© Hadiwinata Profile picture
Feb 7, 2023 20 tweets 6 min read Read on X
DI PULAU HARAPAN

: sebuah kisah yang akan terus kau kenang dalam waktu yang sangat lama.

© Hadiwinata

Part 4 (Terakhir)

RT & FOLLOW

#Karyakarsa #Wattpad #Ceritahoror #Horor #Ceritaseram #malam #susiair #gaji20jt #gitasav #awkarin #Ceritaonline #fiksi #sastra Image
Maka pulanglah Martin, pagi sebelum matahari tampak. Di sebuah rumah panggung berbahan kayu, di balik ladang, Martin berjumpa dengan bapaknya yang membukakan pintu. Lelaki tua itu mengenakan sarung, kaus lusuh, serta kopiah hitam di kepalanya.
Tampak dia baru saja menunaikan ibadah shalat subuh. Kemudian lelaki tua itu memanggil anak-anaknya yang lain, dan tentu saja istrinya.

Martin berjumpa dengan keempat adik-adiknya yang masih kecil. Juga emaknya yang, seingat Martin, sudah lama meninggal dunia.
Kepala Martin langsung pening mendapat kenyataan itu. Dia merasa tak percaya. Martin diam terpaku, tak berbicara apa-apa. Di sekelilingnya keluarganya mengerubuni.

“Emak?” kata Martin. “Ini benaran Emak?”
Bagaimana mungkin emak masih hidup, batin Martin. Padahal, barang enam tahun lalu, Martin sendiri yang menggotong keranda jenazahnya dibantu orang kampung. Martin sendiri pula yang turun ke liang lahat menguburkan emaknya. Tapi Martin tak ingin banyak tanya. Martin capek.
Dia rasa badannya seperti remuk. Martin ingin tidur. Soal keganjilan yang tak dimengertinya dibiarkannya berjalan sebagaimana adanya.

Esok hari, seseorang datang ke rumah Martin tatkala dia tengah memanen jagung. Orang itu berkata jika Isnama telah menunggunya di rumahnya.
“Dan jangan lupa bawa serta emak dan bapakmu.” Perintah orang itu.

Sehingga pukul sepuluh pagi Martin ditemani orangtua dan adik-adinya berjalan menuju rumah Isnama. “Ada acara apa, Nak?” tanya emaknya di perjalanan. Tapi Martin tak memberi jawab.
Di atas lapangan sepak bola, di depan rumah Isnama, Martin sekeluarga berdiri tercengang melihat puluhan tenda biru berdiri dengan gagah. Orang-orang ramai duduk di bawah tenda itu, dan berkeliaran di sekitarnya.
Para pedagang makanan dan mainan anak-anak penuh mengisi tepian lapangan. Anak-anak bermain, berlarian, menjerit-jerit dalam kegembiraan.

Sebelum Martin dan keluarganya sempat bertanya tentang pesta siapa ini? seseorang telah memberi mereka busana pesta, menyuruh mereka
langsung mengenakannya.

Di atas panggung telah menanti seorang dewi yang kecantikannya tiada tara. Gaunnya putih, terkembang ditiup-tiup angin. Wajahnya bersih. Bibirnya merah. Rambutnya tebal dibuat bergulung di sebelah dada kiri.
Suara tetabuhan bergema. Musik gamelan mengalun mendayu-dayu dibawa angin ke seluruh penjuru. Musik itu terdengar indah, nyaman di kuping, tapi sedikit terasa seperti ada derita dan kesedihan di sana.

Martin bersama emak dan bapaknya diminta naik ke panggung.
Isnama, sang dewi cantik itu, telah menunggu bersama ayahanda dan ibundanya.

Martin dan Isnama dinikahkan di sana, di atas panggung, oleh seseorang bertubuh tambun dengan kepala pelontos di hadapan ratusan penduduk.
Para tamu itu bertepuk tangan dan bersorak-sorai penuh suka-cita. Martin, sang pengantin pria, tak henti-hentinya tersenyum. Dia seperti tak percaya atas apa yang tengah dialaminya. Tapi Martin merasa sangat gembira. Di hadapannya terdapat satu dewi jelita yang parasnya
teramat menyenangkan, dan dewi itu kini adalah istrinya.

Di satu petang: Martin berjalan menyusuri garis pantai bersama Isnama. Tak ada sampan-sampan atau pun kapal yang bersandar. Hanya ada mereka berdua di sana. Ombak-ombak kecil bermain-main dan memburu kaki mereka.
Senja telah tiba. Warna langit yang oranye seindah perasaan Martin saat itu. Di ujung sana, di balik hutan, tampak sebuah istana megah berdiri, dibangun oleh Isnama. Kini, semuanya hampir lengkap. Martin merasa dirinya seperti di surga.
“Tinggal satu yang kurang!” kata sang istri, lalu melanjutkan dengan pelan, “anak!”

