Dlm Al-Qur'an, kita mendapati kata beriman dan beramal berdampingan seakan-akan pasangan yg tdk bisa dipisahkan satu sama lain. Kata beriman diletakkan di depan dan kata beramal diletakkan setelahnya. Bagi saya pribadi, susunan semacam itu tentu ada maksudnya./1
#NgajiHikam
Kata beriman didahulukan atas kata beramal karena ia adalah dasarnya dan permulaannya./2
#NgajiHikam
Sementara itu, kita juga sering mendengar bahwa ilmu adalah dasar beramal dan permulaannya. Sampai di sini, sebuah pertanyaan fundamental, apakah dasar dan permulaan untuk beramal?/3
Kita tidak perlu tergesa-gesa untuk menjawab pertanyaan di atas. Sebaiknya kita memahami apa yang terjadi jika sebuah amal dengan keimanan dan apa yang terjadi jika sebuah amal dimulai dengan ilmu./4
#NgajiHikam
Jika kita memulai sebuah amal dengan keimanan kepada Allah berarti kita memulainya dengan memikirkan apa yang hendak Dia lakukan kepada kita. Sebaliknya jika memulai sebuah amal dengan ilmu berarti kita memulainya dengan memikirkan apa yang bisa kita lakukan./5
#NgajiHikam
Karena kita memulai sebuah amal dengan memikirkan apa yang hendak Allah lakukan kepada kita maka kita bersikap responsif di hadapan-Nya./6
#NgajiHikam
Karena kita memulai sebuah amal dengan memikirkan apa yang bisa kita lakukan maka kita bersikap inisiatif di hadapan Allah./7
#NgajiHikam
Sepertinya manusia di hadapan Allah terbagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah orang-orang yang bersikap responsif di hadapan Allah. Sedangkan kedua adalah orang-orang yang bersikap inisiatif di hadapan Allah./8
#NgajiHikam
Secara lahiriah, kita tidak bisa membedakan antara orang-orang yang bersikap responsif di hadapan Allah dan orang-orang yang bersikap inisiatif di hadapan-Nya./9
#NgajiHikam
Tampaknya kita perlu melihat kembali pelajaran agama Islam mengenai keimanan kepada Allah. Sajauh pengalaman saya pribadi menerima pelajaran bahwa Allah itu wujud, kekal, abadi dan sebagainya. Selain itu, Dia akan membalas kebaikan orang beriman kelak di akhirat./10
#NgajiHikam
Dalam hikmah 124, Ibn 'Atha'illah mengatakan bahwa dan orang berakal memikirkan apa yang Allah hendak lakukan kepadanya./11
#NgajiHikam
Perkataan Ibn 'Atha'illah itu menyadarkan bahwa Allah tidak hanya wujud, kekal, abadi dan membalas kebaikan orang beriman kelak di akhirat tapi Dia juga melakukan sesuatu selama manusia hidup dunia seperti memberi rezeki, pertolongan dan sebagainya./12
#NgajiHikam
Seperti dikatakan oleh Ibn 'Atha'illah, orang berakal tentu beriman (percaya) bahwa Allah melakukan beragam tindakan kepada manusia selama hidup di dunia, seperti memberi rezeki, pertolongan, ampunan dan sebagainya./13
#NgajiHikam
Misalnya, jika kita beriman jika Allah hendak memberikan rezeki kepada kita maka apakah kita berdiam diri? Tentu saja tidak. Kita akan bekerja sebagai sikap responsif terhadap kehendak Allah untuk memberikan rezeki kepada kita./14
#NgajiHikam
Meskipun bekerja sebagai sikap responsif terhadap kehendak Allah untuk memberikan rezeki, kita harus bekerja dengan melibatkan apa yang ada pada diri kita seperti ilmu, keahlian dan harta./15
#NgajiHikam
Karena kita bekerja sebagai sikap responsif terhadap kehendak Allah untuk memberikan rezeki maka kita sudah sejak awal melibatkan peran-Nya dalam bekerja. Jadi, sikap responsif membuka diri terhadap peran Allah dalam beramal./16
#NgajiHikam
Sampai di sini, kita simpulkan beberapa hal terkait sikap responsif di hadapan Allah./17
#NgajiHikam
Pertama, sikap responsif dimulai dari beriman kepada Allah dan apa yang hendak Dia lakukan. Kedua, sikap responsif harus dilakukan dengan kemampuan diri manusia. Ketiga, sikap responsif sudah sejak pertama melibatkan peran Allah dalam beramal.#18
#NgajiHikam
Ibn 'Atha'illah menggambar orang responsif dalam hikmah 43. Ia berkata : Keluarlah dari beragam sifat manusiamu, dari setiap sifat yang menentang penghambaanmu agar kamu menjadi seorang responsif terhadap panggilan Sang Maha Benar dan orang dekat dari hadirat-Nya./19
#NgajiHikam
Dalam pandangan Ibn 'Atha'illah, seorang responsif (المجيب) dikategorikan orang berakal (العاقل) karena memikirkan apa yang hendak Allah lakukan terhadap dirinya. Tentu saja apa yang hendak Dia lakukan adalah kebaikan baginya./20
#NgajiHikam
Kita sudah membahas keimanan kepada Allah dan apa yang hendak Dia lakukan terhadap hamba-Nya sebagai dasar amal dan permulaannya. Selanjutnya kita akan membahas ilmu sebagai dasar amal dan permulaannya./21
#NgajiHikam
Jika kita memulai sebuah amal dengan ilmu berarti kita memulainya dengan memandang diri kita karena beragam ilmu berada dalam hati manusia seperti jelaskan oleh Imam Al-Ghazali bahwa tempat ilmu adalah hati./22
#NgajiHikam
Setelah menyadari kemampuan diri seperti ilmu dan keahlian maka kita berinisiatif melakukan sebuah amal dengan perencanaan./23
#NgajiHikam
Sekarang kita pahami lebih dekat sikap inisiatif. Sikap dimulai dari memandang diri. Sikap inisiatif harus dilakukan dengan sebuah perencanaan. Sikap inisiatif sudah sejak pertama melibatkan kemampuan diri manusia dalam beramal.#24
#NgajiHikam
Jika kita memulai sebuah amal dengan memikirkan apa yang hendak Allah lakukan kepada kita maka kita bersikap responsif. Jika kita memulai sebuah amal dengan memikirkan kemampuan diri kita maka kita bersikap inisiatif./25
#NgajiHikam

