"yeay.. Sebentar lagi bakal main dialam terbuka". Kataku
Sesuai komando dari panitia, semua siswa mendirikan tenda sesuai kelompoknya masing-masing. Untuk mengurangi tindakan apapun, tenda para siswi dan siswa agak dibatasi oleh panitia.
Nampaknya, para siswa diberi tahu kegiatan apa saja selama berkemah. Dari mulai kegiatan umum seperti upacara, olahraga, penjelajahan, api unggun dan lain.
Namun setelah terlelap, aku seperti berada disebuah hutan yang gelap. Sebelumnya aku tidak~
*uhuk..uhuk...
Suaranya seperti seorang wanita yang sudah tua. Entah penasaran, kini aku mulai~
Wajahnya tepat didepan mata menyeringai dan kedua matanya seperti melotot ingin mengeluarkan bola matanya.
"tong sieun geulis, yap jeung nini.."
Aku yang ketakutan hanya bisa berteriak. Dan ketika teriakanku yang keras, aku tersadar. Namun aku lihat ditenda banyak sekali siswa dan para panitia. Mereka menanyakan apa yang sudah aku alami. Sebab sebelum aku sadar, katanya aku~
Mendengar penuturan dari orang orang, aku menjadi teringat akan sosok nenek itu. Kemudian aku menangis.
Kemudian semuanya berkemas untuk segera pulang hari ini juga.
Aku lalu dibawa ke rumah dan menjalani perawatan dari dokter, sebab kondisiku semakin melemah. Ibuku ikut cemas melihat kondisiku, dan juga ia khawatir ada hal menakutkan yang akan terjadi padaku.
Namun sebuah tangan mendekapku dari belakang.
"tong dicandak budak abi" (jangan bawa anak saya).
Suara itu adalah ibu.
Lalu sosok nenek itu berubah penampilan lagi. Rambutnya terurai lagi dengan mata melotot kearahku. Bibirnya menganga lebar dan banyak gigi yang sangat tajam.
Dengan menghilangnya sosok nenek itu, aku mulai tersadar kembali dan melihat kini ibu sedang memelukku dengan erat sambil menangis.