My Authors
Read all threads
[ Si Pincang Penunggu Rumah ]
Based on true story

@bacahorror @HorrorBaca
#bacahorror #bacahoror #threadhoror #hororstory #horrorthread #memetwit #malamjumat #maljum

pict : google
Retweet dulu aja, nanti malam di up :)

Ada hal yang harus dilakukan hehe
Ditunggu yaa
Oke baiklah abis isya yaa up ceritanya 😊
Udah beres isya ya disini. Aku mulai ceritanya.

Selamat membaca dan berada di tempat cukup penerangan agar mata tidak sakit.
Tepat pada tanggal 19 februari, rumahku yang dulu telah roboh. Rumah itu adalah peninggalan dari mendiang kakek dan mungkin sudah beberapa puluh tahun lalu berdiri. Rumah yang bertipe seperti rumah belanda yang pada umumnya besar dengan desain eksterior serta interior klasik dan~
elegan. Namun semenjak anak-anak kakek (termasuk ibuku) sudah mulai menjalani kehidupan rumah tangga masing-masing, rumah itu dibagi menjadi dua bagian. Sebagian untuk keluarga ibuku, dan sebagian lagi untuk keluarga kakak dari ibuku. Entah apa yang dipikirkan saat itu, ~
yang kutahu satu rumah menjadi dua rumah yang menempel berhimpit. Namun pintu ruang tengah menuju ruang lainnya tertutup tembok yang memisahkan kedua rumah itu.
Sampai pada akhirnya kakek meninggal, rumah itu menjadi milik adik bungsu ibu. Tapi keluargaku harus tetap mendiami ~
rumah itu karena memang tak ada tempat tinggal lain saat itu.
Ada kejadian yang mungkin sampai detik ini masih teringat jelas. Saat dimana pertama kali aku bertemu dengan "si pincang".

Sore itu aku sedang beristirahat di ruang tengah, sambil sesekali melihat jam dinding.
Ya, aku sedang menunggu ibu pulang dari kerjanya. Sudah beberapa jam kutunggu, namun ibu masih saja belum pulang. Adzan maghrib pun berkumandang, aku pun beranjak bangun untuk menutup gorden jendela dan pintu. Sebab katanya jika maghrib sudah tiba, rumah harus tertutup agar ~
tidak dimasuki oleh jin wanita yang bernama Ummu Sibyan. Begitu perintah dari keluargaku secara turun temurun.

Setelah kututup semuanya, barulah aku melaksanakan sholat maghrib. Ada sesuatu ganjalan dalam hati yang membuatku merasa tak enak ketika sedang sholat.
Tapi ku tepis dengan melanjutkannya secara khusyu'. Selepas sholat berakhir, apa yang menjadi kegelisahanku mulai terasa kuat. Ada suatu dorongan kecil agar keluar dari kamar dan melihat keadaan di ruangan tengah. Sebelum beranjak, tiba-tiba suatu desisan terdengar seperti berada
tepat dibalik pintu kamar.

"sssssssss"

Desisan itu memang berada dibalik pintu tempatku berdiri. Perlahan kubuka pintu dan sedikit mengintip di sela pintu yang kubuka. Aku periksa atas dan bawah tapi tak ada sesuatu yang aneh. Lantas aku keluar dari kamar dan sekali lagi ~
memastikan bahwa yang aku dengar adalah halusinasiku saja.

Saat kututup pintu kamar dan membalikkan badan. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh perempuan dengan wajah menyeramkan. Rambutnya terurai acak dan panjang sampai ke pinggangnya.
Ia mendekatiku dengan menyeret salah satu kakinya. Ya, kaki sebelahnya nampak membusuk berwarna keunguan, dan ditambah lagi banyak belatung yang bersarang dibekas luka kakinya. Ia terpincang sambil menyeringai menatapku.
Sontak saja aku berteriak kencang dan menutupi wajah dengan telapak tanganku. Mencoba membaca do'a untuk mengusir hantu itu. Namun sosok itu sudah berada tepat didepanku. Sangat aneh, tak seperti makhluk lain yang mencoba untuk menyerangku, tapi ia seperti ingin berinteraksi ~
denganku.

