( SEMUA NAMA DALAM CERITA INI DISAMARKAN, MOHON MAAF BILA ADA KESAMAAN ).
Benar, semua cerita ini terjadi ketika aku masih hobby mendaki gunung.
Pendakian yang awalnya sangat menyenangkan, malam itu perlahan berubah menjadi mencekam
ketika aku mengalami sebuah kejadian yang mungkin tidak akan pernah bisa aku lupakan.
.....
Masih sangat teringat jelas dikepalaku.
Sore itu, aku sampai dipuncak gunung tersebut hanya bersama 1 orang rekanku.
Gunung yang tidak terlalu tinggi ditambah gunung itu memang menjadi salah satu gunung Favoritku, akhirnya mendaki hanya berdua saja sepertinya sudah menjadi hal yang biasa bagiku.
Tapi sayangnya, berbeda dari biasanya. Gunung yang biasanya selalu ramai ketika hari libur tiba,
waktu itu terlihat sepi dengan tidak adanya satupun pendaki yang terlihat sedang mendaki.
Mengetahui hal itu, akupun bersikap biasa saja mengingat gunung tersebut memanglah sebuah gunung yang sudah beberapa kali kudaki.
" Wah, sepi banget, kita bisa pilih tempat yang viewnya bagus nih man " ucap Wahyu dengan mulai menaruh tas punggungnya diatas tanah.
" Iya nih, kok tumben ya, biasanya kalau musim liburan gini, puncak gunung ini gak pernah sepi loh " sahutku.
" Hmmm, apa mungkin gara gara hari ini kamis malam jum'at itu kali ya. Jadi sepi pendaki " jawab Wahyu pelan.
Dan setelah obrolan kecil kami waktu itu, akhirnya aku dan Wahyupun mulai menata tendaku dan menyiapkan barang bawaanku
sembari mataku yang melirik kearah jam tanganku yang saat itu sudah menunjukan pukul 17.15 sore.
Singkat cerita, setelah tendaku sudah berdiri dengan sempurna, akhirnya aku dan Wahyupun mulai memasak mie instan diiringi dengan hujan yang waktu itu perlahan juga mulai turun.
" Hmm hujan hujan gini paling enak memang makan mie sih yu " ucapku.
" Iya lah bro, mantap " sahut Wahyu sambil terus mengaduk mie instan yang ada di depannya.
Disitu, setelah mie instan tersebut telah siap,
akhirnya kamipun mulai menikmatinya sembari melihat indahnya pemandangan dari puncak.
Waktu demi waktu, malam itu kami lewati dengan mengobrol kesana kemari sembari hujan yang saat itu masih saja terus turun tidak berhenti.
Dan singkat cerita, akhirnya waktupun sudah menunjukan pukul 23.00 malam.
Wahyu yang sebelumnya terus bercerita, malam itu perlahan mulai menata tempat tidurnya dan seketika memejamkan matanya.
Begitu juga dengan aku,
Badan yang juga mulai terasa lelah, akhirnya akupun memutuskan untuk ikut menyusul Wahyu tidur mengingat selain hujan yang masih terus turun, malam itu kondisi puncak gunung tersebut benar benar sepi dengan hanya tendaku yang satu satunya terlihat berdiri.
Namun sayangnya, sudah beberapa lama aku memejamkan mata, malam itu aku kesulitan untuk bisa tertidur lelap.
Hal itu tentu saja bukanlah tanpa alasan,
Karena selain suhu digunung tersebut benar benar terasa sangat dingin,
malam itu fikiranku juga tiba tiba terasa kurang enak entah kenapa.
Hingga akhirnya, setelah beberapa lama kemudian, karena aku yang tak kunjung bisa tidur dengan lelap, akupun memutuskan untuk membuka tendaku sembari melihat keadaan sekitar mengingat hujan waktu itu
juga perlahan sudah mulai terlihat reda.
