1. “Vatikan II dan Teologi Agama-Agama”

Minggu ini kita membandingkan pembacaan Jacques Dupuis dan Gavin D’Costa atas konsili Vatikan II dan magisterium gereja yang dikeluarkan sesudahnya. Selain melanjutkan buku Dupuis, kita baca karya D’Costa, “The Meeting of Religions.”
2. Menjelang konsili Vatikan II (1962-65), dua arus pemikiran berkembang di kalangan teolog2 Katolik. Pertama, perspektif yang menempatkan Kristen sebagai puncak kebenaran sembari menilai positif agama lain. Pandangan ini dikenal dengan “fulfilment theory.”
3. Secara sederhana bisa dipahami begini: Setiap agama merupakan jalan mencari kebenaran dan keselamatan, yang pada akhirnya ditemukan dalam Kristen. Sebagai jalan mencari kebenaran, setiap agama punya nilai positif. Ujung pencarian itu “terpenuhi” (fulfilled) dalam Kristen.
4. Beberapa teolog Katolik yg tergolong ke dalam arus ini ialah Jean Danielou, Henri de Lubac, dan Hans Urs von Balthasar. Model teologi ini sebenarnya sudah muncul sejak awal abad ke-19, termasuk di kalangan misionaris Protestan yang bekerja di Asia Selatan (India).
5. Arus kedua: perspektif yg menganggap setiap agama adalah jalan kebenaran dan menyediakan keselamatan bagi pemeluknya karena Kristus hadir di sana (walaupun keberadaannya tidak disadari). Perspektif ini bukan saja menilai agama lain secara positif, tapi juga jalan keselamatan.
6. Perspektif ini menekankan setiap agama punya peran bagi keselamatan pemeluknya karena keberadaan Kristus yang bersifat universal. Karl Rahner, misalnya, menyebut pengikut agama non-Kristen sebagai “anonymous Cristians.” Raimon Panikkar mengembangkan konsep “Unknown Christ.”
7. Dupuis menilai, konsili Vatikan II lebih condong pada perspektif yang kedua. Yakni, pandangan inklusif yg memungkinkan agama-agama sebagai jalan keselamatan tapi tetap meneguhkan keunikan Yesus sebagai satu-satunya juru selamat.
8. Dokumen konsili Vatikan II yg didiskusikan Dupuis ialah Nostra Aetate (sikap gereja terhadap agama lain), Ad Gentes (terkait aktivitas misi), Lumen Gentium (konstitusi dogmatis), and Gaudium et Spes (respons atas modernitas). Dupuis juga menganalisis dokumen2 paska konsili.
9. D’Costa juga melakukan pembacaan cermat atas dokumen2 yang sama, tapi sampai pada kesimpulan berbeda. Dia mengaitkan pandangan Vatikan II dengan “fulfilment theory.” Walaupun tidak setuju dgn kesimpulannya, saya salut pada kejelian dan ketegasannya.
10. Menurut D’Costa, kalangan teolog pluralis dan inklusivis terlalu jauh menggiring konsili Vatikan II ke arah yg tdk diajarkan gereja sendiri. Semula D’Costa mendukung tipologi “ekskluvisisme, inklusivisme dan pluralism”, tapi kemudian penjadi pengkritiknya yg paling tajam.
11. Walaupun menolak teologi inklusivis dan pluralis, bukan berarti D’Costa menganut paham eksklusivis. Dia lebih sreg menyebut dirinya pengikut teologi Vatikan II secara tulus. Baginya, para panganut agama non-Kristen bisa selamat, namun bukan seperti dipostulatkan kaum pluralis
12. Argumen D’Costa bisa disederhanakan begini: Keberadaaan Kristus dalam agama-agama non-Kristen adalah keyakinan yang ditetapkan konsili Vatikan II. Karenanya, mereka bisa selamat WALAUPUN bukan penganut agama Kristen, tapi tidak KARENA mrk penganut agama non-Kristen.
13. Alasannya: Vatikan II tidak pernah menyebut penganut non-Kristen akan selamat. Bagi D’Costa, gereja dengan sengaja tidak menyebutkan. Karena gereja sengaja “diam”, maka tidak boleh ditafsirkan agama non-Kristen punya nilai keselamatan dalam dirinya sendiri.
14. Jika ini sudah dipahami, maka argumen lanjutannya begini: Keberadaan Kristus dalam agama-agama berimplikasi adanya Tuhan tritunggal dalam agama tersebut, sekaligus keberadaan gereja. Ini memang agak rumit, tapi bisa dijelaskan sebagai berikut.
15. Kenapa tersirat juga keberadaan Tuhan tritunggal, sebab dokumen Vatikan II (didukung sejumlah ayat dalam Alkitab) secara eksplisit menekankan kerja Roh Kudus di dunia, tanpa membedakan budaya, daerah atau waktu. Kerja trinitas di dalam atau di luar gereja tidak terpisah.
16. Lalu, bagaimana dgn keberadaan gereja? D’Costa mendiskusikan Injil Yohanes untuk menegaskan bahwa gereja bersifat mutlak bagi keselamatan. Sebab, gereja adalah tubuh Kristus. D’Costa menyebut teologi yang dikembangkannya sebagai “trinitarian theology of religions.”
17. Setelah menjelaskan pembacaan Dupuis dan D’Costa tersebut, saya mengajak mahasiswa untuk merefleksikan secara kritis kekuatan da kelemahan pandangan kedua teolog Katolik yang masyhur itu. Saya tidak ringkaskan perdebatan sengit di kelas, supaya tidak pengaruhi penilaian anda.
18. Menurut anda: What are the merits or strengths of Dupuis’ and D’Costa’s approaches? What are their pitfalls or weaknesses? Semoga pertanyaan ini menemani anda berakhir pekan. Enjoy your weekend!
@threadreaderapp please unroll

