.
Rumah ini nyaman banget, harga terjangkau. Sayang kami harus pindah karena diusir :') #memetwit @InfoMemeTwit
.
Kenangan soal rumah lama pun muncul.
.
Dulu, kita masih jadi mahasiswa unyu waktu awal tinggal di sini. Dan masih belum paham sama 'sapaan hangat' dari 'penghuni' yang lama.
.
Kecuali gue, gue dilewatin sama mereka waktu sapa-sapaan hangat.
.
Dalam rumah itu, ada satu keluarga. Bapak, ibu dan dua anak cewek remaja.
.
Kecuali satu pintu, yaitu pintu kamar utama yang terletak di depan. Kalau di denah, itu "kamar 1", dan temen gue makan di R.tengah
.
Keluarga ini tampak gelisah, saling pandang. Lalu salah satu dari mereka bilang, "Lebih baik kamu tidak tahu, bahaya."
.
Singkat kata, temen gue penasaran (dalam mimpinya).
.
Di dalamnya, ada seorang ibu-ibu paruh baya berbaju merah, duduk di atas tempat tidur sambil nyisir rambut, memandang ke luar jendela. Sendu.
.
Pas ditepok bahunya, ibu-ibu itu nengok. Dia senyum, tapi makin lama senyumnya makin lebar. Mukanya pun berubah... (gue kasih ilustrasi, susah gambarinnya).
.
temen gue kebangun.
.
Malem berikutnya giliran si Mifta, di kamar nomor 2. Kita masih biasa aja, kebetulan.
.
Sampai orang ke-3, ke-4, dan ke-5 ngalamin, wah ini udah gak beres.
.
Pas dateng, Sei banyak "nyapa" yang gak keliatan.
"Ramah2 ya di sini," kata Sei, mukanya kayak betah.
.
Karena kamar gue penuh barang, Sei gue biarin ngedeprok (apa itu bahasa Indonesianya?) di ruang tengah. Sambil liat-liat, mata Sei tertuju ke Kamar I.
.
"Jahat," kata Sei, kecut mukanya.
.
Kita berenam pas lagi ngumpul, Sei lalu melanjutkan ceritanya.
.
(dijeda dulu, mau kerja bentar gue).
.
"Dia juga enggak suka, kalau ada yang masuk ke kamar itu selain si Oji. Kayaknya dia mulai ngerasa cocok," tambah Sei.
.
Mampus si Oji.
.
Kita nepuk bahu Oji, prihatin. Sekalinya disukai, malah sama ibu-ibu. Bukan manusia pula.
.
Ingat, ibu2 itu bukan satu2nya yang nunggu.
.
Kena cahaya matahari dikit sih dari tangga, tapi kalau ada yang diare lupa diguyur, gue kena bala jg.
.
Jadi, cermin ini gue sandarin di tembok, menghadap ke jendela (dan kasur. Katanya sih pamali, tapi apa daya, enggak ada tempat lagi).
.
Pernah, gue lagi ngaca.
.
Gue kira bocah yang sering main layangan di atap rumah (anak gang, ga punya lapangan). Ternyata bukan.
.
Gue ngaca lagi, dan sosok itu masih ada di tangga. Gue nengok, enggak ada. Di cermin ada, di tangga aslinya enggak ada.
.
Perlahan tapi pasti, cermin gue pindah. Jendela gue tutup. Kabur. Takut juga.
.
Sialnya lagi, menurut Sei, ybs itu bapak2 :')
.
Kalau udah jam sekian, jendela kamar gue bakal digedor. Tanda gue harus berenti olahraga dan tidur.
.
Tidur karena males digangguin lagi.
.
Tapi, kalau gue lagi ngerokok sambil duduk di jendela (biar asepnya enggak masuk kamar, pengap), kadang ybs nemenin juga. Ada bara api rokok ngambang gitu di tangga.
.
Ajib, kopi mana, kopi?
.
Alhamdulillah, enggak pernah dibales sih.
.
Selama tiga tahun, siapa sangka kami akan diberikan ucapan perpisahan juga waktu pindahan, ke rumah baru (yang lebih serem).
.
Bukan cuma karena mendadak, tapi cara 'ngusirnya' udah kayak kita enggak bayar tiga tahun.
.
Dan karena berbarengan dengan UAS, pindahan jadi ribet.
.
Pacar temen2 gue dan sodaranya juga ada yang dateng bantuin. Pengertian emang. Karena kita pindah H-1, sebelum diusir beneran.
.
Sayang, gue LDR waktu itu(baper)
.
Di saat terakhir, mereka masih baik. Makasih, asal jangan ngikut pindah aja.
.
Gue kira itu pacar atau sodara temen gue. Enggak enak kan, gue tolak alus. Dia tetep di situ, ngajakin ngobrol. Nemenin.
.
Manis juga, gue tikung apa ya?
.
Oh, lokasinya ada di kamar gue. Jadi gue ga tau di ruang lain lagi pada ngapain.
.
Minumnya sisa satu. Lalu Oji nanya, "Eh ini buat cewek itu tuh, yang pirang. Cewe siapa?"
.
Saling tuduh. Gak ada yang ngaku.
.
"Lah, gimana? Dia seharian nemenin gue," kata Mifta
.
"Dia di gue kok," kata Buyung.
.
Dan gue tau, dia kan di kamar gue seharian. Duduk diem, ngeliatin sambil senyum dikulum.
.
Kami ketawa, kering. Menyadari cewek ini bukan bagian dari kami. Untung belum jadi gue tikung, kan. Siyalan emang.
.
Meski sampai sekarang siapa sosok cewek ini masih jadi misteri, tapi kita sedih juga ninggalin rumah yang jadi sarang selama 3 taun.
.
Tapi enggak mau kalo diajak reuni, ngrokok bareng sama yang di tangga. thanks.