Bang Beben Profile picture
Jun 16 40 tweets 7 min read
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 19 : Hantu Mess Terbengkalai

Seperti biasa, bila berkenan sudilah kiranya sekedar love, retweet dan quotetweet. Selamat membaca, tabe 🙏
#ceritaserem #ceritahoror #bacahorror #bacahoror #threadhorror #ceritamalamjumat #malamjumat Image
Selama beberapa saat aku melongo, hingga sosok itu menghilang. Aku kembali melangkah sewaktu kulihat pambakal Bahat baik-baik saja.

Aku terus berjalan diiringi berbagai suara binatang malam.
Ranting-ranting pohon yang bergoyang tertiup angin membuat perasaan takut tiba-tiba menyelimuti. Di depan sangat gelap, kecuali cahaya senter yang jadi petunjuk.

Aku mempercepat langkah sewaktu melewati mess perusahaan kayu yang ditinggalkan.
Konon, mess ini ditinggalkan karena dahulu ada karyawan yang tewas lantaran tertimpa kayu log yang besar. Kepalanya pecah berantakan dan ia bangkit jadi hantu bergentayangan. Saban malam, ia datang mengetok-ngetok pintu kamar setiap karyawan.
Hantu itu, katanya minta tolong dicarikan bagian otaknya yang tercecer.
Karyawan yang ketakutan, lantas undur diri satu-persatu. Pihak perusahaan kemudian memindahkan messnya ke tempat lain.
Menurut gosip yang beredar, karyawan tadi sengaja dijadikan tumbal pihak perusahaan agar usaha mereka bisa maju.
Pak Salundik sendiri tidak bisa berbuat banyak, lantaran si pemilik perusahaan yang berada di Surabaya telah terikat pernjanjian dengan mahluk gaib di tanah Jawa.
Arwah gentayangan itu baru akan bebas setelah perjanjian diputus.

Mungkin karena takut, otakku justru memikirkan hal-hal aneh tersebut. Apalagi malam yang dingin membuat tubuhku mulai menggigil. Jaket yang kukenakan ternyata tidak cukup untuk menahan dinginnya angin malam.
Sewaktu mendengar suara krasak-krasuk di samping sebenarnya aku ingin lari. Namun, luka yang belum sembuh 100 persen membuat langkahku sedikit terhambat. Aku hanya menunduk, fokus pada cahaya senter di depan.

"Baang...tolong baang..."
Aku pura-pura tidak mendengar saat ada suara lirih memanggil dari samping. Suara itu terdengar seperti rintihan kesakitan dari alam kubur.

"Baang...carikan kuping saya bang...kuping saya hilang sebelah bang..."
Aku mulai merinding dan membaca ayat kursi sewaktu suara itu terdengar mengikuti.

"Baaang...tolong baaang..."

Jantungku melorot karena suara itu kini terdengar persis di samping telinga, seperti orang berbisik.
Aku berjalan tergesa sambil terus membaca doa hingga suara itu menghilang ketika di depan terlihat sandung telaga jimat.

Karena capek, aku istirahat sebentar untuk menarik nafas. Aku juga menyeka keringat yang membanjiri dahi dan pipi.
Dengusan nafasku perlahan kembali tenang karena suara itu sepertinya telah benar-benar hilang.

Guna memastikan, aku menoleh ke samping lalu kebelakang sembari menyorotkan cahaya senter dengan perasaan was-was.

Deg!
Mendadak tanganku gemetar sewaktu cahaya senter menyorot sepasang kaki hancur berantakan, penuh darah mengenakan sepatu boot safety perusahaan.

"Allahu Akbar..!"

Aku memekik ketakutan, saat melihat sepasang kaki itu hanya berdiri di tengah jalan.
Aku lantas berbalik tanpa menyorotkan senter ke bagian atas tubuhnya.

"Allahu Akbar..! Allahu Akbar..!"

Aku setengah berlari seraya mengucap takbir berulang-ulang menuju telaga jimat. Nafasku ngos-ngosan dan jantungku deg-degan.
Setelah sampai Sandung, barulah aku sedikit tenang. Kali ini aku tidak mau menoleh ke belakang.

