Micka Profile picture
Apr 9, 2023 87 tweets 13 min read Read on X
Cerita Sebentar – Cerita Horor (Cetar-Cetor) #14

“TOL CIPULARANG KM 90-100”

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @wv_mystic @bagihorror @threadhororr

#ceritaserem #ceritahoror #threadstorytime #threadhorror #horror #horor #threadhoror #ceritasetan #horrorthread Image
Disclaimer: Nama karakter telah disamarkan.
Tahun 2002.

Akhirnya niat Boy untuk mengenalkan calon istrinya kepada neneknya di Bandung terlaksana. Neneknya sejak semasa Boy masih duduk di bangku SMA sudah mewanti-wanti agar jika sudah memiliki calon istri hendaknya dikenalkan kepadanya terlebih dahulu,
katanya ia ingin memberi restu dan doa. Saat itu Boy telah dewasa, sudah satu setengah tahun lulus kuliah dan sudah bekerja sebagai
karyawan di perusahaan swasta. Ia sudah memiliki perempuan piihan yang hendak dinikahi.
Kedua belah pihak keluarga sudah saling merestui. Sebagai cucu pertama, Boy tidak ingin
mengecewakan kehendak neneknya itu. Sebelum pernikahan, ia terlebih dahulu membawanya
ke Bandung untuk menemui nenek tercinta.
Berangkat dari Jakarta dengan berkendara mobil pada pagi menjelang siang hari agar bisa
lebih berlama-lama di rumah neneknya itu meski tidak bermalam. Jakarta – Bandung memang tidak terlampau jauh, memungkinkan ditempuh dengan cara PP alias Pergi – Pulang dalam
sehari.
Boy berangkat dengan calon istrinya, Dira. Turut pula menemani, adik Boy yakni Yoga
dan seorang adik sepupu bernama Awan. Tahun 2002, jalan tol Cipularang belum beroperasi, masih dalam tahap proyek pengerjaan.
Saat itu akses jalan tol jika dari Jakarta hendak ke Bandung maka gerbang terujung keluar jalan
tolnya adalah daerah Sadang, Purwakarta. Selanjutnya melanjutkan perjalanan melalui jalan
raya biasa melewati kota Purwakarta.
Dari wilayah Purwakarta, tidak jauh dari Jatiluhur sampai dengan masuk wilayah Kabupaten
Bandung Barat tepatnya di daerah Cikalong, pada beberapa titk di sisi jalan raya terdapat jalan
yang dibuka sebagai akses menuju proyek pengerjaan jalan tol.
Akses jalan itu sengaja dibuat untuk keluar masuk kendaraan berat yang membawa material
atau pun para pekerjanya. Di muka akses jalan itu terpampang tulisan pada papan yang kurang
lebih redaksinya : “Hati-hati!, Keluar masuk kendaraan Berat. Proyek Jalan Tol Cipularang”.

