Bang Beben Profile picture
Jun 9 β€’ 39 tweets β€’ 8 min read
Parang Maya : Perang Santet Di Tanah Dayak

Bab 16 : Malam Panjang

Jangan lupa love, reply, Rt dan Qrt ya πŸ˜‡

@IDN_Horor

#bacahorror #ceritaserem #ceritahoror #ceritahorror #CeritaJumatan #kalimantan #banjar #dayak #ceritaseram
Mereka terdiam, seolah aku benar-benar akan mati.

"Bu, malam ini aku dan istri akan nginap di rumah mertua di kecamatan. Anakku mendadak sakit keras, tadi malam menangis terus," kata polisi Rudi.

"Loh, Kasno akan sendirian di rumah dinas ini," timpal bu Suhai.
"Gak ada pilihan, bu. Aku takut bayiku kenapa-kenapa. Soalnya...tadi malam aku melihat ada yang mengerikan di belakang."

Polisi Rudi lantas menceritakan apa yang ia lihat dini hari tadi. Katanya, sewaktu pulang setelah mencari Sarunai dan Agau, ia langsung berganti pakaian.
Karena dini hari, ia pun berniat hendak solat tahajud.

Tapi niatnya urung terlaksana. Sewaktu hendak mengambil air wudhu di belakang, ia merasa udara lebih dingin dari biasanya. Selain itu, ia merasa ada orang yang melempar-lempar sesuatu ke arahnya.
Bulu kuduknya seketika merinding, ketika dilihatnya ada nenek-nenek tengah duduk di bak penampungan air. Nenek itu menatapnya dengan senyum mengerikan.

Pak Rudi yang ketakutan, lansung terbirit mengunci pintu belakang dan lari ke dalam kamar.
Setelah itu, putri kecilnya langsung menangis dan baru berhenti saat subuh.

"Oleh karena itu bu, waktu tadi pagi saya mendengar Kasno muntah-muntah sangat kencang, saya tahu ada yang tidak beres. Saya dan istri kemudian memanggil beberapa guru untuk mendobrak rumahnya Kasno."
Setelah beberapa saat, bu Suhai akhirnya angkat bicara.

"Baiklah, kalau begitu. Nanti malam pak Brusli jenguk Kasno, ya! Sekalian juga, pak mantri, tolong Kasno dikontrol. Kasihan dia, sudah jauh dari keluarga, sendirian lagi. Apalagi hutan di belakang situ angker, hiii..."
Tak sanggup lagi kutahan kantuk, akhirnya aku tertidur akibat efek obat dari Pak mantri Anton.

*****

Pukul tiga sore aku terbangun saat terdengar ketukan di daun pintu. Rupanya aku tertidur cukup lama dan kini tidak ada siapa-siapa di sekitarku.

Tok...tok...tok...!
"Sebentar!" seruku.

"Pak Kasno, pak! Buka pak!"

Terdengar suara anak kecil laki-laki di balik pintu. Meski kujawab sebentar, ia masih saja mengetuk pintu dengan keras. Tubuhku rasanya masih lemas, mungkin karena efek obat yang tadi kuminum.
Dengan lunglai aku bangkit berdiri, karena ketukan di pintu seperti orang buru-buru. Kubuka pintu, bocah kecil itu berlekas-lekas menyerahkan bungkusan kresek di tangannya.

"Ini pak, dari warung acil banjar. Katanya bu Suhai yang bayar selama bapak sakit."
Bocah di depanku menjulurkan kepala, celinguk-celinguk melihat isi rumah dinasku.

"Ada apa?" tanyaku heran.

"Hiiii...!" bocah itu bergidik ngeri, "pesan ibu jangan keluar dari kelambu."
Mencanting sendal jepit, bocah itu lantas terbirit menyusuri tangga dan menghilang di balik gedung sekolah.

Kubuka bungkusan tadi, ternyata isinya nasi dan ayam goreng lengkap dengan sayur.
Kutaruh makanan hangat itu di dalam tudung di dapur, lalu mengambil air wudhu untuk sholat ashar.