Kuhirup udara sebanyaknya agar jantungku kembali berdetak normal. Kurasakan bulu-bulu halus di lengan dan tengkuk berdiri sangat tegak.
Aku mulai menggigil entah karena dingin atau takut.

Setelah beberapa saat, aku melangkah ke tepi telaga dengan cemas. Jujur saja, sebenarnya aku masih trauma untuk kembali ke tempat ini di malam hari. Kejadian tempo hari membuatku benar-benar gelisah.
Angin yang bertiup pelan membuat suasana sekitar tidak hanya gelap, tapi terasa angker. Barisan pohon pisang yang tumbuh tidak teratur dan bergoyang-goyang membuat nyali tambah ciut.
Di balik kabut tipis, air telaga yang tenang terlihat berkelip-kelip dengan cahaya ribuan kunang-kunang. Terlihat indah tapi mematikan. Dari dalam telaga sayup-sayup terdengar jeritan lirih kesakitan. Sepertinya mahluk halus di dalam sana sangat ingin lepas dari kurungan mereka.
Aku juga tidak berani menatap airnya berlama-lama, karena telaga ini seolah memanggilku untuk melompat. Tidak ingin membuang waktu, segera kukeluarkan isi buntalan dari dalam tas rotan yang kubawa.
Kupejamkan mata sembari merapal mantra yang diajarkan pak Salundik. Bait pertama, kedua dan ketiga lancar tanpa kendala. Ketika sampai bait keempat, konsentrasiku seketika buyar. Di barisan pohon pisang, terdengar suara krasak krusuk yang sangat berisik.
Sepertinya pohon-pohon itu bergoyang dengan kuat.

Masih memejam mata, tak kuhiraukan suara-suara itu. Kembali kurapal mantra, dan lagi-lagi saat di bait keempat terjadi gangguan. Kali ini, ada yang menimpuk kepalaku dengan buah pisang mentah.
Tuk! Tuk!

Aku bergeming, tidak kuhiraukan gangguan-gangguan itu meski gugup dan cemas. Namun, mantra yang kurapal hanya berulang-ulang sampai bait ketiga. Aku semakin tegang sewaktu mantra yang kurapal sepertinya tertukar baitnya.
Setelah membaca bismillah, kubuka mata dan kurogoh saku celana. Aku gemetaran saat memegang kertas berisi tulisan mantra tadi. Sewaktu cahaya senter menyorot ke arah telaga, kabut tipis yang tadi menyelimuti telah hilang tersapu angin.
Kunang-kunang juga telah hilang, hanya ada kegelapan.

Aku semakin panik saat air telaga bergerak pelan melawan arah jarum jam, membentuk arus berputar. Di antara pohon pisang, muncul sosok hantu karyawan tadi yang berdiri mematung.
Dalam keadaan panik aku menunduk, menatap lekat-lekat kertas di tangan. Jantungku berdegup kencang dan tanganku gemetar. Saking gugupnya, kertas yang kupegang terlepas, terbang tertiup angin.
Segera kukejar tapi tekadku langsung padam. Aku duduk tersungkur melihat kertas itu jatuh ke dalam telaga dan hancur terkena air. Aku terpaku, hanya ternganga tanpa tahu harus berbuat apa.

Praak! Praak! Praak!
Aku terlonjak kaget sewaktu pohon pisang bergoyang kencang. Ternyata hantu tadi yang menggoyangnya. Entah apa yang dilakukannya, tetap saja aku merasa ngeri.

"Ah, sama saja!" ucapku dalam hati. Kupejam mata dan kurapal lagi bait mantra itu walau hanya tiga bait.
"Bismillahi Allahu Akbar!" teriakku lantang.

Kulempar tiga buntalan itu satu-persatu ke tengah telaga. Buntalan berisi potongan kayu ulin itu tenggelam, seiring arus air yang perlahan-lahan kembali tenang. Hantu di pohon pisang tadi juga lenyap entah kemana.
Aku menarik nafas lega, melihat keadaan di sekitar telaga kembali tenang, hening dan senyap. Kayaknya ritual yang kulakukan berhasil tanpa kendala berarti.

