Profile picture
Brii.. @hantu_33
, 59 tweets, 10 min read Read on Twitter
Malam ini gw mau cerita tentang #briikecil lagi..:)

Kisah tentang #briikecil ini akan panjang dan berliku, sama serunya dengan #rumahteteh...

Kali ini gw akan cerita tentang jembatan besi yg ada di belakang sekolah..

Yuk..

#memetwit
@InfoMemeTwit
Waktu SD, walau gak terlalu sering, gw termasuk anak yg senang bermain hingga malam hari.

Terkadang pulang malam dalam keadaan masih berseragam sekolah,

Sama seperti anak2 lainnya, ketika sampai di rumah, bapak dan ibu langsung sedikit memarahi..
Kalaupun harus pulang malam, biasanya gw menghabiskan waktu di rumah teman sekolah yg letaknya gak terlalu jauh dari gedung sekolah.

Biasanya juga, kami memang membahas pelajaran di sekolah ataupun mengerjakan PR. Walau kadang lebih banyak bermain game nya..:)
Jadi, gw kecil masih dalam kanakalan yg normal.

Alhamdulillah, dari kecil sudah dibiasakan untuk bertanggung jawab dengan diri sendiri. Bapak selalu mengingatkan, bahwa apapun yg dilakukan hari ini akan ada buahnya nanti. Tanam baik buahnya baik, tanam jelek buahnya jelek.

==
Seperti yg sudah diceritakan pada thread awal, SD tempat gw sekolah jaraknya cukup jauh dari rumah, sekitar satu jam berjalan kaki.

Jalan yang gw lalui ada dua, jalur normal dan jalur pinggir tembok pabrik yang menyeramkan itu.
Kalau harus pulang malam, gw gak pernah lewat jalur yang kedua, gw pasti memilih jalur normal yg jauh lebih aman, tapi jaraknya lebih jauh..

Tapi kalau malam, suasananya masih tetap menyeramkan..
Nah, sekitar 20 - 25 tahun yg lalu, jalan yg melintas persis di depan sekolah adalah jalan industri, yang waktu itu memang bukan jalan yang boleh digunakan untuk umum.

Berbentuk Jalan aspal gak terlalu mulus tapi cukup lebar.
Trotoar rapih dan bersih terbentang pada kanan kirinya, hanya daun2 kering yg terlihat sedikit mengotori.

Daun2 kering itu berasal dari pohon2 besar dan rindang yang berdiri tegak sepanjang sisi trotoar.

Pohon2 yg terlihat cukup tua,
Waktu itu, jalan masih tergolong sepi, sangat sepi malah. Hanya sesekali mobil2 besar yg mengangkut barang2 industri yg terlihat melewatinya.

Oh iya, Itu kondisi pada siang hari.

~ Kalo malam gimana kondisinya Brii?
Kalo pada malam hari..

Suasana pastinya sangat seram, sebelah kiri jalan adalah hutan kecil yg cukup rindang. Di sebelah kanan ada tembok tinggi dan memanjang yg memagari kawasan industri di dalamnya.
Ada yg selalu menarik perhatian ketika menyusurinya, pada ujung tembok panjang itu ada menara besi yg tingginya kira2 20 meter.

Di ujung atas menara, ada semacam bangunan seperti pos pengawas berukuran kira 4x4 meter. Tampaknya pos itu dibuat untuk mengawasi keadaan sekitarnya.
Menurut cerita bapak, pos pengawas itu sudah ada sejak jaman Belanda, ketika pabrik Baja besar itu masih dimiliki oleh pemerintah Belanda.

Jadi.., itu adalah menara besi yg cukup tua umurnya..

==
Pada masa2 sekolah dasar itu, gw sering menghabiskan waktu setelah pulang sekolah untuk bermain ke rumah teman,

Salah satu teman yg rumahnya sering gw kunjungi adalah Doni,

Domi adalah teman satu kelas..
Gw selalu betah berlama2 dirumahnya.

Rumah besar dengan halaman luas, satu pohon mangga tegak berdiri dengan rindangnya, membuat suasana rumah menjadi sedikit sejuk walaupun disiang hari yang teramat terik.
Orang tua Doni juga sangat baik. Kalau sedang main ke situ, gw gak pernah kekurangan asupan makanan dan minuman, semakin betah..

