My Authors
Read all threads
“Kehormatan didapat bukan karena ditakuti tapi karena dicintai.” Kata – kata tersebut sepertinya sudah cukup mewakili. Sebab sudah bukan jamannya lagi bersikap konservatif untuk mendapatkan perhatian, dituruti, dan dihargai. #RektorMilenial
Arus modernitas tidak bisa kita bendung, yang berdampak pula pada kegiatan sosial di sekitar. Komunikasi kini tidak hanya dilakukan melalui face to face tapi juga melalui media-media komunikasi yang lebih maju, salah satunya adalah media sosial.
Medsos bagi generasi milenial menjadi salah satu kebutuhan utama dalam hal bersosialisasi. Jadi tak aya muncul pribahasa baru “Jika ingin menemukan generasi milenial, tengoklah media sosial.”
Saya lahir pada Generasi Baby Boomers, generasi yang dikenal berkarakter kolot, menjunjung tinggi adat-istiadat, kaku dalam berkomunikasi, tegas, memiliki gengsi tinggi, berpikir panjang dalam mengambil keputusan, bahkan sering pula dicap juga sebagai generasi gila hormat.
Generasi Baby Bomers terpaut jauh dg generasi milenial yg memiliki karakter kebalikan. Tapi generasi milenial ini kini jd mhsswa di kmps yg sy pimpin. Terbayang mungkin perbedaan kami dlm memandang sgl hal bukan sj urusan melihat kehidupan, pendidikan, etika termasuk cr bersosial
Jika karakter baby bomers itu dipaksakan & diterapkan utk menghadapi generasi milenial sudah pasti akan terjadi gesekan yg luar biasa. Oleh sbb itulah penting utk menyesuaikan diri memahami mereka, salah satunya adl melalui pdktn, ikut bergabung di media sosial
Media sosial bagi saya tidak hanya sebatas sebagai hiburan tapi juga merupakan salah satu media komunikasi dengan generasi milenial.
Dilihat dari sisi positif, medsos merupakan salah satu wahana komunikasi dan informasi yang cepat. Meski memiliki kelemahan, yaitu dengan cepatnya informasi yang didapat, tidak jarang kita mendapatkan hoax, sehingga tetap harus bisa memilah-milah informasi yang masuk.
Sejauh ini saya sering mendapatkan info dan masukan dari mahasiswa melalui komentar-komentar di postingan atau pun pesan masuk di medsos. Baik masalah akademik, masalah lingkungan kampus yang perlu mendapatkan perbaikan, atau pun kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.
Sebaliknya jika ada informasi terbaru mengenai akademik dan kampus, saya pun mengumumkannya melalui media sosial sehingga lebih cepat sampai kepada mereka informasinya.
Namun tentu sj, tidak semua mahaiswa bagus dlm hal literasi sosmed. Kadang ada yang padu celetuk, tanpa melihat sikon atau berkomentar dan bertanya tanpa membaca dulu postingan dan penjelasannya. Dlm hal itulah kita harus sedikit memalumi dan memberikan pemahaman terhadap mereka.
Sejauh ini saya bisa mengelompokan karakter mahasiswa melalui komentar atau DM yang masuk dari mereka. (1) Mahasiswa yang benar-benar serius bertanya dan butuh solusi karena tidak tahu info;
(2) Mahasiswa yang iseng bertanya (halu) sekedar caper, karena mungkin lagi jomblo atau enggak kurang perhatian dari teman dekat dan lingkungannya.
(3) Mahasiswa kontra yaitu mahasiswa yang tiba-tiba dalam postingan apa pun itu suka ngegas dan tidak setuju dalam segala hal yang pada intinya tetap mereka juga haus perhatian.
Semua tanggapan mereka saya terima dengan enjoy saja. Bagi saya tidak ada yang salah dengan komentar-komentar dan masukan mereka selama disampaikan dengan santun.
Saya tidak ingin menjadi sosok Narayan Shankar, kepala sekolah Gurukul dalam film Mohabaten sebagai sosok yang keras kepala, kaku, arogan dan tidak suka dengan perubahan.
Peraturan memang harus dilaksanakan dan tegas, tapi harus juga menyesuaikan jaman asal tetap berpegang teguh terhadap norma masyarakat yang sudah ada sebelumnya, terutama urusan sopan santun.
Mahasiswa boleh berpendapat, boleh mengkritik, boleh menyampaikan unek-uneknya asal mereka menyampaikannya dengan sopan dan santun. Berpegang teguh terhadap norma yang selama ini dipegang orang timur.
Saya pun tidak ingin dijuluki VIRUS oleh mahasiswa layaknya julukan yang diberikan kepada Viru Sahastrebuddhe Rektor Univ. Tekhnik dalam film 3 idiot yang digambarkan sebagai seorang yang sangat kompetitif, tidak mau dikalahkan oleh siapa pun dan tidak punya hati.
Virus beranggapan bahwa hidup itu adalah perlombaan. Bahwa siapa saja yang tidak cerdas dan cekatan, dia akan dikalahkan oleh yg lainnya dan tdk dapat bertahan hidup. Bahkan karena kekerasan sikapnya, ada mahasiswanya yang bunuh diri karena dituntut untuk mendapatkan nilai bagus.
Belajar serius, nilai bagus, lulus dengan predikat cumlaude memang penting bagi mahasiswa, tapi jangan sampai dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hal tersebut. Jangan hanya belajar untuk jadi sukses tapi belajar juga untuk membesarkan jiwa.
D kampus mahasiswa tdk hanya dituntut utk paham & menguasai ilmu pengetahuan tp jg memiliki kecerdasan emosional. Mahasiswa tdk hanya didik utk memiliki pola pikir cerdas tp jg memiliki hati nurani, sikap tenggang rasa, & memiliki sopan dan santun. Sbb kampus bkn pencetak robot.
Nilai-nilai seperti itu diajarkan ke mahasiswa harus melalui pendekatan yang berbeda, sesuai dengan jamannya. Kita tidak bisa menyamakan karakter mahasiswa sama dengan diri kita, karena dari segi jaman pun sudah berbeda.
Sudah bukan jamannya lagi kita mengajar dengan cara yang keras. Sejalan dengan pendapat filsuf Jerman, Johann Gottfried Herder. *“Mendidik adalah mengasah diri dan memberi teladan, selebihnya adalah kasih sayang.”*
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Sutrisna Wibawa

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!