Thread by @ahmadifham

01. Hoax dan Munafiq.

Ketika saya test case coba bikin konten ini, ada saja yang menuduh saya Wahabi. Mungkin karena bawa-bawa makhluk bernama Munafiq ke dalam konteks kategori Penebar Hoax. Heuheu

02. Coba sejenak perhatikan Hadits yang kita familiar sejak kecil, berikut:

اية المنافق ثلاث اذا حدث كذب واذا وعد اخلف واذاؤتمن خان

Hadits ini Shahih, dengan berbagai perbedaan matan. Andai ini Hadits dhoif pun oke aja jadi rujukan fadhail al amal.

03. Ciri munafiq ada 3:

1) Ketika berkabar, tidak akurat alias bohong.

2) Ketika berjanji, diingkari.

3) Ketika dipercaya, berkhianat.

04. Mudah sekali kita cerna Hadits tersebut. Ciri nomor satu dari Munafiq adalah ketika mengabarkan sesuatu, maka kabar itu tidak akurat.

05. Hadatsa itu berkabar. Bahkan kabar itu bisa perkataan (kalam), bisa tulisan, bisa kesaksian, bisa hal lain yang sejenis. Hati-hati.

06. Kadzaba bisa bermakna bohong, bisa juga bermakna berbeda. Saya memaknainya tidak akurat. Hati-hati.

07. Kadang atau bisa jadi seringkali kita pelaku klik share itu gak tau keakuratan berita yang kita klik. Ini bahaya. Hati-hati.

08. Mengabarkan sesuatu yang tidak akurat, bahasa zaman now nya adalah HOAX.

09. Jadi, penebar hoax merupakan ciri nomor wahid dari seorang munafiq.

10. Saya tidak sedang menuduh seseorang itu munafiq, tapi sedang ngasih awareness tentang ciri utama munafiq.

11. Perhatikan, fenomena klik share, ini sangat sering kita temui di socmed, terutama di socmed twitter dan facebook, atau di Whatsapp, Telegram, dan lainnya.

12. Padahal klik share atas konten yang tidak akurat, itulah aktivitas utama tebar hoax, aktivitas munafiq.

13. Jadi, sebelum Anda klik share berita, camkan dengan sangat, apakah berita itu valid, akurat? Jika tidak akurat, maka Anda langsung valid tebar hoax dan valid terkategori munafiq. Kata Hadits

14. Padahal, sebuah berita yang ditulis oleh media mainstream sekalipun, bisa jadi tidak akurat.

15. Contoh, Mei 2015 saya ditanya hukum BPJS, saya bilang BOLEH. Ternyata, bulan-bulan itu di berbagai media TV, online dan cetak, HEBOH membahas FATWA HARAM dari MUI tentang BPJS

16. Ingat ingatlah momen itu. Hampir semua media televisi, media elektronik terkemuka dan berbagai media cetak, membahas FATWA HARAM dari MUI tentang BPJS.

17. Fakta: SAMPAI hari ini, 12 Februari 2019, TIDAK PERNAH ADA FATWA HARAM BPJS dari MUI. Maaf, saya tulis pake huruf kapital. Malah adanya Fatwa No. 98 bahwa BPJS itu boleh.

18. Perhatikan, hampir semua media sudah heboh ada FATWA HARAM BPJS kemudian diadakan talkshow, dan lain lain. Padahal TIDAK PERNAH ADA Fatwa Haram BPJS dari MUI. Ini hoax. Padahal media-media lho yang menebarkan kabar hoax.

19. Media media ternama, tebar Hoax. Anda pun tebar Hoax kalau klik share.

20. Saya pribadi pernah diwawancara media. Apa yang saya sampaikan ke wartawan dengan yang dimunculkan di media, kadang berbeda. Ini pun sebenarnya hoax, apalagi jika Anda klik share, maka Anda ikut valid jadi penebar hoax.

21. Jadi, hati-hatilah jika mau klik share. Saya sendiri hampir tidak pernah klik share yang namanya BERITA. Saya pernah klik share berita atas Aktivitas rekan-rekan UGM di Suku Asmat. Itu karena saya sudah cek kebenaran kabar rekan UGM kesana.

22. Saya sebenarnya sangat wonder dengan rekan netizen zaman now. Mereka seakan sangat enteng menebar kabar kinerja buruk capres, menebar kabar buruk capres, HANYA dengan BERSUMBER UTAMA kepada BERITA. Ini berbahaya.

23. Jadi..

1) Berhati-hatilah dalam klik share.

2) Apalagi yang akan kita klik share adalah berita.

3) Salah kabar atau jika ternyata kabarnya tidak valid, kita langsung valid tebar hoax.

4) Padahal kita gak punya kuasa ngecek kebenaran berita.

24. Menebar hoax, valid masuk perilaku munafiq.

25. Demikian twit tentang Hoax dan Munafiq. Smoga manfaat dan barakah. Amin.