Profile picture
Zulfikar Akbar @zoelfick
, 21 tweets, 3 min read Read on Twitter
Kasihan sekali di hari Maulid Nabi ada yang mengaku keturunan Nabi tapi justru memamerkan caci maki.

Tidak ada pesan akhlak, keteladanan, dan sesuatu yang bisa menunjukkan bahwa ia adalah penerus kemuliaan seorang Nabi.
Padahal Nabi itu sendiri bahkan saat jenazah seorang Yahudi yang ditandu lewat di depannya, beliau berdiri untuk menunjukkan penghormatannya.

Walaupun beda keyakinan, itu juga ciptaan-Nya. Itu alasan beliau.
Bahkan saat ada yang mencaci maki beliau, sementara yang mencaci ini sudah tua dan buta, beliau justru membalas dengan kebaikan dgn menyuapinya makan. Tetap menunjukkan kemuliaan akhlaknya.
Sebaliknya, jauh setelah kepergiannya ada yang membawa-bawa namanya, mengaku sebagai keturunannya, memamerkan caci maki, hinaan, menista sesama umat agama yg dibawa sang kakek: hanya karena beda dalam politik.

Hanya beda jalan politik, bukan beda agama, tapi begitu saja dihina.
Hingga yang belum mengenali Sang Nabi dibuat heran, kenapa jejak kemuliaan beliau tak diperlihatkan, tidak terlihat, dari seorang anak muda yang kerap memamerkan dirinya keturunan Nabi.

Ini sebenarnya keturunan siapa?
Syukurnya masih ada nama-nama lain seperti Habib Quraisy Shihab atau Habib Luthfi, Habib Jindan, dlsb, yang enggan memamerkan dirinya keturunan Nabi, tapi menunjukkan kemuliaan Sang Nabi lewat ilmu dan akhlak mereka.
Andai saja tidak ada lagi habib-habib tadi yang mampu menunjukkan kemuliaan Sang Nabi, akan sangat menyedihkan jika yang sekadar membawa nama Nabi tanpa jejak akhlak, tersisa.

Sebab, bisa-bisa, agama dibawa sang kakek hanya tinggal nama.
Kasihan. Nama besar Sang Nabi terseret-seret oleh perilaku orang yang mengaku keturunannya, tapi tidak mampu menunjukkan bahwa dialah paling bertanggung jawab menjaga kemuliaan nama Sang Nabi.
Ia berdalih hidup makin susah, hingga mencaci maki seolah sah. Padahal Sang Nabi, justru menghadapi dgn senyum dan senang bisa sehari makan sehari tidak.
Sehari makan sehari tidak justru dihadapi Sang Nabi dgn syukur. Bahkan dlm keadaan begitu beliau masih bs menolong orang lain yg kesulitan makan.

Beliau tdk menghina siapa-siapa, tidak menyalahkan siapa-siapa, bahkan saat beliau kekurangan. Dalam ketiadaan pun memberi teladan.
Ini yang mengaku2 keturunan beliau, hidup sejahtera, punta pengikut di mana-mana, mengeluh kekurangan dan memaki orang lain yg dianggap sbg penyebabnya.

Teladan apa ia berikan kpd umat pengikut Sang Nabi yang diakui sbg kakeknya dgn sikap begini?
Sayyidina Ali, seorang terdekat Sang Nabi, menunjukkan bahwa ia adalah saudara sekaligus menantu dan sahabat sang nabi, rela menghabiskan uang utk menolong yg lebih membutuhkan.

Ia menunjukkan akhlak Sang Nabi lewat sikapnya.
Umar pun menunjukkan dirinya sbg sahabat Sang Nabi dgn tdk bermewah2 ketika berkuasa, dan rela bergantian naik kuda dgn pembantunya.

Umar membuktikan kemuliaan Sang Nabi dgn akhlaknya.
Umar juga memanggul sendiri karung makanan ke rumah orang miskin scr diam-diam, utk bisa membantu.

Tidak memaki atau menyalahkan siapa2 ketika melihat orang susah. Tapi berpikir dan cari cara bgm membantu orang susah.
Ada lagi Abdurrahman bin Auf, ketika Nabi dan para sahabat sedang butuh dana besar, ia bahkan memberi semua hartanya.

Ia tidak menyalahkan Sang Nabi krn kesusahan yg melanda. Ia turun tangan, dan tetap membantu Nabi dgn setia tanpa mengeluh apalagi sampai memaki pemimpinnya.
Mereka menjaga kemuliaan nama Nabi lewat sikap, tutur kata, hingga karakter mereka.

Membaca riwayat mereka, terlihat bgm pengaruh akhlak Sang Nabi pada akhlak mereka.
Silakan saja baca bgm akhlak Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurrahman bin 'Auf, bahkan hingga Bilal bin Rabah dan Ammar bin Yasir.
Ya, thread ini sekadar mewakili perasaan seorang pengikut Muhammad, sama sekali bukan keturunan beliau, karena melihat kemuliaannya dicoreng orang yang mengaku sebagai keturunannya.
Juga ini perasaan umat yg membaca riwayat bgm para sahabat spt Umar, Utsman, Ali, dikhianati hingga dibunuh justru oleh orang yg juga mengaku paling islami dan merasa lebih baik drpd para khalifah itu.
Para sahabat dan khalifah tadi tidak menjual nama Nabi.

Mereka tidak pernah teriak, "Woy, gue sahabat Nabi nih! Tau gak lu?"

Mereka tidak pamer, "Woy! Guelah paling dekat dgn Nabi nih!"

Mereka menunjukkan "orang dalam" Sang Nabi dgn akhlak dan karakter mereka.
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Zulfikar Akbar
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!