Tradisi tahlilan sdh berjalan sejak lama di lingkungan warga NU. Namun demikian, masih banyak warga NU yg belum tahu sumber dari tahlilan itu. Nah, twuat twuit ini akan mencoba memberikan penjelasan tetang tahlilan dalam tradisi NU.
1. Kata tahlilan berasal dari hallala wa yuhallili wa tahlilan. Kata kerja hallala berarti mengucapkan "La ilaha illa Allah." Sebutan lain kalimat "La ilaha illa Allah" banyak sekali seperti disebutkan dlm kitab Miftah al-Falah karya Ibn 'Atha'illah as-Sakandari.
2. Seperti disebutkan di atas, kalimat "La ilaha illa Allah" memiliki banyak sebutan. Di antaranya adalah kalimat tauhid, kalimat ihsan, kalimat thayyibat dan kalimat haqq. Biasanya kalimat "La ilah illah Allah" paling banyak diucapkan dibandingkan dgn kalimat lainnya.
3. Sepertinya sebutan "tahlilan" merujuk pada ucapan kalimat "La ilaha illa Allah" karena paling banyak diucapkan daripada kalimat lainnya. Biasanya, tahlilan digelar untuk mendoakan orang meninggal atau dilaksanakan saat melakukan ziarah kubur.
4. Seperti terlihat di warga NU, tahlilan dilakukan dengan maksud "mendoakan" atau "mengirimkan pahala" kpd orang-orang yg sdh meninggal dunia agar mereka bahagia di alam kubur. Berasal dari manakah tahlilan dlm tradisi NU?
5. Saya pribadi berpendapat bhw tahlilan dlm tradisi NU berasal dari tarekat Qadiriyyah, sebuah tarekat yg dinisbahkan kpd Syaikh Abdul Qadir al-Jilani. Pendapat tersebut bisa dibuktikan dgn dua hal. Pertama, nama Syaikh Abdul Qadir al-Jilani selalu disebut dlm tahlilan.
6. Kedua, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani membagi zakat dlm kitab Sirr al-Asrar menjadi dua : (1) zakat syari'at dan (2) zakat tarekat. Dlm hal ini, penjelasan Syaikh Abdul Qadir tentang zakat syariat tdk berbeda dgn penjelasan ulama lain dlm kitab-kitab figh.
7. Zakat tarekat adalah memberikan pahala kerja akhirat buat orang-orang durhaka krn rida Allah Taala, maka Allah mengampuni mereka, seperti pahal salat, zakat, puasa, haji, pahala tasbih, tahlil, pahala bacaan Al-Qur'an, kedermawanan dan beragam lain.
*Tahlilan dalam Tradisi NU
8. Sbg bukti memberikan pahala adalah doa tahlil. Dlm doa tahlil disebutkan perkataan,"Ya Allah, jadikan dan sampaikan pahala apa yg kami baca dari Al-Qur'an yg agung, apa yg kami ucapkan dari kalimat "La ilaha illa Allah," apa yg kami tasbihkan dgn memuji-Nya dan seterusnya.
9. Sebab Nabi Muhammad saw tdk dihalalkan menerima zakat, maka beragam pahala disampaikan sebagai hadiah kpdnya seperti tampak dlm perkataan "nuqadimu dzalik wa nuhdihi ila hadrati sayyidina wa habibina wa syafi'ina wa qurrati a'yunina Muhammadin shalla Allau alaihi wa sallam."
10. Kalau dilihat dari apa yg telah dijelaskan oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dlm kitab Sirr Al-Asrar maka tahlil dikategorikan sebagai "zakat tarekat" dlm praktik tarekat Qadiriyyah. Sepertinya tahlil dikembang oleh para pengikut tarekat Qadiriyyah di Nusantara.
11. Selain sebagai hadiah dan persembahan, pahala beragam bacaan Al-Qur'an, tasbih, tahlil, selawat dan lainya diberikan kpd orang-orang yg sdh meninggal agar diampuni dosa-dosa mereka. Hal itu telah dijelaskan oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dlm konsep zakat tarekat.
12. Pelaksanaan tahlil dimulai dgn tawasul kpd Nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan para sahabatnya. Biasanya, tawasul diungkapkan dgn kalimat "Ila hadrati an-nabi al-mushtafa muhamadin saw wa alih wa shahbih syai'un lahum al-fatihah."
13. Dlm tasawul itu, terdapat kalimat "syai'un lahum al-fatihah" yg berarti sesuatu bagi mereka, al-fatihah. Maksudnya, bukan bacaan al-fatihah untuk mereka tapi pahalanya untuk mereka. Jadi, tawasul memberikan pahala surat al-fatihah kepada Nabi Muhammad saw dan seterusnya.
*tahlilan
*tahlilan
14. Setelah tawasul, baru dimulai tahlilan dgn membaca beberapa surat dari Al-Qur'an seperti surat al-ikhlas, al-falaq, an-nas dan sebagainya. Selain beberapa surat dari Al-Qur'an, beberapa ayat Al-Qur'an dibaca dlm tahlil seperti ayat kursi, permulaan dan akhir surat Al-Baqarah.
15. Tidak lupa membaca istiqfar, tasbih, selawat dlm tahlilan. Kemudian ditutup dgn doa. Doa itu menggambarkan maksud dari tahililan, yaitu memberikan beragam pahala kebaikan kpa orang-orang yang sudah meninggal dunia.
16. Nabi Muhammad saw sebagai manusia sempurna ditanamkan ke dlm kesadaran warga NU de melalui tradisi lisan berupa tahlilan. Tidak lupa juga ditanamkan keluarganya dan para sahabatnya dlm kesadaran mereka.
