Thread by @rasjawa

Kenapa BPJS bisa defisit? Karena banyak banget pesertanya (terutama yg perorangan) yg ngemplang iuran bulanan, terutama setelah mereka dapet pengobatan & tindakan yg nilainya jutaan, tapi habis itu berhenti bayar iuran... 😏

cnbcindonesia.com/market/2018091…

Bagaimana menutup defisit ini? Jelas mustahil dgn menaikkan iuran. Dengan tarif sekarang aja udah banyak yg ngemplang, gimana kalo dinaikkan? Ya mau gak mau harus ada intervensi pemerintah (bailout). Karena Pemerintah bertanggungjawab atas kesehatan rakyatnya.

Selain banyaknya peserta yg ngemplang bayar iuran bulanan, defisit BPJS ini juga terjadi akibat pembiayaan yg sangat mahal beberapa penyakit berat seperti Jantung, stroke, ginjal. Iuran pesertanya gak sebanding dgn pembiayaannya.

Dan sangat tidak mungkin membedakan tarif iuran berdasarkan jenis penyakit yg diderita peserta, karena 98 juta pesertanya merupakan penerima bantuan iuran. Memang rumit. Harus dipikirkan mekanisme pembayaran iuran agar BPJS ini tidak menciderai keuangan negara.

Saya sambung sedikit thread tentang defisit BPJS ini. Ternyata banyak yang tidak faham kalau yg sedang saya bahas ini adalah BPJS perorangan, bukan BPJS Tenaga Kerja. Beda BPJS perorangan dan BPJS Tenaga Kerja, BPJS perorangan iurannya, peserta setor iuran ke BPJS.

Sedangkan BPJS Tenaga Kerja iurannya dari potong gaji/fee secara rutin tiap bulan. Dan yang diributkan kenapa BPJS menginvestasikan dananya, itu adalah BPJS Tenaga Kerja, karena BPJS TK ini tujuannya mencover pesertanya sampai hari tua.

Kenapa harus diinvestasikan? Karena ya BPJS TK harus memutar uang iuran tenaga kerja di perusahaan/pabrik2 agar dapat "laba" karena BPJS TK harus bisa mengcover pesertanya hingga hari tua setelah mereka pensiun dari pekerjaannya. Semoga di sini jelas.
tirto.id/bpjstk-kelola-…

Semoga setelah baca thread ini, rekan2 bisa membedayakan mana BPJS Kesehatan (Perorangan) dan mana BPJS Tenaga Kerja. Jangan sampai teman2 terlibat dalam debat ngawur gak perlu seperti screenshot di bawah ini.

Dan ini komen dengan kesalahan logika paling parah akibat ketidakpahaman perbedaan BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja. Ya tidak semudah itu lah. Gak mungkin iuran tenaga kerja orang buat nombokkin yg ngemplang2 iuran.

Dana BPJS Tenaga Kerja hasil potongan langsung dari fee/gaji bulanan para pegawai/tenaga kerja/buruh, dana BPJS TK ini daripada mengendap, diputar untuk mendapat laba dan hasilnya dikembalikan kepada para peserta BPJS TK (para pegawai/tenaga kerja/buruh) hingga mereka pensiun.

Dana BPJS TK ini jelas tidak bisa buat nutupin defisit BPJS Kesehatan (perorangan) dimana banyak anggotanya yg NGEMPLANG gak bayar iuran setelah menikmati pengobatan yg besarnya jutaan. Uang potongan gaji kok dipake buat nombokin karena orang ngemplang. Ya gak mashook!!

Dan inilah penyebab mengapa BPJS Kesehatan mengalami defisit parah. Para pengemplang iuran BPJS sadar tidak sadar sudah mengganggu keuangan operasional Rumah Sakit, dan mempersulit anggota lain mendapatkan fasilitas kesehatan. Inilah dzalim dalam arti sebenarnya.