#
Waktu sudah menunjukan pukul setengah 9 malam. Boy dan semuanya pamit kepada
neneknya akan pulang kembali ke Jakarta. Mereka memanggilnya Nini, bahasa Sunda yang artinya Nenek. “Ga nginep aja?, besok pagi baru pulangnya”, saran nenek.
“Engga lah ni, mau
langsung pulang aja. Gampang, nanti nanti ke sini lagi”, jawab Boy. “Ya udah atuh, hati-hati di
jalan ya. Jangan ngebut bawa mobilnya. Siapa yang bawa?”, tanya nenek. “Yoga ni”, sahut
Yoga.
Jam 9 malam, mobil memasuki gerbang tol Pasteur yang saat itu jalan tolnya hanya sampai
Padalarang. Pada posisi kursi jok depan, Yoga yang menyetir mobil dan Boy di kursi
sebelahnya. Di kursi jok belakang, Dira dan Awan.
Kala itu pemisah di tengah jalan tol Pasteur pembatas antara jalur yang ke arah Jakarta dengan
yang ke arah kota Bandung adalah berupa rerumputan dan tanaman hias pada lahan berukuran
lebar kira-kira 2 meter, dipagari plat besi.
Maka itulah sorot cahaya lampu mobil dari arah berlawanan cukup membuat silau dikarenakan jarak yang tidak terlampau lebar.
Pada saat sedang melaju Yoga mengambil lajur kanan untuk menyalip sebuah bus malam.
Tiba-tiba ada semprotan air yang semburatnya sampai menutupi kaca depan. Yogapun
menyalakan wiper kaca depan untuk menyekanya.
“Air dari mana ya?, perasaan ga ujan”, kata Boy heran kepada adiknya. “Iya ya… di sini tadi
ujan kali ya?, terus mobil yang di sebrang nyipratin genangan air”, respon Yoga. Mereka berdua
dibuat terheran dengan cipratan air yang tiba-tiba itu.
Tak lama kemudian Yoga berseru ketika sekilas melihat indikator temperatur pada dashboard
mobil menunjukan panas yang berlebih, “wah!... mesin overheat!”. Untung saja mereka sudah
tidak jauh dari gerbang keluar tol.
Mereka pun segera mencari stasiun pengisian bensin mobil
atau pom bensin yang terdekat dari gerbang keluar tol.
Sesampainya di pom bensin mereka segera membuka kap mesin.
Terlihat asap mulai sedikit
mengebul dari bagian depan, yakni radiatornya. Kemudian mereka membuka katup penutupnya. Ternyata airnya nyaris kering.
“Ini dia cipratan air tadi pas di tol, dari radiator”, sergah Yoga menyimpulkan masalah mobllnya.
Lalu Awan ditugasi membeli 2 botol air mineral ukuran 2 liter. Setelah didapatinya, air mineral
itupun dituangkan ke lubang radiator untuk mengisi kembali airnya yang terkuras.
Air mineral yang dituangkan sudah meluberi batas isi radiator, tanda sudah terisi penuh. Mereka
mendiamkan sejenak barang 15 menit guna memastikan temperatur mesin kembali normal. Setelah itu Yoga mencoba kembali menghidupkan mobil.
Mesin menyala dengan baik dan indikator temperatur menunjukan posisi normal kembali.
Merekapun akhirnya melanjutkan perjalanan. Saat itu waktu menunjukan sudah pukul sepuluh
lewat.
Setelah berkendara selama kurang lebih setengah jam, jarum indikator temperatur kembali naik
yang menandakan mesin kembali panas. “Ini sih ga bisa lanjut jalan, kalo dipaksa bisa-bisa
mogok. Harus ke bengkel kita. Coba liat-liat, siapa tau ada bengkel 24 jam”, kata Boy kepada
adiknya. Yoga setuju dengan pendapat kakaknya, diapun berkendara secara perlahan sambil memerhatikan tanda-tanda adanya bengkel yang masih buka.
“Nah tuh ada bengkel !”, seru Yoga ketika melihat di depan ada papan reklame sebelah kanan
jalan. Mobil mereka akhirnya melipir ke bengkel yang dimaksud Yoga. Bengkel itu adalah
sebuah bangunan berciri kolonial, sebuah rumah tua rupanya.
Mereka melihat dua orang
sedang berbenah.
“Mang, bengkelnya masih buka?”, tanya Yoga kepada seorang yang dari pakaiannya adalah
montirnya. “Baru aja mau tutup. Kenapa mobilnya?”, tanya montir itu lantas. “Ini mang, kayanya
sih radiatornya”, jawab Yoga.
“Wah, ini juga bukan bengkel radiator. Bisa aja dikerjain, ke
bengkel khusus radiator temen saya ga jauh dari sini. Tapi itu juga ga bisa sekarang, besok
pagi palingan”, terang si montir.
“Ooh gitu ya mang. Ada bengkel lain ga yang deket-deket sini mang?”, tambah Boy bertanya.
“Udah pada tutup semua udah jam segini mah”, jawab si montir.
Kemudian montir itu
menjelaskan bahwa kondisi mobil dengan gejala radiator bocor tidak dapat dipaksakan berjalan
karena bisa memperparah kondisi kerusakan mesin. “Bisa jebol kalo dipaksa jalan”, imbuhnya.
Lalu montir itu menyarankan agar mereka bermalam saja di bengkel itu.
Besok sekitar jam 7
pagi montir itu berjanji sudah berada di bengkel untuk mengerjakan masalah radiatornya.
Kemudian montir dan pembantunya itu menaiki motor.
“Loh, mamangnya ga pada tidur di sini?”, tanya Yoga.
“Engga. Ini mah bengkel aja. Rumah kita
di sana”, terang si montir sambil menunjuk ke jalan raya yang menuju arah Bandung, entah di
mana maksudnya. “Silahkan parkir aja di sini, tidur di mobil aja, aman lah”, pungkas si montir
sebelum berlalu dengan motor.
“Terpaksa tidur di mobil kita ra. Ga papa ya….”, kata Boy kepada Dira kekasihnya meminta
pengertian. Boy merasa tak enak hati. “Ya… gimana lagi”, balas Dira. Diputuskan, Boy dan Dira
tidur di mobil mereka, pada kursi jok depan yang diseting menjadi posisi rebah.
Boy di jok setir,
Dira di kursi jok sebelahnya. Mobil mereka adalah jenis jeep yang hanya ada jok depan dan
tengah.
Sementara Yoga dan Awan mengalah, mereka tidur di mobil lain yang terparkir di bengkel itu.
Entah milik si montir atau mobil yang sedang bermasalah juga.
Mobilnya adalah jenis Pick Up
alias mobil losbak. Baknya berangka yang ditutupi kanvas. Ada 2 bangku memanjang pada sisi
kanan dan kirinya, mirip kursi jok angkot.
Meski bengkel itu letaknya persis di pinggir jalan raya namun suasananya sepi sekali.
Mungkin
saat itu bukan waktu liburan akhir pekan sehingga kendaraan yang lewat baik mobil maupun
motor hanya satu-dua saja. Ditambah lagi sudah cukup larut malam, setengah 12.
“Wan, ini malam apa ya?”, tanya Yoga kepada Awan. “Malam Jum’at”, jawab Awan. “Ohh..
malam Jum’at ya?...”, Yoga bertanya menegaskan. Awan terdiam. Mereka berdua mencoba memejamkan mata meski sulit.
Selain tempat tidur yang darurat seadanya, mereka disibukan
dengan menepuki nyamuk-nyamuk yang berdatangan meski tidak seberapa.

