My Authors
Read all threads
Halo semuanya Thread kali ini akan membahas tentang Zeya. Tentang awal mula Zeya beradaptasi dengan lingkungan gaibnya dan beradaptasi dengan sekolah yang ternyata menyimpan seribu teka-teki di dalamnya.

Thread kali ini mungkin tidak seram namun bisa membuat kalian penasaran...
Dan semua nama tokoh atau tempat di sini sudah di samarkan ya gais.

Semoga kalian suka ya! Jangan lupa Retweet dan like nya!!!💙💙💙

So Happy Reading Gaissss!!!!!!! 💙💙💙

• ••———•• •

—Zeya Pov—
Aku Nazila Zeya Aisyah, mereka biasa memanggilku Zeya. Masa sekolahku kini mulai berantakan, aku kerap mendapat gangguan tak masuk akal.

Sekolah yang tadinya asri nan enak di pandang kini berubah menjadi horor bak hutan belantara. Kalo kata orang-orang si aku ini anak 'Indihome'
Ya, aku kini mulai membiasakan diri dengan lingkungan baruku. Lingkungan yang menurutku jauh dari kata tenang dan kini aku tak pernah sendirian.

Dan ya, aku baru tau ternyata aku juga punya dua sosok penjaga tak kasat mata. Salah satunya ber paras cantik, dengan tinggi semampai—
dan berkulit putih bersih khas gadis Indonesia kala penjajahan belanda. Ia bernama Mara. Kebaya putih dan rok batik se atas lutut (Kalo orang jawa bilangnya 'Tapeh') menambah kesan anggun dan cantiknya!

Dan ada satu lagi sosok penjaga yang Mara bilang sudah—
menjagaku dari lahir bersamanya.

Ia tak berbentuk manusia seperti Mara, melainkan berbentuk hewan. Namun bukan hewan menjijikan layaknya siluman ular, babi ngepet atau kuyang.

Ia berbentuk harimau dengan bulu lebat berwarna putih. Jauh dari kata seram dan dia—
Sanagat lucu sekali seperti boneka berjalan! Hehe.

Beberapa bulan setelah kejadian di buper waktu itu, gangguan astral yang aku terima masih terbilang wajar.

Aku tak kerasukan lagi dan hanya sering melihat, sedikit di ganggu dan di ajak kenalan oleh para penunggu sekolah.
Salah satu diantaranya ada sesosok Noni belanda. Ia sangat menawan dengan gaun khas bangsanya di tambah rambut yang setengah terkepang.

Namun aku mulai merasakan kejanggalan yang ada di sekolahku ini. Hampir setiap hari Indah di rasuki oleh sosok astral.
Memang kelas Indah bersebelahan dengan kelasku, dan jika Indah sudah kerasukan semua temannya akan heboh.

Bahkan ada salah seorang Guru berlari ketakutan ke kelasku, kata beliau Indah di rasuki saat di tegur oleh nya karna tidak memperhatikan materi yang beliau berikan.
Haha lucu tapi kasian juga Guruku itu seperti trauma jika sudah bertemu dengan Indah.

Bulan-bulan berikutnya aku sudah mulai bisa adaptasi dengan lingkungan sekitar Walau kadang aku belum bisa mengontrol emosi dan masi suka bicara ceplas-ceplos. Tapi tak apa semua butuh proses.
Hingga taun ajaran berganti, aku sudah naik ke jenjang kelas yang sedikit lebih tinggi. Banyak siswa baru yang menjadi murid di sekolah asri ku ini.

Beberapa bulan setelah taun ajaran baru, seperti agenda tahun lalu sekolahku mengadakan sebuah perkemahan yang wajib di ikuti—
Oleh seluruh peserta didik baru. Dan tak di sangka aku dan Farah terpilih menjadi panitia kemah tersebut.

Dan Selia, dia juga ikut menjadi kakak pendamping. Ada sebuah kejanggalan yang mengganggu pikiranku. Tepatnya saat H–4 acara perkemahan. Saat aku mengobrol dengan Pita.
Pita adalah adik kelas ku. Kebetulan kami dekat karena waktu masa orientasi sekolah dia adalah anak bimbinganku.