Tapi anehnya, ketika aku membuka tendaku, pandanganku teralihkan kesalah satu sudut puncak yang dimana, aku melihat adanya sebuah tenda yang tiba tiba terlihat berdiri ada diarea puncak tersebut.
" Loh, kok tiba tiba ada tenda lain, perasaan tadi gak ada siapa siapa deh dipuncak ini selain aku " fikirku dalam hati sambil terus memperhatikan bentuk tenda yang setelah kulihat lebih teliti lagi, tenda tersebut sepertinya adalah sebuah tenda dengan model lama.
Awalnya, aku memang sempat kesulitan melihat bentuk tenda tersebut, karena selain keadaan yang sudah gelap, warna dari tenda tersebut adalah Hitam polos.
Tapi untungnya, karena didalam tenda tersebut ada cahaya kecil yang terlihat menyala,
akhirnya akupun sangat yakin jika tenda tersebut adalah tenda dari pendaki lain.
Mengetahui hal itu, akupun seketika membangunkan Wahyu sembari perlahan menggoyang nggoyangkan tubuhnya karena saat itu, Wahyu benar benar masih dalam keadaan tertidur lelap.
" Yu..bangun yu, ternyata ada pendaki lain " ucapku.
" Apa sih man, berisik saja kamu. Biarin saja, Terus kenapa kalau ada pendaki lain, kan ini memang gunung " jawab Wahyu dengan tetap memejamkan matanya.
" Haduh, bukan itu masalahnya. Mereka kok tiba tiba ada ya,
aku tadi gak denger mereka datang loh, kan dari tadi aku gak bisa tidur " ucapku.
" Halah lebay, ya kamu mungkin gak denger aja. Kan tadi memang hujan, jadi gak kedengeran waktu mereka datang. Sudah, aku mau tidur, mending kamu tidur saja, ini sudah jam 01.30 pagi loh..
jaga stamina, besuk kita masih jalan lagi " Terang Wahyu dengan terlihat merapatkan jacketnya.
Mendengar hal itu, akupun hanya diam sambil terus menatap kearah tenda hitam tersebut.
Dan tidak lama setelah itu, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, dari dalam tenda tersebut,
ada nenek nenek tua yang keluar dari dalam tenda dan terlihat sibuk menata barang barangnya.
Dan tidak hanya itu, beberapa saat kemudian, aku juga melihat adanya perempuan muda yang juga terlihat ikut keluar, lalu kembali masuk kedalam tenda lagi.
Mengetahui semua itu, akupun mencoba tidak menghiraukannya dan mulai kembali berbaring disamping Wahyu untuk mencoba tidur untuk ke sekian kalinya.
" Kok kuat ya nenek nenek itu naik kepuncak gunung ini " fikirku dalam hati sambil mataku yang mulai kupejamkan lagi.
Namun sayangnya, masih belum lama aku mencoba memejamkan mata,
Malam itu aku tiba tiba mendengar suara alunan senandung yang jika kudengar lebih teliti lagi, suara senandung tersebut adalah senandung jawa yang menggunakan bahasa halus yang akupun kesulitan untuk mengartikannya.
" Tak lelo,,,,lelo,,,lelo,,,ledunggg "
Dan tidak hanya itu, disela sela suara senandung tersebut terdengar lirih, malam itu aku juga mendengar suara langkah kaki yang terdengar jelas seolah olah bersumber dari arah samping tendaku
dan berjalan kebelakang tenda dengan langkah kaki yang terdengar sangat cepat.
" Plek.,plek, plek, plek "
Mendengar hal itu, jantungku yang sebelumnya tenang, malam itu tiba tiba berdetak dengan sangat kencang dengan diiringi tubuh yang perlahan mulai gemetaran tidak karuan.
" Ya allah, suara apa itu " rintihku dalam hati sambil mulai kembali membangunkan Wahyu untuk kesekian kali.