#
Malam semakin larut, suasana semakin hening. Kendaraan juga seolah tidak ada yang lewat
lagi. Mereka berempat berhasil juga tertidur meski tidak pulas. Karena rasa letihlah yang
membuat mereka akhirnya dapat memejamkan mata.
Di mobil, Boy meski tidur namun sesekali terbangun. Ia melihat sekeliling, …sepi sekali. Lalu ia
menoleh kepada Dira di sebelahnya, ia merasa kasihan kepada kekasihnya karena
“petualangan” ini. “Ini pasti pertama kalinya dia tidur di mobil”, batinnya saat melihat Dira.
Kemudian Boy membenarkan letak jaketnya yang dijadikan selimut tubuh Dira. Ia pun bersiap
tidur lagi.
Mobil mereka diparkir tepat di depan pohon mangga yang besar. Posisi rebah Boy telentang
sehingga wajahnya menghadap ke pohon mangga di depannya.
Ia melirik jam tangannya, pukul
2 dini hari, lalu kembali bersiap memejamkan mata. Namun disaat matanya belum benar-benar
terpejam ia melihat sesuatu pada dahan besar pohon mangga itu.
Boy awalnya tak percaya atas apa yang dilihat, ada sosok seperti perempuan sedang duduk di
dahan pohon itu. Sosok itu mengenakan gaun putih dengan renda pada ujung lengan dan
bawahannya. Namun demikian meskipun duduk di atas dahan Boy tidak melihat kedua kaki
sosok itu.
Dan wajah sosok itu.. Boy tidak dapat melihat jelas, hanya terlihat bagian dagunya dan sedikit
bagian pipi. Sedangkan sebagian besar wajahnya tertutupi rambutnya yang panjang berantakan awut-awutan.
Dari posisi kepala sosok itu sepertinya ia sedang menatapi Boy. Boy hanya bisa diam terpaku, dia berusaha mencerna otaknya akan apa sebenarnya yang ada di hadapannya itu.
“Kuntilanak….”, itulah akhirnya yang bisa Boy simpulkan. Ia ingat kepada film-film horor yang
menceritakan jenis hantu yang saat itu ia lihat secara langsung.
Saat akhirnya Boy dapat
mencerna sosok apa yang ia lihat, tiba-tiba rasa takut mulai menderanya, tubuhnya gemetaran, jantungnya berdebar.
Niatnya ingin memanggil Dira yang tidur di sebelahnya namun lidahnya seperti kelu.
Akhirnya ia terpikir untuk berdoa, doa apa saja yang dia bisa, dengan harapan dapat mengusir sosok
kuntilanak dihadapannya itu. Ia lalu memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya,
mulutnya terus komat-kamit berdoa.
Setelah sekian menit, Boy memberanikan diri membuka matanya dan menengadahkan
wajahnya menatap kembali ke dahan pohon mangga itu. Sosok kuntilanak itu telah hilang dari
dahan. Namun hatinya masih gusar, Boy belum yakin kuntilanak itu pergi begitu saja.
Nafas Boy tersengal-sengal bagaikan habis berlari. Bibirnya mengucap, “Astagfirulloh…
astagfirulloh…astagfirulloh…”, sambil memejamkan mata mencoba meresapi zikirnya itu agar dapat mengendalikan rasa takut dan syoknya.
Boy pun mulai merasa sedikit tenang, lalu ia membuka matanya kembali. Suasana masih
hening sekali namun sekarang terasa mencekam, tak ada suara kendaraan yang lewat. Ia
hanya mendengar suara derik jangkrik.
Namun tak lama kemudian lamat-lamat ia mendengar suara tangisan perempuan yang pilu
sekali terdengarnya. Setelah itu berganti tawa kecil yang bernada ganjil; “kikik..kikik..kikik”.
Suara itu itu terdengar jauh tapi dekat sekali di telinga, namun juga terdengar dekat tapi jauh sekali.
Tubuhnya kembali gemetaran, rasa takut menyerang kembali.
Namun demikian Boy berusaha melawan rasa takutnya itu dengan berdoa sebisanya, terus berdoa, sambil diselingi dengan istigfar.
#

