My Authors
Read all threads
Kami semua tidak sabar menunggu jawaban dari Noka yang terlihat ragu-ragu. Dia masih mondar-mandir sambil mengurut dagu.

“Piye? Bisa ora?” tanyaku lagi.

“Sik to Mas!” kata dia lagi, sepertinya Noka sedang memikirkan seseuatu.
“Seminggu lagi… sebulan lagi aku kesini” kata Noka dengan datar.

“Aduh, Nok… kok sebulan to, kalau masih sebulan lagi ritualnya. Tadi kamu ga perlu ngabsen dhemit-dhemit disini” kata Lepuk yang celingukan sambil memegang leher bagian belakang.
“Lah, aku harus tanya dulu sama mbak Emy, nah sekarang mbak Emy lagi di luar kota. Bukannya kalian sendiri yang mau tau tadi? kepiye to?” jawab Noka sambil manyun. FYI, mbak Emy adalah ‘gurunya’ si Noka.

“ya kirain kita koe bisa langsung ngatasi ini gitu. “ Ceper menambahi lagi
“Nguawurrrr.. kemaren katanya aku cuma diminta screening doang” balas Noka.

“Wis.. Wiss.. saiki dari pada ribut, solusine piye Nok?” tanya Gembi yang melerai. Noka berdehem lalu menarik nafas panjang, mulutnya sedikit komat-kamit.

“Aku kok malah takut ya” Kata Timbul ke Doyok.
“Kembang….” Noka berbicara dengan suara parau.

“Kembang, tiap malam jumat tempat-tempat yang tadi tak sebut di taburi kembang, mereka minta itu” katanya lagi.

“Artinya kalau kita taburi kembang mereka gak ganggu lagi?” tanyaku. Noka mengangkat bahu.
“Embuh, tapi mereka bilang gitu. Yang jelas sih kalau ga diturutin jelas marah dan kalian bakal terus di ganggu. Tapi kalau di turutin, ada kemungkinan mereka berhenti. Lumayan lah 50% kesempatan” jawabnya lagi.
Kami geleng-geleng kepala melihat kelakuan setan disini, setan kok di nego. Tapi ya mau bagaimana lagi, Noka angkat tangan jika harus menangani mereka sekarang juga, artinya kami harus bersabar dan mencoba alternatif yang diberikan Noka tadi, si Ceper mendekat lalu berbisik.
“Padahal aku wis membayangkan kalau hari ini aku bakal liat adegan Constantine secara live”
Selang sehari setelah Noka usai menscreening tempat ini, gangguan kembali muncul. Waktu itu, aku bersama Ceper dan Gembi nugas di kamarku karena hanya aku yang memiliki PC.
Suasana sudah hening, tapi para penghuni kamar masih melek di kamarnya masing-masing karena masih terdengar suara mereka ngobrol. Kalian ingat kebon di samping kontrakan?
Nah kalau malam begini suaranya spooky, angin membuat pepohonan bergerak dan menimbulkan suara yang aneh. ‘wuuussss.. wuuuughhhh… ffiiiuuu’ gitulah pokoknya, ditambah lagi binatang malam seperti burung hantu dan burung kedasi yang bersuara ‘Kieeeeekk… Kieeeekkkk’
Pas Si Ceper lagi memberikan pengarahan ngawurnya tentang tugas yang sedang aku buat tiba-tiba terdengar. ‘Deeegg..Degggg… Sreeeeeeekk…Sreeeeekkk… Sreeeeek.’ Suara langkah kaki itu kembali muncul.
“Anda dengar itu?” tanya Ceper berbisik. Aku dan Gembi mengangguk kompak

“Lepuk! Apakah anda sedang jalan-jalan?” teriak Ceper dari dalam kamar.

“Bukan! Saya bersama Kiyer sedang tiduran.” Jawab Lepuk tidak kalah kenceng.
“Saudara Doyok dan Timbul! Apakah kalian ada di parkiran dan lorong Casablanca?” tanya Ceper lagi.

“Bukan, Saudara Ceper! Kami sedang nugas ini” Timbul juga berteriak.