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Mun'im Sirry

Mun'im Sirry Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @MunimSirry

5 Sep
1. "Bapak-bapak Gereja tentang Pluralisme Agama"

Minggu ini kita diskusikan salah satu tema yang paling saya suka: Bagaimana suatu pandangan teologis berkembang. Kita fokus pada pandangan bapak-bapak gereja terkait apakah kalangan non-Kristen bisa selamat.
2. Sebagai pengantar diskusi, saya berikan buku Romo Jacques Dupuis, teolog asal Belgia, dngn karya besarnya “Towards a Christian Theology of Religious Pluralism.” Dupuis sempat dipanggil oleh Vatikan karena refleksi teologisnya yg menimbulkan keresahan di kalangan umat Katolik.
3. Dupuis dianggap terlalu jauh dari doktrin gereja, menyangkut hubungan Kristen dan agama-agama lain. Di akhir pengujiannya, dia berhasil mempertahankan pandangan teologisnya dan dianggap tidak bermasalah. Ini karya masterpiece dan perlu dibaca kawan-kawan di Indonesia.
Read 30 tweets
29 Aug
1. Kompleksitas Pluralisme Agama

Minggu ini kelas kami dilakukan secara online karena jumlah mahasiswa yang positif covid meningkat tajam setelah satu minggu masuk kelas. Kabar gembira, minggu depan kelas akan dilakukan secara in-person lagi.
2. Setelah menelisik pandangan kitab suci (Alkitab dan Qur’an) tentang keragaman agama, kelas memfokuskan pada perbincangan teoritis apa itu pluralisme agama. Bacaan yang saya pilih sebagai pemantik diskusi ialah buku “Problems of Religious Diversity” karya Paul J. Griffiths.
3. Prof. Griffiths mengalisis problem keragaman agama dgn cukup baik dan memunculkan pertanyaan2 penting utk direnungkan. Bukan hanya problem definisi “agama” dlm pluralisme agama, tp juga mendiskusikan pertanyaan2 filosofis dan teologis yg muncul dari kenyataan keragaman agama.
Read 24 tweets
21 Aug
1. Pluralisme agama dalam Qur’an