Yoga dan Awan sudah cukup pulas tidur di tempat yang ala kadarnya itu. Awalnya memang
direpotkan oleh nyamuk, namun lama-kelamaan kebal juga. Lagi pula hawanya cukup sejuk,
tidak gerah, sehingga mereka merasa nyaman.
Namun tidur Awan terusik oleh satu bunyi geraman, “GGRRR…GGRRR”. Awan menggeliat dari
posisi tidur miringnya, ia membuka matanya, awalnya dilihatnya Yoga yang tidur dengan posisi
miring pula mempunggungi dirinya di bangku seberang.
Kemudian ia melihat ke bawah, ke
posisi kakinya yang berada di dekat pintu bak mobil.
Awan terkejut dengan satu penampakan, samar-samar karena minimnya pencahayaan ia
melihat anjing coklat besar menatap dengan mata garang berkilatnya.
Entah itu anjing jenis
apa, pastinya besar, dikarenakan anjing itu dapat berdiri bertumpu pada kedua kaki
belakangnya, sedangkan dua kaki depannya seolah memegangi pinggiran pintu bak mobil.
Awan terkejut dengan satu penampakan, samar-samar karena minimnya pencahayaan ia
melihat anjing coklat besar menatap dengan mata garang berkilatnya.
Entah itu anjing jenis
apa, pastinya besar, dikarenakan anjing itu dapat berdiri bertumpu pada kedua kaki
belakangnya, sedangkan dua kaki depannya seolah memegangi pinggiran pintu bak mobil.
Di sisi sebelahnya, di sisi Yoga tidur juga ada anjing berwarna hitam pekat, berdiri dengan
posisi sama persis dengan anjing yang dihadapinya. Anjing yang satunya itu menatap Yoga.
“Ka Yoga!, ka Yoga,…bangun!”, Awan mencoba membangunkan Yoga dalam paniknya.
Yang dibangunkan awalnya hanya merespon dengan dengusan, “Hhmm!”. “Ka Yoga!, …bangun!”,
kali ini Awan setengah berteriak.
“Apaan sih!?”, respon Yoga sambil merubah posisi tubuhnya jadi menghadap Awan. “Itu lo liat
ke bawah...ada anjing gede banget…”, gumam Awan.
“Anjing?....”, kata Yoga sambil merubah posisi tidurnya menjadi duduk. “Astagfirulloh!!...”, respon Yoga saat melihat makhluk yang ada di hadapannya.
Kini Yoga dan Awan masing-masing berhadapan dengan anjing, Awan dengan anjing coklat, Yoga dengan anjing hitam pekat. Tubuh kedua anjing itu sama tinggi besarnya. Keduanya
mengeluarkan suara geraman yang berat, dan menyeringai menampakan gigi-geriginya yang
tajam mengerikan.
Yoga dan Awan panik, mereka saling bertatapan dengan anjing dihadapan masing-masing.
Seolah menunggu akan segala kemungkinan termasuk kedua anjing itu naik ke bak mobil lalu
menerkam mereka.
Namun tak dinyana, kedua anjing itu menurunkan kaki depannya dari pinggiran pintu bak mobil, kemudian berlalu hilang ke kegelapan. Yang mengherankannya
kedua anjing itu tindak-tanduknya berbarengan, seolah ada yang memberi komando.
#