" Yu, bangun dong yu, ya allah lu molor terus..gue gemeteran nih.." ucapku sambil kembali menggoyang goyangkan tubuh Wahyu.
Namun sayangnya, bukannya bangun, Wahyu waktu itu malah terlihat semakin pulas dengan tidurnya dengan tidak sekalipun membuka mata.
Dan karena fikiranku yang mulai tidak karuan, akhirnya akupun mencoba memberanikan diri untuk kembali melihat keluar tendaku karena saat itu,
sejujurnya aku masih sempat berfikir jika diluar tenda memang benar benar ada orang.
" Mending kulihat keluar deh, nanti kalau ada orang yang mau ambil sepatu atau barang barang yang ada diluar tendaku kan bahaya " fikirku dengan aku yang mulai bangun dari tidurku
dan kembali membuka tendaku.
Dan untungnya, ketika tenda sudah kubuka, perasaan yang sebelumnya dipenuhi rasa ketakutan, waktu itu seketika tenang karena aku melihat dari arah tenda yang berwarna hitam tersebut, ternyata ada beberapa laki laki yang sedang menyalakan api
dan terlihat menghangatkan diri.
Mengetahui hal itu, perasaanku seketika lega dan tanpa fikir panjang, akupun bergegas keluar dari tendaku dan berjalan pelan kearah tenda hitam tersebut dengan maksud ingin bergabung menghangatkan diri
" Wah mending aku ikutan gabung sama mereka ah, daripada disini, Wahyu gak bangun bangun " ucapku sambil terus melangkahkan kaki mendekati tenda hitam tersebut.
Dan sesampainya aku ditenda hitam tersebut, akupun akhirnya bisa melihat dengan jelas pemuda
yang saat itu ada dipuncak gunung tersebut bersamaku.
Waktu itu, didepan tenda tersebut, aku melihat ada 3 orang laki laki yang berusia sekitar 35 tahunan.
Dan tidak hanya itu, ke 3 laki laki tersebut juga terlihat memakai jacket dan penutup kepala.
Namun anehnya, disitu aku tidak melihat adanya perempuan dan nenek nenek yang sebelumnya kulihat.
...
Dan tanpa memikirkan semua itu, akupun akhirnya ikut duduk diantara mereka dengan bara api yang saat itu terlihat tetap menyala.
Disitu, aku seketika memberikan senyuman sambil mulai memperkenalkan diri.
" Permisi mas, apa boleh gabung ? " Tanyaku sopan.
Namun anehnya, bukannya menjawab pertanyaanku, ke 3 pemuda tersebut masih saja terlihat diam sambil terus menatap bara api
yang saat itu menyala dengan sangat terang.
" Hmmm,,,kok diam aja sih " fikirku.
Dan karena aku menganggap jika ucapanku kurang terdengar, akhirnya aku kembali berbicara dengan nada yang sedikit lebih tinggi.
" Mas, permisi...apa boleh gabung ? " Ucapku keras.
Mendengar hal itu, ke 3 pemuda yang sebelumnya hanya diam tersebut, akhirnya menoleh kearahku dan perlahan menjawab semua pertanyaanku.
" Iya mas silahkan " jawab salah satu pemuda tersebut pelan.
Hingga akhirnya, setelah dipersilahkan untuk ikut gabung bersama mereka,
akhirnya waktu itu akupun ikut duduk bersama mereka sambil mulai bercengkerama.
" Masnya darimana ? " ucapku memulai obrolan.
" Dari sini saja mas,. Masnya dari mana ? " Jawabnya sopan.
" Saya dari kota sebelah, oh iya, perkenalkan nama saya Rohman " imbuhku.
Namun sayangnya, belum sampai mereka menjawab perkataanku, entah dari mana asalnya, malam itu tiba tiba aku mendengar suara anjing menggongong dengan sangat keras.
