, 39 tweets, 5 min read Read on Twitter
Baiklah, Saya akan bahas sedikit mengenai Wirathu ini.

Catatan: letakkan dulu perspektif agama Anda sehingga bisa membaca secara obyektif & tidak timbul kebencian, semoga meningkatkan perspektif berpikir karena yang saya sampaikan juga belum tentu Anda sepaham.

-A thread-
Saya mandi dulu sambil nyusun tulisannya.
Ditunggu ya...
Wirathu hanya sebuah ekses dari konflik berkepanjangan di Myanmar. Di mulai masuknya pengungsi dengan etnis Rohingya ke Myanmar pada puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu.
Pada masa pemerintahan Narameikhla atau Min Saw Mun (1430–1434) di kerajaan Mrauk U. Setelah diasingkan selama 24 tahun di kesultanan Bengal, Narameikhla mendapatkan tahta di Arakan/Rakhine dengan bantuan dari Sultan Bengal saat itu.
Kemudian ia membawa serta orang-orang Bengali untuk tinggal di Arakan dan membantu administrasi pemerintahannya demikianlah komunitas Muslim pertama terbentuk di wilayah itu.
Mereka tetap mempekerjakan orang-orang Muslim di istana dan walaupun beragama Buddha, berbagai kebiasaan Muslim dari Bengal ada yang diadopsi.
Pada abad ke-17 populasi Muslim meningkat karena dipekerjakan dalam berbagai bidang, tak hanya dalam pemerintahan saja. Suku Kamein, salah satu etnis Muslim di Rakhine yang diakui pemerintah Myanmar saat ini, adalah keturunan orang2 Muslim yang bermigrasi ke Arakan pada masa ini.
Namun kerukunan dan keharmonisan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1785 kerajaan Burma dari selatan menyerang dan menguasai Arakan; mereka menerapkan politik diskriminasi dengan mengusir dan mengeksekusi orang-orang Muslim Arakan.

