LEMBUR

- Thread Horor -

"Sosok teman yang menemaniku lembur, ternyata bukan teman biasa.."
@IDN_Horor @bacahorror_id @ceritaht
#ceritahoror #ceritahorror #threadhoror #threadhorror #ceritaseram #ceritaserem #hororthread #horrorthread Image
Hai semuanya..
Sebelumnya perkenalkan namaku Ronald (nama samaran). Aku seorang karyawan di sebuah bank. Posisi kerjaku sebagai salah satu staf Analis Kredit.
Aku mau berbagi pengalaman horor aku di kantor.
Waktu itu aku disuruh atasan untuk lembur kerja sampai malam hari menyelesaikan beberapa proposal pengajuan kredit yang terpending. Kebetulan di hari itu hanya aku saja yang lembur. Hanya ditemani dua orang petugas satpam yang biasanya jaga malam di pos satpam.
Tidak ada firasat apapun saat itu. Aku mengerjakan proposal di depan komputerku di ruangan marketing seperti biasanya kalau aku sedang lembur. Kondisi saat itu sedang hujan lebat sehingga suasana di luar lumayan gelap.
Sekitar pukul 10 malam, pekerjaanku sdh hampir selesai semuanya. Tinggal satu proposal lagi. Tapi mata saat itu sdh mulai sulit dibuka alias mengantuk. Akupun berniat membuat kopi sebagai obat kantuk. apalagi nanti pulang malam naik mobil, bahaya kalau sampai mengantuk di jalan.
Aku beranjak dari kursi kerja dan menuju ke dapur yang persis di pojok belakang ruangan, bersebelahan dengan ruangan operasional. Saat aku melewati ruangan operasional aku iseng melongok kedalam. Dan aku kaget saat melihat ada seseorang yang sedang mengetik di depan komputer.
Padahal dari aku lembur jam 6 tadi aku tidak pernah mendengar suara apapun dari ruangan tersebut. Lampu memang masih menyala karena seperti biasanya saat aku lembur aku akan membiarkan semua ruangan menyala lampunya, supaya suasana sekitar terang benderang.
Aku perhatikan lebih seksama sosok yang sedang mengetik itu. sesosok wanita. Dan setelah cukup lama memperhatikan, aku yakin itu adalah Mira, teman kantoku. dia adalah salah satu staf akuntansi.
Salah seorang karyawan wanita yang usianya tidak jauh berbeda dengan aku dan satu angkatan masuk kerja denganku. Itu yang menyebabkan kami cukup akrab selama ini. Meskipun sekarang dia di bagian operasional sedangkan aku di bagian marketing.
Aku dekati Mira dan menepuk pundaknya. Tapi dia diam saja tanpa menoleh ke belakang. Aku yang berniat mengagetkan dia justru gantian kaget saat aku merasakan bahunya dingin sekali seperti es. Mungkin pengaruh ac dan suasana dingin malam itu pikirku.
Akhirnya Mira menoleh juga saat aku memanggilnya sekali lagi. Matanya menatap ke arahku. Tapi hanya sebentar. Lalu melanjutkan mengetik di komputer. Sekilas aku perhatikan file excel yang terbuka, berisi tabel dan angka-angka.
Ya begitulah pekerjaan dia sehari-hari sebagai staf akuntansi.
aku ingat betul waktu itu, saat Mira menatapku, ada yang berbeda. Tatapannya kosong dan dingin. Beda jauh dengan Mira yang aku kenal selama ini. Yang murah senyum dan cenderung cerewet dan nyablak.
Karena aku tidak tahu kalau dia lembur kerja juga malam itu, akupun sempat bertanya padanya, lembur ya Mir. Kataku saat itu. Lembur apaan nih, tumben? Mira masih sibuk mengetik di komputernya tidak menjawab sedikitpun pertanyaanku.
Aneh. Dan juga menjengkelkan bertanya tapi tidak dijawab. Padahal saat itu aku benar-benar serius bertanya padanya, karena setahuku tidak ada yang lembur malam itu selain aku.
