My Authors
Read all threads
A Horror Thread

Based On True Story : Dimensi Dua

────Indigo Zeya🌻────

@ceritaht @bagihorror @IDN_Horor @threadhoror @Penikmathorror @horrornesia @bacahorror @cerita_setan #bagihorror #Zeyasix #Indigo #bacahorror #bacahoror #horrornesia
Halooo gaisss!!!💙💙

Balik lagi nih sama Zeyaaaaaaaaa💙
Kali ini, Zeya akan menceritakan keanehan yang di alaminya...

Dimana tubuh Zeya seolah terbagi menjadi 2 bagian...

Antara nyawa atau teman....

Memilih tetap hidup atau mati dengan tak tenang...
Cerita kali ini mungkin tidak seram dan sulit di terima oleh nalar. Namun cerita kali ini akan membuat kalian penasaran.

Dan mungkin kalian bisa terbawa kedalam petualangan Zeya kali ini.

Petualangan yang setiap detiknya menyimpan sejuta teka-teki yang sulit untuk di pecahkan.
Hati-hati saat membaca...

Karena kalian bisa ikut merasakan ini semua...
Jangan lupa like, rep dan rtnya ya gais!!!!💙💙💙

So, Happy readinggggggg gaisss💙💙💙
• ••———•• •
Tap tap tap

Perlahan Zeya melangkahkan kakinya menyurusi hutan. Hutan yang sangat rindang dan di penuhi daun kering yang menutupi jalan setapak.

Lagi. Zeya terjebak dalam hutan yang lebih tepat di sebut sebagai penjara. Di bagian atas hutan ini terdapat jeruji besi.
Jeruji besi yang sangat besar dan mungkin semua orang yang sudah memasuki hutan ini tak akan bisa keluar.

Sesekali Zeya menghalau ilalang yang menghalangi jalannya. Ia terus mengedarkan pandangan ke sekitar. Tak ada siapapun di sana. Zeya benar-benar sendirian.
Langkah Zeya terhenti ketika tiba depan pohon beringin besar. Ia menyipitkan matanya, memastikan apakah yang ia lihat kali ini benar?

Zeya melihat ada ke tiga temannya sedang menangis. Terlebih Farah, ia terus menangis tersedu-sedu sembari memegangi tangan seseorang.
Sedangkan Adin? Zeya melihat punggung Adin yang membelakangi dirinya bergetar hebat. Apa yang Zeya lihat ini? Adin menangis?

Zeya tak pernah melihat Adin menangis seperti ini. Dan Selia, ia nampak sedang berbicara dengan satu sosok di sana.
Tunggu...

Sepertinya Zeya tak asing dengan wajah itu...

Karena penasaran, perlahan Zeya melangkah kan kaki sedikit mendekat. Dan ternyata sosok yang sedang berbicara dengan Selia itu adalah...

Dia itu adalah Pita. Masih ingat kah dengan Pita? Pita yang ingin menghacurkan
Acara perkemahan sekolah. Pita siswa baru yang menyimpan seribu teka-teki dalam dirinya.

Kini pandangan Zeya masih terfokus pada Selia. Sedang berbicara apa dia sebenarnya? Zeya tak bisa mendengar dengan jelas percakapan antara Selia dan Pita.
Hanya saja, di sana Pita terlihat sangat aneh. Wajahnya terlihat sanagat mengerikan dengan tatapan mata yang tajam dan senyum yang menusuk.

Sepertinya Zeya harus lebih mendekat ke arah mereka, agar Zeya tau siapa yang ada di pangkuan Adin sebenarnya.
Dan juga, hal apa yang sedang di ributkan oleh Selia dan Pita.

Dengan perasaan campur aduk Zeya kembali melangkah. Melangkah semakin dekat dengan mereka. Zeya kini bersembunyi di balik pohon yang ukurannya tak terlalu besar.
Dan ia terdiam.

Diam mematung tak tau harus melakukan apa di sana. Apa yang ia lihat ini? Ini terlihat sangat nyata. Sangat ingin Zeya berlari dan berteriak ke arah mereka.