Awalnya ia hanya bercerita kalau dia itu Indigo. Dan dia bilang dia juga ingin berteman dengan ku. Tentu saja aku menerima.
"Kak kayaknya Kemah ini gak akan ada satu hari deh," ucapnya yakin. Sedangkan aku hanya diam mematung. Mencerna semua kata-kata yang baru saja Pita ucapkan.

Bagaimana bisa dia berprasangka buruk, itu juga sama sama saja dia mendoakan agar acara yang akan berlangsung—
tidak baik-baik saja bukan? Aneh sekali anak ini.

"Heh gak boleh gitu. Kita manusia gak akan tau masa depan cuma allah yang tau." Pita mendengus kesal.

"Terserah kakak deh. Kan aku Indigo kak jadi tau."

Aku menatap Pita kesal. "Oh ya?"

Pita mengangguk pasti.
"Iya aku ini Indigo jadi aku bakal tau setiap masa depan orang atau apapun yang akan terjadi."

Aku hanya bisa tertawa terbahak-bahak, tamak sekali si Pita ini. Sudah lupakah dia kalau dia hanya manusia?

"Pita, denger ya kita itu manusia bukan Tuhan yang tau segalanya."
"Tau deh terserah kak Zeya aja." Pita lalu melongos pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala karena tingkah Pita yang aneh ini.

Tapi biarlah dia toh belum mengetahui kalau aku juga sebenarnya anak indihome jadi biarkan saja dia merasa paling hebat haha.
Setelah itu, aku langsung bergegas menuju ruang rapat panitia karena memang sebentar lagi rapat akan di mulai. Rupanya Farah, Selia dan juga Adin—teman Selia sudah lebih dulu tiba.

Dengan cepat aku duduk bersila di samping Farah. Sepertinya aku harus menceritakan hal konyol
yang diucapkan Pita tadi.

Ya sebenarnya untuk jaga-jaga saja siapa tau Selia dan Adin bisa ikut mencegah hal yang tidak di inginkan disana, karena mereka sudah lebih senior untuk mengatasi masalah ini hehe.

"Gais gua ada bahan gibahan!" ujarku semangat.
Ketiga teman ku itu menatapku seolah mengisyaratkan 'ada apa.'

"Jadi gais, tadi tuh gue ketemu dekel, namanya Pita. Nah dia ini ngaku kalo dia 'Indihome' dan dia juga gak ikut kemah katanya si gak boleh sama ibunya."

"Ya terus kenapa?" tanya Adin.
"Ya gue ngerasa aneh loh. Biasanya kan kita kalo ada Feel jelek tentang sesuatu diem, apalagi Sama orang yang baru kita kenal, kecuali sama orang yang udah deket sama kita baru ngutarain unek-unek. Nah dia itu ngga, dia kan gak tau gua kaya gini dia bilang yang aneh-aneh."
ujarku panjang lebar.

"Maksudnya aneh-aneh?" tanya Selia hati-hati. "Lo kalo ngomong To The Point aja napa," sambung Farah.

Adin memincingkan matanya. "Gak tau otak gue masi tri ji nih?"

Aku menyengir kuda menanggapi mereka bertiga yang sepertinya sangat kompak haha.
"Oke, jadi tadi si Pita itu bilang kalo kemah ini gak akan ada 1 hari udah bubar. Lah gue gak percaya dong secara taunya kita banyak banget yang kerasukan aja bisa kok sampe 3 hari 2 malem."

"Emang si anak itu tau dari mana kemah ini gak akan ada satu hari?" tanya Farah.
Aku mengedikan bahu. "Gak tau juga sih tapi dia bilang sama gue kalo dia itu Indihome."

Selia tertawa hambar. "Terus dengan dia bilang kaya gitu lo percaya Ze?" Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Pasti ada yang gak beres ni. Gini aja besok lo minta ketemuan sama si Pita


Lanjutannya gais aku ada kesalah teknis huhu :(
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with 𝒁𝒖𝒍𝒇𝒂𝒂🦄

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!