" Guk....guk.guk.guk.guk.guk guk. "
Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika terkejut bukan main
karena akupun tau, digunung tersebut aku sama sekali tidak pernah melihat adanya anjing.
" Loh kok ada suara anjing " ucapku kaget.
" Wes mas, rausah direken ( sudah mas, tidak usah dihiraukan ) " sahut salah satu pemuda tersebut pelan.
Dan anehnya, bukannya berhenti, waktu itu suara anjing tersebut terus saja berbunyi dengan tidak jarang pula, suara gonggongan tersebut terdengar seolah olah sangat dekat dan tidak jauh dari tempatku duduk malam itu.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, akupun mencoba terbiasa dengan suara Gongggongan tersebut dan akhirnya akupun kembali mengobrol dengan ke 3 pemuda tersebut.
" Sering naik gunung ini ya mas " ucapku.
" Hehe iya mas " jawab salah satu pemuda tersebut pelan..
( Malam itu, aku bersama ke 3 pemuda tersebut sekitar 1-2 jam an mas. Mereka rata rata pendiam dan tidak terlalu banyak ngomong kalau gak ditanya. Meskipun ditanya, jawaban mereka cuma singkat dan hanya sebatas, iya, tidak, oh, dan sesekali hanya tersenyum.
Dan tidak berhenti disitu saja, selain tidak terlalu banyak ngomong, wajah ke 3 pemuda tersebut masih bisa kuingat hingga saat ini.
Mereka semua memakai jacket khas anak gunung dengan celana hitamnya.
2 diantaranya, berwajah gelap dengan matanya yang biasa kita sebut dengan sebutan juling .
Dan yang 1. Mata nya normal, namun bibirnya sedikit sumbing.
Dan anehnya, meskipun disitu ada aku, mereka nampaknya tidak terlalu banyak berbicara satu sama lain
dengan hanya diam sambil terus memperhatikan bara api yang waktu itu ada didepanku ) " ucap narasumber.
Hingga akhirnya, suasanaku malam itupun perlahan mulai monoton dan kurang mengenakan.
Sudah beberapa kali aku mencoba memancing obrolan agar suasana bisa sedikit lebih cair,
namun hasilnya tetaplah sama, mereka benar benar hanya menjawab semua perkataanku seperlunya saja.
Hingga akhirnya, suasana waktu itu benar benar terasa membosankan dengan diiringi suara gonggongan anjing yang terus saja berbunyi entah darimana sumbernya.
Singkat cerita, waktupun kulalui dengan ikut menatapi bara api seperti halnya mereka karena akupun tidak bisa memungkiri, malam itu suhu yang ada digunung tersebut benar benar terasa sangat dingin tidak seperti biasanya.
Dan akhirnya, belum selesai aku mendengar suara gonggongan anjing tersebut, waktu itu tiba tiba aku mendengar suara senandung jawa yang waktu itu kembali terdengar dengan sangat lirih.
" Tak lelo, lelo lelo lidung "
Mendengar hal itu, akupun seketika kembali terkejut dengan telingaku yang mencoba mendengarkan lebih dalam dimana sumber suara senandung tersebut berasal.
Dan puncaknya, tubuhkupun seketika bergetar hebat setelah aku tau, sumber suara tersebut
ternyata berasal dari dalam tenda ke 3 pemuda tersebut yang memang berdiri hanya sekitar 2 meter dari tempatku duduk saat itu.
Mengetahui hal itu, akupun mencoba menenangkan diri sembari terus melihat kekanan dan kekiri meskipun akupun mengakui,
jika waktu itu seluruh bulu kudukku sudah mulai berdiri.
Dan tidak hanya itu, ketika aku mencoba mengarahkan pandanganku kearah dalam tenda ke 3 pemuda tersebut, aku tidak melihat adanya apapun selain hanya kegelapan karena tidak adanya satupun penerangan.
