, 34 tweets, 5 min read Read on Twitter
01. Hal Furu' di KPR Syariah.

Berikut ini adalah hal-hal furu' dalam KPR Syariah yang tidak perlu dipersoalkan, karena bukan rukun, bukan syarat, tidak jadi tolok ukur pokok Halal Haram-nya suatu transaksi.
02. Urusan DP. Down Payment atau Duit Panjer dan juga Booking Fee.

Atur aja. Darimana kemana, kapan dibayarkan, atur aja.

DP bukan rukun akad, bukan syarat akad. Bukan urusan Ushul (Pokok).

Jika bukan rukun, bukan syarat, atur aja. Aturable. Oprekable.
03. DP itu ditransfer dari Konsumen ke Developer, dari Konsumen ke Bank Syariah, dari tetangga ke Developer, dari teman ke Bank Syariah, ATUR AJA. Jangan dipersoalkan.
04. DP beli rumah sebesar 20% ke Developer, kemudian yang 80% diajukan Pembiayaan ke Bank Syariah, secara Syariat, ini HALAL. Baca Fatwa No. 4 bahwa Bank Syariah bisa membiayai SEBAGIAN atau SELURUH nilai aset barang.
05. Ini sekaligus menjawab kritikan Ustadz sebelah yang bikin indikator aneh-aneh terkait DP men-DP ini.
06. Ada Bay Musya atau Murabahah Musya. Kepemilikan berdua, Syirkah Milk, misalnya 20% milik Nasabah karena sudah DP, kemudian 80% pake duit Bank Syariah, maka yang 80% itu HAK BANK SYARIAH. Hak 80% ini share/saham Bank Syariah. Nilai saham 80jt, bisa dijual 140jt. Clear.
07. Jadi, jangan ribut dalam urusan DP ini. Jika bukan urusan Ushul, pasti bisa diatur. Itulah syariah Islam. Dalam hal ini, ada Bay Musya' atau Murabahah Musya' pada Syirkah Milk.

Jadi, urusan DP, atur aja.
08. Berikutnya urusan TRANSFER mentransfer. Ustadz sebelah bilang, pentransferan pembiayaan harus dari Bank Syariah ke Developer. Ini logika tidak akurat. Yang bener, urusan TRANSFER, ya ATUR aja. Atur. Terserah darimana kemana.
09. Oiya, itu tadi rumus DP dan TRANSFER dari sisi SYARIAH. Praktiknya, ikuti aja aturan PAPSI dan PSAK yang pasti sudah tertuang dalam SOP Bank Syariah. Bebas. Atur aja. Tapi jika sudah diatur secara teknis, ya ikut regulasi yang ada.
10. Berikutnya adalah urusan Ideb SLIK alias BI Checking. Ini kok ya ada aja kampanye KPR yang Syariah adalah Tanpa BI checking.

Secara Syariah, jangan ributkan Ideb SLIK atau BI checking.

Secara bisnis, gunakan Ideb SLIK. Kalau ada KPR Tanpa BI Checking, ini bahaya.
11. Biaya Admin. Atur aja. Besarannya berapa, atur aja. Dalam biaya, ada jual beli, baik jual beli barang atau jasa atau sewa. Dalam jual beli, atur aja berapa nilai/harganya.
12. Wakalah. Atur aja. Mau pake wakalah atau gak pake wakalah, sama sama murni syariah.

Palingan, atur dari sisi Risk Management. Jika perlu pake wakalah, ya pake aja. Jika gak perlu pake wakalah, ya gak usah pake.

Ikut aturan, jika PAPSI atau PSAK atau SOP udah mengatur
13. Yang KPR nya pake wakalah jangan merasa lebih syar'i. Yang KPR nya gak pake wakalah jangan merasa lebih syar'i.

Wakalah itu perwakilan. Kuasa. Kuasa beli, kuasa jual, dll.
14. Flat, Annuitas, Efektif alias FAE. Di Bank Syariah, FAE ini dipake untuk pencatatan untung. Tidak menambah kewajiban Nasabah. Kalau di Konven kan bisa menambah kewajiban Nasabah. Jadi, beda dong.

Meributkan FAE ini tampak gak paham syariat Islam bidang dagang.
15. Tabel angsuran. Tabel angsuran bukan transaksi. Jangan disalah-salahin. Bukan kontrak.