Kulirik, kamarku sudah bersih meski kasurnya dijemur di pagar depan karena kotor bekas muntahan. Malam ini, aku memilih tidur di ruang tengah. Tidur di kamar membuatku trauma.
Di halaman sekolah, sayup-sayup terdengar sorak sorai warga desa yang bermain volly.

*****

Pukul 06.00 petang, penderitaanku bertambah berat. Terpaksa kunyalakan tiga biji lampu teplok, karena malam ini giliran listrik padam.
Dari belakang rumah, suara burung kedasih terdengar lantang seiring malam yang semakin mencekam.

Usai sholat magrib, aku menangis dalam sujud. Tak tahu kenapa, aku bersimpuh di sajadah dengan uraian air mata.
Mungkin, mungkin karena jauh dari orang tua. Mungkin karena aku rindu simbok juga bapak di rumah.

Mungkin juga karena ajalku akan habis 40 hari lagi. Mungkin juga karena aku tidak akan bisa bersanding dengan Sarunai.
Aku kalut, sungguh-sungguh kalut. Aku telentang di atas sajadah, memikirkan nasibku yang serba buruk. Segala pikiran berkecamuk terasa menghimpit di dada.

10 menit berlalu, aku merenung tanpa makna. Kubulatkan tekad, malam ini akan kuhadapi mahluk halus itu.
Tidak mungkin manusia kalah dengan arwah orang mati, ilmu hitam, jin ataupun hantu.

Tapi pertama, aku harus makan dulu. Tidak ada pertempuran yang bisa dimenangkan dengan kondisi perut kosong, apalagi melawan hantu.

*****
Dengan kondisi tubuh yang belum sepenuhnya sehat, tangan kananku berpegangan pada dinding rumah menuju dapur. Tangan kiri yang memegang senter bergetar-getar, memaksaku untuk hati-hati supaya agar tidak ambruk.
Setelah susah payah berhasil juga aku mencapai dapur. Kunyalakan lampu teplok dan cahaya temaram langsung berpendar di ruangan yang gelap. Kuletakkan lampu di atas meja makan dan kubuka tudung.

"Astagfirullahul azim."
Seketika aku dicekam kebingungan. Nasi dan ayam goreng tadi menyebarkan bau busuk yang menyengat. Perutku mendadak mual waktu kulihat ada banyak ulat belatung menggeliat di situ.
Tubuhku merinding tatkala udara di dapur tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin. Aku memegang tengkuk karena merasa ada tapak tangan di situ. Bayangan ada nenek-nenek di dapur tadi malam membuatku deg-degan.
Aku bernafas lega ketika mendengar ada suara motor mendekat. Pasti pak Brusli dan mantri Anton. Masih memakai sarung, aku bergegas ke depan hendak menyambut kedatangan mereka.

Namun, aku terpaksa harus memendam kekecewaan. Motor itu sepertinya balik arah dan pergi menjauh.
Firasatku mengatakan ada yang tidak beres.

Baak!

Suara bantingan pintu wc membuatku terlonjak, antara kaget dan takut.

Tidak! Aku harus kabur malam ini, gumamku dalam hati. Mungkin malam ini aku akan menginap di rumah pak Brusli.
Tanpa pikir panjang, aku berjalan cepat ke depan dan membuka pintu. Kubekap mulut sendiri agar tidak menjerit. Di depan, ada sepasang kaki menjuntai dari atap. Kaki itu bergoyang pelan tertiup angin.
Sembari membaca ayat kursi dalam hati, kukunci pintu dengan hati-hati. Aku sampai-sampai menahan nafas, takut mengeluarkan bunyi berderit.

Aku mundur setapak demi setapak, menyingkap kelambu dengan nafas tertahan serta diiringi degub jantung yang menghentak-hentak dada.
Aku berusaha tidur dalam keadaan gelisah. Aku merasa ada yang memperhatikan di balik tirai atau di pojok lain yang gelap.

Malam ini, akan menjadi malam yang sangat panjang.

*****
Aku terbangun sewaktu mendengar suara berisik di rumah dinas sebelah. Jam dinding di ruang tengah menunjukkan pukul 01.30 dini hari.