Disitu, aku benar benar mencoba menahan semua rasa takutku, suara alunan senandung jawa tersebut, benar benar terdengar jelas semakin lama semakin menyeramkan ditelingaku.
Bahkan, sesekali aku juga melihat tenda ke 3 pemuda tersebut juga terlihat bergerak gerak
dengan sendirinya seperti memang ada orang yang sedang ada didalamnya.
Dan puncaknya, karena aku sudah tidak mampu menahan semua suara yang ada, akhirnya akupun mulai menanyakan tentang sumber suara senandung yang terus saja terdengar tersebut.
" Mas, naik gunung ini cuma bertiga ? " Ucapku.
Dan lagi lagi, waktu itu tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaanku.
Bahkan, bersamaan dengan itu, aku juga mendengar suara gonggongan anjing tersebut terdengar semakin lama tiba tiba terdengar semakin keras.
" Guk..guk...guk guk guk..guk "
Hingga akhinya, karena aku yang tak kunjung mendapatkan jawaban, akupun memutuskan untuk mendekatkan diriku ke salah satu pemuda tersebut sembari melanjutkan pertanyaanku.
" Mas, didalam tenda mas, sepertinya ada orang " imbuhku.
Dan belum sempat mereka menjawab pertanyaanku, waktu itu tiba tiba pandanganku teralihkan kearah dalam tenda hitam tersebut yang dimana, malam itu dengan samar samar, aku melihat ada sesosok hitam dengan mata merah seperti mata seekor kuda
Bahkan, aku juga masih ingat, sosok tersebut memiliki bulu lebat layaknya gorila dengan kuku ditangannya yang juga terlihat sangat panjang.
Mengetahui hal itu, nafasku seolah olah tidak lagi bisa kuhembuskan,
mataku terbelalak dengan tubuh yang juga seolah olah terasa berat untuk digerakkan.
" Allahu akbar " ucapku kaget sambil menepuk salah satu pemuda tersebut seraya memberi tanda, jika aku sedang melihat sesuatu yang ada didalam tendanya.
Namun karena aku yang tak kunjung mendapatkan respon apapun dari mereka, akupun akhirnya seketika berdiri dan berjalan cepat kembali kearah tendaku sembari jantungku yang terus saja berdetak dengan sangat hebat.
" Ya allah, ya allah, ya allah, ya allah " ucapku.
Hingga akhirnya, sesampainya aku didalam tendaku sendiri. waktu itu akupun seketika menutup pintu tendaku dan mulai memeluk Wahyu karena rasa takut yang saat itu sudah tidak lagi bisa kutahan.
Bahkan, saking takutnya, waktu itu untuk berbicarapun aku sangatlah kesulitan.
Yang ada, waktu itu aku hanya terus menggoyang nggoyangkan tubuh Wahyu sembari memberi tanda jika aku telah melihat sesuatu.
Malam itu, semuanya benar benar terasa menakutkan.
Detik demi detik, benar benar terasa sangat lama dengan ditambah suara gonggongan anjing dan senandung yang terdengar seolah olah memberi tanda jika tidak seharusnya aku berada dipuncak gunung tersebut.
Namun untungnya, semuanya berhasil aku lewati dengan keadaan baik baik saja.
Suara Gonggongan dan suara senandung tersebut, perlahan mulai menghilang ketika aku mendengar suara adzan dari perkampungan yang ada dibawah gunung yang uniknya,
suara adzan dari perkampungan bawah gunung tersebut benar benar terdengar hingga ketempat aku mendirikan tenda.
......
Singkat cerita, Karena sepertinya badanku yang sudah mulai kelelahan, akhirnya akupun tertidur dengan tetap memeluk tubuh Wahyu
yang saat itu masih saja belum bangun dari tidurnya.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 10.00 pagi,, aku tiba tiba terbangun karena tubuhku yang digoyang goyangkan oleh Wahyu dan beberapa orang pendaki lainnya.
" Man. Rohmann bangun maannn " teriak Wahyu.