Keesokan subuhnya sekitar pukul setengah 5, mereka berempat bangun kemudian keluar dari
mobil. Keempatnya berjalan ke sekitar dengan maksud mencari masjid atau mushola terdekat
untuk menunaikan sholat Shubuh, sekalian hendak membasuh wajah dengan air sekedar
menyegarkan diri dan juga buang air kecil di kamar mandinya.
Tidak jauh dari bengkel itu mereka menemukan mushola. Namun anehnya tidak ada
seorangpun yang sedang sholat di mushola itu, atau setidaknya masih melaksanakan doa
sehabis sholat, benar-benar kosong.
Padahal lampu di mushola itu nyala dengan lampu bohlam
kuningnya. Mereka merasakan aura yang tidak nyaman, namun tidak berani berkomentar dan semuanya
hanya bicara seperlunya, namun tetap melaksanakan sholat Shubuh berjamaah di mushola itu.
Setelah selesai dan kemudian berjalan kembali ke bengkel barulah Boy membuka suara
pertama, “lo pada ngerasa ada yang aneh ga sih aura di sini?”.
Ketiganya menjawab, iya. Lalu
ketika Boy menanyakan apakah semalam mengalami kejadian mistis, Yoga dan Awan kembali
mengiyakan, kecuali Dira.
#

Tahun 2009.