Mungkin Mira capek dan mengantuk, apalagi dia seorang wanita, harus beraktifitas kerja sampai selarut malam itu. Jadinya malas diajak bicara. Begitu dugaanku. Ya sudah, basa-basi lagi aku tawari di untuk ngopi.
Ayok Mir, bikin kopi di dapur, sambil rehat sejenak. Sdah hampir selesai kan lemburnya? Tapi dia tetap diam saja, tidak menjawab sepatah katapun.
Meskipun di luar hujan dan suara derasnya lumayan masuk sampai didalam ruangan tapi aku yakin dia mendengar pertanyaan aku.
Aneh kamu Mir, kataku ke dia dengan intonasi lumayan keras sampil menepuk bahunya sekali lagi dan pergi beranjak meninggalkannya. Saat menepuk bahunya kedua kalinya, masih sama, tetap saja terasa dingin sekali.
Memang aneh nih orang, suasana malam hari, hujan deras, eh nyetel Ac nya di suhu paling dingin. Nggak pakai jaket lagi. Pantesan kalau tubuhnya sedingin itu. Begitu yang aku pikirkan waktu itu.
Akhirnya dengan sedikit jengkel, aku tinggalkan Mira yang masih sibuk mengetik di komputernya sambil sesekali mengambil lembaran kertas dari mesin printer di sampingnya.
Akupun menuju ke dapur yang berada di sebelah persis ruangan operasional tadi. Suasana dapur gelap. Lampu dapur tidak menyala. Padahal seingatku, lampu di semua ruangan menyala termasuk didapur. Mungkin Mira yang mematikan lampu pikirku.
Tangankupun meraih saklar lampu dan menyalakan ke empat lampu downlide yang terpasang di dapur. Dan cahaya terang benderang pun mendadak muncul menerangi ruangan dapur.
Aku kaget setengah mati, dan detak jantung seperti berhenti begitu saja, saat aku melihat satu sosok orang yang meringkuk di atas kursi dapur dengan kondisi seperti orang ketakutan, menggigil, dan matanya sembab seperti tak berhenti menangis.
Dan yang bikin aku tidak bisa berkata apa apa lagi, ternyata orang itu adalah Mira! Orang yang sama yang aku lihat di ruangan operasional sedang mengetik di depan komputer.
Melihat aku di depan pintu dapur, Mira yang inipun berhenti menangis dan mulai menatap tajam ke arahku. Pandangan matanya, meskipun beda dengan tatapan mata Mira yang kulihat di ruangan operasional, tetapi tetap sama saja, bukan tatapan yang aku kenal selama ini.
Tatapan matanya tetap saja aneh. Tidak ada sepatah katapun yang terucap darinya. Dan selanjutnya, semua menjadi gelap.
Aku tidak ingat persis kejadiannya, tapi tahu-tahu aku terbangun di pos satpam, dihadapanku dua orang satpam yang bertugas menatapku dengan lega. mereka bilang aku ditemukan pingsan di dapur dan baru tersadar pagi ini.
Perlahan aku mulai bangun dan duduk di kursi satpam di dalam pos satpam, dan menatap keluar jendela. benar kata pak satpam, sudah pagi. Meskipun masih sedikit gelap, tapi aku yakin itu sudah pagi hari. Hawanya berbeda.
Dan reflek aku lihat jam tangan yang melingkar di lengan kanan aku. Betul. Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi. Kedua satpam waktu itu, aku masih ingat namanya Pak Burhan dan Pak Joko, memberikan segelas teh panas kepadaku.
Kemudian aku pun bercerita detail kepada mereka berdua sekaligus bertanya dimana Mira dan bagaimana kondisinya. Pak Burhan dan Pak Joko saling bertatapan dengan raut muka yang tampak berubah gelisah.
Dan keduanya kompak bilang kalau mereka yakin 100% hanya aku yang lembur kerja malam itu. Tidak ada karyawan lain yang lembur, termasuk Mira!
Setelah aku merasa sudah baikan, dengan ditemani kedua satpam, kami bertiga masuk kembali ke dalam kantor. Mulai dari ruangan marketing, tampak komputer saat itu masih menyala, dengan kondisi persis seperti kondisi terakhir aku tinggalkan.
