. Masing-masing kelompok memiliki ciri sendiri-sendiri.
#NgajiHikam

2. Menurut Ibn 'Atha'illah dalam hikmah 144, orang-orang berusaha untuk mempertahankan martabat mereka di hadapan sesama. Sementara itu, orang-orang khusus berusaha untuk mempertahankan diri mereka dari pandangan Allah.
#NgajiHikam

3. Selain itu, Ibn 'Atha'illah membagi dua macam tutup. Pertama adalah "tutup dalam maksiat." Sedangkan kedua adalah "tutup dari maksiat." Orang-orang awam menggunakan "tutup dalam maksiat" untuk mempertahankan martabat mereka di hadapan sesama.
#NgajiHikam

4. Sementara itu, orang-orang khusus menggunakan "tutup dari maksiat" untuk mempertahankan diri mereka dari pandangan Allah, artinya mereka berusaha untuk tetap mendapat perhatian dari-Nya.
#NgajiHikam

5. Kapan orang-orang awam menggunakan "tutup dalam maksiat"? Mereka menggunakan "tutup dalam maksiat" pada saat mereka melaksanakan maksiat. Biar lebih mudah, kita bisa menggunakan contoh sederhana dgn seorang laki-laki bernama X dan seorang perempuan bernama Y.
#NgajiHikam

6. Suatu saat, X dan Y sedang berpacaran di suatu tempat. X mengajak Y untuk melakukan hubungan seks. Y berkata, "Jangan lah! Nanti ketahuan orang-orang." Mendengar perkataan Y, X berkata, "Semoga saja tdk ada orang yg melihat kita berduaan di sini."
#NgajiHikam

7. Perkataan X "Semoga saja tdk ada orang yg melihat kita berduaan di sini" merupakan sebuah bentuk dari permohonan karena di dlm terdapat kata "semoga." Jadi, X meminta kpd Allah agar ditutupi saat mereka melakukan maksiat agar tdk dilihat oleh orang-orang.
#NgajiHikam

8. Jika Allah menutupi X dan Y saat berbuat maksiat maka tidak satu pun orang dapat melihat apa yg dilakukan oleh mereka berdua. Akibatnya, martabat mereka tetap dipandang baik di hadapan sesama meski mereka berdua telah melakukan maksiat.
#NgajiHikam

9. Selain itu, X dan Y bisa melakukan maksiat dgn rasa aman karena tdk ada seorang pun melihat apa yg dilakukan oleh mereka berdua. Sampai di sini, kita harus merenungkan perkataan Ibn 'Atha'illah tentang orang-orang awam dlm hikmah 144.
#NgajiHikam

10. Orang-orang awam itu benar-benar tahu kalau maksiat itu bisa membuat martabat manusia jatuh di hadapan sesama. Lucunya, meski melakukan maksiat mereka itu masih saja berpikir bgmn mempertahankan martabat mereka agar tetap baik di hadapan sesama.
#NgajiHikam

11. Lebih lucunya lagi, orang-orang awam benar-benar tahu kalau Allah melarang mereka berbuat maksiat tapi mereka justru meminta kpd Allah untuk menutupi pada saat mereka berbuat maksiat.
#NgajiHikam

12. Konyolnya, orang-orang awam itu tidak takut jika mereka dilihat oleh Allah pada saat mereka sedang berbuat maksiat. Namun mereka justru takut kalau sesama melihat mereka sedang berbuat maksiat.
#NgajiHikam

13. Sampai di sini kita telah menemukan dua perkara penting yg selaku dipikirkan oleh manusia dlm berbuat maksiat. Pertama adalah martabat setelah mereka berbuat maksiat. Sedangkan kedua rasa aman pada saat mereka sedang berbuat maksiat.
#NgajiHikam

14. Dlm rangka mempertahankan martabat dan mendapatkan rasa aman, ternyata orang-orang awam tdk percaya kpd sesama tapi mereka percaya kpd Allah. Sebab itu, mereka meminta kpd Allah agar ditutupi dlm berbuat maksiat sehingga mereka merasa aman.
#NgajiHikam