Kalau tabel angsuran di Syariah, jadi acuan milih harga atau proyeksi.

Misal jika akadnya jual beli. Begitu deal 1 harga, ya sudah. Sah jual belinya. Milih 1 harga.
16. Potongan pelunasan dipercepat. Di Syariah, potongan pelunasan ini gak boleh dijanjikan, tapi diberikan. Dan hampir pasti diberikan. Tergantung Bank Syariah nya.
17. Denda telat bayar di Syariah, jelas BOLEH, bagi nasabah zhalim. Denda bukan Riba. Denda di syariah tidak diakui jadi pendapatan. Cek Laporan Akuntansi.
18. Ganti rugi, misalnya atas biaya penagihan. Sah. Boleh jadi pendapatan Bank Syariah.
19. Agunan sampai Sita Agunan. Halal. Rasulullah aja nyontohin. Rasulullah gak nyontohin juga halal.
20. Balik nama dari Developer ke Nasabah. Atur aja. Balik nama dari Developer ke Tetangga Anda aja halal kalau itu kemauan Anda, padahal Anda yang beli. Atur aja.
21. Balik nama, itu bukan rukun, bukan syarat. Kalau balik nama adalah rukun jual beli, maka beli Es Teh Manis juga harus balik nama dong??
22. Nama dalam AJB juga atur aja. Antara Developer dengan Nasabah, oke aja. Antara Developer dengan Tetangga Anda, silahkan aja asal Anda ikhlas.
23. Stok. Jual beli itu gak harus pake stok. Jangan maksa Bank Syariah harus punya stok dagangan.

A jual ke B, 5 menit kemudian B jual ke C, 1 menit kemudian dijual ke D pun boleh. Klo pake stok, ribet. Asal diakadkan aja. Sah.
24. Barang harus dipindah dulu? Begitu kata Ustadz sebelah.

Lebay ah. Itu atur aja. Kalau ada keharusan jual beli itu harus pindah barang, lha beli rumah second harus dibongkar digotong dipindah dulu rumahnya??? #mikir..
25. Ada aja Ustadz sebelah yang ngatur bahwa beli barang dari Bank Syariah itu, barangnya harus diambilnya dari Bank Syariah. Nah itu tadi, lebay, kurang kerjaan, mempersulit diri.
26. Malah ada yang mengharamkan KPR Syariah pake Asuransi Syariah. Ini makin bahaya. Asuransi Syariah dalam KPR atau KKB itu sangat penting. Jaga diri. Kok diharamin sama Ustadz sebelah. Repot nih.
27. Satu lagi nih.. Jangan sebut KPR Syariah adalah PINJAMAN. Akadnya dagang karena valid dagang, terulis kontrak dagang.
28. Oiya sah milik. Sah milik adalah ketika rukun dan syarat sudah dipenuhi. Jangan bikin indikator lebay.
29. Sah milik, serah terima objek, ini atur aja. Sesuai Urf alias kebiasaan. Jual beli itu hanya dengan klik OK aja sah. Apalagi berkas legalnya sudah ada.
31. Jual beli itu sah milik adalah jika harus lunas dulu, nah ini anggapan keliru. Ini urusan furu. Kalau sudah diakadkan, maka sah milik, boleh dijual jika semua pihak mau.
32. Ambil marjin 100%, atur aja. Ambil marjin sejuta persen aja halal.
33. Double atau triple akad dituding haram oleh Ustadz sebelah. Ah ini lebay. Multiakad bisa halal, bisa haram. Multiakad di Bank Syariah jelas halal. Next kita bahas khusus tentang Multiakad.
34. Bank Syariah gak boleh dagang? Padahal UU NKRI dan POJK dan PBI dan PAPSI dan PSAK mengatur Bank Syariah wajib dagang jika mau ambil untung.

Ustadz sebelah terlanjur bikin indikasi dagang gak pake Syariat Islam. Jadi gak paham bahwa Bank Syariah valid dagang sesuai Syariah.
35. Demikian hal furu dalam KPR Syariah. Jika DSN MUI sudah mengatur kebolehan suatu transaksi, ayolah mending cari ilmunya. Ushul fiqh dan Tashowwur. Demikian. Wallahu a'lam.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Ahmad Ifham
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!