Setelah aku matikan komputer dan membenahi tas kerja aku, kami beranjak ke ruangan operasional, dan semua tampak rapi. tidak ada tanda tanda sedikitpun bahwa ada orang beraktifitas kerja semalam.
Semua komputer dalam kondisi mati. Terakhir kami menuju ke ruangan dapur. Disanapun sama, kondisi rapi dan tidak ada sedikitpun tanda aktifitas sebelumnya.
Dan dalam kondisi masih merinding, capek dan ngantuk, akhirnya aku pun pulang ke rumah karena paginya aku masih harus ngantor lagi. Aku tidak peduli lagi dengan pekerjaan proposal yang masih belum selesai.
Waktu itu aku berpikir lebih baik dimarahi atasan daripada harus melanjutkan pekerjaan lembur. Aku lebih memilih pulang. Meninggalkan Pak Burhan dan Pak Joko yang mulai gelisah dan ikut merasakan ketakutan dengan kejadian yang aku alami.
Pagi harinya, saat aku tiba di kantor, suasana sudah ramai, mungkin Pak Burhan dan Pak Joko sudah bercerita banyak dengan seisi kantor, dari mulut ke mulut sampai semuanya menjadi tahu. beberapa teman bertanya kepadaku apa yang terjadi sebenarnya.
Tapi saat itu aku tidak menghiraukannya. Aku fokus mencari Mira. Semoga setelah ketemu dengannya semua pertanyaan dan kebingunganku terjawab. Aku berkeliling ruangan operasional dan bertanya pada setiap orang yang aku temui.
Dimana Mira? Dimana Mira? Tanyaku saat itu. Tapi tak seorangpun yang memberikan jawaban. Bahkan sebagain besar dari mereka tampak heran melihat tingkah lakuku. Sampai akhirnya ada salah satu temanku yang bertanya kepadaku.
Dia bilang: kamu belum baca isi whatsapp di grup kantor Ron? Aku tidak menjawab. Apa pentingnya isi whatsapp grup kantor. Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang kuajukan, keluhku saat itu.
Karena tidak bisa menemukan Mira akupun kembali ke ruangan marketing menuju meja kejaku dan mulai menghidupkan komputer, persiapan menyelesaikan satu proposal yang belum aku selesaikan.
Mungkin Mira belum datang begitu prediksiku. Soalnya waktu itu masih pukul setengah delapan. Setengah jam sebelum jam kerja kantor.
Sambil menunggu komputer hidup sepenuhnya, aku membuka hp dan aku lihat grup whatsaap kantor. Aneh. sepagi itu sudah banyak sekali pesan wa yang belum terbaca.
Mengapa tiba tiba grup wa kantor rame aktifitas pagi pagi buta. Aku urutkan membaca dari pesan teratas yang belum aku baca.
Pengirimnya atasan aku. "Berita duka. telah meninggal dunia, rekan kerja kita tercinta Mirania (Mira), tadi malam pukul 22.00, rencana akan dimakamkan hari ini pukul 14.00 di makam keluarga. semoga almarhumah khusnul khotimah.."
- TAMAT -
Unroll please @threadreaderapp

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with HOROR PSIKOLOGIS

HOROR PSIKOLOGIS Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @hororpsikologis

Oct 21
KISAH HOROR DI RUMAH NENEK

- Thread Horor -

"Tujuan awal ke rumah nenek untuk healing, refreshing, menenangkan diri, tapi ternyata.."

@IDN_Horor @bacahorror_id @ceritaht
#ceritahoror #ceritahorror #threadhoror #threadhorror #ceritaseram #ceritaserem #hororthread #horrorthread
Halo teman-teman semua, sebut saja namaku Anita. aku seorang mahasiswi semester 4 di sebuah perguruan tinggi swasta di kota X, jurusan Kedokteran Gigi.
Aku mau berbagi cerita horor yang pernah aku alami sekitar enam bulanan yang lalu.saat aku berlibur di rumah nenek di kampung. peristiwa paling menakutkan seumur hidup aku.
jadi begini ceritanya..
Read 65 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(