Oh iya, satu lagi alasan betah berlama2 di rumah Doni. Dia berlangganan komik Donald Bebek, setiap ada edisi terbaru gw pasti mampir ke rumahnya..:)
Rumah Doni letaknya gak jauh dari sekolah, hanya sekitar dua kilometer ke arah belakang.

Tapi, dua kilometer itu harus melalui jalan yg cukup seru...
Harus melintas jalan setapak yang membelah hutan kecil, hutan yang terdiri dari pohon ketapang dan pohon asem, besar2 dan tinggi pohonnya.
Pada siang hari, kawasan hutan kecil ini cukup sepi, jarang terlihat ada orang yang berjalan lalu lalang.

Mungkin karena jalan ini bisa dibilang sebagai jalan pintas, bukan jalan utama..

Wajarlah kalau sepi..
Apalagi kalau malam hari, jarang ada orang yg berani melewatinya..

Dan ada satu bagian jalan ini yg paling gw takuti, walaupun siang hari..

~Ada apa Brii..?
Pada thread awal, gw cerita tentang jembatan besi yg ada di belakang sekolah. Nah.., jembatan besi itu letaknya persis di tengah2 hutan kecil.

Jembatan yang menyebrangi sungai kecil yang jarang sekali airnya deras.
Di kawasan daerah lingkungan situ, jembatan besi ini cukup terkenal keangkerannya.

Banyak cerita2 yg beredar tentangnya. Salah satu yg gw ingat adalah tentang hantu perempuan berbaju merah, Hantu yang katanya menjadi penunggu jembatan besi..
Rumor dan cerita yg beredar itu semakin membuat orang2 lebih memilih melewati jalan lain yg memutar lebih jauh, daripada harus melalui hutan dan jembatan besi.

Selapas maghrib, dapat dipastikan hutan kecil dan jembatan besi itu sepi..

Ngeri..

==
Pada hari itu, gw habiskan waktu cukup lama di rumah Doni, terlalu lama malah.

Padahal dihari2 sebelumnya, gw pulang sebelum maghrib. Kira2 jam lima sore, dapat dipastikan gw sudah berada di atas sepeda BMX silver kesayangan, pulang..
Entah karena keasikan bermain dan membaca buku di rumah Doni, hari itu selapas isya gw masih belum beranjak pulang. Masih betah..

Ayah Doni terlihat kaget, ketika pulang kerja dan sampai di rumah, beliau melihat gw masih belum pulang..
"Brii..ini sudah jam delapan malam loh, pulang sekarang ya, bapak ibu pasti sudah menunggu di rumah.."

"Iya om, Brii pulang.." jawab gw sedikit kaget setelah melihat jam, ternyata sudah jam delapan malam.
Sebelum pulang, gw terlebih dahulu menelpon ke rumah, memberi kabar kalau gw baru mau pulang dari rumah Doni. Untuk mengurangi kecemasan bapak dan ibu.

Setelah berpamitan, gw pun bergegas pulang..

=====
Mengayuh pedal sepeda BMX silver yg selalu setia menemani, gw mulai memasuki kawasan hutan kecil yg menyeramkan itu..

Sekitar jam.setengah sembilan malam..
Maksud hati ingin mempercepat laju sepeda agar lekas keluar dari hutan, tapi apa daya, gelapnya malam membuat gw harus extra hati2 menyusururi jalan tanah, yang kadang akar2 dari pohon ketapang atau pohon asem menyembul keluar.

Sepeda pun hanya bisa melaju pelan..
Seperti yg sedah diperkirakan, malam itu sekitaran hutan sangat sepi, gak terdengar suara hembusan angin atau apapun.

Hanya terdengar suara roda sepeda yg berputar bergesekan dengan jalan, yang terkadang melindas daun2 kering yang berserakan.

Cukup mencekam suasananya..
Tiba2 perasaan mulai gak enak,

Dalam kegelapan, gw mempercepat laju sepeda,

bodo amat..

Gw mau cepat keluar dari hutan ini..

Perasaan semakin gak enak..

