.
Waktu itu, disamping kerjaan tetap, kalau malem gue jaga rumah di daerah Jatinegara, Jaktim.
.
Di rumah itu ada yang ngurus rumah namanya Bu Ana dan anaknya, Maria.
.
Buat sampai ke sekolahannya, harus nyeberang rel kereta dulu. Pagi itu, sebagai warga negara yang taat lalu lintas, gue berenti begitu palang relnya ditutup.
.
Meski keretanya belom keliatan.
.
Gue minggir, ngasih jalan buat yang mau nerobos. Salah satunya seorang bapak yang apes banget. Pas dia nerobos, kereta lewat.
.
Ketabrak.
.
Gue kaget, tapi enggak ikut nolong, apalagi nonton. Begitu kereta lewat, palang dibuka, gue lewatin aja itu rel. Sementara orang2 mulai ramai mengerumuni mayatnya, minggirin motornya yang ancur.
.
Maria gak boleh telat kan.
.
"Iya gue juga. Udah gih masuk,"
Gue juga tatapan sama Bapaknya, pas dia marahin gue gara2 ngalangin jalan buat nerobos palang.
.
Karena tuntutan pekerjaan, gue biasa liat mayat manusia segala wujud...
.
Rupanya beda sama Maria.
.
Malam harinya, gue lagi asik nonton UFC, si Maria teriak kenceng banget. Gue langsung lari ke atas, ke kamarnya. Dia lagi ditenangin sama ibunya, histeris.
.
"Ini gara2 aku ke-gap liat tadi!"
.
Jadi rupanya, yang dia maksud "kontak mata" itu bukan sama si Bapak pas masih hidup, tapi sama arwahnya... yang masih ada di rel itu.
.
Dan karena Maria bisa "liat", doi ngikut..
.
Jadi, meski si Maria ngerengek minta dianter ke rumah si Bapak, gue cuekin.
.
Gue balik lagi turun, nonton UFC.
.
Lagi seru-serunya, giliran gue yang polos dan tau apa2 ini yang diganggu.
.
Sialan. Kalo mau iseng, jangan bikin rugi ah. Dikira air galon murah apa ya. :')
.
Berusaha ga mikirin, gue ambil ember sama lap pel. Kerja nih
.
"Ngapain sih."
.
"Bapaknya mau pulang ke rumah. Ayo."
.
Gue acuh, males juga kan. Lagian kenal juga enggak, udah malem pula.
.
Pas gue mau meres air dari lap, embernya ga ada. Pun dengan Maria.
.
Maria turun, dengan wajah tanpa dosa.
.
"Ember masih dipake juga, jangan disingkirin dulu. Bantuin ngepel kek," kata gue.
.
"Apaan sih, orang baru turun."
.
"Kak, ayolah anterin dulu bentar," kata Maria yang baru turun.
.
"Aduh, males. Lagian mau ngapain? Emang kenal? Emang tau alamatnya?"
.
"Dia bilang mau nunjukin. Harus sekarang kak. Ayo," kata Maria, merajuk, narik kaos gue.
.
"KAKAAAAAK!!!" dari atas, kedengeran suara Maria memanggil.
.
Tunggu, kalau ada Maria di atas, terus Maria yang lagi maksa gue buat nganterin dia ini siapa?
.
Gentar juga aing. Gue liatin, napak kok kakinya. Asli nih yang sebelah gue.
.
"KAKAK BURUAN SINI!"
.
Aduh, jadi gini rasanya diperebutkan? Cakep mah bebas..
.
"Harus sekarang, ayo kak. Sekarang, aku udah enggak tahan," bujuk Maria.
.
"KAK TOLONG!!" yang diatas makin keras.
.
Ya Allah, kalau mau dikloning kenapa enggak Scarlett Johansson aja sih.
.
"Kak ayo anterin aku!" kata Maria yang di tangga.
.
"Tadi kenapa teriak?"
.
"Aku enggak teriak. Ayo anter."
.
"Engga, ayo anter.."
.
"Barusan ke bawah enggak?"
.
Maria yang ini menggeleng. "Ayo.."
.
Ok fix, ini duplikat yang lain. Baru mau gue tolak, suara teriakan Maria kedengeran dari kamar dia.
.
"MAR YANG ASLI YANG MANA?" gue uda mulai bete.
.
Lanjut. Gue tinggalin Maria barusan, gue ke kamar Maria (yang asli). Too much Maria, semoga ga bingung ya.
.
Baru mau gue ketuk, Maria keluar.
.
"Ini asli apa bukan?" langsung nanya, to the point. Aku tu cuma mau nonton UFC dengan tenang, dek.
.
Ga dijawab. "Pokoknya anterin dulu. Ayo."
.
Anterin mulu, kenapa ga balik sendiri sih ah.
.
Gue terobos masuk, dan bener, ada Maria lainnya di kasur, nangis.
.
"Yaudah ayo. Tau kan jalannya?" Akhirnya gue luluh.
.
Kita turun, gue nyalain motor. Sampe sini gue masih mikir, "gue ingin ngapain sih"
.
wft. Kan arwah, napa gak terbang sih? Apa loncat, atau apa kek. Why musti ngebonceng bertiga kayak cabe-cabean?
.
Gue udah males protes, gue maju dikit. Maria nempel ke gue, jadi ada sisa kosong di belakang
.
Maria nunjukin jalan kayak udah apal betul tempatnya. Kita ke daerah Tebet. Mayan jauh kan.
.
Gue mikir, seru kali ya kalau disasarin sampai kuburan atau tempat lainnya.
.
Tapi rupanya enggak :)
.
"Ini rumah Pak (sebut aja) Slamet? Keluarganya ada?" tanya Maria yang entah tau namanya dari mana.
.
"Iya bener, saya panggil dulu"
.
Intinya, arwah bapak itu minta tolong ke Maria buat menyampaikan sejumlah pesan ke keluarganya.
.
Pesan aja, ga sama request lagu.
.
Macem di radio gitu lah.
.
Gue pribadi sih ga ngerasa ada gangguan, selain dari yang emang penghuni rumah itu :) Tapi ga ganggu, cuma ngendon aja di spot2 tertentu.
.
Lagipula, enggak lama setelah itu gue resign dari situ dan pindah ke Jalsel. :))
.
Btw, kalau berkendara hati2 ya, waspada dan taati rambu lalu lintas (pesan dari Duta Korlantas RI)