Minggu ini kelas “religious pluralism” mendiskusikan pandangan Qur’an tentang keragaman agama. Saya memilih surat al-Ma’idah karena surat itu sangat intens bicara agama lain, dari soal kitab suci hingga debat Kristologi.
2. Para mahasiswa dgn cepat menangkap kesan tersebut, hingga muncul pertanyaan: Siapa sih sebenarnya audien Qur’an? Sulit dibayangkan kitab suci kaum Muslim ini muncul dari iklim paganistik, sprti digambarkan sumber2 Muslim. Lbh mungkin audien Qur’an itu masyarakat multi-religius
3. Saya jelaskan, sebenarnya penyebaran umat Kristiani di Arabia lbh luas dari yg umum diasumsikan. Perjanjian Baru secara implisit menyebut orang-orang yg berbahasa Arab termasuk yg cukup awal memeluk Kristen. Misalnya, lihat “Kisah Para Rasul” pasal 2 ayat 11.
Read 16 tweets
16 Aug
1. Kenapa non-Muslim bukan kafir?

Saya pernah menulis “umat Kristiani itu kaum beriman, bukan kafir” (geotimes.co.id/kolom/umat-kri…) yg mendapat reaksi cukup luas. Brsama “Umat Kristiani bukan Nasrani”, 2 tulisan saya yg paling bnyk views
2. Saya jg pernah tulis, upaya hilangkan kata “kafir” dari kosakata orang Islam itu tdk jujur, yg juga dapat tanggapan umumnya negatif. Saya paham waktu itu saya berespons isu yg muncul dlm muktamar NU. Knp saya sebut tdk jujur (disingenuous) krn kata “kafir” jelas ada dlm Quran.
3. Jika dua statemen itu dikombinasikan, maka bisa diformulasikan begini: Benar Quran menyebut kelompok tertentu sebagai kafir, tapi sebutan itu tidak digunakan bagi non-Muslim. Kenapa?
Read 11 tweets
14 Aug
1. Pluralisme agama dalam Alkitab

Semester ini saya mengajar 2 matakuliah: religious pluralism dan religious freedom. Yg pertama itu matakuliah baru, dan jika ada waktu saya ringkaskan diskusinya tiap akhir pekan, walaupun tdk mngkn memotret dinamika yg terjadi di kelas.
2. Minggu pertama ini kita mendiskusikan pandangan Alkitab tentang agama-agama, dengan membaca Injil Matius dan 1 Korintus. Saya mengawali dengan pertanyaan: What is Christianity’s relationship to other religions? What can we find of value in other religions?
3. Dua hal diamati mahasiswa. Pertama, dari 2 bacaan/teks itu, segera terlihat betapa sedikitnya ayat2 Alkitab yang berbicara atau memberikan arahan bagaimana seharusnya umat Kristiani menyikapi agama2 lain. Namun, dari bahan yg tersedia dapat diidentifikasi beberapa “petunjuk”.
Read 19 tweets
20 Apr 19
1. Perspektif Baru Kristologi Quran

Saya akan lanjutkan renungan soal kristologi Quran. Saya bermaksud mengombinasikan pengakuan Quran terhadap aspek-aspek penting teologi Kristen, seperti dlm tulisan terdahulu, dgn vindikasi Quran terhadap misi Yesus.
2. Dari sintesis itu saya akan ajukan pembacaan baru terhadap surat al-Taubah ayat 31. Ayat ini sering dibaca sebagai kritik keras Qur’an terhadap Kristen, tapi saya akan ajukan bacaan berbeda sehingga selaras dari tesis kristologi Qur’an yg saya sebutkan dlm tulisan sebelumnya.
3. Sebagai konsekweksi pengakuan atas ke-Kristus-an Yesus, Quran membela Yesus dari tuduhan-tuduhan kaum Yahudi. Pembelaan itu bahkan diperluas hingga pada diri Maryam.Surat Maryam berisi bnyk tuduhan pada kesucian Maryam, yang berujung pada pembelaan Yesus yg saat itu masih bayi
Read 20 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!