Ketika 50 meter di depan, sudah terlihat jembatan besi yg legendaris itu,

Gw langsung memperlambat laju sepeda..
Dalam kegelapan, jembatan besi terlihat samar, karena memang masih cukup jauh jaraknya..

Gw mengayuh sepeda mendekatinya..

Kecemasan mulai timbul, gw takut..
Sempat ada niat untuk berhenti, dan kembali ke rumah Doni..

Tapi sudah terlanjur, gw harus hadapi rasa takut ini..

===
Semakin dekat posisi dengan jembatan besi itu, semakin pelan gw mengayuh pedal sepeda..

Setelah sudah berada tepat di depan jembatan dan tinggal melewatinya, tiba2 gw mengerem dan mengehentikan sepeda..

Karena gw melihat ada sesuatu yg bergerak2 pada ujung seberang jembatan..
Samar2 gw melihat seperti ada benda yg bergerak melambai seperti ditiup angin..

Gw berhenti beberapa saat, untuk mencoba lebih memerhatikan lagi..

Coba memastikan benda apakah itu..
Keadaan terlalu gelap, gw gak bisa melihat jelas, jaraknya masih terlalu jauh,

Setelah itu gw memutuskan untuk melanjutkan langkah, sambil menuntun sepeda, gak menaikinya.

Tetap melintasi jembatan, karena memang gak ada jalan lain..

Terpaksa..
Suasana semakin hening, hanya terdengar suara roda sepeda yg menginjak jembatan, dan juga suara langkah kaki gw yang bergerak pelan, karena sambil terus memperhatikan benda di ujung jembatan yang semakin jelas terlihat bentuknya.

Ternyata benda yg melambai2 itu berwarna merah..
Awalnya terlihat terlihat seperti seprai tempat tidur yang melambai2 tertiup angin..

Ternyata bukan..

Gw langsung menghentikan langkah, berhenti tepat di tengah jembatan, ketika akhirnya gw dapat melihat dengan jelas, dan mengetahui dengan pasti benda apa itu sebenarnya..

😟
Ternyata, di ujung jembatan berdiri wanita barambut panjang, memakai baju berwarna merah yg berkibar2 seperti tertiup angin..

Gw langsung teringat dengan cerita tentang hantu baju merah penunggu jembatan itu..

Dan saat itu gw menyadari, kalau hantu itu sedang ada di hadapan..
Merinding seluruh badan, kaki sangat berat untuk melangkah, jantung berdegup kencang, ketika kami berdiri berhadapan, yang hanya berjarak sekitar 10 meter..

Gw hanya bisa terdiam membisu melihat wanita itu berdiri menatap, wajahnya terlihat pucat dan dingin..
Dengan polosnya, gw paksa kaki untuk melanjutkan langkah sambil menuntun sepeda..

Karna memang gak bisa kemana2 lagi, gak ada jalan lain..

Dan pelan2 gw mendekat ke tempat perempuan itu berdiri..
Ketika jarak kami hanya tinggal beberapa meter, gw semakin ketakutan, gak berani melihat ke arah wajahnya, hanya berani melihat bagian bawah tubuhnya yang terlihat melayang,

Gak menyentuh tanah..
Seperti mati rasa, seluruh bagian badan terasa dingin, ketika kami sudah berdiri berhadapan yg hanya berjarak satu meter..

Bau wangi semerbak tercium menusuk hidung, rambut panjangnya terlihat hitam gelap, dengan baju merah yang masih melambai2..
Gw tetap gak berani menatap wajahnya, ketika gw bilang..

"Permisi bu.., Brii mau lewat.., permisi.."

Perempuan itu tetap diam gak berkata apapun dan gak bergerak sedikit pun..

Kemudian gw berjalan menuntun sepeda melewati sisi kanan tubuhnya..
Waktu berjalan sangat lambat, gw pingin menangis, ketakutan

Tapi gw terus berjalan..

Setelah benar2 sudah melewatinya, gw langsung menaiki sepeda dan mengayuh pedal secepat2nya..

Gak berani menoleh ke belakang sedikitpun..
Itulah saat paling pertama dalam hidup, bertatapan dan berpapasan dengan mahluk yang biasa disebut dengan kuntilanak, yang waktu itu berbentuk hantu perempuan gaun merah penunggu jembatan besi...