Namun itu tak bisa ia lakukan. Ia menangis melihat ke arah teman-temanya. Apa yang mereka perbuat?
Mengapa bisa jadi seperti ini? Apakah ini semua ulah Pita? Apakah Pita sejahat itu? Apakah Pita akan membunuh Zeya dan teman-temannya satu persatu?

Dan korban pertamanya adalah Zeya?

Haruskah Zeya menjadi korbannya kali ini? Apa Zeya kini sudah menjadi hantu?
Zeya tersungkur ke bawah tanah. Zeya menangis sejadi-jadinya meraung berteriak dan memukuli dirinya sendiri.

Ia tak merasakan sakit. Suaranya bahkan tak terdengar oleh teman-temannya di depan sana. Benarkah Zeya telah tiada?

Zeya benar-benar tak percaya.
Zeya melihat dirinya sudah berada di pangkuan Adin tubuhnya penuh akan darah. Baju yang ia kenakan pun sudah sobek dan sangat lusuh. Dengan mata terpejam serta tubuh yang seakan kaku.

Namun, kedua teman Zeya itu masih terus berusaha menyadarkan Zeya. Berharap Zeya masih hidup.
Bisa saja Zeya hanya terlelap tidur. Wajah mereka sangat panik bercampur sedih. Air mata terus mengalir membasahi pipi Adin dan juga Farah.

Mereka tetap berusaha membangunkan Zeya. "Ze! Bangun ze, hiks hiks kamu kuat kamu bisa ayo bangun Ze bangun!"
Farah ikut menepuk-nepuk pipi Zeya. "Zeya! Kamu harus bangun! Kamu gak bolrh lama-lama tidur Ze! Ayo bangun!."

Sesekali Adin mengguncang dan memeluk tubuh Zeya. Namun sama saja tak ada respon darinya. Sedangkan di depan sana Selia nampak kesal dengan Pita.
Bisa dilihat dari raut wajah Selia yang kini sangat tidak bersahabat. Tangannya terus terkepal di samping dan matanya terus memancarkan kemarahan.

"Kenapa harus Zeya?!"

Pita tertawa nyaring bak penyihir. "Apapun yang terjadi dia tetap milik saya. Dia harus mati di tangan saya!"
Selia menggeleng cepat lalu mengacungkan telunjuknya yang di arahkan pada Pita. "Kamu memang iblis! Tak pantas kamu di sebut manusia! Punya salah apa Zeya sama kamu hah?!"

Lagi Pita tertawa hambar dan memalingkan pandangan ke arah lain. Lalu Pita sedikit mendekat ke arah Selia.
Pita lantas menunjuk tubuh Zeya yang sudah terkulai lemas di pangkuan Adin. "Dia terlalu istimewa. Maka dari itu dia harus mati!"

Selia menepis tangan Pita kasar. Ia pun kini berjalan mendekat ke arahnya. Sangat dekat hingga Selia dapat menangkup dagu Pita dengan erat.
"Dia tidak terlalu istimewa! Tapi dia masih lemah dan belum mengerti tentang hal seperti ini! Banyak hantu yang menginginkan sukmanya! Dan kamu?! Kamu hanya ingin memanfaatkan Zeya! Kamu ingin mengambil sukma dan darahnya iya?!"

Pita kini menepis tangan Selia kasar.
Pita mengeluarkan senyum liciknya sangat licik dan sangat menusuk. "Ternyata kau tak sebodoh seperti yang aku kira ya? Hahaha!"

Pita lalu berjalan memutari Selia. Tangan kanan Pita masih setia memgang tanduk hitam. Tanduk yang entah untuk apa.
Namun yang pasti tanduk itu sangat runcing dan memiliki aroma yang sangat tidak enak. Entah Pita dapat dari mana benda itu.

"Diantara kalian, Zeya lah yang paling lemah! Ia dengan mudah bisa di permainkan jadi kenapa tidak?"
"Kenapa tidak kau ambil saja sukma dan darah milikku?!" sarkas Selia. Seketika langkah Pita terhenti tepat di hadapan Selia.