“Woalaaah!” kata Ceper.
“Lalu, suara siapakah itu?” tanya Kiyer dari balik dinding kamar.

“Pasti suara beliau!” Ceper kembali teriak.

“Siapa?” tanya Doyok.

“Itu pasti Simbah! Sudah kita tidur saja!” jawab Ceper sambil merebahkan diri di kasurku.
Kejadian semacam itu terjadi hampir setiap malam, dan dari pada aksi kami menimbulkan reaksi yang lebih besar lebih baik kami ngalah dengan berdiam diri di kamar masing-masing.
Selain langkah kaki, anggota perserikatan juga mengaku melihat seklebatan-sklebatan bayangan yang tidak jelas sumbernya, si Lepuk belakangan ini juga sering mengalami tindien (sleep paralyz) dengan pengelihatan yang menyeramkan dan masih banyak lagi.
Kejadian-kejadian itu hilang ketika kami mengikuti alternatif yang diberikan Noka waktu itu. Kami menaburi kembang 7 rupa yang dibeli Gembi di pasar kranggan.
Depan kamar mandi, lorong cassablanca, parkiran motor, dan masing-masing kamar kami taburi. Semenjak itu kami tidak di ganggu lagi, sehari-dua hari sampai seminggu tidak ada fenomena gaib lagi. tentunya hal tersebut membuat naluri kami yang sempat terpendam kembali bangkit.
Minggu malam, kebetulan kami semua tidak ada yang pulang kampung karena banyak acara.
Semua anggota perserikatan kecuali Ceper sedang kumpul di ruang teman untuk nonton acara favorit kami, yaitu ftv.
Dulu itu banyak kok acara favorit kami, salah satunya ftv, terus Lemontea asam manis cinta, playboy kabel,termehek-mehek, kena deh, dan acara tidak bermutu lainnya. Kebetulan waktu itu ada salah satu teman kami yang sedang menginap, nama panggilannya Monyet.
“Ce, si Ceper kemana?” tanya si Monyet sambil ngemil kacang goreng.

“Ora ngerti, tadi katanya mau keluar gitu” jawabku.

“Paling beli anggur,” timpal si Doyok.

“Heleh, duit dari mana? Wong kita makan wae lauk kacang kok” jawab Lepuk.
Pas kita lagi bahas si Ceper, suara motornya sudah terdengar masuk di parkiran, dan beberapa saat kemudian dia sudah berdiri di tengah ruang teman sambil cengengesan.
“Dengarkan semua wahai handataulanku yang budiman, saya akan mengumumkan program kerja baru kita!” serunya.
Kami yang mendengarnya langsung otomatis duduk takzim dan melingkari Ceper, kami yakin benar ceper akan membuat kegiatan goblok, dan kami senang dengan kegiatan-kegiatan gobloknya.
“Mau bikin apa lagi,Per?” tanya Lepuk tidak sabaran.

“Kita akan membuat program kerja minggu horror!” jawabnya dengan penuh keyakinan.

“isih kurang horror po piye kontrakan iki?” (Masing kurang horror kontrakan ini?) tanya Doyok.
“Kan sudah beberapa hari ini kita tidak diganggu, kok aku malah merasa jadi ada yang kurang ya di kontrakan ini. Jadi, saya Ceperus Mojokertonensis (Nama latin Ceper yang kami samarkan) akan membawa nuansa horror itu kembali dengan ini”
jawabnya sambil membuka plastik yang dibawanya, isinya beberapa vcd horror yang katanya dia sewa di jl.Moses dekat Sanata Dharma, dan sebuah bohlam.

“kui bohlam buat apa?” tanya Timbul.
“woooohh, ini bohlam sebagai kunci program kerja ini, katanya sambil keluar ruangan diikuti kami semua. Si Ceper meminta Lepuk untuk memanggulnya dan mengganti bohlam lama dengan bohlam baru yang ia bawa.
Ketika saklar di hidupkan ‘Byar!’ sinarnya berwarna merah. Duuuuhhh, kalau kalian disini, kalian akan merasa memasuki sarang PKI.
Mulailah malam itu kami mematikan seluruh lampu yang ada di kontrakan kecuali yang merah tadi, dan menamatkan film Ju-On The Grudge dari seri 1-3, dilanjutkan the Ring, dan Bangsal 13.
Malam itu adalah minggu pertama dari ‘minggu horror’, dan di penuhi jeritan dari si Monyet yang ternyata adalah orang paling penakut sedunia.