Aku melangkah gontai meninggalkan telaga dengan tubuh basah karena cucuran keringat.
Baru saja sampai sandung, terdengar suara gemericik air di belakang. Takut-takut, aku berbalik seraya menyorotkan senter ke arah telaga.

"A-astafirullahul azim," bisikku lirih.

Aku kaget bukan kepalang, ada sosok perempuan berbaju putih keluar dari telaga.
Pertama yang terlihat muncul adalah kepalanya. Rambutnya yang basah, meneteskan air dari tiap helai rambut yang menjuntai. Lalu perlahan-lahan seluruh tubuhnya terlihat saat ia melangkah ke pinggir.

Panik, aku bergegas menelungkupkan badan di rimbun belukar.
Aku menahan nafas dan membaca ayat kursi dalam hati, berharap sosok itu tidak menyadari keberadaanku.

Badanku gemetar dan tanganku berkeringat karena tegang. Kumatikan senter agar posisiku tidak ketahuan.
Aku mengintip di balik celah ilalang, samar dibawah cahaya bulan, perempuan itu memanjat sebatang pohon lalu menghilang.

Belum sempat aku bernafas lega, seketika aku menutup mulut menahan jerit. Ternyata, mahluk halus yang keluar dari telaga tidak hanya perempuan tadi.
Entah berapa jumlahnya, mahluk halus dengan berbagai wujud mengerikan keluar satu-persatu dari kurungannya.

Air bergemericik seperti tetesan hujan tatkala mahluk-mahluk tanpa majikan itu melangkah beriringan.
Mahluk-mahluk penghuni jimat itu berjalan di atas rerumputan dan menerobos belukar.

Binatang malam langsung riuh dan pucuk-pucuk pohon bergoyang-goyang hebat ketika berbagai mahluk halus itu melompat ke dalam hutan.
Hutan di sekitar telaga mendadak ribut dengan suara jerit hewan yang ketakutan.

Melihat itu semua, aku benar-benar diam tak bergerak layaknya orang mati. Tetes demi tetes keringat mengalir dari dahi hingga dagu. Detak jantungku bahkan terdengar sangat jelas di telinga.
Tak kuhiraukan kerumunan nyamuk yang menghisap darah di sekujur tubuh. Kubiarkan saja nyamuk-nyamuk itu mati kekenyangan,

Yang paling mengerikan, saat lima mahluk halus muncul secara bersamaan dari dalam telaga. Kemunculan mereka persis seperti adegan di film horor.
Dilihat dari bentuknya, mungkin mahluk-mahluk itu adalah jin, iblis, atau siluman karena ada yang memiliki tanduk seperti kerbau dan kambing.

Bahkan, ada seekor anjing hitam seukuran sapi yang berjalan tegak layaknya manusia.
Matanya menyala bagai bara api, kontras dengan malam yang gelap gulita.

Sewaktu mahluk halus itu berjalan, suasana di sekitar telaga benar-benar hening. Angin seketika berhenti berembus dan binatang malam mendadak terdiam.
Mereka terus bergerak menuju hutan, mungkin akan menuntut balas pada orang-orang yang telah membuangnya.

Aku merapatkan badan serapatnya dengan tanah, hingga mahluk-mahluk itu lenyap dalam kegelapan.

...berpotato...

Sampai Jumpa Malam Senen ya 😃🙏 Image

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Bang Beben

Bang Beben Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @benbela

Jul 7
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 31 : Bara Dendam

Final Update ( TamaT ) Bab terakhir, semoga berkesan. Bantu like, reply, retweet dan quote tweet ya.
Selamat Membaca 😇🙏

@IDN_Horor
#ceritaseram
#ceritaserem
#threadhorror
#ceritahoror
#kalimantan
Rumah pak Gerson tiba-tiba gelap, hanya ada cahaya temaram lilin yang semakin pendek di dalam mangkok malawen. Aku berdiri mematung seraya mengucapkan dzikir dan shalawat. Suaraku putus-putus karena dicekam ketakutan.
Rumah pangggung itu sangat gaduh karena suara perkelahian. Jerit tangis istri dan mertua pak Gerson silih berganti dengan teriakan panik orang-orang di dalam rumah. Malam itu, rumah pak Gerson tak ubahnya ladang pembantaian.
Read 96 tweets
Jul 5
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 29 : Adat Diisi Janji Dilabuh