Di rumah sebelah, terdengar suara orang melangkah hingga papan lantai berderit. Rupanya polisi Rudi dan bu Rahma sudah kembali.
Namun, ada yang aneh. Kenapa mereka terdengar sibuk saat tengah malam seperti ini. Kudengar baik-baik, mereka sepertinya ingin pindah terburu-buru.

Barang-barang dapur seperti panci dan piring terdengar berjatuhan.

Praang! Braak! Braak!
Aku juga mendengar suara lemari dipindah paksa. Suara gesekan lemari dengan papan lantai menimbulkan bunyi yang sangat nyaring. Kini, suara lemari itu sudah di ruang depan.

Kreet...kreet....
Karena penasaran, kuraih senter dan bangkit berdiri. Aku ingin tahu apakah itu bang Rudi atau maling. Saat memegang handle pintu, seketika aku ragu. Bayangan ada kaki menjuntai di depan membuatku tengkukku merinding.

Braak!
Terdengar suara benda jatuh di dapur, jatuh dari plafon menghantam lantai cukup keras. Refleks aku berbalik dan menyorotkan senter ke arah asal suara.

Deg!

Aku seketika gugup dan berkeringat, di lorong yang gelap terlihat sosok hitam yang sangat tinggi.
Aku sampai mendongak, karena kepalanya hanya kurang sejengkal menyentuh langit-langit.

Tidak terlilhat jelas seperti apa wajah atau bentuk tubuhnya. Hanya terlihat rambut putihnya yang menjuntai menyapu lantai.
Tubuhku rasanya lemas sewaktu mahluk itu mendekat sambil menyeret rambutnya yang basah meneteskan air.

Sreekk...sreekk...!

Kubuka pintu dalam keadaan panik dan berlari sambil berteriak meminta tolong. Aku berlari menyusuri jalan desa yang gelap dan sunyi.
"Tolooong...toloong...!"

Teriakanku menggema meski tidak ada yang membalas.

Aku berlari dan terus berlari dalam keadaan takut dan bingung, entah kenapa mahluk itu terus mengikutiku. Apa yang diincarnya dariku? aku merasa tidak berbuat salah kepada siapa pun.
Aku beristirahat memulihkan tenaga saat nafasku terasa sesak. Aku memegang lutut seperti orang rukuk untuk menghirup udara sebanyaknya.

Kraak...kraak...
Seketika aku waspada sewaktu mendengar suara batang kayu berderak. Penuh rasa was-was, kusorotkan senter ke kiri dan kanan.

"Astagfirullahul azim!"

Aku menjerit kencang, sewaktu bulatan cahaya senterku menyorot patung sapundu yang tiba-tiba berdiri persis di tengah jalan.
Patung berwujud manusia itu, hidup dan bergerak layaknya manusia yang bernyawa.

Kraak...kraak...

...bersambung...

Sampai jumpa malam senen yak. πŸ˜„
Ehm... Yang gak sabaran part berikutnya bisa meluncur ke karyakarsa
karyakarsa.com/benbela/perang…

β€’ β€’ β€’

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
γ€€

Keep Current with Bang Beben

Bang Beben Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @benbela

Jun 7
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak
Bab 15 : Barisan Semut Hitam Image
Aku menutup pintu sepelan mungkin agar tidak mengeluarkan bunyi. Sembari menahan nafas, aku melangkah hati-hati dan kembali ke dalam kelambu perlahan-lahan.
Kusembunyikan badan di dalam selimut dan kupeluk guling erat-erat. Suara geraman seperti anjing terdengar di samping kamar. Jantungku rasa melompat-lompat tak terkendali. Aku mematung, tak berani bergerak, pura-pura tidur.
Read 44 tweets
Jun 5
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 13 : Parang Maya

@IDN_Horor @P_C_HORROR @ceritaht

#bacahorror #bacahoror #ceritahoror #ceritahantu #ceritaserem #kalimantan #borneo #dayak #banjar

Bantu Rt dan Qrt ya supaya semakin semangat nulisnya.
Suasana di depan telaga jimat dicekam kepanikan luar biasa. Lima orang pria, termasuk aku, sekuat tenaga menarik tubuh Agau.