“Mami!!!! Papi!!! TOLONG !” Teriakannya terdengar sangat baik.
Hari-hari selanjutnya berlangsung normal, masing-masing dari kami mulai menunjukan tabiat aslinya. Contoh si Doyok, dia ini adalah orang paling pendiam di komunitas ini, dia yang paling jarang bicara tapi kelakuannyaitu yang bikin geleng-geleng kepala.
Dia ini membalik aktivitas yang dilakukan orang normal pada siang hari, menjadi tengah malam. Misalnya kalau dia memperbaiki lemari, dia akan jedag-jedug main paku ya diatas jam 12, ngepel kamar, nyuci baju juga dia lakukan jam segitu, dan masih banyak lagi.
pada masa-masa damai dari gangguan gaib ini, Si Timbul juga kembali memperoleh kehormatannya. Timbul adalah anggota perserikatan yang memiliki harga diri paling tinggi, dia ini tidak mau terlihat kalah, dan bersikap seolah-olah bisa mengatasi semua hal.
Dia juga tipe orang yang tidak akan menarik kata-katanya sendiri, mungkin itu sudah menjadi jalan ninjanya. Pernah suatu hari kita mau makan malam, Si Timbul kebetulan kena giliran masak nasi, pas udah mateng ternyata dia masaknya kebanyakan.
Satu ricecooker ukuran jumbo dia penuhi, tentunya itu memancing perdebatan kami.

“Wahhhh, kokean iki Mbul!” (Kebanyakan ini) kata Lepuk

“ra entek iki,wahhh eman-eman berase!” (ga akan abis ini.. saying berasnya) Ceper menambahi.
“Piye to koe Mbul!” Kiyer ikut menyalahkan Timbul.

“halaaah, Cerewet kabeh! Nek ra entek aku sik mangan!” (Cerewet! Kalo ga habis, aku yang makan!) seru Timbul yang tidak terima. Kami yang sudah hapal sikap si Timbul, tentunya tidak mau menyianyiakan kesempatan ini.
“Tenan?” (Beneran?) kata Ceper sambil menunjuk-nunjuk wajah Timbul.

“Kudu entek lho, Mbul!” (Harus habis lho, Mbul) aku ikut-ikutan.

“Wong lanang sik di pegang omongane!” Doyok yang pendiam juga ikut-ikutan.
Timbul yang sudah tidak bisa mengelak akhirnya mulai makan nasi sebanyak itu tanpa lauk sama sekali, harga dirinya terlalu mahal untuk dia melanggar apa yang sudah dia ucapkan sendiri.
“Bajingan kabeh… asuu.. asu..” dia ngedumel sambil terus makan, diiringi kami yang bersorak seperti supporter sepak bola.