Tol Cipularang mulai beroperasi tahun 2005. Sejak saat itu kebanyakan orang bepergian dari
Jakarta ke Bandung dan sebaliknya lebih sering melalui jalan tol ketimbang jalur sebelumnya
yang melalui kota Purwakarta.
Yoga sejak kemarin sore sudah berada di Bandung, dia bermalam di rumah nenek. Hari ini ia
bermaksud menjemput dan membawanya ke Jakarta. Ada acara keluarga besar digelar di
Jakarta yang perlu dihadiri nenek.
Sebenarnya nenek di usianya yang sudah sepuh merasa enggan bepergian dengan mobil,
katanya ia suka merasa mabuk kendaraan di jalan. Sering merasa mual kemudian muntah,
maklumlah … “urang lembur”, demikian gurau nenek.
“Yoga jamin nini ga bakal eneg. Kan mobilnya juga beda atuh ni jaman sekarang mah, udah
enakeun”, kata Yoga mencoba meyakinkan neneknya.
“Ah sarua wae kata nini mah. Da emang ninina wae nu geus ripuh”, balas nenek. (Ah sama aja kata nenek. Emangnya nenek aja yang
sudah payah).
“Pokonya kalo nini eneg, mual, mau muntah, nini bilang aja, nanti Yoga brenti dulu istirahat”,
balas Yoga mencoba lebih meyakinkan neneknya supaya tenang. Akhirnya jam 8 pagi mereka berangkat menuju Jakarta.
Yoga merasa yakin neneknya akan baik-baik saja, dikarenakan dengan melalui jalan tol
Cipularang maka akan minim kelokan.
Menurut Yoga yang membuat seseorang merasa mabuk apabila berkendara mobil adalah jalan yang berkelok-kelok sebagaimana jalur lama, jalur jalan biasa yang melalui kota Purwakarta.
Sampai di tol Pasteur situasi masih aman, sang nenek masih ceria, tidak ada keluhan. Tak lupa
Yoga menyetel musik untuk menemani perjalanan sehingga suasana lebih terasa ceria. Namun ketika mobil memasuki jalan tol Cipularang suasananya mulai terasa tidak nyaman.
Mulai di kilometer 97 nenek sering melihat ke bahu jalan, kemudian dia dengan nada cemas dia
berkata ke Yoga, “Ga, ga…eta aya jelma teu aya huluna” (Ga, ga… itu ada orang tidak ada
kepalanya).
“Ga, ko itu ada pocong!?”. “Ga, banyak orang bajunya berdarah-darah berdiri di
pinggir jalan”. Yoga dibuat stres atas kelakuan neneknya itu.
Hingga klimaksnya adalah saat nenek berseru, “Ga, itu ada yang berdiri ngehalangin…., Hei!!
Jangan ikut ke mobil saya!, sana keluar!, keluar!”, kata nenek gusar sambil menoleh ke kursi
belakang.
“Ya Allah ni… Yoga jadi takut nih, kita brenti sebentar di rest area ya…”, kata Yoga
kepada neneknya sambil membelokan mobil perlahan ke arah kiri jalan ketika melihat papan petunjuk “Rest Area, 500 M”.
“Eh, Eh, Eh Yoga!, hati-hati kamu nyetirnya!, jangan terlalu ke kiri, itu banyak batu nisan!. Awas
ngalindes kuburan!”, seru nenek.

#
Sebelum jalan tol Cipularang beroperasi, di tahun 2002 saat Boy, Dira, Yoga dan Awan dari
Bandung menuju Jakarta mengalami kejadian mistis adalah di daerah sekitar Cikalong, masih
wilayah Bandung Barat berbatasan dengan Purwakarta.
Daerah itu jika ditilik dari segi radius saat jalan tol Cipularang sudah beroperasi maka termasuk dalam wilayah area kilometer 90-100.

- S E L E S A I -

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Micka

Micka Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Micka0619

Dec 30, 2023
Cerita Sebentar – Cerita Horor (Cetar-Cetor) #19

“RAFTING BERUJUNG PETAKA”