Di tatapnya lekat mata Selia. "Karena aku yakin kau akan lolos jika aku akan menjadikanmu tumbal! Bahkan kau hampir mati sebanyak 3 kali!"
Selia tertawa renyah. Pastas saja Pita enggan menjadikan Selia menjadi korban ternyata Pita sudah tau tentang kehidupan Selia.

Sampai sedetail itukah Pita menyuruh para antek-antek hantunya untuk memata-matai Selia? Atau bahkan ia juga memata-matai Adin dan juga Farah?
"Kenapa tidak Adin atu Farah saja?"

Pita semakin menatap Selia sinis. "Bahkan Adin sudah 10 kali hampir mati namun ia lolos! Ia sama kuatnya dengan dirimu! Sedangkan Farah? Hantu pun tak ada yang mau menerima sesembahan sukma seperti miliknya! Dasar bodoh!"
Selia tertawa sangat keras dan memincingkan kedua matanya. "Kau yang bodoh! Bukan aku!"

Kini Pita sudah semakin geram karena merasa di permainkan dengan Selia. Pita tak terima dirinya di permainkan atau di remehkan seperti ini.
Mungkin ini sudah waktunya. Waktu yang tepat untuk bisa mengakhiri semuanya.

"Diam kamu! Semua akan segera berakhir! Hahaha!"

Detik selanjutnya Pita mendorong tubuh Selia kuat hingga tersungkur ke bawah tanah. Pita melangkah dengan gontai menuju tempat Zeya terbaring.
Adin dan Farah pun kini sudah berhasil di halau oleh Pita. Anak itu seperti kesetanan dan hilang kesadaran saja.

Pita lalu sedikit menyeret tubuh Zeya agar menjauh dari Adin dan Farah. Ketiga teman Zeya kini tak bisa berbuat apa-apa.
Tubuh mereka seakan lemas tak bertenaga. Entah apa yang terjadi pada mereka. Mereka hanya bisa menangis dan meneriaki nama Zeya.

"Kau akan menjadi budakku! Hahaha!"

Pita mengambil ancang-ancang mengangkat tanduk hitam yang di bawanya.
Kemudian ia menghuyungkan tanduk hitam runcing itu ke arah dada Zeya.

Dan...

Wwwwuuuusssshhhhhhhh!!!!

Angin bertiup sangat kencang hingga membuat Zeya yang sedang bersembunyi di balik pohon menutupi kedua mata dengan tangannya.
Ia juga terbatuk-batuk karena banyaknya debu yang beterbangan. Hingga beberapa detik angin itu akhirnya berhenti.

Bersamaan dengan itupun Zeya lalu mengucek dan membuka matanya dengan perlahan. Namun, saat ia membuka matanya temen-teman dan juga Pita sudah tak ada di depan sana.
Zeya pun terbangun dari duduknya. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar namun nihil tak ada siapapun di sana.

Zeya pun membranikan diri untuk melangkah menyusuri hutan ini. Siapa tau ia menemukan petunjuk lagi.

Saat Zeya sudah melangkah cukup jauh dari tempat sebelumnya,
Tiba-tiba ia mendengar suara orang berlarian dari arah belakang.

Terlihatlah teman-teman Zeya yang sedang berlari. Dan tunggu, disana juga ada Azka dan juga Wawan.

Mereka berlari tergopoh-gopoh dengan wajah dan baju yang sangat kotor.
Bahkan Sandal yang di kenakan oleh wawan pun sudah putus dan sangat kotor. Akhirnya Zeya pun mengikuti langkah lari mereka.

Sudah cukup lama Zeya berlari mengikuti mereka. Wawan dan Azka selalu menengok ke arah belakang. Sesekali mereka juga mengucapkan kata yang sama.
Kata yang selalu di ulang oleh Wawan maupun Azka setelah memastikan keadaan di belakang sana.

"Dewek aman! Cepet o mlayu! Dhemit kae ora wis ora ngejar Dewek!"
(Kita aman! Cepatlah berlari! Hantu itu sudah tak mengejar kita!) ujar Wawan dengan logat khas jawanya.
Maklum saja, Wawan memang warga asli jawa dan ia juga tak terlalu lihai menggunakan bahasa Indonesia. Wawan bilang lidahnya sudah terlalu jawa.