Sementara si Ceper, haduuhh.. orang paling unik di dunia ini baru saja mengatakan kalau dia mau bekerja untuk biaya kuliahnya.
“Aku akan berjuang demi kuliahku” katanya sambil mengepalkan tangan. Sialnya, dia memilih profesi sebagai loper Koran. Padahal dia ini adalah orang yang paling tidak bisa bangun pagi. Akhirnya kamilah yang harus repot-repot membangunkan Ceper.
Tapi sialnya si Ceper ini kalau di bangunkan selalu punya reflek gerakan memukul. Aku pernah kena pukulan uppercut di pipi ketika berusaha membangunkannya.
si Lepuk juga pernah dapet serangan elbow sampe mulutnya berdarah karena membangunkan si Ceper menggunakan trompet yang dia tiup pas di kupingnya. Asal kalian tau, meski si Ceper ini paling kecil diantara kami, tapi dia adalah master kempo.
Dari pada kami terus tersakiti karena kelakuan si Ceper akhirnya kami berembug dan membuat sebuah metode demi keselamatan bersama. Yaitu menggunakan alarm hp kemudian hpnya Ceper kita solasi di tangannya.
tapi ternyata cara itu malah berakibat rusaknya hp si Ceper, gara-gara dia memukul-mukulkan tangannya sendiri ke lantai.
sampai akhirnya cara terakhir yang paling berhasil adalah dengan menyolasi kepala Ceper dengan Hp yang sudah di Set alaramnya, cara itu efektif. Akhirnya dia bisa bangun pagi karena memukul-mukul kepalanya sendiri. MODAR!
Hari itu, kami tengah duduk-duduk sambil nonton tv di ruang Teman sambil nonton Lemontea seperti biasa. Si Lepuk terlihat cengengesan karena punya mainan baru. Yaitu bagian dalem korek yang bisa nyetrum, aduh aku bingung nulisnya.
“Asu, sakit Puk!” kata Kiyer yang baru di setrum sama Lepuk. Lepuk cengengesan. Dia berusaha jail dengan nyetrum kami semua, otomatis itu membuat kami minggir.
“Halahh.. Lemah kabeh, cuma kayak gini kok takut!” kata Lepuk sambil nyetrum dirinya sendiri di bagian lengan. Mendengar nada bicara Lepuk yang seolah merendahkan martabat kami tentunya membuat jiwa kompetisi kami semua bangkit.
Dalam sekejab ruang teman berubah menjadi arena pertarungan ketahanan fisik. Kami semua duduk melingkar dalam posisi bersila.
peraturannya adalah kami semua harus menyetrum diri sendiri di titik vital, mulai dari ujung jempol, kemudian lutut, siku, pusar, pelipis, dan yang paling extreme dari semuanya, kepala t*t*d!
Masing-masing dari kami satu persatu tumbang, aku sendiri menyerah saat disetrum di bagian pelipis. Rasanya sakit bukan main, rasanya seperti rohnya mau di cabut! Akhirnya pertandingan final menyisakan si Lepuk dan Ceper, di saksikan kami yang bersorak sorai bak supporter bonek.
Mereka berdua sudah lepas celana, mempetontonkan alat kelaminnya yang pasti akan membuat kalian mutah, dan siap menyetrum kelaminnya sendiri-sendiri.
Di mulai dari Ceper yang menerima efek kejang-kejang ketika kilatan biru itu menyentuh ‘kepala belalainya’ kemudian Si Lepuk melakukan hal yang sama, tapi dia menerima efek setrum tadi dengan ringan.
Akhirnya kami bersorak2, Lepuk mengalahkan Ceper! Si Lepuk terlihat tersanjung menerima pujian dan tepuk tangan yang deras dari segenap anggota perserikatan. Kalau di ingat2 lagi, aku sendiri heran, kok mau gitu dulu kami melakukan hal tidak beradab itu hanya demi tepuk tangan.
Itulah yang menakutkan dari rumah ini. Selain kelakuan setannya, kelakuan penghuni manusianya juga seperti iblis awokowkwok. Gimana perasaan kalian kalau menjadi anggota perserikatan ini?
Waktu itu hari masih siang, kebetulan seluruh anggota perserikatan sudah ada di kontrakan. Memang rumah ini aneh, meskipun kesan horornya kental tapi kami semua betah didalamnya.
Jadi, semua anggota yang sudah selesai urusannya di luar kontrakan, dipastikan akan kembali segera. Seolah-olah kontrakan itu punya daya tarik yang begitu besar. Padahal ya kalau di kontrakan,kita semua cuma melakukan hal-hal bodoh bin ajaib, seperti hari itu.
Si Lepuk sedang menyisir rambutnya , berusaha membuat jambul sambil gelang-geleng di depan kaca. Sejak Si Lepuk nonton Realita Cinta Rock N’ Roll dia menganggap dirinya adalah Vino G Bastian, dan membuat potongan rambutnya semirip mungkin dengan Vino.
tapi si Lepuk masih mempertahankan style baju kedodorannya, mosok Vino G Bastian Hip-hop. Si Doyok, Timbul, dan Kiyer sedang di parkiran dan berusaha men tune up motor-motor mereka untuk ajang road race selanjutnya.
FYI, kami punya adat istiadat setiap pulang ke Wates atau kembali ke kontrakan akan dilakukan secara konvoi bersama-sama dan untuk memacu adenalin, kami membuat kompetisi road race.
Dan jangan anggap ini guyonan lho! Kita benar-benar balapan secara serius dengan track jalanan umum sepanjang 35km. Walaupun motor-motor kami cuma motor bebek seperti Jupiter Z, Supra fit, Vega R, dll yang sudah di modif ala-ala street racer.
Aku dan Gembi tetap di kamar sambil nyetel lagunya Riot And Funny yang judulnya ‘Kasmaran’ dari playlist winamp, sedangkan Ceper….. jangan kalian tanya soal kelakuan makhluk purba itu.
sepertia dia mau mandi soalnya posisi sudah bugil sambil kalungan handuk, pas melewati Lepuk yang berada di depan cermin tiba2 mulutnya si Ceper mengeluarkan suara”Dug… duugg… ceekk… cess” mengikuti hentakan lagu yg diputar oleh Gembi, kebetulan lagu tadi dari bandnya Ceper.
“Puk,Puk,Puk! Ayo joget Puk!” kata Ceper sambil terus membuat suara. Si Lepuk tanpa diminta dua kali langsung berjoget mengikuti irama.
“kathok klambine copot!” (Celana sama bajunya copot) kata Ceper, dan dengan begitu polos si Lepuk menurutinya. Sambil nyengir dan berjoget diiringi cangkemnya Ceper.
ia lepas celana dan kaosnya lalu dilempar begitu saja, menyisakan sempak yang sudah….. asudahlah… bayangkan saja sendiri situasinya jika kalian ada disana. Mereka berdua joget-joget sambil berjalan menuju parkiran.
Doyok, Timbul dan Kiyer yang kebetulan ada disana langsung bad mood melihat pemandangan dua penari streaptease di depannya dan memilih bubar. Dan ketika Ceper lagi asik-asiknya goyang, tiba-tiba.
“Tok-tok-tok, Dek Dani! Dek Dani!” suara itu dari luar rumah, dan kami kenal betul suara itu, dia adalah orang yang kami takuti dan tidak kami harapkan kedatangannya.
Sagat! (Pemilik kontrakan) sebenarnya itu nama panggilan yang dibuat oleh kami, terinspirasi oleh bentukannya yang mirip Sagat, Karakter di Street Fighter ps 1. Orangnya emang sangar gituw.
“Dek Dani!! Dek Dani! Tok tok tok” suara pintu makin keras di ketuk.