15. Jadi, sebab "tutup dlm maksiat", orang-orang awam berpikir bisa mempertahankan martabat mereka dan memperoleh rasa aman. Padahal berpikir semacam itu merupakan kesalahan yg fatal sekali. Namun mereka sama sekali tdk menyadarinya.
#NgajiHikam

16. Sekarang kita beralih kpd orang-orang khusus. Seperti dijelaskan oleh Ibn 'Atha'illah, mereka meminta "tutup dari maksiat" kpd Allah. Apakah "tutup dari maksiat" itu? Biar lebih mudah dipahami, kita bisa membuat contoh kalimat sebagai bentuk permohonan kpd Allah.
#NgajiHikam

17. Seorang sufi memohon kpd Allah,"Ya Allah, tutupilah diriku dari maksiat." Jika Allah mengabulkan permohonan itu tentu saja sufi tersebut takkan melihat satu pun bentuk maksiat baik dlm kenyataan maupun dlm kesadarannya.
#NgajiHikam

18. Kita tahu bhw menjaga pandangan lahir dari melihat maksiat lebih mudah daripada menjaga pandangan batin (pikiran) dari melihat maksiat krn pandangan lahir tdk bisa melihat apa yg ada di balik dinding atau sesuatu yg tdk ada di depannya.
#NgajiHikam

19. Sedang pandangan batin tdk terhalang oleh dinding, jarak dan sebagainya. Pandangan batin bisa melihat bentuk maksiat dlm kesadaran. Sebab itu, orang-orang khusus meminta Allah agar menutupi pandangan lahir mereka dan pandangan batin mereka dari bentuk maksiat.
#NgajiHikam

20. Orang-orang khusus meminta kpd Allah ditutupi dari maksiat karena mereka ingin menjaga pikiran mereka agar tidak melihat dan memikirkan satu pun bentuk maksiat. Bagi mereka, sebenarnya memikirkan maksiat sendiri itu maksiat pertama yg dilakukan oleh manusia.
#NgajiHikam

21. Bagi orang-orang awam, memikirkan maksiat bukanlah maksiat dgn alasan selama mereka belum melakukannya. Padahal mereka melakukan maksiat di dunia sebab mereka terlebih dahulu memikirkannya terus menerus dlm kesadaran mereka. Namun mereka tdk menyadari hal itu.
#NgajiHikam

22. Orang-orang khusus belajar dari pengalaman mereka di masa lalu krn mereka pada mulanya adalah orang-orang awam. Mereka sadar bhw ketika manusia itu memikirkan maksiat secara terus menurus maka mereka jadi tahu bgmn melakukan maksiat itu dan sebagainya.
#NgajiHikam

23. Menurut orang-orang khusus, ketika maksiat dipikirkan oleh manusia secara terus menerus dalam kesadarannya justru maksiat itu semakin dekat di hadapannya. Bahkan maksiat itu bisa menjadi kenyataan dlm hidupnya.
#NgajiHikam

24. Jika Allah menutup orang-orang khusus dari maksiat maka pikiran mereka tdk lagi bisa memikirkan satu bentuk maksiat pun dlm kesadaran mereka. Sebaliknya, pikiran mereka jutru fokus untuk memikirkan Allah dan apa yg hendak Dia lakukan kpd mereka.
#NgajiHikam

25. Dlm hikmah 124, Ibn 'Atha'illah menjelaskan bhw orang berakal memikirkan apa yang Allah hendak lakukan kepadanya. Sebab itu, orang-orang khusus termasuk orang berakal karena mereka memikirkan apa yg hendak Allah lakukan kpd mereka.
#NgajiHikam

26. Sebab memikirkan apa yg hendak Allah lakukan kpd mereka, orang-orang khusus bersikap responsif dlm hidup. Dgn sikap responsif itu, mereka membuka diri untuk menerima keterlibatan Allah dlm hidup mereka.
#NgajiHikam

27. Secara lahiriah, orang-orang khusus menyibukkan diri mereka dgn beragam perintah Allah sehingga mereka tdk memiliki waktu lagi untuk memikirkan maksiat. Bagi mereka, beragam perintah Allah merupakan bentuk pertolongan-Nya agar mereka bisa fokus kpd-Nya.
#NgajiHikam