Belum selesai..

===
Cukup lega hati, ketika gw sudah keluar dari hutan kecil itu, kemudian menemui jalan aspal dan lampu jalan.

Keringat bercucuran membasahi badan, akibat dari ketakutan, dan kelelahan mengayuh sepeda dengan cukup kencang,

Perjalanan pulang masih panjang..
Sambil mengatur nafas, gw memperlambat laju sepeda. Walaupun sudah masuk ke jalan aspal, suasana tetap sepi.

Seperti yg gw ceritakan di awal, jalan industri yg sedang gw lewati itu siang hari pun sepi, apalagi malam.
Suasana kembali hening, di jalan yg cukup menanjak itu hanya terdengar gesekan roda sepeda dengan aspal jalan. Hanya diterangi temaram lampu jalan, gw susuri jalan yg cukup panjang itu.
Ketika perasaan mulai tenang, dan kecemasan mulai hilang, tiba2...

"Rrrrrrrrrrrr...."

Rantai sepeda lepas dari gir nya...

Porot istilahnya...

Gw langsung turun dari sepeda dan melihat keadaanya,

Sedikit lega, karena ternyata rantai gak sampai putus, hanya terlepas dari gir..
Ambil posisi jongkok, gw mecoba memperbaikinya, memasang rantai kembali ke tempatnya,

Ketika sedang sibuk memperbaiki sepeda, tiba2 gw mendengar suara..

Suara itu terdengar seperti suara orang yg sedang bersiul,

Bersiul dengan nada datar dan cukup panjang.
Ditengah heningnya malam itu, suara siulan jadi terdengar cukup jelas,

Gw celingak celinguk mencari sumber suara..

Tepat di belakang gw duduk adalah hutan kecil dengan pohon2 tinggi yg rindang, dalam kegelapan tempat itu gw tetap memicingkan mata untuk memperjelas pandangan.
Di depan gw adalah tembok pabrik yang memanjang pada sisi jalan.

Di saat itulah gw baru sadar, ternyata gw berhenti tepat di depan menara besi yg gw ceritakan di awal tadi.
Menara besi yang sudah berumur puluhan tahun itu terlihat gelap, tapi walaupun begitu, samar2 gw masih bisa melihat bentuknya..

Gw mulai merinding, ketika menyadari kalau sumber suara siulan panjang ternyata berasal dari menara besi itu..
Pelan2 gw coba memperhatikan menara itu dari bawah sampai ke ujung bagian atasnya..
Ada yang menarik perhatian, ketika mata gw sudah mencapai ujung atas menara yg berbentuk seperti pos kecil.

Gw melihat ada sesosok laki2 yang berdiri tegak di bagian pinggirnya, lelaki itu berdiri menghadap ke arah tempat gw duduk, yg sedang mencoba memperbaiki sepeda..
Gw memicingkan mata untuk memperjelas penglihatan, mencoba memastikan apakah itu benar sesosok laki2 yg sedang berdiri di atas menara..

Tiba2..
Tanpa melanjutkan memperbaiki sepeda, gw langsung berlari kencang menjauh dari tempat itu, sambil gak lupa menuntun sepeda..

Gw lari dengan panik...

Ada apa? Kenapa gw tiba2 lari ketakutan?
Karena... ketika mata sudah bisa melihat ujung menara dengan cukup jelas, gw melihat, itu adalah benar sosok seorang laki2 yg sedang berdiri tegap..

Trus kenapa harus takut..?

Gw takut, karena ternyata laki2 itu berdiri tanpa kepala...

==
Sesampainya di rumah, gw ceritakan kepada bapak dan ibu, semua kejadian yg baru gw alami.

Mereka yg tadinya terlihat akan memarahi karena gw pulang malam, malah tersenyum..

"Kapok gak pulang malam2 sendirian?" Tanya bapak..
"Kapok Pa..., gak akan lagi2.." jawab gw sambil menahan tangis..

Tapi hari2 berikutnya gw kapok gak?

Hehe..ternyata nggak, #briikecil malah banyak megalami pengalaman2 seru dan menyeramkan..

Nanti kapan2 gw pasti cerita..:)

Met bobo, semoga mimpi indah..

Salam
~Brii~
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Brii..
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!