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with habib zen

habib zen Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @KitabHikam

5 Nov
HIKMAH 205

إذا التبس عليك أمران فانظر أثقلهما على النفس فاتبعه فإنه لا يثقل عليها إلا ما كان حقا

Jika dua perkara membuatmu bingung, lihatlah yang paling berat dari kedua! Ikuti ia karena tidak terasa berat atas nafsu kecuali ia benar!

#NgajiHikam
1. Kita bisa memahani hikmah 205 dari kitab Al-Hikam dengan contoh kasus yang sederhana. Misal, A berbuat zalim kepada kita. Gara-gara kezaliman A muncul dua perkara dalam kesadaran kita. Pertama adalah memaafkan. Sedangkan kedua adalah mununtut balas.
#NgajiHikam
2. Jika kita mengikuti petunjuk Ibn 'Atha'illah maka kita disarankan untuk melihat manakah dari tindakan nemaafkan atau tindakan menuntut balas yang terasa berat bagi nafsu kita? Tentu saja tindakan memaafkan lebih terasa berat bagi nafsu kita.
#NgajiHikam
Read 26 tweets
3 Nov
Assalamu alaikum wr wb,
Sekarang, saya akan mulai kultwit pandangan Imam Al-Ghazali tentang bahasa.
وليست اللغة والنحو من العلوم الشرعية في أنفسهما ولكن يلزم الحوض فيهما بسبب الشرع إذ جاءت هذه الشريعة بلغة العرب وكل شريعة لا تظهر إلا بلغة فيصير تعلم تلك اللغة آلة (إحياء علوم الدين)
ومن أراد أن يتكلم في تفسير القرآن وتأويل الأخبار ويصيب في كلامه فيجب عليه أولا تحصيل علم اللغة والتبحر في فن المحو والرسوخ في ميدان الإعراب والتصرف في أصناف التصريف فإن علم اللغة سلم ومرقاة إلى جميع العلوم ومن لم يعرف اللغة فلا سبيل له إلى تحصيل العلوم. (الرسالة اللدنية)
Read 76 tweets
31 Oct
MEMBUANG PERASAAN SUSAH DARI HATI PADA SAAT MENCARI REZEKI.
1. Pertama-tama, kita harus memahami bagaimana hati kita sampai bisa merasakan kesusahan dalam mencari rezeki. Jika kita sudah memahami kejadiannya maka kita mudah untuk membuang perasaan susah itu dari dalam hati.
2. Mengapa orang miskin seringkali merasakan kesusahan dalam mencari rezeki dengan banyak berkeluh kesah seperti tampak dalam kehidupan sehari-hari?
Read 5 tweets
31 Oct
1. Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarkanmu.(al-Baqarah : 282). Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah adalah Sang Pengajar Hakiki bagi orang-orang bertakwa. Dalam hal ini, takwa berarti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Image
2. Sebenarnya orang beriman selalu belajar kepada Allah ketika ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Banyak sekali pengetahuan yang diberikan oleh Allah ketika ia menjakankan perintah-Nya dan menjauhi larangab-Nya.
3. Di antara perintah Allah kepada orang beriman adalah menginfakkan sebagian rezeki yang telah diberikan seperti dijelaskan dalam ayat di bawah ini. Image
Read 46 tweets
31 Oct
Suatu saat saya membaca kitab Ihya karya Al-Ghazali tentang dua pilar dunia. Ia mengatakan bahwa "jah" dan harta merupakan dua pilar dunia. Menurutnya, harta adalah kepemilikan beragam barang yang bisa diambil manfaat. Lalu apakah "jah" menurut pandangan Al-Ghazali?
1. Secara bahasa, kata "jah" berarti pangkat dan kedudukan. Dalam pandangan Al-Ghazali, "jah" didefinisikan sebagai menguasai hati untuk mendapatkan ketaatan dan penghormatan. Seperti diketahui bahwa ketaatan dan penghormatan tidak bisa dilepaskan dari hati.
2. Saya akan menjelaskan perbedaan antara ketaatan dan penghormatan dengan kasus dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami.
Read 16 tweets
30 Oct
TIDUR SEBAGAI PROSES SPIRITUAL
1. Suatu saat, saya mendengar kumandang azan Subuh. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya,"Mengapa salat dibandingkan dengan tidur?" Jangan-jangan ada sesuatu yang tersembunyi di balik tidur. Pikiran saya terus saja bergerak untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
2. Tidak lama kemudian, saya teringat kitab Bidayah karya Al-Ghazali. Dalam kitab itu, Al-Ghazali menjelaskan kegiatan manusia dari bangun tidur hingga tidur. Bahkan ia menjelaskan bahwa sepertiga umur manusia dipergunakan dan dihabiskan untuk tidur.
Read 27 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(