Bantu retweet dan quote tweet yak. Selamat membaca, tabe 😇🙏

@IDN_Horor
#ceritaserem #ceritahoror #ceritahorror #bacahoror #threadhorror #kasnoout
Setelah dipersilakan masuk, si nenek melangkah tertatih ke dalam rumah. Aku bertindak cepat, memapah tubuhnya yang renta untuk duduk di hadapan pak Salundik. Seorang tukang ojek yang mengantarnya memilih menunggu di teras dengan menggamit sebatang rokok di jemari.
Ibunya Ukar yang tidak kutahu namanya, menatap wajah kami satu-persatu. Sorot matanya menunjukkan rasa getir yang amat sangat akibat kehilangan anak lelaki kesayangan. Pambakal dan mantir yang duduk di samping, menanti dengan gelisah kata-kata yang akan diucapkan nenek ini.
Read 126 tweets
Jul 3
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 27 : Tambi Uban dan Ukar

Jangan like, komen, reply, retweet dan quote tweet yak.

#ceritaserem #threadhorror #bacahoror #ceritahoror #kalimantan
"Aku tidak tahu siapa namanya, tapi orang-orang memanggilnya tambi Uban. Nenek malang itu katanya warga desa Sei Bahandang. Entah apa yang merasukinya untuk berbuat sinting, pastilah ada dendam yang tak bisa ia tuntaskan jika ia masih hidup."
Haji Badri menarik nafas panjang dengan kedua tangan yang terus memegang kemudi kelotok. Sesekali kelotok bergerak ke kiri dan ke kanan menghindari batang-batang kayu yang hanyut dibawa arus.
Read 105 tweets
Jun 30
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 26 : Hantu Banyu

Bantu Retweet dan Quote tweet ya.

@IDN_Horor
#ceritaserem #ceritahoror #ceritamalamjumat #malamjumat #kasnoout
Aku tercekat beberapa saat menyaksikan pemandangan mengerikan di depan mata. Tangan pak Salundik melambai-lambai di permukaan, gelagapan meminta tolong. Helai demi helai terus membungkus badannya tanpa ampun.
Tubuhnya timbul tenggelam diseret arus sementera jeritnya semakin melemah.

Aku ingin meminta maaf karena tidak bisa berbuat apa-apa. Hati kecilku merasa bersalah tapi memang tidak ada yang bisa kulakukan kecuali terdiam mematung.
Read 58 tweets
Jun 28
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 25 : Tipuan Penghuni Sungai

Jangan lupa retweet dan quote tweet ya. Selamat membaca

@IDN_Horor @ceritaht @P_C_HORROR
#ceritaserem #ceritahoror #threadhorror Image
Tepat pukul lima sore, aku dan pak Salundik ditemani pambakal Bahat dan mantir Tuweh sudah berada di tepi sungai Barito. Kami juga berhasil mendapatkan sebuah perahu jukung milik warga yang bersedia disewa untuk kepentingan ritual di tengah sungai.
"Ada pelampung, mang?" tanyaku.

"Kalau mau, ada ban dalam yang bisa dijadikan pelampung. Biasa digunakan anakku. Kayaknya muat dengan badan pian," sahut pemilik jukung.
Read 50 tweets
Jun 26
Parang Maya : Perang Santet di Tanah Dayak

Bab 23 : Rahasia Di Balik Rahasia

@IDN_Horor #bacahorror #bacahoror #ceritaserem #ceritaseram #threadhorror #kalimantan #dayak #banjar #melayu #santet Image
"Gerson, apa yang kau sembunyikan," ujar pak Salundik lirih, hampir tidak terdengar.

"Sepertinya aku harus bertemu Gerson. Firasatku mengatakan ada yang ia sembunyikan. Mungkin, ada jawaban siapa pengirim parang maya misterius itu," lanjutnya.
Setelah pamit, rombongan kami lantas meninggalkan rumah duka, menyusuri jalan desa menuju rumah pak Gerson. Kali ini, pak Sekdes juga ikut, entah apa tujuannya.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya kami tiba di rumah pak Gerson.
Read 90 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(