Mendengar hal itu, akupun seketika bangun dari tidurku dan kebingungan dengan apa yang telah dilakukan Wahyu kepadaku.
" Kenapa sih kamu ini, " ucapku bingung.
" Alhamdulillah, kamu sudah bangun,
aku bener bener khawatir loh, kamu tidur terus dari kemarin " ucap Wahyu.
Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika kebingungan dengan apa yang sudah Wahyu ucapkan.
" Hah, maksudnya ? " Sahutku.
" Gimana se kamu ini, kamu dari tadi malam tidur
terus gak bangun bangun sampai sekarang. Bahkan, aku sempat takut terjadi apa apa. Semalam, kamu kubangunin susah banget, dan akhirnya aku minta bantuan pendaki lain takutnya kamu kecapekan atau sakit.
Tapi syukurnya, kamu akhirnya bangun dan gak kenapa napa bro " terang Wahyu jelas.
Mendengar semua itu, akupun hanya diam dengan sesekali menoleh kearah wajah pendaki pendaki lain yang saat itu ikut masuk kedalam tendaku dan melihat keadaanku.
" Mereka siapa " tanyaku bingung.
" Loh, mereka sama kayak kita man, para pendaki,. Tuh lihat, diluar banyak banget pendaki datang, semalam aja ada 4 grub pendaki yang datang. Kamu sih tidur terus, jadi gak tau apa apa deh " imbuh Rohman.
Mendengar hal itu, akupun kembali diam sambil melirik kearah luar tendaku yang ternyata, apa yang dikatakan Rohman memang benar adanya.
Kondisi puncak waktu itu, bisa dikatakan cukup ramai dengan dipenuhi pendaki pendaki lain.
Mengetahui semua itu, akupun hanya terdiam dengan terus menatap sekitar seolah olah tidak percaya dan kebingungan dengan apa yang sudah aku lalui dan aku lihat semalam. Waktu itu, aku bisa dianggap sebagai orang yang linglung dengan sesekali ketakutan karena asal kalian tau,
siang itu aku kembali mendengar suara gonggongan anjing dan terus terbayang wajah ke 3 pemuda yang semalam duduk bersama denganku tersebut.
...
" Mas, sepertinya teman mas ini lagi kebingungan dan linglung, mending sekarang kita bantu evakuasi turun saja ya mas,
takutnya nanti ada apa apa. Soalnya feeling saya, dia sedang dalam keadaan tidak baik baik saja " ucap salah satu pendaki lain yang saat itu ikut didalam tendaku dan ikut memperhatikanku.
Dan tanpa menjawab semua itu, waktu itu aku hanya diam dengan sesekali terus menatap wajah pendaki pendaki lain tersebut.
Dan singkat cerita, akhirnya akupun diantar kembali turun bersama beberapa pendaki lain yang waktu itu memang sengaja menolongku.
Disitu, aku sesekali ditepuk tepuk bagian pundakku dengan sesekali jempol tanganku ditarik tarik oleh salah satu pendaki yang mengantarku tersebut karena sepertinya, dia merasakan jika aku sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.
Dan puncaknya, sesampainya aku di pos pendaftaran gunung tersebut, akupun akhirnya duduk disalah satu sudut ruangan dan tidak lama setelah itu, aku dihampiri oleh
Beberapa orang yang terlihat membawakan air putih untukku.
" Silahkan minum air ini mas " ucap bapak bapak tersebut sambil memberikan segelas air yang ada ditangannya.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, akupun perlahan mulai tenang dan detak jantungkupun kembali normal yang akhirnya,
akupun bisa menceritakan apa yang sebenarnya sudah aku alami semalam.
" Mas kenapa, apa yang mas lihat " ucap bapak bapak yang sepertinya beliau adalah salah satu penjaga loket pendaftaran gunung tersebut.
" Aku bingung pak, mana yang nyata mana yang tidak " jawabku pelan.