"Iyo Wan reti aku! Kie melas cah 2 wedok ki. Mbokan kesel."
(Iya Wan aku tau! Kasihan 2 perempuan ini. Barangkali lelah.)
Azka lalu menyeka keringatnya yang kini mulai bercucuran.

Tapi tunggu. Zeya masih mencerna perkataan Azka tadi. Dia bilang hanya ada 2 perempuan yang sdang berlari?

Itu artinya ia tak melihat keberadaan Zeya yang sedari tadi mengikuti langkah larinya?
Dan juga Zeya baru tersadar. Hanya ada Selia dan juga Farah di sana. Lalu di mana Adin? Apakah Adin sedang bersama Zeya yang terluka? Mengapa Zeya bisa terbagi menjadi 2?

Zeya terus memikirkan itu di dalam kepalanya. Apakah dia sudah mati sekarang? Atau sukmanya telah diambil?
Bagaimana bisa Zeya terbagi 2 seperti ini?! Bagaimana bisa Zeya menyaksikan dirinya sendiri sedang terbujur kaku tadi?

Aneh sekali bukan?

Zeya menepis kebingungan dalam pikirannya sebentar. Ia kembali terfokus mengejar Azka dan kawan-kawan yang berlari sangat kencang.
Hingga jalanan hutan sudah berganti dengan kerikil kecil yang tajam mereka belum juga berhenti berlari. Berkali-kali kaki Farah dan juga Selia terluka karna tak sengaja menginjak kerikil.

Namun itu tak mematahkan semangat mereka. Mereka tetap berlari sekuat tenaga.
Setelah cukup lama berlari kini langkah mereka pun telah terhenti. Tepat di depan lorong gelap yang sempit. Mereka lalu berjalan mengendap-ngendap untuk masuk kedalam sana.

Mereka mengedarkan pandangan dengan teliti memastikan tak ada siapapun selain mereka yang berada di sana.
Tak lama kemudian kini mereka pun telah sampai pada tempat yang mereka tuju.

Tempat itu...

Tempat yang sangat mengerikan...

Zeya tertegun menyaksikan apa yang ada di hadapannya sekarang. Kenapa semuanya begitu sulit di mengerti? Apa arti dari semua ini?
Zeya melihat Adin dan dirinya sedang berada di dalam sangkar besi yang amat besar. Pakaian yang mereka kenakan sudah koyak di banyak tempat dan terlihat sangat kotor sekali.

Kotor akan lumpur dan juga...

Darah...

Bagaimana bisa semua ini terjadi?
Bahkan sekarang Zeya tak mengerti apa maksud dari semua ini. Bukankah tadi ia sudah tak sadarkan diri di pangkuan Adin juga Farah?

Dan bukankah tadi Selia sedang berbincang sengit dengan Pita? Lalu kenapa Azka dan Wawan bisa datang secepat kilat?
Kenapa tiba-tiba Zeya dan Adin bisa terpisah dari yang lain?

Lalu...

Dimana Pita dan takduk hitam itu? Dan tempat apa ini sebenarnya?

Ah! Sudahlah. Lupakan saja seribu pertanyaan yang ada di pikiran Zeya kali ini. Yang terpenting adalah hal apa yang sedang di lakukan mereka.
Ya mereka. Selia dan kawan-kawan. Dengan perlahan mereka mendekat ke arah Zeya dan Adin yang kini terlihat sangat lemas.

"Selia! Jangan mendekat! Anak itu hanya menjebak kalian!" Teriak Adin dari dalam sana. "Cukup aku dan Zeya yang menjadi bonekanya! Jangan kalian!"
"Kamu iki ngomong opo si?!" Wawan tak memperdulikan perkataan Adin. Dengan gaya sok berani Wawan melangkah lebih dekat menuju sangkar tempat Adin dan Zeya di kurung.