“Jangan risau, Adinda. Kita akan membuatnya sebanyak buih di lautan.” Jawab sang suami.
Tak ada yang disesali Martin petang itu. Pun tak ada pula yang dia pertanyakan, seperti misalnya sejak kapan kampung halamannya memiliki pantai yang cantik dengan pasir putih? Sejak kecil, seingat Martin, yang ada hanyalah sungai, rawa-rawa, ladang, juga sawah.
Tetapi tidak ada pantai. O, mungkin ini adalah pulau harapan, pikir Martin. Tempat segala keinginan dan cita-citanya berubah menjadi kenyataan.

Di langit, dari arah barat, dua ekor burung mengepakkan sayapnya, terbang ke arah jauh, menyempurnakan segalanya. (*)
Indralaya, 08—13 Januari 2023
PLEASE SUPPORT: RETWEET, LIKE, COMMENT, & FOLLOW!! THANK YOU~

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with © Hadiwinata

© Hadiwinata Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @penulisganteng_

Feb 5, 2023
DI PULAU HARAPAN

: sebuah kisah yang akan terus kau kenang dalam waktu yang sangat lama.

© Hadiwinata

Part 3

RT & FOLLOW!! Thank you~

#fiksi #horror #ceritahoror #ceritaseram #bacahoror #threadstorytime #karyakarsa #BBTitans #BBTitansXJameson #Bellator290 #Ngilu #wattpad Image
Martin, pemuda itu, tak sadarkan diri. Martin seperti lupa atas apa yang baru saja terjadi. Martin terbangun dari tidurnya yang tak panjang di atas pasir putih di sebuah pantai. Seseorang baru saja mengecup hangat pipi kanannya dan membuat dia terjaga. Martin bangkit.
Pantalon katun tuanya robek. Pakaiannya basah.
Martin melayangkan pandangan. Semuanya gelap, hitam, sebab hari masih malam. Tapi di ujung sana Martin melihat seorang perempuan bergaun putih sedang berjalan.
Read 20 tweets
Feb 5, 2023
DI PULAU HARAPAN

: sebuah kisah yang akan terus kau kenang dalam waktu yang sangat lama.

© Hadiwinata

Part 2

RT & FOLLOW

#fiksi #horror #ceritahoror #ceritaseram #bacahoror #threadstorytime #karyakarsa #BBTitans #BBTitansXJameson #Bellator290 #Ngilu #wattpad
“Memang kene sangatke, Pakcik?” tanya Martin. Sang nelayan melotot dari buritan sampan. Wajahnya keras, hitam terbakar sinar matahari, dan menyeramkan.

Tapi betapa pun ganjilnya perintah itu Martin dan si pria tua mengikutinya.
Hanya kepala Martin saja yang panjang-lonjong tampak keluar dari satu sisi sampan: memandang buih ombak yang putih, teluk yang hampir tertinggal—seraya terbayang wajah seorang gadis desa yang senantiasa dia kenang.
Read 23 tweets
Feb 3, 2023
AKU KEHILANGAN TULANG RUSUKKU, APA KAMU MELIHATNYA?

© Hadiwinata

Hi readers!! I will publish this story today at 7 pm. You can read it free on @karyakarsa_id
karyakarsa.com/hadykms

Do not miss it!

#karyakarsa #fiksi #fiction #romance #kisahsedih #kisahmuram #kisahcinta Image
Kisah ini bercerita tentang Kamu, seorang yang murung dan senantiasa kesepian.
Kamu yang ganteng, tapi tampak menyedihkan.
Read 7 tweets
Feb 3, 2023
DI PULAU HARAPAN

: sebuah kisah yang akan terus kau kenang dalam waktu yang sangat lama.

© Hadiwinata

A thread.

RT & follow biar rame, biar author-nya semangat lanjutin sampai kisahnya selesai.

#fiksi #horror #ceritahoror #ceritaseram #bacahoror #threadstorytime #karyakarsa Image
Rinai gerimis turun di saat seorang nelayan tua sedang berusaha menghidupkan motor sampannya, sekali-dua kali belum berhasil. Dia mencobanya lagi, dalam gelap malam hari.
Warna langit sekelam air teluk yang menjurus ke laut lepas. Tak ada bulan saat itu. Tiada pula bintang-gemintang. Hanya desir kesiur angin yang ganjil dalam udara gigil bulan April.
Read 28 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(