Pambakal Bahat dan mantir Tuweh, berjibaku berusah melepaskan pak Salundik dari cengkraman Agau.

Buuk!
Tendangan pak Salundik di dada membuat Agau terpental ke udara. Tubuh bocah kesurupan itu membentur batang pohon besar lalu hempas di atas semak belukar. Agau bangkit, merangkak bagai anjing liar. Ia bahkan menjulur-julurkan lidah, benar-benar liar dan bengis.
Read 72 tweets
Jun 2
PARANG MAYA : PERANG SANTET DI TANAH DAYAK

Bab 12 : Nyuhukan Kambe

@IDN_Horor @P_C_HORROR @ceritaht
#ceritaserem #ceritahoror #CeritaJumatan #malamjumat #santet #kalimantan #dayak #banjar

Jangan lupa RT dan QRT ya... Image
Pukul 11 malam kami melakukan pencarian dipimpin langsung pak Salundik. Ia membawa perlengkapan ritual dari rumah dan mandau mantikei tadi ia simpan di sana.

Sebagai seorang kekasih, aku sangat khawatir dengan keadaan Serunai. Entah ia ada dimana di saat malam seperti ini.
Karna itu aku bertekad habis-habisan ikut melakukan pencarian, meski nyawa jadi taruhan.

Titik pencarian diawali dari sungai tempat menghilangnya Sarunai dan Agau. Aku tergopoh membawa parapen milik pak Salundik, semacam tungku untuk membakar kemenyan atau kayu gaharu.
Read 41 tweets
May 31
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 11 : Mandau Mantikei

Bantu Rt dan QRT ya πŸ˜πŸ™

cc @IDN_Horor #bacahorror #bacahoror #ceritahoror #ceritaseram #parangmaya #santet #borneo #kalimantan #dayak
"Mandau Mantikei?" tanyaku bingung.

Pak Salundik mengangguk.

"Mandau kuno. Kukira hanya dongeng orang tua jaman dulu. Tidak kusangka bisa melihat langsung kehebatannya.
Pegang ini!"

Pak Salundik menyerahkan senter padaku.
Ia lalu berlutut memberi hormat dengan kedua tangan bertangkup di dahi.

Ia lantas berdiri dan memejamkan mata. Aku yang tadi hendak menuntut balas, dibuat terbengong-bengong dengan sikapnya.

Pak Salundik kemudian mencabut senjata pusaka itu dengan sangat gugup.
Read 35 tweets
May 29
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 10 : Jalan Pulang

Jangan lupa Rt dan Qrt yak, biar semangat nih up nya 😁

Cc @IDN_Horor #bacahoror #bacahorror #CeritaJumatan #ceritahoror #kalimantan #parangmaya #santet #borneo
Motor bergerak tertatih bagai kuda tua yang sakit-sakitan. Perkiraanku, kami akan tiba di desa sekitar pukul 10 malam. Karena jalur yang akan kami tempuh berupa jalan menanjak, perjalanan akan lebih lama.
Bila turun dari desa, perjalanan ke ibukota kecamatan bisa ditempuh dalam waktu setengan jam. Namun, ketika kembali ke desa biasanya antara 40 menit hingga satu jam.

Apabila musim hujan, tidak ada warga desa yang mau pergi dari desa kecuali sangat mendesak.
Read 38 tweets
May 26
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 9 : Amarah Pambakal Dehen

@IDN_Horor #bacahorror #bacahoror #malamjumat #ceritaserem #ceritahoror #ceritasera #ceritamalamjumat Image
"Kasno, jangan melamun!"

Sentakkan pak Salundik di pundak mengagetkanku. Ajaibnya, punggungku terasa ringan. Kulirik di kaca, nenek tadi telah menghilang.

"Sinikan tanganmu, tali sudah siap!" lanjutnya sambil nyengir.

*****
Bagai pesakitan jaman Jepang, aku diseret dengan tali menuju dermaga oleh pak Salundik. Kami berdua kembali menyusuri jalan desa yang sepi bagai kampung hantu. Sesekali tali ditarik, seperti gembala menarik sapi.
Read 36 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(