Wawan lalu mengambil sebilah bambuyang ada di dekatnya. Ia lalu mengambil ancang-ancang seperti ingin
Menghancurkan jeruji besi yang mengurung Zeya juga Adin. "Mundur! Barangkali kena iki!" Wawan memantapkan pegangan bambunya.

Dan...

Satu...

Dua...

Tiga...

Brakkk!!! Dughhh!

"Wawan!!" Mereka semua meneriaki dan berlari menuju ke arah wawan.
"Argh! Lara banget ki!" (Arghh! Ini sakit sekali!) Wawan terpental jauh dan tersungkur ke bawah tanah. Ia lalu mengusap bagian tangan kanannya dan merintih kesakitan.

"Mugane aje sekarepe dewe! Rasakno lara kan?!" (Makanya jangan semuanya sendiri! Rasain sakit kan?!)Kesal Azka.
"Makanya jangan jadi sok jagoan! Rasain tuh!" sambung Selia. "Aduh udah dong mending bantuin Wawan dulu yuk, abis itu kita pikirin gimana caranya bebasin Adin sama Zeya," lerai Farah.

Azka dan Selia pun mengangguk. Mereka bertiga membantu Wawan untuk bangun.

Namun tiba-tiba...
Srekk srekk srekk

Terdengar suara seperti derap langkah seseorang. Wawan, Azka, Farah dan juga Selia menghentikan aktivitasnya mereka saling pandang.

Mereka berempat merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Tak ada satupun dari mereka yang membuka suara.
Sedangkan Adin ia memundurkan langkahnya perlahan. Di dalam sangkar itu Zeya pun meringkuk ketakutan. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya sedari tadi.

Seperti di kendalikan oleh seseorang. Mereka semua hanya mematung tak bergerak.
"Ternyata kalian tak sepintar seperti yang ku kira haha!"

Suara itu... Suara yang sama.

Spontan Farah, Selia, Wawan juga Azka pun menoleh ke sumber suara. Mereka terkejut melihat seseorang yang tengah berdiri di belakang sana.

Orang itu tak lain adalah Pita.
Ada masalah apa Pita sebenarnya? Kenapa ia terus mengejar Zeya dan kawan-kawan?

Pita berjalan sembari tersenyum miring ke arah Selia dan yang lain. Karena geram, Selia pun maju terlebih dulu berjalan mendekat ke arah Pita.

"Mau apa lagi kamu?!"
Pita menghentikan langkahnya dan menatap kearah Adin juga Zeya. "Aku hanya menginginkan mereka!" Pita menyeringai dengan liciknya dan mengangkat tanduk hitam runcing yang ada di tangannya.

"Aku akan membunuh kalian, terutama mereka yang ada di dalam sana."
Azka yang mendengar itu kini mulai tersulut emosi. Dengan raut wajah geram dan langkahnya yang gusar ia lantas berjalan menuju ke arah Pita.

"Sebenere njaluke koe iki opo sih hah?!" (Apa yang sebenarnya kamu inginkan?!)

"Nyawa dan sukma." Jawab Pita enteng.
Punggung Zeya semakin bergetar hebat. Sedari tadi ia sudah meringkuk dan menangis di dalam kurungan sana. Sedangkan Adin, ia juga berusaha menenangkan.

Sebelumnya Adin lah yang paling santai dan pembrani diantara mereka semua. Namun kali ini tidak.
Kali ini Adin pun sama ketakutan seperti Zeya. Ia tak mau jika teman-temannya terluka. Tak ada yang mereka lakukan lagi saat ini.

Mungkin mereka akan benar-benar menjadi boneka Pita. Dan mungkin juga mereka akan mati dan menjadi budaknya.
"Kali ini kalian tak akan bisa lolos dariku! Akan ku bunuh kalian semua! Hahaha!" Pita berseru mengerikan.

Pita berjalan maju dan mendorong bahu Azka dan Selia hingga mereka tersungkur ke bawah tanah. Tubuh mereka terasa sangat nyeri dan kaku.
Melihat tingkah laku Pita yang mulai kelewat batas kini Farah pun mulai geram. Farah membranikan diri untuk maju melangkah ke arah Pita.