"hayang cicing didieu" (pengen diem disini)

Suaranya serak dan lirih mengucapkan kalimat itu.
Tiba-tiba pintu rumah terbuka. Ibu mengucapkan salam dan memasuki rumah dan sosok hantu itu sudah lenyap entah pergi kemana. Melihat kondisiku yang terduduk dilantai dan menutupi wajah dengan tangan, ibu lantas berlari dan menanyakan apa yang sudah kualami.
Memang dari sejak bayi, katanya aku memiliki kelebihan yang bisa melihat makhluk ghaib. Tapi sebagaimana seringpun, tetap saja aku ketakutan melihat mereka. Tak ada yang benar-benar bagus wajah bahkan tubuhnya. Mereka banyak yang tak utuh dari tubuhnya, entah bagian apapun.
Setelah merasa tenang, aku disuruh agar istirahat saja di kamarku. Aku hanya mengangguk saja menjawab perintah ibu. Setelah merebahkan badan dikasur, aku mencoba untuk memejamkan mata agar tertidur tapi sudah beberapa saat tak kunjung terlelap. Sosok hantu yang tadi mulai ~
menghantui pikiranku.

"ahhh sudahlah.. tak perlu dipikirkan lagi". Gumamku
Namun ketika mata akan terlelap, tiba-tiba desisan itu kembali terdengar. Kini suara itu memang berada dekat. Mataku terbuka lebar, dan jantungpun mulai berdetak kencang. Semakin aku mengusir pikiran tentangnya, semakin terdengar jelas suara desisan itu.
Ketika beranjak dari kasur dan berusaha keluar kamar, kini hantu itu muncul dari bawah kaki dan dibawah tempat tidurku. Perlahan tangannya yang pucat keluar dibarengi dengan sembulan kepala.

"aing hayang cicing didieu" (aku ingin diam disini).
Kembali kata-kata itu terucap dari dia dengan suara serak. Aku mencoba berlari dan akhirnya terjatuh.

"aki maneh geus nyieun aing kieu. Jadi aing hayang cicing didieu" (kakekmu sudah bikin aku seperti ini, jadi aku ingin diam saja disini).
Ia merangkak keluar dari gelapnya bawah tempat tidur. Kini hantu itu mewujudkan wajah yang hancur berantakan, bola mata sebelah sudah bolong dan mengeluarkan darah. Sambil terus menyeringai, ia masih saja berkata ingin tinggal disini.
Aku mencoba berinteraksi dengannya dan mengatakan bahwa jika dia ingin menetap disini, jangan pernah mengganggu oranglain. Ia menggangguk tanda setuju. Namun sebelum ia hilang, ia bercerita bahwa dulu ketika kakek masih ada, ia tinggal dan berdiam disebuah pohon mangga dibelakang
rumah. Karena pohonnya sudah tak berbuah lagi dan malah menimbulkan banyak ulat, akhirnya kakek menebang pohonnya. Saat itulah sebelag kaki dari hantu itu terkampak oleh kakek. Bukan hanya rumah hantu itu yang tak ada, kakinya hampir putus dan berlubang.
Mendengar cerita tersebut memang sedikit membuatku berfikir. Memang makhluk seperti itu tak selamanya baik dan berkata jujur, kata kakek sih begitu. Dan setelah ada kesepakatan diantara aku dan hantu itu, ia langsung hilang.
Hari demi hari berlalu, dan memang aku selalu melihat hantu itu berada dirumah. Katanya dia akan jadi penunggu rumah dan menjaga keluargaku dari orang jahat ataupun makhluk lain. Setelah tamat sekolah SMP, aku dan keluarga pindah ke luar kota. Memang tak ada hak kami terus ~
berdiam di rumah itu, karena punya bibi (adiknya ibuku). Tapi katanya setelah kepergian kami keluar kota, rumah itu tak ada yang menempati sama sekali. Bibi dan om memiliki rumah sendiri di perbatasan kota.
Uwa (kakaknya ibu) atau para tetangga yang melewati rumah itu sering melihat sosok "si pincang" dari balik kaca jendela dan seringkali mendengar lantunan kidung dari dalam rumah yang memang gelap karena mungkin lampu didalam sudah tak menyala lagi.

- tamat -
Terimakasih sudah mampir di thread nya acil lagi 😊 jika ada kritik atau saran bisa langsung reply ya.

Bagi kalian yang ingin berbagi pengalaman kisah mistis atau hal lain boleh dm.

Terimakasih,
Acil.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with hanya Acil

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!