" Istiqfar mas, sekarang mas sudah aman bersama kami semua. Saya cuma ingin tau apa yang mas alami dan lihat semalam " imbuh bapak bapak tersebut.
" Semalam, aku dipuncak sendirian pak, karena Wahyu tidur gak bangun bangun , akhirnya aku keluar tenda "
ucapku sambil menatap mata Wahyu.
" Hah..ngaco kamu, orang kamu yang tidur loh man, nih semua juga tau. Ya kan mas, " sahut Wahyu sambil menoleh kearah pendaki lain yang memang ikut turun mengantarku.
" Sebentar mas Wahyu, biarkan mas Rohman cerita dulu " terang Bapak bapak menengahi.
" Memang itu yang kulihat yu,. Semalam, kamu tidur gak bangun bangun. Dan beberapa saat setelah itu, aku denger ada suara langkah kaki seperti orang yang sedang berlari.
Karena aku penasaran, akhirnya aku lihat keluar tenda.
La pas aku keluar tenda, aku tiba tiba melihat ada tenda lain yang ada disalah satu pojok puncak. malahan, waktu itu kamu juga sempet ngomong kalau itu tenda pendaki lain lo yu.
Dan akhirnya, aku samperin kan tuh tenda, lalu aku lihat seperti ada Genderuwo didalam tenda tersebut. Karena ketakutan, aku lari balik ke tenda kita kemudian aku tertidur " ucapku menerangkan.
" Hmmm..iya sudah bapak mengerti, sekarang masnya istirahat dulu,
nanti kalau sudah tenang, mas boleh lanjut pulang. Tapi untuk Sementara ini, istirahat disini saja ya mas " sahut bapak bapak tersebut.
Namun anehnya, belum sempat aku menjawab perkataan dari bapak bapak tersebut,
Tiba tiba aku melihat bapak bapak tersebut seperti sedang berbicara dengan seseorang yang akupun tidak tau dimana wujudnya.
" Wes ora usah melok, saaken, arek e gak eroh opo opo. ( Sudah tidak usah ikut, kasihan anak ini tidak tau apa apa ) " ucap bapak bapak tersebut jelas
sambil menghadap kedinding yang ada tepat disampingku.
Mendengar hal itu, akupun hanya diam hingga akhirnya, bapak bapak tersebut terlihat kembali masuk kedalam ruangan tengah pos tersebut dengan sama sekali tidak menjelaskan apa yang sebenarnya kualami.
Namun sesaat setelah itu, Wahyu yang sebelumnya duduk tidak jauh dariku, waktu itu tiba tiba berdiri dan menyusul bapak bapak tersebut kedalam ruangannya.
Disitu, sepertinya Wahyu menanyakan apa yang sebenarnya telah aku alami semalam.
Dan untungnya, meskipun jauh, aku masih sempat mendengarkan obrolan Wahyu dari tempatku duduk waktu itu.
" Teman saya kenapa pak ? " Ucap Wahyu.
" Semalam, mas Rohman sepertinya tidak didunia ini. " Sahut bapak bapak tersebut.
" Jadi dia kesurupan pak ? " Imbuh Wahyu.
" Enggak mas, itu beda. Sepertinya mereka sengaja ngundang mas Rohman agar bisa masuk dan melihat aktifitas mereka. " Imbuh Bapak bapak tersebut.
" Hah,,,! Kok bisa ?. " jawab Wahyu.
" Mas Rohman sepertinya punya Khodam, dan Khodam tersebut,
sepertinya tidak asing dengan gunung ini. Sebenarnya, saya juga kurang yakin semua ini kok bisa terjadi. yang jelas, saya lihat ada seekor anjing yang kemana mana selalu mengikuti mas
Rohman " terang bapak bapak tersebut.
