Thread by @Rahwana060810

(1) Ketika Jokowi & kemudian Ahok mulai menata aliran sungai, memperlebar bantaran sungai, membuat sodetan, membangun benteng raksasa, & melakukan reklamasi di Jakarta, byk org yg protes & berkata, “si Kafir menggusur penduduk asli demi menyediakan lahan bagi 10 juta warga China

(2) Ketika Ahok membentuk pasukan kuning, oranye, hijau, ungu, biru byk org mencibir dgn mengatakan, “Ini penghamburan dana APBD.”

Siapa sebenarnya yg plg diuntungkan dari kerja-kerja Gubernur saat itu? Jelas RAKYAT KECIL. Mmg mrk dipindahkan dari bantaran kali ke rumah susun,

(3) tetapi sekaligus diberi sekolah gratis, transportasi gratis & pengobatan gratis.

Dan skg ketika normalisasi sungai dihentikan & air hanya “diajak bicara dgn santun” dan semua pasukan warna warni dibubarkan, sehingga banjir besar melanda Jakarta, siapa yang paling dirugikan?

(4) Kembali lagi ORANG KECIL.

Buat kalangan menengah, apalagi atas, mrk ndak perlu pendidikan gratis, kesehatan gratis, angkutan gratis. Kalaupun kebanjiran, itu hanya kerepotan sedikit dlm membersihkan rumah seusai banjir.

(5) Selama banjir mrk dgn mdh pindah sementara ke hotel-hotel yg nyaman sambil menonton berita banjir di mana-mana.

Tapi rakyat kecil? Rakyat yg tinggal di bantaran kali? Rakyat yg rumahnya sgt sederhana & hanya 1 lantai? Mrk tak punya pilihan.

(6) Mrk hrs berbasah ria & bahkan hrs makan di dapur-dapur umum yg disediakan. Hampir seluruh “barang berharga” mrk rusak terendam banjir.

Inikah yg dinamakan keberpihakan? Kelihatannya warga Jakarta sdg “membayar” pilihan politiknya.

(7) Semoga kita msh cukup waras utk tdk memberikan kesempatan kpd Wan Abud utk mjd “pemimpin Indonesia” di 2024. Cukup sdh pembelajaran mahal di Jakarta

Disungting dari status FB :
Dr. Harris Turino

Ttd
Marco Taketama
Tak Kerja Tak Makan
#BanjirJakarta
#2020Resolusi jgn bohong