17. Selain Nabi Muhammad saw, tahlilan sebagai tradisi lisan juga berhasil menanamkan Syaik Abdul Qadir al-Jilani dlm kesadaran warga NU sebagai "Sulthan al-Auliya" atau sultan para wali.
18. Tertanamnya sosok Syaikh Abdul Qadir al-Jilani memiliki pengaruh kuat dlm kesadaran warga NU. Dlm hal ini, Syaikh Abdul Qadir mepresentasikan : (1) keturunan Nabi Muhammad saw dan (2) wali dlm kesadaran warga NU.
19. Sebab itu, warga NU sangat menghormati kpd keturunanan dan para wali seperti tampak dlm kehidupan warga NU saat ini.
20. Perlu dipahami juga bhw manakiban memperkuat tertanamnya sosok Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dlm kesadaran warga NU melalui tradisi lisan. Namun manakiban dilakukan tdk sesering tahalilan.
21. Sebagai tradisi lisan, tahlilan dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan tauhid di kalangan warga NU dgn kalimat "La ilaha illa Allah."
22. Terakhir, tahlilan sebagai tradisi lisan dgn bacaan selawat digunakan untuk menanamkan sosok Nabi Muhammad saw sebagai pemberi syafa'at bagi manusia sejak di dunia hingga di akhirat. Sebab itu, warga NU sangat bersemangat dalam merayakan kelahirannya.
Setelah baca Al-Hikam, saya jadi sadar kalau Ibn 'Atha'illah mengajarkan kpd kita tentang berpikir dikotomis hingga kita memperoleh pengetahuan sempurna tentang sesuatu.
Seringkali Ibn 'Atha'illah mengemukakan dua hal kontradiktif dlm sebuah hikmah. Sebagai misal adalah hikmah 124. Dlm hikmah tersebut dikemukan apa yg dipikirkan oleh orang lalai dan apa yang dipikirkan oleh orang berakal.
Dgn begitu, saya bisa memahami orang lalai dari dua sisi. Pertama, saya bisa memahami orang lalai dari sisi orang lalai itu sendiri. Kedua, saya bisa memahami orang lalai dari sisi orang berakal. Begitu juga saya memahami orang berakal seperti halnya memahami orang lalai.
الستر على قسمين ستر عن المعصية وستر فيها فالعامة يطلبون من الله تعالى الستر فيها خشية سقطوط مرتبتهم عند الخلق والخاصة يطلبون من الله الستر عنها سقوطهم من نظر الملك الحق
Tutup itu dua macam : tutup dari maksiat dan tutup dlm maksiat. Orang-orang awam, mereka meminta kpd Allh Taala tutup dlm maksiat krn takut jatuh martabat mereka di hadapan makhluk.
Orang-orang khusus meminta kpd Allah tutup dari maksiat krn takut jatuhnya mereka dari pandangan al-malik al-haqq (Allah).
1. Pada kesempatan ini, kita akan membicarakan hasud dan peran nafsu di dlmnya. Sebenarnya pembicaraan ini berkaitan dgn penjelasan Ibn 'Atha'illah bahwa peran nafsu dlm kemaksiatan itu jelas lagi terang. Dlm hal ini, hasud merupakan bentuk kemaksiatan. #NgajiHikam
2. Seperti telah dijelaskan dlm utas sebelumnya, hasud itu benci nikmat Allah ada pada orang lain dan ingin nikmat itu lenyap darinya. #NgajiHikam
1. Hikmah 170 ini bisa dibilang berkaitan erat dgn hikmah 205. Dlm hikmah 205, Ibn 'Atha'illah menjelaskan bgmn reaksi nafsu di hadapan kebenaran. Sementara itu, dlm hikmah 170, ia menjelaskan peran nafsu baik dlm kemaksiatan maupun dlm ketaatan. #NgajiHikam
2. Sblm lbh jauh, kita pahami dulu apa itu ketaatan dan kemaksiatan. Seperti dijelaskan oleh Ibn 'Ujaibah, ketaatan adalah gerak tubuh atau hati yang sesuai dgn syariat. Sedangkan kemaksiatan adalah gerak tubuh atau hati yang melanggar syariat. #NgajiHikam
1. Kita bisa memahani hikmah 205 dari kitab Al-Hikam dengan contoh kasus yang sederhana. Misal, A berbuat zalim kepada kita. Gara-gara kezaliman A muncul dua perkara dalam kesadaran kita. Pertama adalah memaafkan. Sedangkan kedua adalah mununtut balas. #NgajiHikam
2. Jika kita mengikuti petunjuk Ibn 'Atha'illah maka kita disarankan untuk melihat manakah dari tindakan nemaafkan atau tindakan menuntut balas yang terasa berat bagi nafsu kita? Tentu saja tindakan memaafkan lebih terasa berat bagi nafsu kita. #NgajiHikam
Dlm Al-Qur'an, kita mendapati kata beriman dan beramal berdampingan seakan-akan pasangan yg tdk bisa dipisahkan satu sama lain. Kata beriman diletakkan di depan dan kata beramal diletakkan setelahnya. Bagi saya pribadi, susunan semacam itu tentu ada maksudnya./1 #NgajiHikam
Kata beriman didahulukan atas kata beramal karena ia adalah dasarnya dan permulaannya./2 #NgajiHikam
Sementara itu, kita juga sering mendengar bahwa ilmu adalah dasar beramal dan permulaannya. Sampai di sini, sebuah pertanyaan fundamental, apakah dasar dan permulaan untuk beramal?/3