Farah lalu menyeka air matanya kasar. Sorot matanya sudah penuh dengan kemarahan dan kini tangannya terkepal erat.
"Jangan sakiti teman-temanku! Dasar iblis!"

Bukannya takut Pita malah semakin menyeringai dan menganggap omongan Farah hanya angin lalu. "Mau minggir atau nasibmu akan sama seperti mereka?"

"Lepaskan mereka!" Sarkas Farah. Pita lantas maju mendekat ke arah Farah.
Dan...

Brughh!

Lagi Pita mendorong bahu Farah sangat keras hingga tubuh Farah terhuyung ke belakang. Tubuh Farah kini mulai kaku. Tak bisa bergerak.

Pita semakin mantap melangkahkan diri ke arah Zeya dan juga Adin. Dengan mudah Pita bisa memasuki sangkar itu.
Adin semakin memeluk Zeya erat. Kini ia sudah pasrah dan menangis tersedu-sedu. Mungkin memang ini akhir hidup mereka—pikir Adin.

"Semua temanmu sudah tak berdaya! Tak ada lagi yang bisa menolong kalian! Aku akan membunuh kalian! Hahahhaha!"
Pita makin menyeringai mengerikan. Ia lalu mengangkat tanduk hitam runcingnya dan mengarahkan nya pada Zeya.

Dan...

Brakkkkkkkkkk!

"Awwhh!" Zeya meringis kesakitan dan spontan merubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang. Zeya lalu mengederkan pandanganya.
"Gue masih di kamar? Bukanya tadi gue di hutan? Gue masih hidup kan?" Monolog Zeya. Ia lalu menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.

Karena masih belum percaya Zeya lalu mencubit kuat tangannya. "Awwhh! Sakit! Berarti gue masih hidup! Gue belum mati! Huaaaaa!"
Lagi Zeye menepuk-nepuk pipinya. "Berarti tadi cuma mimpi? Tapi kenapa kerasa kaya nyata banget? Dan kenapa badan gue sakit?" Zeya lantas mengedikan bahunya acuh.

Ia lantas meminum air putih yang ada diatas nakas. Setelah itu Zeya masih terdiam sejenak.
Ia merasa sangat aneh. Kenapa tiba-tiba Zeya bermimpi seperti ini? Apakah ini sebuah petunjuk? Atau hanya mimpi biasa?

Orang bilang mimpi adalah bunga tidur bukan? Lalu jika hanya bunga tidur mengapa badan Zeya kini terasa nyeri?
Dan satu lagi pertanyaan di benak Zeya, apakah mimpi itu akan menjadi nyata? Akankah mereka binasa karena Pita? Dan akankah Azka dan temannya Wawan juga ikut terlibat?

Ah! Sudahlah. Terlalu malas untuk Zeya memecahkan teka-teki ini sendirian.
Semuanya mungkin hanya kebetulan dan mimpi itu mungkin tak akan menjadi nyata.

Bisa saja suatu saat Pita akan berhenti menjadi orang jahat dan tidak melakukan hal di luar nalar lagi.

Mungkin saja hidup Zeya akan kembali normal. Mingkin ia tak akan bertemu dengan hantu lagi.
Entahlah...

Biarkan saja waktu yang menjawab. Takdir tuhan tak akan bisa di rubah dan jika mimpi itu menjadi nyata, mungkin itu adalah sudah kehendak tuhan.

Zeya tau, tuhan tak akan memberi cobaan yang terlalu berat untuk setiap hambanya.
—S E L E S A I—
HOLAAA GAISSSS!!!

Gimana gimanaaaa feel nya dapet gak?

Ada typo kah di sana?

Maaf ya kalo ada kesalahan teknis di atas sana huhu :"

Semogaaa ssuuukkkaaakkkk yaaa gaiiisss 💙💙💙
Jangan lupa like, Rep dan Rt nya ya gaissss💙

Jangan lupa juga follow biar ga ketinggalan kalo aku up cerita baruuuuuu!!!💙💙💙

Oke gaisss💙
See u in the next partttt gaisssssss💙
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with 𝒁𝒖𝒍𝒇𝒂𝒂🦄

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!