, 12 tweets, 2 min read Read on Twitter
Lanjut yaaa

Konsep itu kayaknya terlalu abstrak untuk mereka, blm bisa dicerna oleh anak-anak. Mrk blm bisa bedain takut ke hantu dan ke Tuhan. Jd, kami saat ini konsen dulu di mencintai Tuhan. Caranya? Ya bergaul dg anak2 dg cinta.
Kalau ada teman2 yg masih ngotot lbh mengutamakan tekanan dibandingkan pelukan, baca deh hadits2 bgm Rasul memperlakukan anak dan cucunya.
Anak2 "ganggu" org salat aja dibiarin oleh Rasul, apalagi soal yg lain. Masjid di masa Nabi sgt ramah anak. Gelendotan, nangis, berisik, gak ada yg bentak.
Anak2 menganggap ortu (apalagi saat mengajarkan agama) adalah “personifikasi” agama. Kalau kita marah-marah dan keras, ya mereka akan menganggap agama itu galak seperti kita.
Inilah knp kami tdk pakai buku cerita Islam utk ceritain para nabi dan rasul. Bukan gak senang cerita nabi2, tp cara buku2 itu menyampaikan cerita krg bijak. Pernah dibeliin, tp Senja kemudian protes, “Kok nabi-nabi galak sih, kalau ajarannya ditolak, umatnya kok dimusnahin?”
Bengong dong ditanya kayak gitu. Akhirnya saya lebih sering menceritakan nabi dan rasul dengan redaksi sendiri. Nanti kalau mereka sudah remaja, baru bisa diajak diskusi soal kisah yang lebih kompleks.
Dari cinta kasih itu kemudian muncul toleransi. Disiplin harus, tapi kasih ruang untuk anak untuk berpendapat sendiri, punya pandangan berbeda, hargai pendapat mereka meski masih anak-anak. Dg demikian mrk akan tumbuh untuk menghargai pendapat orang lain.
Hal lain adalah terbuka. Saya gak batasin anak2 untuk nanya ttg agama dan ketuhanan, seaneh apapun pertanyaan mereka. Kalau bisa dijawab ya saya jawab, kalau gak bisa ya bilang, “Aku gak/belum tau.”
Kami jg gak mengobsesi mereka utk apapun. Termasuk obsesi keagamaan, misal jadi hafiz/ah. Kami cuma bilang: “Jadilah orang baik yang gak menyakiti orang lain dan diri kamu sendiri.” Cukup.
Kalau kita tidak menjadikan agama untuk menekan anak kita, maka anak kita tidak akan memakai agama untuk menekan anak lain. Kalau kita gak menakut2i mereka dengan agama, mereka juga gak akan menakuti orang lain dg agama.
Oh ya, soal respect pada irang lain saya juga kerap belajar dr anak saya. Ini tulisan saya soal itu. almuslim.co/2018/09/12/bel…
Saya jg pernah nulis tentang mengajarkan perbedaan ke anak:

almuslim.co/2018/12/12/par…
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Qaris Tajudin
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!