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @bagihorror @threadhororr

#ceritaserem #ceritahoror #misteri #threadstorytime #threadhorror #horror #horor #threadhoror #horrorthread #misteri #kisahnyata Image
Disclaimer: Dituturkan oleh narasumber bernama kak Yola. Nama karakter dalam cerita bukan nama sebenarnya. Nama kantor, pengelola rafting dan lokasinya dirahasiakan/disamarkan.
Kami tidak akan berkomentar atas pertanyaan dan juga dugaan kalian para pembaca. Mohon maaf dan terima kasih atas pengertiannya.
Read 78 tweets
Jun 18, 2023
Telah setengah tahun usaha kafe tendaku berjalan. Pada suatu sore saat waku hendak
berdagang istriku menyampaikan kepadaku bahwa Teja mengiirim pesan wattsap mengabari
bahwa ia absen kerja hari itu dikarenakan demam.
Sebagai pengganti sementara tugas pekerjaannya dia mengajukan temannya. Namun demikian kondisi itu bukannya tidak ada masalah. Berganti orang artinya harus kembali mengajari lagi dari nol semua tugasnya.
3 hari kemudian Teja masuk kerja kembali.
Read 47 tweets
May 28, 2023
Gunung Slamet, 3.428 mdpl, merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan juga gunung
tertinggi ke 2 di pulau Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur. Sehingga dari itu Gunung
Slamet kerap disebut atap tertinggi Jawa Tengah.
Sebagaimana pada umumnya gunung-gunung yang ada di Indonesia, khususnya di pulau Jawa selain membuat terpana akan pemandangan indah yang menawan, gunung juga menyimpan sejuta kisah misteri dan angker. Termasuk juga Gunung Slamet.
Read 66 tweets
Apr 23, 2023
Cerita Sebentar – Cerita Horor (Cetar-Cetor) #15

“PULANG MUDIK”

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @bagihorror @threadhororr

#ceritaserem #ceritahoror #threadstorytime #threadhorror #horror #horor #threadhoror #ceritasetan #horrorthread Image
Semenjak 3 tahun lalu Lebaran sudah berbeda, ibu sudah tidak ada lagi bersama kami, Tuhan
memanggilnya di awal tahun 2021. Beliau akhirnya kalah oleh komplikasi diabetes, jantung dan
gagal ginjal. Aku sudah hampir 8 tahun tidak tinggal berdekatan dengan kedua orangtua.
Perjalanan hidup membawaku tinggal di lain kota, beda propinsi. Mereka tinggal di kota Jakarta, justru aku yang pindah tinggal di daerah. Maka dari itulah setiap lebaran jika banyak orang “Pulang Kampung”, aku dan keluargaku justru “Pulang Kota”.
Read 79 tweets
Mar 28, 2023
Cerita Sebentar – Cerita Horor (Cetar-Cetor) #13

“Tumbal Danau Perumahan Cluster” Bagian 2

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @mwv_mystic @bagihorror @threadhororr

#ceritaserem #ceritahoror #threadstorytime #threadhorror #horror #horor #threadhoror #ceritasetan #horrorthread
Disclaimer: Nama cluster dimaksud dan narasumber sangat dirahasiakan. Nama-nama
karakter disamarkan. Kami tidak akan berkomentar atau menanggapi atas pertanyaan dan juga
dugaan para pembaca. Mohon maaf dan terimakasih atas pengertiannya.
Setelah kejadian itu pihak developer menanggapinya dengan “proporsional”, menganggap
bahwa kejadian itu tidak lebih dari musibah, namun juga mempertimbangkan pandangan dari sisi klenik sebagai masukan saran tindakan yang mungkin perlu diambil..
Read 60 tweets
Mar 19, 2023
Disclamer: Nama cluster dimaksud dan narasumber sangat dirahasiakan. Nama-nama karakter disamarkan. Kami tidak akan berkomentar atau menanggapi atas pertanyaan dan juga dugaan para pembaca. Mohon maaf dan terimakasih atas pengertiannya.
“Halo mas Rae, apa kabar?”, sapa saya. “Eh elo …., kabar baik gue. Baru kliatan nih bro, kemana aja?” jawabnya lalu balas bertanya. “Iya mas, keliling kemana-mana. akhirnya balik
kandang juga nih. Biasalah, kehidupan,” jawab saya sambil terkekeh ringan.
Read 56 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(