1. Kita bisa saja berkata, mereka tak Intoleran, masa takut sama salib dsb, namun sahabat, Intoleransi bukan sebuah sikap pikir yg berubah menjadi sebuah tindakan secara tiba2, ada dialegtika pemaknaan Agama dan budaya yg mewarnai. 
2. Toleransi adalah semangat, toleransi adalah sebuah sikap pikir dan tindakan, lahir dari pemaknaan Agama, bahwa agama ada untuk kedamaian, Islam dalam hal ini, adalah semangat untuk menjadi damai, menjadi kasih bagi semesta
3. Jika pemaknaan Agama yg benar, ttg bagaimana agama ditempatkan dlm perspektif persamaan, bukan perbedaan, dalam lingkup terkecil, dikeluarga misalnya, di kelas2 disekolah misalnya, semai ini yg kelak akan melahirkan rekah kerukunan
4. Jika bertegur sapa dg yg berbeda Iman, jika duduk bersebelah bangku disekolah dg yg tak sama iman, jika menjenguk teman nasrani bagi muslim sudah dilakukan sejak kecil, ini semai Indah yg tak akan berbuah bengis beragama
5. Dan ingat, budaya menetukan warna sikap hidup kita, ada di sebuah desa di sebalah rumah, muslim disana bukan pada pemahaman keilmuan Agama yg mendalam, abangan, namun sangat toleran, krna apa? sudah budayanya, saat natal misalnya, Muslim mengunjungi ttg yg nasrani
6. Silang kaitan antara pemaknaan pada nilai2 luhur agama, akan melahirkan budaya, melahirkan dilagtika keberagamaan dalam beda Iman, kita tak bisa lantas menyalahkan, mereka memang pahamnya begitu, mencaci tak lantas membuat mereka berubah toleran bukan? malah mereka makin yakin
7. Speak up pada Intoleransi Its ok, namun bertindak, sekecil apapun, akan lebih berharga untuk menanam semai damai ini, lakukan dari diri sendiri, keluarga dan sekitar, tugas siapa? tugas kita semua, jangan mudah menyalahkan, apalagi hanya bisa mencaci
8. Intoleransi ini awal, jika sikap pikir ini berlanjut pada tindakan2, maka egoism beragama, eklusifitas akan melhirkan ap yg disebut dg radikalisme, dan kelak, ketika sudah mengkristal, maka akan lahir dari rahimnya yg bernama Terorisme.
Terimakasih.
Terimakasih.