Mendengar hal itu,
Wahyupun terlihat sudah cukup puas dengan semua penjelasan bapak bapak tersebut dan diapun berjalan kembali kearahku dengan wajahnya yang juga tiba tiba terlihat tersenyum.
" Gimana, sudah enakkan ?. Pulang yuk, hehehe " ucap Wahyu sambil duduk disampingku.
" Sudah..yuk pulang " jawabku.
Dan akhirnya, aku dan Wahyupun kembali pulang dengan membawa sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Dan puncaknya, sesampainya aku dirumah Wahyu, akupun mencoba kembali menanyakan lebih jelas
tentang informasi yang dia dapatkan dari bapak bapak penjaga pos pendaftaran tersebut.
" Tadi kata bapak bapak penjaga tadi gimana yu, " tanyaku sambil duduk diteras rumah Wahyu.
" Sudah gak usah difikirin Man, mending sekarang kamu cepat pulang biar bisa segera istirahat "
sahut Wahyu sambil terus berjalan masuk kedalam rumahnya dengan sama sekali tidak menghiraukanku.
Mendengar hal itu, akupun seketika berdiri dan menuju kearah motorku karena saat itu, aku juga berfikir jika apa yang dikatakan Wahyu memang ada benarnya.
" Iya sih, ya sudah aku pulang ya yu, besuk kamu kerumahku ya " ucapku sambil mulai menaiki motorku.
Tapi anehnya, ketika aku baru saja menyalakan motorku dan pergi meninggalkan rumah Wahyu, waktu itu aku masih sempat melihat dengan mata kepalaku sendiri,
ada seekor anjing yang terlihat sangat besar dan berjalan pelan masuk kedalam rumah Wahyu.
Mengetahui hal itu, akupun seketika terkejut bukan main dengan jantungku yang juga kembali berdetak dengan sangat kencang.
" Loh sejak kapan si Wahyu punya anjing sebesar itu, perasaan dia gak pernah Rawat anjing deh " fikirku dalam hati sambil terus pergi meninggalkan rumah Wahyu.
.....
Selesai......
.....
Setelah pendakian waktu itu, aku masih sempat beberapa kali kembali mendaki gunung tersebut
dan syukurnya, aku tetap dalam keadaan baik baik saja dengan besar harapan, agar pengalaman tersebut tidak akan terjadi untuk ke 2 kalinya.
Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian..
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Jika kita mendengar kata alas Baluran, mungkin seketika fikiran kita akan mengarah kearah kawasan hutan yang berada dibagian timur pulau jawa.
Karena kitapun tau, Alas Baluran adalah sebuah kawasan alas atau hutan yang menghubungkan daerah banyuwangi dan Situbondo.
Dan bagi para penduduk pulau jawa, alas Baluran adalah alas yang pasti akan dilewati ketika hendak mengunjungi Banyuwangi ataupun Pulau Bali jika kita menggunakan rute perjalanan darat via Pasuruan, Probolinggo, Kraksaan, Paiton dan Situbondo.
" Mas.....bangun mas...bangun.....dengerin....dirumah bu Lasri ada suara orang minta tolong " teriakku sembari terus menggoyang goyangkan tubuh suamiku yang saat itu masih tertidur lelap.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat kemudian, suamiku yang sebelumnya terus memejamkan mata, malam itu seketika terbangun dan terlihat terkejut dengan suara yang memang sudah lebih dulu aku dengarkan tersebut.
Cerita ini datang dari salah satu narasumber yang memang sudah lama menghubungi kami.
Berawal dari sebuah pesan singkat, akhirnya kami memutuskan untuk menggalinya lebih dalam karena menurut kami, cerita ini benar benar sangatlah berkesan.
Hal itu tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena selain masih meninggalkan beberapa pertanyaan, sepertinya selanjutnya kami akan menyelesaikan misteri yang hingga cerita ini ditulis, semuanya masih belum bisa terpecahkan.
Bismillahirohmnirrohim ...
Langsung saja...