“Mbi! Sagat mbi!.” Kataku dengan panik. Kami semua tau kehadiran Sagat kemari tak lain dan tak bukan adalah untuk menagih uang kontrakan yang baru kami bayar setengahnya.
lha mau gimana lagi wong duit kami sudah habis buat beli chivas dan red label. Sedangkan yang di panggil Dek Dani tadi adalah si Gembi yang waktu itu memang menjadi negosiator kami.
Untung sebagian besar dari kami sedang berada di kamar ketika pintu itu diketuk, sedangkan Lepuk dan Ceper yang bertingkah di parkiran harus ditumbalkan untuk menerima tuan rumah tidak diundang itu.
Padahal, Lepuk dan Ceper sedang tidak berbusana, Secepat kilat Ceper yang kebetulan kalungan handuk langsung melilitkan handuk ke pinggangnya, tapi sial bagi Lepuk yang cuma pake sempak doang.
dia cuma ngumpet di balik pintu yang sudah di buka Ceper sambil menutup mulut, sementara Ceper sibuk cari-cari alasan biar si Sagat nggak masuk rumah.
“Nggih, Pak.. Nanti saya kabari temen-temen. Soalnya semua pada pulang ke wates” begitu alasan Ceper ketika Sagat menagih uang kontrakan.
Itu sebagian kisah kami ketika kami sedang dalam masa genjatan senjata dengan mahluk gaib, tenang saja kami akan bercerita kembali tentang peperangan kami dengan para mahluk gaib di kontrakan ini.

~Bersambung~
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Dongeng Sebelum Tidur

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!