(Sekarang Arakan dikenal dengan Rahine)
Pada tahun 1799 sebanyak 35.000 orang Arakan mengungsi ke wilayah Chittagong di Bengal yang saat itu dikuasai Inggris untuk mencari perlindungan. Orang-orang Arakan tersebut menyebut diri mereka sebagai Rooinga (penduduk asli Arakan), yang kemudian dieja menjadi Rohingya saat ini
Selain itu, pemerintah kerajaan Burma saat itu juga memindahkan sejumlah besar penduduk Arakan ke daerah Burma tengah sehingga membuat populasi wilayah Arakan sangat sedikit ketika Inggris menguasainya.
Tak semua Muslim dimusuhi. Yang dimusuhi adalah yang menentang aturan kerjaan
Pada 1826 Arakan diduduki oleh kolonial Inggris setelah perang Inggris-Burma I (1824-1826). Inggris memindahkan para petani dari wilayah yg berdekatan ke Arakan yg saat itu sdh ditinggalkan, termasuk orang2 Rohingya yang sebelumnya mengungsi & orang2 Bengali asli dari Chittagong.
Saat itu wilayah Arakan dimasukkan dalam daerah administrasi Bengal sehingga tidak ada batas internasional antara keduanya dan migrasi penduduk di kedua wilayah itu terjadi dengan mudah.
Pada awal abad ke-19 gelombang imigrasi dari Bengal ke Arakan semakin meningkat karena didorong oleh kebutuhan akan upah pekerja yang lebih murah yang didatangkan dari India ke Burma.
Seiring waktu jumlah populasi para pendatang lebih banyak daripada penduduk asli sehingga tak jarang menimbulkan ketegangan etnis.
Jadi bukan laginpersoalan agama melainkan kesempatan kerja dan perekonomian.
Pada tahun 1939 konflik di Arakan memuncak sehingga pemerintah Inggris membentuk komisi khusus yang menyelidiki masalah imigrasi di Arakan, namun sebelum komisi tersebut dapat merealisasikan hasil kerjanya, Inggris harus angkat kaki dari Arakan pada akhir Perang Dunia II.
Pada PD II Jepang menyerang Burma & mengusir Inggris dari Arakan yg kemudian dikenal sebagai Rakhine. Pada masa kekosongan kekuasaan saat itu, kekerasan antara kedua kelompok suku Rakhine yg mayoritas beragama Buddha & suku Rohingya yang sebagian besar Muslim semakin meningkat.
Ditambah lagi, orang2 Rohingya dipersenjatai Inggris guna membantu Sekutu untuk mempertahankan wilayah Arakan dari pendudukan Jepang. Hal ini akhirnya diketahui oleh pemerintah Jepang yang kemudian melakukan penyiksaan, pembunuhan dan pemerkosaan terhadap orang-orang Rohingya.
Selama masa ini, puluhan ribu orang Rohingya mengungsi keluar dari Arakan menuju Bengal. Kekerasan yang berlarut-larut juga memaksa ribuan orang Burma, India dan Inggris yang berada di Arakan mengungsi selama periode ini.
Pada tahun 1940-an orang-orang Rohingya berusaha menjalin kerjasama dengan Pakistan di bawah Mohammad Ali Jinnah untuk membebaskan wilayahnya dari Burma, tetapi ditolak oleh pemimpin Pakistan tersebut karena tidak mau mencampuri urusan internal negeri Burma.
Tahun 1947 Muslim Rohingya membentuk Partai Mujahid yg merupakan kelompok jihad untuk mendirikan negara Muslim yg merdeka di Arakan utara. Mereka memakai istilah Rohingya sbg identitas politik mereka & menyatakan diri sbg penduduk asli Arakan. Padahal penduduk asli adalah Rakhine
Kemudian Burma merdeka pada tahun 1948 dan orang-orang Rohingya semakin gencar melancarkan gerakan separatisnya. Pada tahun 1962 Jenderal Ne Win melakukan kudeta dan mengambil alih pemerintahan Myanmar. Ia melakukan operasi militer untuk meredam aksi separatis Rohingya.
Salah satu operasi militer yang dilancarkan pada tahun 1978 yang disebut "Operasi Raja Naga" menyebabkan lebih dari 200.000 orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh akibat kekerasan, pembunuhan dan pemerkosaan besar-besaran.
Pemerintah Bangladesh menyatakan protes atas masuknya gelombang pengungsi Rohingya ini. Pada bulan Juli 1978 setelah dimediasi oleh PBB, pemerintah Myanmar menyetujui untuk menerima para imigran Rohingya untuk kembali ke Rakhine.
Dari sini konflik Rohingya modern di mulai di Myanmar.
Pada tahun 1982 pemerintah Bangladesh mengamademen undang-undang kewarganegaraannya & menyatakan Rohingya bukan warga negara Bangladesh. Karena perilaku pengungsi Rohingya yg tak mematuhi aturan yang diberlakukan Bangladesh
Sejak tahun 1990 sampai saat ini, pemerintah junta militer Myanmar masih menerapkan politik diskriminasi terhadap suku-suku minoritas di Myanmar, termasuk Rohingya, Kokang dan Panthay.
Ini sama seperti nasib WNI keturunan China pada 60-an yang kalau ke China tak diakui warga China dan dilokalisir di sebuah wilayah dianggap pengungsi, sedangkan menetap di Indesia juga tak dianggap, kecuali WNI keturunan China ini menjadi muslim.
Para pengungsi Rohingya melaporkan mereka mengalami kekerasan dan diskriminasi oleh pemerintah seperti bekerja tanpa digaji dalam proyek-proyek pemerintah dan pelanggaran HAM lainnya.
Pada 2012 kerusuhan rasial pecah antara suku Rakhine & Rohingya yang dipicu oleh pemerkosaan & pembunuhan seorang gadis Rakhine oleh para pemuda Rohingya (kebetulan mereka muslim) yg disusul pembunuhan 10 orang pemuda (Muslim) Rohingya dlm bus oleh orang2 Rakhine sbg pembalasan
Mnrt pemerintah Myanmar, akibat kekerasan tersebut, 78 orang tewas, 87 orang luka-luka, & lebih dr 140.000 org terlantar dari kedua belah pihak baik suku Rakhine maupun Rohingya. Pemerintah menerapkan jam malam & keadaan darurat yg memungkinkan pihak militer bertindak di Rakhine.
Walau para aktivitis LSM Rohingya menuduh bahwa kepolisian & militer turut berperan serta dalam kekerasan & menangkap orang-orang Rohingya, tapi penyelidikan International Crisis Group melaporkan bahwa kedua belah pihak mendapatkan perlindungan & keamanan dari pihak militer.
Seperti pernah mendengar ini di Indonesia ga sih... Di mana LSM mendukung separatis dan teriak pemerintah jahat.
Pada tahun 2014 pemerintah Myanmar melarang penggunaan istilah Rohingya dan mendaftarkan orang-orang Rohingya sebagai orang Bengali dalam sensus penduduk saat itu.
Pada bulan Maret 2015 pemerintah Myanmar mencabut kartu identitas penduduk bagi orang-orang Rohingya yg menyebabkan mereka kehilangan kewarganegaraannya & tidak mendapatkan hak-hak politiknya. Ini menyebabkan orang-orang Rohingya mengungsi ke Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri pengungsi Rohingya diperlakukan sebagaimana pemerintah memperlakukan pengungsi, tak melihat apa agamanya.
Nah, Wirathu adalah dulunya seorang Bhikkhu yang kemudian menjadi radikal dalam mempertahankan agar agama Buddha tak menjadi minoritas di Myanmar.
Saya blg dulunya, krn sy yakin sdh dikeluarkan dari Sangha, namun krn banyak pendukungnya shg dia tetap menggunakan jubah bhikkhu.
Pemerintah Myanmar sendiri telah mengeluarkan perintah penangkapan Wirathu karena tindakannya yang sangat radikal. news.detik.com/internasional/…
Jadi konflik masa kerajaan yg berlatar belakang perebutan kekuasaan, etnis, pengungsian, penjajahan terbawa ke masa modern. Lalu kemudian digeser jadi konflik agama oleh pihak Rohingya & dimanfaatkan oleh Wirathu juga karena masa ini fanatisme agama itu terkadang melebihi apa pun
Sekian
Dari berbagai sumber yang pernah saya baca dan dari informasi Sayadaw dari Myanmar yang pernah disampaikan pada saya.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Buddhis Garis Lucu
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!